Home / Fantasi / Dendam Penguasa Langit / BAB 4... Menemukan Tumpukan Tulang

Share

BAB 4... Menemukan Tumpukan Tulang

last update Last Updated: 2023-11-02 13:56:05

Di dinding jurang, sebuah lubang dengan diameter besar terpampang jelas di mata Su Chen. Dia melangkahkan kakinya dengan pelan.

Saat ini, Su Chen berdiri dua meter dari gua itu. Dia merasakan energi pekat disertai aura kematian yang begitu kental menyeruak keluar dari gua.

Su Chen terpaku di tempatnya. Dia seperti familiar dengan aura yang menyembur keluar dari gua itu.

"Aura ini benar-benar terasa sangat kuno," batinnya sambil menggerakkan kakinya dua langkah ke mulut gua.

Dia sudah berdiri pas di mulut gua. Selain energi yang lebih kaya dan aura kematian yang familiar, Su Chen tidak merasakan apapun lagi.

Su Chen melepaskan indera spiritualnya. Dia tidak ingin menjadi mangsa mahluk penghuni gua ini. Di kehidupannya yang baru ini, Su Chen sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak sesembrono di kehidupan pertamanya.

Setelah memastikan tidak ada tanda-tanda kehidupan di dalam gua, ia pun kembali melangkahkan kakinya. Semakin ke dalam, Su Chen merasakan aura kematian yang makin pekat.

Energi yang terasa juga semakin kaya. Su Chen yakin, pasti ada harta langka di dalam gua itu.

Saat berjalan lebih kedalam, suasana di dalam gua makin remang. Cahaya yang menjangkau kedalaman gua sudah terbatas.

Krak...

Su Chen menghentikan langkahnya. Dia menginjak sesuatu yang menimbulkan bunyi retak. Su Chen menunduk dan mengambil sesuatu dari bawah telapak kakinya.

"Tulang manusia," batinnya.

Saat Su Chen maju lebih dari sepuluh langkah, dia melihat banyak tulang belulang binatang spiritual yang berserakan. Selain itu, beberapa tulang mirip tulang manusia.

"Usia tulang ini sepertinya sudah ratusan atau bahkan ribuan tahun," lirih Su Chen. Beberapa bahkan sudah ditumbuhi lumut.

Su Chen tidak terpengaruh dengan tulang yang berserakan, dia tidak menghentikan langkahnya. Semakin jauh dia melangkah aura kematian juga makin pekat.

Dia mulai merasakan adanya tekanan yang ditimbulkan dari aura itu. "Sebenarnya ada apa di dalam sana," batinnya sambil terus melangkah jauh.

Sudah lebih dari dua puluh menit lamanya Su Chen menyusuri gua ini. Namun dia belum melihat ujungnya.

Su Chen terus berjalan. Dia juga merasakan, semakin ke dalam, tubuhnya makin berat digerakkan. Su Chen tiba-tiba menghentikan langkahnya. Tubuhnya terpaku di tempat. Matanya terfokus ke satu titik di depannya.

Tumpukan tulang menggunung sekitar seratus meter di depannya.

Di sebelah tumpukan tulang itu, ada tulang yang masih terbentuk sempurna menyerupai binatang spiritual kuno.

"Bagaimana mungkin, binatang ini ada di dunia fana ini. Bahkan di kehidupan pertamaku, aku hanya menemukan jejaknya," batin Su Chen dengan raut wajah tidak percaya.

Dari aura kematian yang dia rasakan, Su Chen yakin jika itu dipancarkan dari tulang-tulang yang ada didepannya. Saat sisa tulang, tekanannya bahkan masih begitu kuat.

Su Chen melangkahkan kakinya perlahan. Semakin dekat, dia merasa beban pada tubuhnya makin besar. Matanya juga bersinar serakah. Kegembiraan tak terhingga menghinggapi hatinya.

Su Chen, kembali menghentikan langkahnya. Tubuhnya seperti akan meledak, aura kematian yang menyeruak dari tulang yang masih tersusun rapi itu benar-benar tidak dapat ditanggung oleh tubuhnya.

"Ini benar, Naga Qilin. Sepertinya alamnya sudah mencapai tingkat Kaisar," batin Qin Shan yang melihat dengan jelas tulang salah satu binatang spiritual terkuat yang pernah ada.

