Beberapa hari kemudian, Rendra dinyatakan sudah kembali siuman dan sedang dalam masa pemulihan. Saat itu pula, Rendra hanya boleh ditemui oleh istri dan keluarganya saja. Sebenarnya, setelah kecelakaan terjadi, Dara dan Nathan berniat untuk pergi menjenguk Rendra. Namun, Rendra dijaga dengan ketat dan tak boleh dijenguk oleh siapapun. Hal itu membuat mereka berdua kembali pulang dan memutuskan untuk datang di lain waktu. Alhasil, Nathan menggunakan beberapa orang suruhannya untuk memantau kapan saja Rendra dijaga dengan ketat, dan kapan pula penjagaan itu tidak terlalu ketat.Di hari ke tiga ini, mereka memutuskan untuk datang pada pukul 12 siang, karena saat itu pula tak ada siapapun yang menjaga Rendra. Mereka masih memiliki waktu 30 menit untuk bicara kepada Rendra. Nathan menyuruh beberapa pengawas untuk mengulur waktu sebentar jika kebetulan penjaga sudah kembali datang.Sesampainya di ruang VVIP rumah sakit, Dara dan Nathan sudah bersiap menunggu para penjaga pergi. Saat waktu m
Beberapa hari kemudian, Rendra dinyatakan sudah kembali siuman dan sedang dalam masa pemulihan. Saat itu pula, Rendra hanya boleh ditemui oleh istri dan keluarganya saja. Sebenarnya, setelah kecelakaan terjadi, Dara dan Nathan berniat untuk pergi menjenguk Rendra. Namun, Rendra dijaga dengan ketat dan tak boleh dijenguk oleh siapapun. Hal itu membuat mereka berdua kembali pulang dan memutuskan untuk datang di lain waktu. Alhasil, Nathan menggunakan beberapa orang suruhannya untuk memantau kapan saja Rendra dijaga dengan ketat, dan kapan pula penjagaan itu tidak terlalu ketat.Di hari ke tiga ini, mereka memutuskan untuk datang pada pukul 12 siang, karena saat itu pula tak ada siapapun yang menjaga Rendra. Mereka masih memiliki waktu 30 menit untuk bicara kepada Rendra. Nathan menyuruh beberapa pengawas untuk mengulur waktu sebentar jika kebetulan penjaga sudah kembali datang.Sesampainya di ruang VVIP rumah sakit, Dara dan Nathan sudah bersiap menunggu para penjaga pergi. Saat waktu m
“Maksudnya gimana?” tanya Nathan dengan raut wajah yang begitu bahagia, seakan dia tak masalah dengan pertanyaan Dara.“Kamu sepertinya bukan orang biasa, ya?” duga Dara.“Maksudnya? Aku iblis gitu?” ucap pria itu dengan tersenyum kecil.“Ih! Aku lagi nggak bercanda nih!” tutur Dara yang sedikit kesal dengan jawaban Nathan.“Ha ha ha, kenapa tiba-tiba nanyain gitu? Padahal sebelumnya kamu cuek aja tuh,” ucap Nathan.“Semakin ke sini, aku semakin ingin tahu soal kamu, Nathan. Kamu begitu misterius, bahkan kamu bisa bersama dengan orang-orang yang terkenal, bahkan pemilik restoran itu,” ucap Dara yang tengah mengeluarkan pendapatnya itu.“Terkadang, lebih baik kita tidak tahu apa-apa dari pada tahu segalanya, Dara.” Nathan hanya tersenyum menanggapi ucapan Dara.“Memang sih, aku juga merasa begitu. Namun, belakangan ini tingkahmu agak aneh, kamu biasanya nggak suka kalau aku bahas Rendra. Sekarang kamu malah mau membantunya, dan pakaian kamu sekarang ….” Dara menatap Nathan dari ujung ka
Wanita yang tengah bersama dengan pemilik restoran itu langsung terkejut kala Nathan datang bersama dengan Dara. Meskipun ia tidak mengenali mereka berdua, namun, dari cara bicara mereka, ia tahu betul jika kini ia sedang dalam masalah.“Apa maksud anda?” tanya wanita itu yang raut wajahnya terlihat panik.Pemilik restoran itu justru berdiri dan mempersilakan Nathan dan Dara duduk di kursi yang tadi ditempati oleh pemilik restoran.“Kami tahu, kamu yang memberikan obat kepada Rendra,” tutur Nathan kepada wanita itu secara langsung tanpa adanya basa-basi sedikitpun.“Saya tidak melakukan apa-apa, saya hanya—”“Diperintah oleh seseorang, betul?” tanya Nathan yang tahu betul akan apa yang dikatakan oleh wanita itu.Wanita itu langsung terdiam dan tidak bisa berkata apa-apa lagi. Seperti yang dia lakukan sudah ketahuan dan ia tak bisa lari dari semua ini. Wanita itu melihat ke arah pintu keluar dengan berniat untuk kabur, namun, sialnya, pintu itu dijaga ketat oleh dua penjaga yang berada
