Share

Kamu Bukan Buronan

Jahitan sepanjang dua puluh sentimeter mengukir mengikuti luka sayatan di sisi bawah rusuk kirinya, menyatukan lapis demi lapis organ, selaput usus, otot, dan kulit.

Adhira mencoba menyentuh bagian itu, tapi tangannya masih belum dapat digerakkan sepenuhnya. Dia terjaga saat efek biusnya berangsur-angsur memudar, digantikan dengan nyeri hebat yang menyengat perutnya.

Sekali lagi dia menggerakkan kakinya. Luka sayatan itu seperti kembali dikoyak dan dagingnya digigit. Dalam keadaan setengah tidur, dia memejamkan mata menahan sakit.

Ervan tersentak bangun oleh gerakan halus yang dibuat Adhira.

“Hira, kamu sudah bangun?”

Pandangan kabur tadi perlahan-lahan jernih. Dia bisa melihat wajah Ervan dengan sangat jelas sekarang. Dahinya tergurat tegas. Salah satu tangannya menggenggam Adhira sejak dia masih tertidur.

Adhira tersenyum tipis. Dia terus membuat napasnya lebih pelan karena gerakan dada yang terlalu kuat membuat sayata

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status