Home / Romansa / Dendam dan cinta / Bab 22 mengejar Andre

Share

Bab 22 mengejar Andre

Author: Lin shi
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Rania duduk termenung dikantin, tatapan matanya kosong. Dia tidak menyadari Jesi sudah duduk didepannya.

'ini minum, jangan bengong saja. Mungkin Mas Bayu sedang sibuk, jangan pikirkan yang tidak-tidak ," kata Jesi sembari meletakkan minuman dan makanan yang dibawanya.

'kenapa ponselnya juga tidak aktif?"

"Kau lupa, kau juga yang katakan. Jika Mas Bayu keluar kota tidak pernah menghubungimu ," ucap Jesi untuk menenangkan hati dan pikiran Rania.

"Mungkin signal sulit ya, ditempatkan ia berada ."

"Mungkin, sudahlah. Jangan berprasangka buruk dulu. Makan kita dulu, aku sudah lapar. Tadi pagi aku telat bangun, sehingga tidak ada waktu untuk sarapan." Jesi mulai menyantap makanannya.

"Aku tidak lapar," ucap Rania, mendorong makanan yang dipesankan Jesi untuk dirinya.

"Makanlah Ran, jangan nanti begitu Bayu melihat mu kaget. Karena kau kurus tinggal tulang dan kulit," kata Jesi dan mendorong roti tersebut kembali kehadapan Rania.

"Aku tidak

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Mari
cari yang bAru saja
goodnovel comment avatar
epu
jgn dikenang yang tidak mengingatmu
goodnovel comment avatar
Sinta
move on Ran
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dendam dan cinta   Bab 23 mengejar Andre

    Setelah beristirahat sejenak di Hotel Horiz, salah satu hotel yang sahamnya di miliki oleh keluarga Samudra. Alex dan Leo berangkat bersama anak buah Leo yang selama ini mengamati keberadaan Andre di Bali. Alex/Bayu berjalan cepat keluar dari hotel, menuju mobil yang akan membawa mereka ketempat persembunyiannya Andre. "Bro, nyantai saja jalannya. Laki-laki itu tidak akan bisa pergi kemana pun juga, sudah ada yang mengawasinya," kata Leo kepada Alex, karena Alex melangkah dengan cepat. "Aku tidak sabar lagi, ingin mematahkan tulang-tulangnya!" Seru Alex/Bayu dengan nada suara yang dingin dan datar. Sangat terlihat dari raut wajah Alexander Bayu Samudra, yang merah. Memendam rasa marahnya. Dalam perjalanan, Alex/Bayu duduk dengan diam. Matanya Nyalang menatap keluar mobil yang berjalan diatas kecepatan rata-rata. "Kenapa lama sekali? Apa tidak bisa dipercepat jalan mobil ini?" tanya Alex yang kesal, sejak b

  • Dendam dan cinta   Bab 24 Kekejaman Alex

    Leo berdiri disamping Alex yang masih berlutut diatas pasir, sekujur tubuh Alex sudah Basah diterpa hempasan ombak yang datang bergulung-gulung ketepi pantai. Tubuh Alex goyang terkena hempasan ombak yang datang, tetapi dia tidak bergeming. Dia masih betah berlutut di pasir putih. "Lex, ayo kita ke villa. Badanmu sudah basah semua, nanti kau sakit Lex," kata Leo kepada Alex. "kenapa kau mencegahku Leo ? Aku ingin menghabisi bocah sialan tersebut, dengan tanganku sendiri!" Alex meninju-ninjukan tangannya kepasir, sehingga buku-buku tangannya luka terkena kerikil. Dan terlihat luka sobekan tersebut mengeluarkan darah. "kalau aku tidak mencegah mu Alex !, kau akan menjadi pembunuh ! Apa kau ingin membuat kedua orangtuamu menjadi terguncang. Sedangkan Arumi masih dalam keadaan koma, dan kau berakhir didalam penjara." "Aku tidak akan membunuhnya, aku hanya ingin membuatnya menjadi se

