“Beraninya kau memperlakukan putriku seperti itu! Suami yang baik adalah sauami yang mau bertanggung jawab atas segala semua kebutuhan istrinya! Kalau istrimu meminta banyak hal, artinya kebutuhannya juga banyak! Harusnya kau yang sadar diri karena tidak bisa memenuhi kebutuhan Maya, kenapa jadi menyalahkan dia!” hardik ibunya Maya kepada Rendra.Saat itu, Rendra menyadari bahwa posisinya sama sekali tidak menguntungkan, seharusnya dia tahu bahwa tak akam ada orang yang membelanya sama sekali di sini, seharusnya dia tetap diam saja dan mengikuti apa yang mereka inginkan. Namun, mau bagaimana lagi, nasi sudah menjadu bubur dan tak bisa dikembalikan lagi.“Ibu, Ayah, sudahlah, ini semua salahku, bukan salah Rendra,” ucap Maya dengan tiba-tiba.“Apa? Salah kamu? Nggak! Nggak bisa! Seenaknya sendiri dia bersikap seperti itu kepadamu! Kamu kan memang banyak kebutuhan, Sayang. Harusnya dia bisa memenuhi kebutuhan kamu, dong! Lagian, kenapa menikah sama orang seperti dia sih! Masih banyak pr
Sirine ambulance memenuhi jalanan yang ada di dekat apartemen Dara, disertai dengan sirine polisi dan beberapa garis polisi sudah dipasang di dekat sana. Dara yang kala itu berada di sana, langsung naik ke mobil ambulance Bersama dengan tubuh Rendra yang penuh dengan darah dan juga pecahan kaca di tubuhnya.Dilengkapi dengan peralatan medis, Rendra terlihat terbaring lemah dan Dara mendampingi pria itu sampai ke rumah sakit. Ia tidak peduli dengan apa yang akan terjadi nantinya ketika sampai di rumah sakit, yang terpenting saat ini adalah Rendra selamat sampai ke rumah sakit.“Apa anda melihat kejadian lengkapnya?” tanya seorang perawat yang berada di dalam ambulance Bersama Dara.“Ya, aku lihat dengan jelas bagaimana mobil Rendra menabrak mobil lainnya sampai terbalik dan hancur, entah sengaja ditabrak, atau memang Rendra yang tidak hati-hati, saya tidak tahu,” ucap Dara yang berusaha mengingat apa yang sebenarnya terjadi.“Lukanya cukup parah, mustahil jika hanya ada satu orang yang
Dara beranjak dari tempat duduknya dan Nathan pun menghalangi tubuh Dara agar mereka tak bisa seenaknya menyentuhnya. Dara menatap punggung lebar milik Nathan dan sedikit terkejut karena ia tidak biasa diperlakukan seperti ini oleh pria lain.“Kamu ngapain di sini, Dara!” tanya perempuan dengan gaun berwarna merah itu dan terlihat sangat nyentrik.“Tolong jangan berteriak, karena ini di rumah sakit. Jaga adab dan sopan santun anda, Nona.” Nathan memperingatkan Maya untuk bersikap sopan.“Siapa kamu! Beraninya menyuruhku begitu! Apa hakmu, dasar pria rendahan!” ledek Maya dengan mudahnya.Dara pun beralih ke hadapan Nathan dan berhadapan langsung dengan Maya.“Aku datang kemari karena kebetulan aku berada di tempat kecelakaan. Bahkan aku menjadi saksi atas kecelakaan Rendra. Bukankah seharusnya istrinya juga berada bersama dengan korban? Kemana kamu saat Rendra seperti ini?” tanya Dara dengan nada bicara yang sedikit menekan.“Kau jangan berlagak seperti tahu semuanya ya! Rendra yang p
Beberapa hari kemudian, Rendra dinyatakan sudah kembali siuman dan sedang dalam masa pemulihan. Saat itu pula, Rendra hanya boleh ditemui oleh istri dan keluarganya saja. Sebenarnya, setelah kecelakaan terjadi, Dara dan Nathan berniat untuk pergi menjenguk Rendra. Namun, Rendra dijaga dengan ketat dan tak boleh dijenguk oleh siapapun. Hal itu membuat mereka berdua kembali pulang dan memutuskan untuk datang di lain waktu. Alhasil, Nathan menggunakan beberapa orang suruhannya untuk memantau kapan saja Rendra dijaga dengan ketat, dan kapan pula penjagaan itu tidak terlalu ketat.Di hari ke tiga ini, mereka memutuskan untuk datang pada pukul 12 siang, karena saat itu pula tak ada siapapun yang menjaga Rendra. Mereka masih memiliki waktu 30 menit untuk bicara kepada Rendra. Nathan menyuruh beberapa pengawas untuk mengulur waktu sebentar jika kebetulan penjaga sudah kembali datang.Sesampainya di ruang VVIP rumah sakit, Dara dan Nathan sudah bersiap menunggu para penjaga pergi. Saat waktu m
