Home / Fantasi / Dendam Penguasa Langit / Bab 5... Warisan Naga Qilin

Share

Bab 5... Warisan Naga Qilin

last update Last Updated: 2023-11-17 15:10:58

Kejadian puluhan ribu tahun lalu terus terbayang jelas di benak Su Chen. Saat ini, dia seperti ikut terlibat dalam perang besar itu.

Su Chen melihat tiap adegan yang membunuh ratusan bahkan ribuan orang di masing-masing kelompok.

Pertarungan itu, mengakibatkan kerusakan di mana-mana.

Gunung yang terbelah, kerusakan alam yang dahsyat, hingga kemunculan binatang kuno yang belum pernah dia lihat di kehidupan sebelumnya. Ada dua kelompok yang bertarung hebat.

Sementara satu kelompok lainnya terlihat hanya diam dan menjaga satu tempat.

Di seluruh dunia, hanya tempat yang dijaga sekelompok orang itu yang utuh, tanpa kerusakan.

Setelah pertarungan berbulan-bulan, dunia ini benar-benar hancur dan kehabisan energi. Orang-orang itu kemudian terbagi dalam lima kelompok yang masing-masing dipimpin oleh lima orang tua yang sebelumnya Su Chen lihat di puncak gunung tertinggi.

Su Chen kesulitan mencerna setiap informasi yang terus menerus terbayang di benaknya. Setelah satu malam, Su Chen akhirnya mulai membuka matanya.

Tubuhnya benar-benar basah karena keringat. Bukan karena tekanan atau kepanasan, namun pemandangan yang baru saja Su Chen saksikan membuatnya seperti ini.

Titik cahaya kecil itu kemudian keluar dari tubuh Su Chen kemudian menyemburkan cahaya yang lebih besar. Seekor Naga Qilin terbentuk samar dari pancaran cahaya itu.

Su Chen terperanjak dari tempatnya berdiri. Dia mundur dua langkah dan membelalakkan matanya melihat pemandangan di depannya.

"Apa aku masih di dunia yang sama, tapi ini kenapa terlihat lebih nyata," batinnya.

Sosok Naga Qilin dengan sayap indah dan ekor yang meliuk-liuk menatap tajam ke arah Su Chen.

"Setelah puluhan ribu tahun, akhirnya ada yang dapat menerima warisanku," suara itu menggema di gua hingga seperti menusuk di pendengaran Su Chen.

Dia dibuat ketakutan. Sejak kapan Kaisar Agung dikejutkan dengan kejadian seperti ini.

Su Chen menggosok matanya. Dia akhirnya yakin, jika bayangan di depannya memang terjadi di dunianya yang nyata.

"Kamu sudah melihat kejadian puluhan ribu tahun yang lalu. Kamu juga sudah tahu, apa yang membuat dunia ini disebut dunia fana, dunia yang ditinggalkan."

"Tuanku benar. Suatu saat aku akan bertemu seseorang yang dapat menerima warisanku. Hahahaha," suara itu kembali menggema, namun bayangan Naga Qilin juga makin samar.

"Aku tidak tahu, apakah kamu memiliki kemampuan untuk mengembalikan kejayaan dunia ini. Setidaknya, kamu memiliki kekuatan dalam tubuhmu untuk mendekatiku. Itu sudah cukup."

"Kumpulkan semua yang dibawa orang-orang serakah itu, dunia ini akan kembali ke kejayaannya," setelah menyampaikan kalimat terakhirnya, bayangan Naga Qilin kembali berubah menjadi titik cahaya kecil dan melayang memasuki tubuh Su Chen.

Titik cahaya itu menyusuri meridian dan menuju pusat energi Su Chen. Tunas berdaun satu dari biji keabadian seperti merespon bahagia titik cahaya yang masuk tersebut.

Titik cahaya itu akhirnya menyatu dengan pusat energi Su Chen kemudian menghilang.