  • Dendam dan cinta   Bab 25 Akhirnya

    Setelah meninggalkan Andre dalam kondisi yang babak belur, dan tidak mengizinkan Andre untuk menemui Arumi lagi. Alex/Bayu kembali ke Jakarta dalam keadaan senang, karena telah berhasil membalaskan dendamnya kepada Andre. Mantan kekasih Arumi yang telah mengkhianatinya, walaupun Andre mengaku khilaf pada saat itu. Tetapi Alex tidak ingin melihat bayangan Andre disekitar kehidupan Arumi.Sepeninggal Alex dan Leo, Andre menangis sesenggukan. Dia merenungi nasibnya yang harus kehilangan kekasihnya, akibat kebodohannya."Aku membencimu Mia, akibat perbuatan jalangmu. Aku kehilangan Arumi, aku tidak akan pernah memaafkan dirimu !" Teriak Andre dengan suara yang keras dan mengandung emosi.Andre mengamuk dan mencampakkan dan menendang apa yang ada didekatnya, Andre berhenti mengamuk setelah tenaganya sudah terkuras. Dan ruang tamunya dalam keadaan berantakan, seperti baru terkena gempa.****

  • Dendam dan cinta   Bab 26 Rindu

    Mobil yang dikemudikan Bayu menuju gedung bertingkat. "Mas, kita mau kemana? Tanya Rania. "Mas mau menculikmu." gurau Bayu, tangan Bayu menarik hidung Rania yang bangir dengan gemasnya. "Hih..! Mas, sakit nih hidung Rania." Rania mengusap hidungnya. "Maaf, mas gemas!" Ujar Bayu, tangan mengusap pipi Rania. "Fokus mas, jangan nanti kita kecelakaan" ingatkan Rania, karena tangan Bayu terus mengusiknya. "Baiklah Nyonya" gurau Bayu. Mobil Bayu memasuki area basement dan berhenti. "Kita..." Ucapan Rania terhenti, matanya mengitari area sekitar. Dimana saat ini mereka berada. "Tenang ! Kita mau kesuatu tempat." Bayu turun dan kemudian membuka pintu bagian penumpang. Dengan ragu-ragu Rania menyambut uluran tangan Bayu, dengan bergandengan tangan Bayu menuntun Rania memasuki lift.

  • Dendam dan cinta   Bab 27 Menghilang

    Hari pernikahan Rania tinggal menghitung hari, Dirinya dan Bayu untuk sementara tidak bisa bertemu. Menurut ibunya pamali.Rania tidak tahu kenapa dilarang untuk bertemu, hal itu sudah menjadi tradisi turun temurun.Rania hanya dapat menurut apa yang dikatakan oleh ibunya.Hanya melalui sambungan telepon, Rania dapat berbicara dengan Bayu. Walaupun secara bersembunyi.Pernikahan Rania hanya dilakukan secara sederhana, hanya melakukan pemberkatan di gereja dan makan-makan secara sederhana dilakukan di rumah Rania.Ini semua dilakukan, karena Rania dan Bayu tidak ingin bermewah-mewah.Karena Rania baru kehilangan bapaknya setahun yang lalu, sehingga Rania tidak ingin melakukan pesta yang mewah."Bu, Rania ingat bapak ," ujar Rania, saat malam terakhir ia tinggal bersama dengan ibunya.Karena setelah menikah nanti, Rania akan diboyong Bayu untuk tinggal bersama dengan Bayu dirumahnya."Bapak di surga pasti senang, melihat R

  • Dendam dan cinta   Bab 28 Berantakan

    Pernikahan yang ditunggu-tunggu harinya oleh Rania, akhirnya tiba. Tapi bukan kebahagiaan yang didapatkannya, secarik kertas yang diberikan oleh Bayu membuat ibu yang dicintainya. Pergi meninggalkan dirinya untuk selama-lamanya. Wanita yang telah melahirkan, merenggang nyawa. Akibat tidak sanggup melihat putrinya tersakiti, oleh pria yang sangat di cintai oleh putrinya sendiri. Rania meraung-raung, berkali-kali Rania pingsan. Dia tidak percaya apa dilihatnya, jenazah ibunya terbujur kaku dikamar jenazah rumah sakit. "Ibu..!! Jeritan suara Rania memenuhi kamar jenazah, baju pengantin yang tadi dikenakan terlihat cantik dibadannya. Kini terlihat seperti pakaian gembel, karena warna putihnya sudah berganti dengan warna debu yang melekat. Rambutnya yang tadinya tertata rapi, kini sudah berantakan. Mahkota yang menghiasi rambutnya, kini sudah hilang. Tidak tahu berada di mana. "Ran, please