Beberapa hari kemudian, Rendra dinyatakan sudah kembali siuman dan sedang dalam masa pemulihan. Saat itu pula, Rendra hanya boleh ditemui oleh istri dan keluarganya saja. Sebenarnya, setelah kecelakaan terjadi, Dara dan Nathan berniat untuk pergi menjenguk Rendra. Namun, Rendra dijaga dengan ketat dan tak boleh dijenguk oleh siapapun. Hal itu membuat mereka berdua kembali pulang dan memutuskan untuk datang di lain waktu. Alhasil, Nathan menggunakan beberapa orang suruhannya untuk memantau kapan saja Rendra dijaga dengan ketat, dan kapan pula penjagaan itu tidak terlalu ketat.Di hari ke tiga ini, mereka memutuskan untuk datang pada pukul 12 siang, karena saat itu pula tak ada siapapun yang menjaga Rendra. Mereka masih memiliki waktu 30 menit untuk bicara kepada Rendra. Nathan menyuruh beberapa pengawas untuk mengulur waktu sebentar jika kebetulan penjaga sudah kembali datang.Sesampainya di ruang VVIP rumah sakit, Dara dan Nathan sudah bersiap menunggu para penjaga pergi. Saat waktu m
Beberapa hari kemudian, Rendra dinyatakan sudah kembali siuman dan sedang dalam masa pemulihan. Saat itu pula, Rendra hanya boleh ditemui oleh istri dan keluarganya saja. Sebenarnya, setelah kecelakaan terjadi, Dara dan Nathan berniat untuk pergi menjenguk Rendra. Namun, Rendra dijaga dengan ketat dan tak boleh dijenguk oleh siapapun. Hal itu membuat mereka berdua kembali pulang dan memutuskan untuk datang di lain waktu. Alhasil, Nathan menggunakan beberapa orang suruhannya untuk memantau kapan saja Rendra dijaga dengan ketat, dan kapan pula penjagaan itu tidak terlalu ketat.Di hari ke tiga ini, mereka memutuskan untuk datang pada pukul 12 siang, karena saat itu pula tak ada siapapun yang menjaga Rendra. Mereka masih memiliki waktu 30 menit untuk bicara kepada Rendra. Nathan menyuruh beberapa pengawas untuk mengulur waktu sebentar jika kebetulan penjaga sudah kembali datang.Sesampainya di ruang VVIP rumah sakit, Dara dan Nathan sudah bersiap menunggu para penjaga pergi. Saat waktu m
“Maksudnya gimana?” tanya Nathan dengan raut wajah yang begitu bahagia, seakan dia tak masalah dengan pertanyaan Dara.“Kamu sepertinya bukan orang biasa, ya?” duga Dara.“Maksudnya? Aku iblis gitu?” ucap pria itu dengan tersenyum kecil.“Ih! Aku lagi nggak bercanda nih!” tutur Dara yang sedikit kesal dengan jawaban Nathan.“Ha ha ha, kenapa tiba-tiba nanyain gitu? Padahal sebelumnya kamu cuek aja tuh,” ucap Nathan.“Semakin ke sini, aku semakin ingin tahu soal kamu, Nathan. Kamu begitu misterius, bahkan kamu bisa bersama dengan orang-orang yang terkenal, bahkan pemilik restoran itu,” ucap Dara yang tengah mengeluarkan pendapatnya itu.“Terkadang, lebih baik kita tidak tahu apa-apa dari pada tahu segalanya, Dara.” Nathan hanya tersenyum menanggapi ucapan Dara.“Memang sih, aku juga merasa begitu. Namun, belakangan ini tingkahmu agak aneh, kamu biasanya nggak suka kalau aku bahas Rendra. Sekarang kamu malah mau membantunya, dan pakaian kamu sekarang ….” Dara menatap Nathan dari ujung ka
Wanita yang tengah bersama dengan pemilik restoran itu langsung terkejut kala Nathan datang bersama dengan Dara. Meskipun ia tidak mengenali mereka berdua, namun, dari cara bicara mereka, ia tahu betul jika kini ia sedang dalam masalah.“Apa maksud anda?” tanya wanita itu yang raut wajahnya terlihat panik.Pemilik restoran itu justru berdiri dan mempersilakan Nathan dan Dara duduk di kursi yang tadi ditempati oleh pemilik restoran.“Kami tahu, kamu yang memberikan obat kepada Rendra,” tutur Nathan kepada wanita itu secara langsung tanpa adanya basa-basi sedikitpun.“Saya tidak melakukan apa-apa, saya hanya—”“Diperintah oleh seseorang, betul?” tanya Nathan yang tahu betul akan apa yang dikatakan oleh wanita itu.Wanita itu langsung terdiam dan tidak bisa berkata apa-apa lagi. Seperti yang dia lakukan sudah ketahuan dan ia tak bisa lari dari semua ini. Wanita itu melihat ke arah pintu keluar dengan berniat untuk kabur, namun, sialnya, pintu itu dijaga ketat oleh dua penjaga yang berada