"Pantas saja gua ini begitu besar, ternyata tempat berdiam naga kuno ini," batinnya, sambil terus menahan aura kematian yang seperti ingin menggerogoti tubuhnya.

Dari aura kematian yang dipancarkan dari tulang-tulang Naga Qilin, Su Chen yakin, naga ini sudah membunuh sangat banyak binatang spiritual lainnya dan kultivator manusia.

"Nirwana benar-benar sangat baik padaku," gumam Su Chen. Dia tahu betul, tulang-tulang binatang kuno didepannya ini sangat bernilai.

Jangankan di dunia fana, bahkan jika ini ditemukan di dunia langit, akan mengakibatkan perang besar. Semua kelompok bahkan kaisar langit sekalipun akan memperebutkan tulang ini.

Tulang-tulang binatang kuno yang kuat bisa menjadi bahan yang tak ternilai dalam meningkatkan kekuatan tubuh seorang kultivator. Apalagi, tulang di depannya ini adalah tulang Naga Qilin, binatang spiritual yang sempat mendominasi dunia.

Binatang ini bisa membelah kehampaan dan berpindah dunia dengan kekuatannya. Su Chen menduga, Naga Qilin yang ada di depannya ini sengaja ke dunia fana untuk mati.

"Sepertinya dia sudah tahu, usianya tidak lama lagi. Sehingga mengubur tubuhnya di dunia yang lemah ini," batinnya.

Saat ini tubuh Su Chen sudah dibasahi oleh keringat. Dia merasakan tekanan yang sangat besar. Jaraknya ke tulang Naga Qilin sisa beberapa langkah.

Namun untuk mengangkat kakinya satu langkah, Su Chen benar-benar kesulitan. Sambil menggeretakkan giginya, dia mengangkat kaki kanannya dengan susah payah.

"Sialan! Alamku benar-benar sangat rendah. Bahkan aura dari tulang-tulang ini sangat sulit aku lawan," pikirnya.

Su Chen merasakan tubuhnya akan retak akibat menahan tekanan yang ada. Jaraknya saat ini kira-kira sisa enam langkah.

Namun jangankan enam langkah, satu langkah saja Su Chen sudah tidak mampu.

"Apa aku harus menunggu alamku lebih tinggi baru ke sini lagi," pikirnya.

Biji keabadian yang berubah menjadi tunas di pusat energinya, tiba-tiba merespon. Satu daun pada tunas itu bersinar terang.

Daun itu memancarkan cahaya terang dan menyembur keluar mengisi setiap bagian tubuh Su Chen. Gua itu kini terang benderang.

Tubuh Su Chen terlihat seperti dewa yang turun ke dunia. Seluruh tubuhnya bercahaya membuat aura kematian yang awalnya memenuhi gua menguap setelah benturan dengan cahaya dari tubuh Su Chen.

Aura agung menyertai cahaya dari tubuhnya. Su Chen dibuat tidak percaya dengan kejadian ini. Dia tidak menyangka tunas dari biji keabadian yang ada di pusat energinya bisa melakukan hal se luar biasa ini.

Tubuhnya yang awalnya begitu kesakitan menahan tekanan dari tulang belulang kini terasa sangat ringan. Dia sama sekali sudah tidak merasakan tekanan apapun.

Su Chen melangkahkan kakinya dengan enteng. Saat ini tangannya bergetar saat akan menyentuh tulang yang masih tersusun rapi di depannya.

Wajahnya dipenuhi kebahagian. Jangankan sekarang, saat dia masih sangat lemah. Bahkan saat dia berada di puncaknya di kehidupan pertamanya, Su Chen juga pasti akan sangat bahagia jika menemukan tulang Naga Qilin ini.

Di kehidupan pertamanya, dia hanya berhasil menemukan setetes esensi darah Naga Qilin dan membuatnya berkembang pesat. Saat ini, di depannya ada tubuh utuh Naga Qilin.

Su Chen mengusap dengan lembut tulang Naga Qilin. Saat tangannya menyentuh tulang kepala Naga Qilin, setitik cahaya tiba-tiba menyembur keluar dari mulut tulang naga itu.

Su Chen terpaku di tempat. Pengetahuannya atas Naga Qilin cukup dalam, atas dasar itu juga dia menciptakan teknik kultivasi Pelahap Naga Qilin.