Seiring meleburnya cahaya itu di dantiannya, tunas yang tumbuh di dantian Su Chen terlihat tumbuh lebih besar dan mengeluarkan satu daun baru.

Su Chen mengamati perubahan di pusat energinya. Dia benar-benar dibuat kebingungan dengan kejadian ini. Untungnya jiwanya adalah jiwa Kaisar Agung Langit ketujuh.

Su Chen merasa takdir benar-benar baik padanya. Setelah dikhianati di Istana Langit Ketujuh, jiwanya dibawa ke dunia fana dan terlahir kembali di tubuh seorang pemuda 16 tahun.

Kini dia mendapat warisan dari Naga Qilin.

Di kehidupan pertamanya, dia hanya menyerap setetes darah Naga Qilin yang ia dapatkan melalui perang dan bisa berkembang pesat. Su Chen sangat yakin, di kehidupannya ini, dia bisa melampaui pencapaiannya di kehidupan sebelumnya.

Su Chen kembali mendekati tulang-tulang Naga Qilin, saat ini tulang-tulang itu tidak lagi tersusun seperti bentuk tubuh Naga Qilin. Tulang itu jatuh berserakan.

"Ternyata titik cahaya dari sisa-sisa ingatan dan kekuatan terakhir Naga Qilin yang membuatnya masih berdiri utuh seperti tadi," batinnya.

Meskipun cahaya yang disemburkan tunas di pusat energinya juga sudah menghilang, Su Chen sudah tidak merasakan tekanan yang seperti sebelumnya.

Su Chen merasakan adanya kedekatan batin dengan tulang-tulang Naga Qilin ini. Setelah titik cahaya itu memasuki pusat energinya.

Su Chen bisa dikatakan memiliki warisan Naga Qilin. Hal itu yang membuatnya merasakan ikatan dengan tulang-tulang itu.

Su Chen meraba tiap tulang. Dia dapat merasakan kekuatan dari tulang-tulang ini.

"Benar-benar binatang spiritual kuno. Dia menyimpan esensi darahnya hingga puluhan ribu tahun di tulang punggungnya," gumam Su Chen dengan raut wajah yang begitu bahagia saat mengusap tulang punggung Naga Kuno.

Pantas jika Naga Qilin menyebut Su Chen sebagai pewaris. Selain tulangnya yang bisa digunakan untuk menempah kekuatan tubuh. Dia juga kini mendapatkan esensi darah Naga Qilin.

Saat ini, Su Chen kebingungan memanfaatkan harta-harta ini. Dia juga sama sekali belum dapat mengeluarkan esensi darah Naga Qilin dari tulang punggung.

Alamnya masih sangat rendah untuk bisa membelah tulang Naga Qilin. Jangan mengira karena sudah puluhan ribu tahun, tulang-tulang ini sudah keropos.

Tulang Naga Qilin bahkan jauh lebih kuat dan keras dari batu. Su Chen mengalirkan energi ke telapak tangannya, kemudian memukul tulang ekor Naga Qilin.

"Benar-benar sangat kuat. Aku sama sekali tidak bisa mematahkan satu pun tulangnya," batinnya dengan wajah masam.

Su Chen merasa tidak punya pilihan lain selain harus meningkatkan alam kultivasinya sebelum mengeluarkan esensi darah Naga Qilin yang tersimpan di tulang punggung.

"Sebaiknya aku berkultivasi di tempat ini saja. Aku yakin, energi di sini pasti jauh lebuh baik di banding di atas sana. Tidak mungkin Naga Qilin secara sembarangan menjadikan jurang ini sebagai rumahnya," batinnya.

Su Chen berjalan menghampiri beberapa tulang yang menumpuk. Dia mencoba mengidentifikasi tulang-tulang itu.

Sayangnya, tulang-tulang itu benar-benar sudah tercerai berai sama sekali tidak bisa lagi dikenali.