  • Dendam dan cinta   Bab 29 Duka

    Setelah dari dalam kamar Arumi, Alex dan Leo menuju ruang kerja Alex. Alex duduk di sofa, Leo mengikuti Alex duduk di sofa. "Aku perhatikan, kenapa wajahmu seperti ada yang kau pikirkan Lex?" Tanya Leo, yang sejak tadi memperhatikan wajah Alex tidak secerah biasanya. Terlihat ada beban berat terlihat dari raut wajahnya. "Hari ini, aku seharusnya menikah," kata Alex kepada Leo. Leo terperanjat, mendengar perkataan Alex. "Apa? Kau betul-betul melakukannya ?" Kaget Leo, karena Leo berpikir bahwa Alex membatalkan niatnya untuk membalaskan dendam kepada anak yang telah menabrak Arumi. Yaitu Rania. "Aku harus membalas atas apa yang dialami Arumi !" Seru Alex dengan raut wajah yang emosional. "Tapi gadis itu tidak tahu apa-apa Alex, yang bersalah adalah ayahnya. Itu juga kalau benar ," kata Leo. "Maksudmu, Arumi yang bersalah?" Tanya Alex kepada Leo.

  • Dendam dan cinta   Bab 30 Aku terima

    Rania merasakan tubuhnya lemas, untuk menggerakkan kakinya untuk turun dari ranjang saja. Dirinya tidak mampu."Ada apa dengan tubuhku ini, apa aku mengidap penyakit parah? Kalau penyakit yang mematikan menggerogoti tubuh ini. Aku mohon Tuhan, panggil aku sekarang juga. Aku sudah tidak sanggup menanggung beban pikiran ini ." Rania mengeluarkan keluhannya.Tirai kamar terbuka, dengan kedatangan bude Maria yang membawa teh manis hangat."Minum Ran, biar hangat perutmu. Setelah ini makan bubur ya, bude ada masak bubur didapur. Tapi belum masak ," kata bude Maria kepada Rania.Rania terasa ingin muntah, dan buru-buru dirinya untuk turun dari ranjang. Tapi sepertinya, tubuhnya tidak bersahabat dengan Rania. Karena Rania tidak mampu hanya untuk mengerakkan kakinya untuk menjejakkannya kelantai."Kenapa ?" Tanya bude Maria, saat melihat kaki dan tangan Rania gemetar."Mau muntah bude, tapi kaki dan tangan Rania seperti t

Latest chapter

  • Dendam dan cinta   Bab Ending

    Setelah dua Minggu berada dalam perawatan rumah sakit, Alex diizinkan untuk pulang. "Akhirnya, mas bisa pulang," ujar Alex. "Mas, baring saja ya. Pasti letih dalam perjalanan dari rumah sakit," ujar Rania. "Mas mau duduk dibalkon saja, mas rindu melihat langit." Alex menolak, saat disuruh istirahat oleh Rania. "Apa mas tidak letih?" tanya Rania. "Tidak sayang," ujar Alex. Blush.. Pipi Rania merona merah, saat mendengar ucapan sayang yang keluar dari mulut Alex. Perkataan yang dulu sering diucapkan Alex saat mereka masih pacaran. "Sudah lama aku tidak melihat wajah malu-malumu sayang," ujar Alex. "Ih..mas Alex, ayo. Biar Rania tuntun ke balkon. Katanya mau duduk diluar," ujar Rania. Rania memegang Alex yang berjalan masih lemah, dan membantunya untuk duduk. "Sini sayank," ujar Alex dengan menepuk kursi si sisinya. "

  • Dendam dan cinta   Bab 75 Ada apa dengan Alex

    Pernikahan Rania sudah memasuki hari Minggu, Rania masih tidak bisa menunjukkan sikap hangat yang ditunjukkan oleh Alex. Setiap malam, Rania tidur bersama Devan dikamar sang putra. Dan tiap malam juga, Alex selalu mengangkat Rania unt