Namun dia sama sekali tidak tahu kenapa ada setitik cahaya yang melayang keluar dari tulang kepala Naga Qilin ini. Saat Su Chen masih menebak cahaya yang melayang di depannya.

Setitik cahaya itu tiba-tiba bergerak cepat dan memasuki keningnya dan bergerak ke lautan kesadarannya. Su Chen merasakan kepalanya akan pecah.

Sebuah peristiwa tiba-tiba terputar di benaknya. Pertarungan besar terpampang jelas di depannya. Mayat bergelimpangan di mana-mana.

Saat ini Su Chen seperti terbang di langit dan menatap kehancuran di bawahnya. Perang besar antara beberapa kubu berlangsung begitu dahsyat.

Su Chen yang seorang Kaisar Langit bahkan baru melihat pertempuran sedahsyat ini. Seluruh tempat menjadi area perang.

Di gunung yang tinggi, lima lelaki paruh baya berdiri dengan gagahnya. Mereka sedang berhadap-hadapan.

"Peperangan ini harus dihentikan. Jika tidak, dunia ini akan benar-benar hancur. Kamu bisa melihat kebocoran energi ada dimana-mana. Jika ini diteruskan, tidak akan ada yang jadi pemenang," kata pria paruh baya dengan jubah emas bermotif naga.

"Huuu... apa yang kamu takutkan. Kita semua tahu, bahwa masing-masing dari kita sudah bisa menciptakan dunia sendiri masing-masing," cibir pria paruh baya lainnya yang memiliki tubuh kekar dengan perawakan kejam. Wajahnya dipenuhi sisik yang menakutkan.

Pria paruh baya dengan bentuk tubuh proporsional dan memancarkan aura kegelapan hanya mendengus mendengar dua orang lainnya berbicara.

Sementara dua pria lainnya, terlihat tenang. Satu memancarkan aura yang agung yang menenangkan dan satunya lagi memancarkan aura yang mendominasi dan kesombongan.

Saat ini Su Chen juga menyaksikan beberapa binatang spiritual kuno, mulai dari Harimau Putih, Phoenix, Naga, Naga Qilin.

Pemandangan ini membuatnya bergidik ngeri. Dia tidak tahu, kejadian ini berapa ribu tahun yang lalu. Saat menjadi penguasa Langit Ketujuh, dia bahkan sama sekali tidak mendapatkan referensi soal perang besar ini.

"Ternyata begitu. Dunia fana ini dulunya namanya hanya dunia. Perang besar ini yang membuat energi di dunia fana terkuras habis karena kebocoran akibat benturan para kultivator kuat ini," batinnya.

Related chapters

  • Dendam Penguasa Langit   Bab 5... Warisan Naga Qilin

    Kejadian puluhan ribu tahun lalu terus terbayang jelas di benak Su Chen. Saat ini, dia seperti ikut terlibat dalam perang besar itu.Su Chen melihat tiap adegan yang membunuh ratusan bahkan ribuan orang di masing-masing kelompok. Pertarungan itu, mengakibatkan kerusakan di mana-mana. Gunung yang terbelah, kerusakan alam yang dahsyat, hingga kemunculan binatang kuno yang belum pernah dia lihat di kehidupan sebelumnya. Ada dua kelompok yang bertarung hebat. Sementara satu kelompok lainnya terlihat hanya diam dan menjaga satu tempat. Di seluruh dunia, hanya tempat yang dijaga sekelompok orang itu yang utuh, tanpa kerusakan.Setelah pertarungan berbulan-bulan, dunia ini benar-benar hancur dan kehabisan energi. Orang-orang itu kemudian terbagi dalam lima kelompok yang masing-masing dipimpin oleh lima orang tua yang sebelumnya Su Chen lihat di puncak gunung tertinggi.Su Chen kesulitan mencerna setiap informasi yang terus menerus terbayang di benaknya. Setelah satu malam, Su Chen akhirn

    Last Updated : 2023-11-17
  • Dendam Penguasa Langit   BAB 6... Rahasia Asal Usul Jian Su Chen dan Ibunya