Naga Qilin bahkan mengisap kekuatan para binatang spiritual ini hingga ke tulangnya.

Saat Su Chen mencoba memegang satu tulang, tulang itu langsung hancur menjadi beberapa bagian.

Su Chen menggelengkan kepalanya. Dia mencoba menebak tingkatan Naga Qilin sebelum mati. "Mungkin Naga Qilin ini sudah tingkat Kaisar. Dia bahkan sudah dapat menyegel sisa ingatnya serta menanam esensi darahnya ke tulangnya," pikirnya.

Su Chen kembali ke sisi tulang Naga Qilin. Dia mengumpulkan beberapa tulang kecil yang tersisa. Dia akan mencoba memurnikan tulang ini untuk menempah kekuatan tubuhnya.

Saat di kehidupan pertamanya, dia hanya mengembangkan alam kultivasinya. Su Chen sebenarnya beberapa kali ingin menempa kekuatan tubuhnya, namun kesulitan untuk memulai.

Su Chen duduk dengan posisi lotus. Matanya terpejam. Dia mulai menjalankan Teknik Kultivasi Pelahap Naga Qilin.

Energi kaya mulai mengalir masuk melalui meridian ke dantiannya. Setelah lima jam berkultivasi, Su Chen melepaskan energi dari tubuhnya.

Dia ingin mencoba memurnikan satu potongan kecil tulang Naga Qilin. Ini adalah tulang jari.

Su Chen terus melepaskan energinya. Dia memusatkan pikirannya ke tulang yang ada di depannya. Energi pekat dilepaskan dan mulai menyelimuti tulang itu.

Setelah delapan jam melakukannya terus menerus. Su Chen akhirnya berhasil memurnikan satu tulang kecil.

"Isap," batinnya. Tulang itu melayang memasuki tubuh Su Chen dan melebur di dalam tubuhnya.

Dia mulai membuka matanya dan merasakan kekuatan tubuhnya yang berbeda. "Berhasil," batin Su Chen dengan raut wajah yang berseri-seri.

Dia tidak menyangka bisa menempa kekuatan tubuhnya di kehidupan keduanya.

Di dunia ini, kultivator biasanya hanya dapat menempa satu jenis kekuatan.

Prinsip itu juga yang dipahami Su Chen di kehidupan pertamanya sehingga hanya fokus mengembangkan alam kultivasinya dan mengabaikan pengembangan kekuatan tubuh.

Su Chen berdiri dari tempatnya. Dia mulai berjalan meninggalkan gua. Su Chen bermaksud mengelilingi jurang itu untuk mencari tahu situasi di tempat itu.

Su Chen tidak habis pikir, bagaimana bisa warisan seberharga ini tidak ada yang menemukannya selama puluhan ribu tahun.

Dia tidak tahu, saat terjatuh dari Jurang dia seperti memasuki lubang cacing dan tiba di jurang ini.

Jurang ini adalah dunia rahasia yang diciptakan oleh Naga Qilin. Dengan tingkatannya saat itu, bukan sesuatu yang sulit bagi Naga Qilin merubah jurang ini menjadi dunia rahasia.

Setelah berjalan beberapa puluh menit, Su Chen kembali menemukan beberapa tanaman spiritual berharga.

"Ludah naga," gumam Su Chen saat melihat tanaman dengan daun yang panjang dan bunga yang meliuk-liuk.

Dilihat dari tingginya, Su Chen yakin, tumbuhan spiritual ini sudah berusia ribuan tahun. Daun Ludah Naga ini bisa digunakan secara langsung mengobati luka luar.

Bunga Ludah Naga bahkan memiliki khasiat untuk menghilangkan bekas luka apapun. Khasiat tanaman spiritual tergantung usia tanamannya.