  • Dendam dan cinta   Bab 74 Nikah terpaksa

    Alex terus mengirim video panas antara dirinya dan Rania, entah darimana Alex mendapatkan nomor ponselnya Rania. Sesaat, Rania tidak mengindahkan apa yang dilakukan oleh Alex. Tapi lama-kelamaan, pikiran Rania kacau. Beban pikiran membuat dia tidak bisa melakukan pekerjaannya dengan baik, apa yang terjadi pada Rania tidak lepas dari pengamatan orang-orang disekitarnya. Hubungan dengan Yoseph semakin dekat, tetapi video yang dikirim oleh Alex semakin panas. Membuat pikiran Rania bercabang. Derrtt.... Bunyi ponsel Rania bergetar. "Apa lagi yang dikirim oleh orang sinting itu." Ngedumel Rania, karena matanya yang baru ingin terpejam. Kini terbuka kembali. Karena pesan yang dikirim oleh Alex, sudah dua kali Rania mengganti nomor ponselnya. Tetapi, Alex mendapat nomor ponsel barunya. Dan video panas terus dikirim oleh Alex, sampai Rania tidak ingin menggunakan ponselnya. Rania curiga, ada orang dalam yang memboc

  • Dendam dan cinta   Bab 73 Ancam

    Rania duduk di ranjang, di sampingnya. Baby Devan tidur dengan nyenyak. Pintu terbuka, dengan masuknya Bude Maria. "Mereka sudah pulang," ucap Bude Maria, tanpa ditanya Rania. "Bagaimana?" tanya Bude Maria. "Bagaimana apanya Bude?" balas Rania yang bertanya. "Alex ingin mengakui putranya. "Tidak Bude, sampai kapanpun, Rania tidak akan mengenalkan dia kepada Devan. "Jangan mengambil keputusan dengan emosional, itu tadi, mengenai pernikahan. Apa Rania sudah menerima lamaran Nak Yoseph?" Rania terdiam, dia bingung menjawabnya. Tadi dia mengatakan itu, karena emosi kepada Alex. "Jangan paksakan menerima lamaran Alex, jika tidak ada rasa didalam sini," ucap Bude sembari memegang dadanya. *** Alex masuk kedalam hotel dalam keadaan marah, me

  • Dendam dan cinta   Bab 72 Marah

    "Apa..!? teriak Jesi dari sambungan telepon, hingga memekakkan telinga Rania. "Jes, pelankan suaramu..!" seru Rania. "Kau sungguh-sungguh di lamar Yoseph?" tanya Jesi, yang tidak percaya dengan apa yang baru di sampaikan oleh Rania. "Serius, untuk apa aku berbohong. Bagaimana Jes? Apa yang harus aku lakukan?" tanya Rania. "Untuk apa kau pikirkan lagi, terima. Kau harus menerima lamaran itu.." ucap Jesi dengan bersemangat. "Tapi aku tidak mencintainya, Jes.." ucap Rania. "Belum, kau belum mencintainya. Tapi tidak mungkin kau tidak akan mencintainya, Yoseph orangnya sudah matang. Dia tidak akan seperti orang itu, yang akan mempermainkan wanita," ucap Jesi dengan lantang. Mendengar perkataan Jesi, Rania terdiam. "Duh.. kenapa aku menyebut laki-laki itu." batin Jesi. "Ran..!" Panggil Jesi. "Rania..!" Panggil Jes

  • Dendam dan cinta   Bab 71 Hasil DNA

    Leo menatap wajah Alex, kemudian menghela napas. "Ada apa? apa hasilnya? apa bukan anakku?" tanya Alex dengan nada suara yang lemas dan khawatir. Leo memberi surat hasil DNA yang telah dibacanya kepada Alex. "Apa hasilnya? Katakan saja," ucap Alex yang takut untuk membacanya, karena hasilnya tidak sesuai dengan apa yang ada didalam pikirannya. "Baca sendiri." Leo memberikan surat tersebut kepada Alex. Alex menerimanya dengan tangan gemetar, matanya terbelalak. Setelah membaca hasil tes DNA tersebut. "Putraku Leo, dia putraku..!" seru Alex dengan tidak percaya, apa yang tertera didalam surat hasil tes DNA tersebut. "Ya, dia putramu. Putra yang tidak kau ketahui keberadaannya, seorang putra yang kehadirannya keduniaan ini diakibatkan oleh dendammu pada orang yang tidak bersalah," ucap Leo. Deg. Hati Alex sakit, mendengar apa yang dikatakan