    Su Chen masih menyusuri jurang itu. Setelah berkeliling selama dua jam, dia sama sekali belum dapat mengelilingi seluruh dasar jurang."Sebenarnya ini jurang apa? Aku merasa ini agak aneh," pikirnya. Sayangnya Su Chen tidak dapat menemukan jawaban dari pertanyaannya.Ingatan yang tersisa dari Naga Qilin yang terputar di benaknya juga tidak memuat informasi apapun soal jurang ini.Saat melihat ke atas, dia sama sejakali juga tidak dapat melihat ujung dari dinding jurang. Su Chen benar-benar dibuat bingung."Bagaimana nanti aku keluar? Apa aku harus berkultivasi disini hingga alam Raja Agung?" batinnya.Kultivator baru dapat melayang dengan energinya setelah mencapai alam Raja Agung. Jarak alam Su Chen saat ini dengan Raja Agung masih sangat jauh. Saat ini, dia baru di alam Prajurit tingkat 6. Su Chen masih harus menerobos tiga alam kecil untuk menembus alam Pemurnian. Masih ada empat alam besar yang mesti ia lewati sebelum mencapai alam Raja Agung. Alam Pemurnian, Kondensasi, Prajur

    Last Updated : 2023-11-18
  • Dendam Penguasa Langit   BAB 7... Menemukan Jalan Keluar

    Di dalam gua di dasar jurang Hutan Naga, pria muda bertelanjang dada terlihat duduk lotus. Tubuhnya proporsional, wajahnya tampan dengan mata, mulut dan hidung yang tercetak sempurna.Dia adalah Su Chen. Sudah enam bulan lamanya dia berada di jurang ini. Setiap harinya dia hanya berkultivasi dan melatih teknik bela diri yang sebelumnya dia miliki di kehidupan pertamanya.Tulang Naga Qilin yang tergeletak di gua itu juga makin sedikit. Su Chen berhasil memurnikan tulang-tulang itu berkat gabungan Teknik Kultivasi Pelahap Naga Qilin yang dijalankannya dan bantuan tunas di pusat energinya.Su Chen saat ini sudah di alam Kondensasi tingkat lima. Dalam enam bulan ini, basis kultivasinya berhasil menerobos dua alam besar.Su Chen membuka matanya, wajahnya yang tampan kini terlihat lebih dewasa. Tubuhnya juga terlihat lebih proporsional.Dia berdiri dan melepaskan indera spiritualnya. Saat ini dia bisa merasakan jangkauan indera spiritualnya sudah semakin jauh.Su Chen mulai melangkahkan kak

    Last Updated : 2023-11-19
  • Dendam Penguasa Langit   Bab 8... Bertemu Manusia Pertama di Dunia Fana

    Dhuar... Dua tubuh bertabrakan dengan keras menghasilkan suara ledakan. Seorang pemuda dengan jubah biru terlempar sejauh puluhan meter.Cahaya matanya mulai redup. Pemuda itu seperti pasrah dengan nasibnya. Tubuhnya dipenuhi beberapa luka terbuka. Nafasnya terasa berat. Tap.. tap.. tap..Sementara dari sisi lain, seekor Harimau Belang, dengan santainya berjalan. Meskipun agak pincang, namun tubuh harimau itu terlihat baik-baik saja. Air liurnya menetes dari gigi taringnya. Jaraknya dari pemuda yang terbaring lemah sudah sangat dekat. Nafas baunya bahkan sudah tercium oleh pemuda tadi. "Aku benar-benar akan mati! Semoga di kehidupan berikutnya aku lahir sebagai naga. Akan aku makan semua jenis harimau di dunia ini," batin pemuda itu sambil menutup matanya.Buk...Gubrak...Namum sesaat kemudian, suara pukulan dan benda jatuh terdengar sangat keras. Pemuda tadi yang sudah pasrah kembali membuka matanya. Seorang pria dengan jubah hitam yang berkibar, sedang berdiri di tempat harim

    Last Updated : 2023-11-20
  • Dendam Penguasa Langit   Bab 9... Mengagetkan Lian Tian dan Lian Minghao