Tanaman spiritual ini juga kerap digunakan alkemis untuk membuat pil-pil penyembuhan tingkat tinggi. Su Chen memperhatikan tubuhnya, namun luka-luka yang ada sebelumnya, benar-benar sudah sembuh.

Dia tidak memanen tanaman spiritual itu. Su Chen tidak memiliki cincin penyimpanan, dia tidak tahu harus menyimpannya di mana jika memanennya saat ini.

Lagi pula, jurang ini akan menjadi rumahnya untuk sementara, sehingga Su Chen tidak terburu-buru memanennya.

Related chapters

  • Dendam Penguasa Langit   BAB 6... Rahasia Asal Usul Jian Su Chen dan Ibunya

    Su Chen masih menyusuri jurang itu. Setelah berkeliling selama dua jam, dia sama sekali belum dapat mengelilingi seluruh dasar jurang."Sebenarnya ini jurang apa? Aku merasa ini agak aneh," pikirnya. Sayangnya Su Chen tidak dapat menemukan jawaban dari pertanyaannya.Ingatan yang tersisa dari Naga Qilin yang terputar di benaknya juga tidak memuat informasi apapun soal jurang ini.Saat melihat ke atas, dia sama sejakali juga tidak dapat melihat ujung dari dinding jurang. Su Chen benar-benar dibuat bingung."Bagaimana nanti aku keluar? Apa aku harus berkultivasi disini hingga alam Raja Agung?" batinnya.Kultivator baru dapat melayang dengan energinya setelah mencapai alam Raja Agung. Jarak alam Su Chen saat ini dengan Raja Agung masih sangat jauh. Saat ini, dia baru di alam Prajurit tingkat 6. Su Chen masih harus menerobos tiga alam kecil untuk menembus alam Pemurnian. Masih ada empat alam besar yang mesti ia lewati sebelum mencapai alam Raja Agung. Alam Pemurnian, Kondensasi, Prajur

    Last Updated : 2023-11-18
  • Dendam Penguasa Langit   BAB 7... Menemukan Jalan Keluar

    Di dalam gua di dasar jurang Hutan Naga, pria muda bertelanjang dada terlihat duduk lotus. Tubuhnya proporsional, wajahnya tampan dengan mata, mulut dan hidung yang tercetak sempurna.Dia adalah Su Chen. Sudah enam bulan lamanya dia berada di jurang ini. Setiap harinya dia hanya berkultivasi dan melatih teknik bela diri yang sebelumnya dia miliki di kehidupan pertamanya.Tulang Naga Qilin yang tergeletak di gua itu juga makin sedikit. Su Chen berhasil memurnikan tulang-tulang itu berkat gabungan Teknik Kultivasi Pelahap Naga Qilin yang dijalankannya dan bantuan tunas di pusat energinya.Su Chen saat ini sudah di alam Kondensasi tingkat lima. Dalam enam bulan ini, basis kultivasinya berhasil menerobos dua alam besar.Su Chen membuka matanya, wajahnya yang tampan kini terlihat lebih dewasa. Tubuhnya juga terlihat lebih proporsional.Dia berdiri dan melepaskan indera spiritualnya. Saat ini dia bisa merasakan jangkauan indera spiritualnya sudah semakin jauh.Su Chen mulai melangkahkan kak

    Last Updated : 2023-11-19
  • Dendam Penguasa Langit   Bab 8... Bertemu Manusia Pertama di Dunia Fana

