Share

Naga Biru

Penjaga tersebut melihat lengan Ervan yang berdarah langsung kembali sigap menahan Adhira.

“Hei, aku bukan orang jahat. Aku temannya.” Adhira protes sambil tetap memeluk kantung berisi ceri. “Daffin, itu rumahmu? Kenapa tidak bilang dari tadi?”

Ervan menutup lengannya yang terluka tanpa menggubris ocehan Adhira. Dia berjalan beriringan dengan anjing tersebut melewati jembatan. Sementara tiga penjaga langsung mencekal kedua lengan Adhira dengan erat.

“Daffin, ayolah, kita kan teman sekelas. Masak kamu mau menangkapku begitu saja?”

“Jangan banyak alasan!” ujar salah satu penjaga. “Sudah maling, mau culik orang lagi.”

“Culik? Siapa juga yang mau culik tuan kepala es kayak dia? Aku cuma minta beberapa biji ceri kalian saja. Pelit amat sih!”

Adhira mengernyit tak setuju. Namun percuma. Semua pembelaannya terlihat sia-sia. Ervan hanya diam membiarkannya bercelotek sepanjang pe

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status