    "Kalian berdua, berhenti. Apa kalian tersesat?" kata salah satu pria paruh baya yang menghentikan Su Chen dan Lian Minghao.Lian Minghao mengangkat wajahnya dan melihat orang-orang yang mengadangnya. Orang-orang itu langsung kegirangan saat melihat wajah Lian Minghao."Tuan Muda Lian kembali," teriak salah satu pria yang mengadang.Dari dalam tenda, pria paruh baya dengan wajah garang melangkah keluar setelah mendengar keributan. Dia adalah, Lian Tian, paman ketiga Lian Minghao. "Apa kamu bilang. Coba ulangi," suaranya keras dan menusuk.Setelah melihat Lian Minghao, dia melompat dan memeluk Lian Minghao. Dari raut wajahnya, masih terlihat garis-garis kekhawatiran yang berlebihan."Minghao'er kamu dari mana saja. Kami bahkan sudah mencarimu dalam dua hari ini, tapi tidak bisa menemukanmu. Paman kira kamu... ah.. sudahlah. Yang penting kamu kembali dengan selamat," kata pria paruh baya itu."Paman, ceritanya panjang. Kenalkan ini, Kakak Chen, dia yang menyelamatkanku di kedalaman Huta

    Last Updated : 2023-11-21
  • Dendam Penguasa Langit   BAB 10... Jadi Kakak Angkat

    Sudah sepekan sejak Su Chen menetap di kediaman Klan Lian. Dia tidak pernah meninggalkan paviliun yang diberikan Patriark Lian padanya.Su Chen terus berkultivasi. Dalam sepekan ini dia juga kembali berhasil memurnikan potongan kecil tulang sayap Naga Qilin. Dia mulai membuka matanya, dia merasakan peningkatan pada kekuatan tubuhnya.Su Chen merasa sedikit lagi, dia bisa meningkatkan kekuatan tubuhnya ke Tubuh Prajurit. "Sudahlah, nanti saja. Sepertinya beberapa hari ini aku merasakan Lian Minghao beberapa kali datang kesini," batinnya sambil menopang tubuhnya berdiri.Dia membersihkan diri di kolam batu yang ada di belakang kediamannya. Setelah itu, mengganti jubah dan pakaiannya.Di depan paviliun yang Su Chen tempati, Lian Minghao nampak berdiri menatap pintu paviliun Su Chen. Ia ditemani seorang gadis dengan hanfu hijau muda dan wajah yang imut. Gadis itu terlihat selalui melingkarkan tangannya ke lengan kanan Lian Minghao."Adik Xin hentikan. Kamu itu sudah jadi gadis. Bukan ana

    Last Updated : 2023-11-22
  • Dendam Penguasa Langit   BAB 11... Pemuda yang Sadis

    Tinju Song Lim saat ini meluncur mengarah ke dada Su Chen. Saat jaraknya sudah sangat dekat, Su Chen juga mengangkat tinjunya.Buk..Krak...Suara benturan dua tinju diikuti suara retakan nyaring terdengar. Orang-orang yang menempati ruangan khusus lain, bahkan keluar untuk mencari tahu karena keributan yang terjadi."Ah... tanganku. Kamu.. kamu mematahkan tanganku," setelah suara benturan dua tinju, jeritan kesakitan menggema di seluruh kedai.Orang-orang di lantai satu yang lagi riuh tiba-tiba terdiam mendengar jeritan kesakitan seseorang.Saat ini, Su Chen masih berdiri di tempatnya. Sementara Song Lim mundur beberapa langkah kebelakang sambil memegang tangannya dan meringis kesakitan.Para pengikutnya hanya terpaku di tempat. Mereka tidak berani maju. Su Chen melangkah ke arah Song Lim.Melihat itu, Song Lim, berteriak ketakutan. "Jangan kesini. Aku mengaku kalah. Aku akan pergi," katanya sambil melangkah mundur ke area lorong ruangan.Namun Su Chen tidak peduli dengan teriakan So

    Last Updated : 2023-11-23
  • Dendam Penguasa Langit   BAB 12... Jadi Target Pembunuhan