    Dhuar... Dua tubuh bertabrakan dengan keras menghasilkan suara ledakan. Seorang pemuda dengan jubah biru terlempar sejauh puluhan meter.Cahaya matanya mulai redup. Pemuda itu seperti pasrah dengan nasibnya. Tubuhnya dipenuhi beberapa luka terbuka. Nafasnya terasa berat. Tap.. tap.. tap..Sementara dari sisi lain, seekor Harimau Belang, dengan santainya berjalan. Meskipun agak pincang, namun tubuh harimau itu terlihat baik-baik saja. Air liurnya menetes dari gigi taringnya. Jaraknya dari pemuda yang terbaring lemah sudah sangat dekat. Nafas baunya bahkan sudah tercium oleh pemuda tadi. "Aku benar-benar akan mati! Semoga di kehidupan berikutnya aku lahir sebagai naga. Akan aku makan semua jenis harimau di dunia ini," batin pemuda itu sambil menutup matanya.Buk...Gubrak...Namum sesaat kemudian, suara pukulan dan benda jatuh terdengar sangat keras. Pemuda tadi yang sudah pasrah kembali membuka matanya. Seorang pria dengan jubah hitam yang berkibar, sedang berdiri di tempat harim

    Last Updated : 2023-11-20
  • Dendam Penguasa Langit   Bab 9... Mengagetkan Lian Tian dan Lian Minghao

    "Kalian berdua, berhenti. Apa kalian tersesat?" kata salah satu pria paruh baya yang menghentikan Su Chen dan Lian Minghao.Lian Minghao mengangkat wajahnya dan melihat orang-orang yang mengadangnya. Orang-orang itu langsung kegirangan saat melihat wajah Lian Minghao."Tuan Muda Lian kembali," teriak salah satu pria yang mengadang.Dari dalam tenda, pria paruh baya dengan wajah garang melangkah keluar setelah mendengar keributan. Dia adalah, Lian Tian, paman ketiga Lian Minghao. "Apa kamu bilang. Coba ulangi," suaranya keras dan menusuk.Setelah melihat Lian Minghao, dia melompat dan memeluk Lian Minghao. Dari raut wajahnya, masih terlihat garis-garis kekhawatiran yang berlebihan."Minghao'er kamu dari mana saja. Kami bahkan sudah mencarimu dalam dua hari ini, tapi tidak bisa menemukanmu. Paman kira kamu... ah.. sudahlah. Yang penting kamu kembali dengan selamat," kata pria paruh baya itu."Paman, ceritanya panjang. Kenalkan ini, Kakak Chen, dia yang menyelamatkanku di kedalaman Huta

    Last Updated : 2023-11-21
  • Dendam Penguasa Langit   BAB 10... Jadi Kakak Angkat

    Sudah sepekan sejak Su Chen menetap di kediaman Klan Lian. Dia tidak pernah meninggalkan paviliun yang diberikan Patriark Lian padanya.Su Chen terus berkultivasi. Dalam sepekan ini dia juga kembali berhasil memurnikan potongan kecil tulang sayap Naga Qilin. Dia mulai membuka matanya, dia merasakan peningkatan pada kekuatan tubuhnya.Su Chen merasa sedikit lagi, dia bisa meningkatkan kekuatan tubuhnya ke Tubuh Prajurit. "Sudahlah, nanti saja. Sepertinya beberapa hari ini aku merasakan Lian Minghao beberapa kali datang kesini," batinnya sambil menopang tubuhnya berdiri.Dia membersihkan diri di kolam batu yang ada di belakang kediamannya. Setelah itu, mengganti jubah dan pakaiannya.Di depan paviliun yang Su Chen tempati, Lian Minghao nampak berdiri menatap pintu paviliun Su Chen. Ia ditemani seorang gadis dengan hanfu hijau muda dan wajah yang imut. Gadis itu terlihat selalui melingkarkan tangannya ke lengan kanan Lian Minghao."Adik Xin hentikan. Kamu itu sudah jadi gadis. Bukan ana

    Last Updated : 2023-11-22
  • Dendam Penguasa Langit   BAB 11... Pemuda yang Sadis