[“Apa yang kamu perbuat kepada putraku?”] tanya pria itu dengan nada yang terdengar kesal.“Apa maksud anda?” Dara jelas bingung dengan apa yang dikatakan oleh pria itu, mengingat ia sama sekali tak pernah menyentuh Rendra belakangan ini. Apakah ada pembicaraan lain atau hal lain yang tidak diketahui oleh Dara.[“Mengapa sampai Rendra bisa kembali mencintaimu? Kamu pellet dia, ya!”] tuduh pria itu.“Oh, Jika dia menyukai saya bukankah itu haknya? Dia juga terlihat frustasi menjadi suami Maya. Jadi, bukankah kehadiran saya dalam kehidupan Rendra membuatnya jauh lebih baik?” tanya Dara sembari tersenyum puas mendengar perkataan seperti itu.[“Kau hanya akan menghancurkan apa yang sudah anakku dan aku lakukan saat ini! Apa kau tidak memikirkan bagaimana hancurnya kami berdua ketika nanti pria itu mengetahui kelakuan menantunya!”] bentak Jaya kepada Dara.“Bukankah saya sudah pernah bilang? Jika anda membersihkan nama baik ayah saya, maka saya akan langsung menjauh dari putra anda. Namun,
Dara langsung mengenakan pakaiannya tanpa memperhatikan Nathan yang sudah semakin mendekat ke arahnya. Hingga Nathan pun memeluk Dara dari belakang dan kepalanya berada dekat dengan kepala Dara.“A–apaan sih! Kamu ngapain? Ada ayah sama ibuku di luar loh!” ucap Dara yang sedikit panik kala pria itu berlaku seperti itu.“Dulu kamu melakukan ini kepadaku biasa saja, kenapa sekarang kamu jadi gugup ketika berada di dekatku?” tanya Nathan dengan blak-blakkan.“I–itu karena dulu aku bekerja untuk hal seperti itu, sekarang kan sudah tidak lagi!” ucap Dara yang semakin panik ketika Nathan terlihat semakin erat mendekap Dara.Pria itu perlahan mengusap perut Dara dan naik ke dadanya, hingga Nathan berhasil mendapatkan kedua gundukkan yang cukup besar, dan karena Dara sudah lama sekali tidak melakukan hal seperti itu, ia langsung memiliki hasrat yang besar untuk melakukannya dengan Nathan. Namun, ia masih berusaha menahannya karena tidak ingin ia melakukan itu kepada Nathan.“Nathan, kumohon a
Beberapa hari pun berlalu, Dara hanya tinggal menunggu Rendra sembuh dari rumah sakit saja. Ketika Rendra sudah bisa ditemui, polisi berulang kali datang untuk melihat kondisi Rendra dan menanyakan apa yang sebenarnya terjadi dengan Rendra. Lalu, kebenarannya tentang narkoba yang dikonsumsi oleh pria itu. Saat dituduh seperti itu, Maya bahkan hanya bisa diam dan tidak membela suaminya sama sekali, bahkan, dia berniat untuk meninggalkan suaminya atas tuduhan yang tidak benar itu.“Benar kamu mengkonsumsi narkoba?” tanya Maya di depan para polisi.“Nggak! Serius! Aku sama sekali nggak pernah konsumsi narkoba, mabuk, dan lain sebagainya itu nggak pernah!” tutur Rendra yang berusaha untuk membela dirinya sendiri.“Terus kenapa ada narkoba di minuman kamu kalau bukan kamu yang konsumsi?” tanya Maya.“Setelah aku pulang dari pertemuan keluarga kita kemarin, aku diberi kopi oleh pelayan yang bekerja di sana. Setelah itu aku langsung nggak sadarkan diri dan nggak bisa kendalikan mobilku, aku
Selepas kepindahan Rendra, beberapa hari setelah Rendra pindah, Dara pun baru sempat menemui Rendra, karena pekerjaannya cukup banyak dan membuat Dara tak punya waktu untuk pergi kemanapun selain mengurus pekerjaannya itu.Dara pergi ke rumah sakit di mana Rendra dirawat, ia pergi dengan menggunakan taxi karena Nathan juga tengah sibuk mengurus meeting di kantor. Dara tidak masalah dengan itu, di dalam taksi, dia berulang kali melihat ke jam yang ada di tangannya dan merasa jika supir taksinya mengendarai cukup lama hingga membuat Dara cukup gemas.Hingga sampailah dia ke rumah sakit yang cukup besar dan juga megah. Dara bahkan sempat tertegun kala melihat mewahnya bangunan di sana. Ia masuk dan langsung pergi ke lantai 4 di mana Rendra dirawat dan identitasnya juga disembunyikan, mengingat Rendra saat ini sedang berada dalam bahaya jika tidak disembunyikan. Ayahnya Maya sudah pasti akan geram jika Rendra tidak mati dalam insiden kecelakaan itu.Sampai di lantai 4, Dara masuk ke ruang