    Su Chen berjalan ke arah paviliun yang ditinggali Lian Minghao. Jarak dari tempatnya ke paviliun Lian Minghao tidak terlalu jauh. Dia hanya butuh waktu lima menit.Tok... tok... tok...Su Chen mengetuk pintu paviliun Lian Minghao. Tidak berselang kama Lian Minghao sudah membuka pintunya. Awalnya, dia mengira Lian Xinxin yang datang.Namun dia tersadar setelah pintu tetap tidak terbuka dari luar setelah ketukan pintu. Sementara Lian Xinxin setiap datang, hanya mengetuk sekali kemudian langsung membuka pintu."Kakak Chen, silahkan masuk."Su Chen menjelaskan maksud kedatangannya. Dia juga meminta saran pada Lian Minghao bagaimana mengatakannya ke Lian Xinxin.Su Chen bukannya tidak mau membawa gadis kecil itu ikut bersamanya. Namun dia tidak ingin membahayakan Lian Xinxin.Dia tidak tahu, bahaya apa yang akan mereka temui saat memasuki kembali Hutan Naga. Keduanya kemudian sepakat meninggalkan Klan Lian saat malam hari.Saat gelap mulai menutupi Kota Naga Biru, dua pemuda terlihat berja

    Last Updated : 2023-11-24

Latest chapter

  • Dendam Penguasa Langit   BAB 35... Song Quon Tak Terkendali

    Siapapun yang memulai menyerang akan didiskualifikasi dari turnamen ini. Su Chen hanya tersenyum mencibir kemudian duduk dalam kondisi lotus seperti yang dia lakukan sebelum-sebelumnya. Tadi, dia memang sengaja memancing emosi Song Quon. Aksinya ternyata berhasil sebelum digagalkan oleh Patriark Song.Su Chen kemudian menoleh ke Song Quon dan kembali memancing amarah Song Quon. "Kamu beruntung karena masih terus dibawah pengawasan kakekmu. Aku bahkan curiga, tidurpun kamu masih ditemani kakekmu," kata Su Chen kemudian menutup matanya.Song Quon hanya bisa meraung mendengar setiap provokasi dari Su Chen. Dia tidak menyangka, anak angkat Klan Lian ini ternyata memiliki lidah yang tajam."Lihat saja nanti, aku akan mematahkan setiap inci dari tubuhmu. Lidahmu akan kuiris dan kujadikan liontin untuk kalung binatang spiritualku," kata Song Quon dengan wajah bergetar saking marahnya.Sayangnya, Su Chen sama sekali tidak terpengaruh dengan perkataannya. Dia terlihat sangat tenang dengan pos

  • Dendam Penguasa Langit   BAB 34... Kematin Kong Jinhai yang Tragis

    "Ah... wajahku," teriakan Kong Jinhai kembali memecah keheningan. Dia melepaskan tingkat spiritualnya dan berusaha mengusap wajahnya dengan tangan kirinya. Tangan kanannya sendiri sudah tidak dapat difungsikan.Kong Jinhai merasa wajahnya terbakar setelah ditiup oleh Su Chen. Orang-orang yang melihat itu juga ikut tercengang. Mereka tidak mengerti sebenarnya apa yang terjadi dengan Kong Jinhai.Bahkan pria tua yang memimpin pertarungan juga penasaran dengan teknik yang Su Chen gunakan sehingga membuat Kong Jinhai teriak kesakitan dengan terus menerus mengusap wajahnya. Dia hanya melihat Su Chen meniup ke arah Kong Jinhai. Dia juga memastikan jika tiupan Su Chen itu adalah teknik bela diri, sehingga tidak menghentikan pertarungan ini.Di atas panggung utama, Patariak Song berdiri dan memprotes aksi Su Chen yang membuat Kong Jinhai menderita seperti saat ini. Sayangnya protes yang ia layangkan ke Tuan Kota Dong Sheng tidak diterima.Dong Sheng juga melihat dengan jelas, Su Chen hanya me

  • Dendam Penguasa Langit   BAB 33... Tiupan yang Mengecoh Kong Jinhai

    Su Chen berdiri di atas arena dengan raut wajah tenang. Taun Kota Dong Sheng yang mengamati itu dari jauh bahkan memuji ketenangan pemuda ini.Sementara Kong Jinhai di sisi lainnya, menatap Su Chen dengan wajah sangarnya. Sayangnya, provokasi yang terus ia lakukan sejak awal sama sekali tidak mempengaruhi mental Su Chen. Pria tua di atas panggung tinggi mulai mengangkat tangannya. Setelah mendapat jawaban kesiapan dari dua peserta, dia pun mempersilahkan Su Chen dan Kong Jinghai untuk memulai pertarungan.Su Chen tidak begeming dari tempatnya. Dia seperti menunggu Kong Jinhai melakukan serangan terlebih dahulu. Kong Jinhai tidak ingin lengah sedikit pun. Melihat Su Chen hanya diam, dia mengernyit dan tidak tergesa-gesa langsung melakukan serangan.Dia sudah memperhatikan Su Chen di dua pertarungan sebelumnya. Kini dia dibuat bingung, karena saat berhadapan dengan Bao Ye dan tiga peserta dari Klan Song, Su Chen begitu ganas dengan langsung melakukan serangan."Apa kamu memiliki rencan