  • Dendam dan cinta   Bab 70 Tes DNA

    "Mas, toko roti tutup," ucap Sarah pada Alex dan Leo, karena mengira keduanya ingin ngopi."Tutup ya Mbak, kami ingin istirahat sekaligus ngopi. Karena kami dengar, roti di toko ini sangat terkenal dengan kelezatannya," ucap Leo.Alex menatap wajah bayi yang berada dalam gendongan Sarah."Aku sepertinya sangat familiar dengan wajah bayi ini, mirip siapa ya?" pertanyaan dalam benaknya Alex."Mamamam...!" Baby Devan mengeluarkan ocehannya."Mau mamam ya?" tanya Alex seraya menggenggam jemari kecil baby Devan."Cakep anaknya ya mbak?" tanya Leo."Bukan anak saya mas, ini anak majikan saya," ucap Sarah.Deg..."Majikan?" tanya Alex."Lex" Leo memberi tanda, agar Alex tidak menanyakan secara gamblang pada Sarah."Biar aku" ucap Leo dengan suara yang pelan."Sangat ganteng ya," Leo mengusap-usap rambut baby Devan, setelah mengusap-usapnya. Leo melihat, ada beberapa helai rambut baby Devan ditangannya. Leo

  • Dendam dan cinta   Bab 69 Datang kembali

    Bude Maria dan Yoseph, masih berbincang di luar ruang rawat inap Rania.Tiba-tiba..."Bude..! Mas Yoseph..!" Suara Naila memanggil keduanya, dari depan pintu."Ada apa!" Sahut Bude dengan seraut wajah khawatir, dia takut ada apa-apa dengan Rania."Mbak Rania sadar..!" Seru Naila.Bude Maria dan Yoseph bergegas masuk kedalam kamar tempat Rania dirawat.Bude Maria bergegas menuju ranjang, tempat Rania terbaring. Dengan infus terpasang ditangannya."Bagaimana Ran..?" tanya Bude Maria."Pusing Bude, ini di mana?" tanya Rania saat menyadari, dia tidak didalam kamarnya."Ini rumah sakit Ran." beritahu Bude Maria."Rumah sakit? aduh..!" Rania memegang keningnya, matanya terpejam."Kenapa Ran..?" tanya Bude.Mana yang sakit Ran?" tanya Yoseph.Rania membuka matanya, dan melihat kearah asal suara."Mas Yoseph, Na

  • Dendam dan cinta   Bab 68 Sakit

    Berita kedatangan Alex menemui Rania, sampai ke telinga Jesi. Dengan wajah yang marah, Jesi turun dari mobilnya. Dan langsung menuju keruang kerja Alex."Dia pasti membututi aku, bodohnya aku. Hingga tak menyadari, aku diikuti.." Jesi teramat kesal pada dirinya, hingga Alex bisa mengetahui keberadaan Rania.Sampai didepan ruang kerja Alex, Jesi langsung menghampiri meja kerja sekretarisnya."Apa Boss ada ?" tanya Jesi kepada sekretaris Alex, yang bernama Vania."Maaf, Boss hari ini tidak masuk kantor" jawab Vania, sekretaris Alex."Siall..!" kesal Jesi."Kurang ajar orang itu" umpat Jesi."Pak Leo, apa dia ada ?" tanya Jesi."Pak Leo belum datang juga, ada apa kau mencari keduanya ?Ingat, kau jangan berani suka dengan kedua itu. Jika ingin lama bekerja di sini, keduanya milikku" ucap sekretaris Alex, dengan ekspresi wajah yang sombong. Terlihat bibirnya

DMCA.com Protection Status