  • Dendam Penguasa Langit   BAB 32... Su Chen Versus Kong Jinhai

    Pertarungan sengit terus diperlihatkan oleh Song Quon dan Qing Lao di atas arena. Pertarungan ini sekaligus menunjukkan jika bakat yang dimiliki cucu Patriark Qing itu sama sekali tidak kalah oleh Song Quon.Selama ini, nama Song Quon begitu populer di Kota Naga Biru. Dia diangggap sebagai pemuda Kota Naga Biru yang paling jenius. Namun anggapan itu kini mulai berubah setelah ribuan penonton melihat Qing Lao bahkan bisa bertahan selama ini.Hampir semua penonton tahu, jika Song Quon memiliki basis kultivasi yang lebih tinggi dari Qing Lao. Namun yang terjadi terjadi di atas arena memperlihatkan Qing Lao yang bisa mengimbangi kekuatan dari Song Quon."Ternyata selama ini, kita terlalu menganggap tinggi Tuan Muda Song. Dia tidak sekuat yang aku perkirakan.""Benar. Bahkan Tuan Muda Qing yang memiliki basis kultivasi lebih rendah satu tingkat bisa mengimbanginya," orang-orang kembali berdiskusi saat melihat pertarungan yang terjadi.Meskipun demikian, orang-orang ini tidak tahu, jika Qin

  • Dendam Penguasa Langit   BAB 31... Teknik Nafas Naga

    Dua kali perputaran tabung pasir pengukur waktu sudah selesai. Empat peserta yang melaju ke babak berikutnya kembali diminta untuk bersiap-siap.Meskipun di alun-alun kota ini ada dua arena yang awalnya disiapkan oleh kediaman Tuan Kota Naga Biru, saat ini tersisa satu arena yang sudah diperluas dibanding saat digunakan di babak-babak sebelumnya.Antusiasme penonton juga sama sekali tidak menurun. Jumlah orang bahkan bertambah banyak. Hari memang suda pagi, sehingga beberapa orang yang awalnya memilih pulang, kini kembali lagi untuk menyaksikan pertarungan yang menentukan.Pria tua yang memimpin pertarungan di babak sebelumnya, kembali berjalan menuruni panggung utama. Dia menuju panggung tinggi yang ada di sekitar arena."Pertarungan pertama untuk babak ini, yakni Song Quon dari Klan Song menghadapi Qing Lao dari Klan Qing. Nama yang saya sebutkan supaya menaiki arena," suara pria tua itu menggelegar hingga didengar oleh semua orang yang ada di tempat itu.Mata ribuan orang kini tert

  • Dendam Penguasa Langit   BAB 30... Memasuki Babak Pertarungan Satu Lawan Satu

    Saat Patriark Klan Song meledakkan aura Prajurit Surgawi tingkat enam dari tubuhnya, di kursi lainnya, Pariark Lian juga berdiri dengan melepaskan aura dari basis kultivasi yang sama dengan Patriark Song."Kamu berani, hadapi dulu aku," kata Patriark Lian yang saat ini langsung bergerak menghalau gerakan Patriark Song."Berhenti! Siapapun yang mengganggu jalannnya kompetisi akan berhadapan denganku. Kalau tidak percaya, coba saja," suara Tuan Kota Dong Seng, terdengar menggelegar.Aura Prajurit Surgawi tingkat 7 juga meledak dari tubuhnya. Aura Patriak Song dan Patriark Lian yang awalnya mendominasi di tempat itu, tenggelam setelah Dong Sheng melepaskan auranya.Para penonton mengalihkan pandangan mereka dari arena pertarungan ke panggung utama. Su Chen yang memperhatikan reaksi Patriark Song sejak tadi, menyipitkan matanya."Tunggu saja, saat aku bisa menanganimu, aku akan menghancurkan klanmu," batin Su Chen.Sementara itu, Patriark Lian yang mendengar Tuan Kota Dong Sheng sudah tur

  • Dendam Penguasa Langit   BAB 29... Teknik Jari yang Mengagetkan

    Su Chen bergerak seperti tidak tahu siapa yang akan jadi target serangannya. Tiga peserta dari Klan Song yang saat ini berlari ke arahnya bahkan terlihat bingung. Hal yang sama juga terjadi pada Bao Ye.Saat musuhnya kebingungan melihatnya, Su Chen tiba-tiba berlari lurus dengan cepat dan berdiri di depan salah satu peserta dari Klan Song.Tangan kanannya yang awalnya terkepal tiba-tiba terbuka. "Teknik Jari Penghancur Langit," gumamnya dalam hati sambil menjulurkan jari telunjuknya ke dada pemuda dari Klan Song itu.Pemuda itu bahkan tidak lagi sempat menghindar ataupun menghalangi serangan Su Chen. Telunjuk Su Chen seperti menancap di dadanya. Pemuda Klan Song itu terjatuh dengan dada berlubang. Matanya melotot, sementara tubuhnya tidak lagi bergerak. Su Chen menghancurkan jantungnya, yang membuat pemuda dari Klan Song itu tidak memiliki kesempatan untuk hidup.Dua pemuda Klan Song lainnya menatap rekan mereka dengan rasa takut. Penonton yang menyaksikan teknik serangan Su Chen jug

  • Dendam Penguasa Langit   BAB 28... Jadi Target Bersama

    Di panggung tempat para peserta yang lolos di babak ini berkumpul, Bao Ye, perwakilan dari gabungan klan dan kelompok kecil Kota Naga Biru mulai berdiri dari tempat duduknya.Sebelum melangkah ke arena pertarungan, dia berbalik dan melirik Song Quon yang sedang duduk tidak jauh dari tempatnya. Song Quon yang merasakan lirikan Bao Ye hanya mengangguk ringan.Tiga peserta dari Klan Song ikut berdiri. Bao Ye dan tiga peserta dari Klan Song kemudian berjalan dengan jarak yang tidak terlalu jauh. Su Chen juga mulai berdiri dari tempat duduknya.Saat akan melangkahkan kakinya, suara Song Quon mulai terdengar memprovokasi Su Chen. "Aku ingin lihat, apakah kakimu itu masih bisa kamu gunakan besok," kata Song Quon seperti memiliki keyakinan, Su Chen akan menjadi bulan-bulanan pada pertarungan kali ini.Su Chen hanya menoleh kemudian menyunggingkan senyum mengejek ke arah Song Quon, setelah itu dia melangkah menuju arena.Di tempat para anggota Klan Lian berkumpul, Lian Minghao dan Lian Xinxin

  • Dendam Penguasa Langit   BAB 27... Kong Jinhai yang Pongah

    Lian Minghao yang ditemani Lian Xinxin terus berjalan ke arah arena yang digunakan. Saat jaraknya sisa sepelemparan, Lian Minghao berhenti dan mendongak ke pria tua dari kediaman Tuan Kota Naga Biru, yang memimpin pertarungan di babak ini."Ijinkan aku, Lian Minghao dari Klan Lian menyatakan diri mundur dari kompetisi tahun ini. Aku hanya berharap kompetisi ini tidak melahikan pemenang yang menggunakan cara-cara tercelah untuk mecapai keinginannya," suara Lian Minghao menggelegar di tempat itu.Su Chen yang mendengarnya menghembuskan nafas lega. Awalnya dia mengira Lian Minghao akan melanggar janjinya. Dia juga memuji dalam hati sikap Lian Minghao yang mengumumkan sendiri pengunduran dirinya dari kompetisi ini.Sementara pria tua yang ada di panggung tinggi dekat arena menatap Lian Minghao dengan sorot mata simpati sekaligus kagum. Dia tahu, Lian Minghao adalah generasi muda Kota Naga Biru yang memiliki potensi. Sayangnya harus menjadi korban perbuatan tercelah Klan Song.Meskipun ham

DMCA.com Protection Status