    Tinju Song Lim saat ini meluncur mengarah ke dada Su Chen. Saat jaraknya sudah sangat dekat, Su Chen juga mengangkat tinjunya.Buk..Krak...Suara benturan dua tinju diikuti suara retakan nyaring terdengar. Orang-orang yang menempati ruangan khusus lain, bahkan keluar untuk mencari tahu karena keributan yang terjadi."Ah... tanganku. Kamu.. kamu mematahkan tanganku," setelah suara benturan dua tinju, jeritan kesakitan menggema di seluruh kedai.Orang-orang di lantai satu yang lagi riuh tiba-tiba terdiam mendengar jeritan kesakitan seseorang.Saat ini, Su Chen masih berdiri di tempatnya. Sementara Song Lim mundur beberapa langkah kebelakang sambil memegang tangannya dan meringis kesakitan.Para pengikutnya hanya terpaku di tempat. Mereka tidak berani maju. Su Chen melangkah ke arah Song Lim.Melihat itu, Song Lim, berteriak ketakutan. "Jangan kesini. Aku mengaku kalah. Aku akan pergi," katanya sambil melangkah mundur ke area lorong ruangan.Namun Su Chen tidak peduli dengan teriakan So

    Last Updated : 2023-11-23
  • Dendam Penguasa Langit   BAB 12... Jadi Target Pembunuhan

    Su Chen berjalan ke arah paviliun yang ditinggali Lian Minghao. Jarak dari tempatnya ke paviliun Lian Minghao tidak terlalu jauh. Dia hanya butuh waktu lima menit.Tok... tok... tok...Su Chen mengetuk pintu paviliun Lian Minghao. Tidak berselang kama Lian Minghao sudah membuka pintunya. Awalnya, dia mengira Lian Xinxin yang datang.Namun dia tersadar setelah pintu tetap tidak terbuka dari luar setelah ketukan pintu. Sementara Lian Xinxin setiap datang, hanya mengetuk sekali kemudian langsung membuka pintu."Kakak Chen, silahkan masuk."Su Chen menjelaskan maksud kedatangannya. Dia juga meminta saran pada Lian Minghao bagaimana mengatakannya ke Lian Xinxin.Su Chen bukannya tidak mau membawa gadis kecil itu ikut bersamanya. Namun dia tidak ingin membahayakan Lian Xinxin.Dia tidak tahu, bahaya apa yang akan mereka temui saat memasuki kembali Hutan Naga. Keduanya kemudian sepakat meninggalkan Klan Lian saat malam hari.Saat gelap mulai menutupi Kota Naga Biru, dua pemuda terlihat berja

    Last Updated : 2023-11-24
  • Dendam Penguasa Langit   BAB 13... Memasuki Kembali Dunia Rahasia Naga Qilin

    Kurang dari lima menit, Su Chen berhasil membunuh tiga kultivator Klang Song yang berada di alam Kondensasi tingkat dua dan tingkat satu.Sementara Lian Minghao terlihat masih bertarung sengit dengan salah satu anggota Klan Song yang berada di alam Kondensasi tingkat 4. Su Chen berdiri mengamati gaya bertarung Lian Minghao. Dia kini tahu, salah satu kekurangan Lian Minghao adalah stamina.Untungnya, lawannya juga tidak lebih baik dari Lian Minghao. Setelah bertarung lebih dari dua puluh menit, Lian Minghao akhirnya berhasil memukul dada pemuda Klan Song itu.Pemuda itu terbaring dengan nafas yang berat. Sorot matanya penuh dengan permohonan ampun.Lian Minghao yang memperhatikan itu, terlihat ragu membunuh pemuda itu. "Kalau kamu ingin tumbuh kuat, kamu tidak boleh ragu," suara Su Chen terdengar menegur Lian Minghao.Mendengar itu, Lian Minghao mengangkat kaki kanannya dan menginjak dada pemuda itu hingga tewas. Dia kemudiam berbalik dan berjalan ke arah Su Chen. Mereka mengumpulka

    Last Updated : 2023-11-25

Latest chapter

  • Dendam Penguasa Langit   BAB 35... Song Quon Tak Terkendali

    Siapapun yang memulai menyerang akan didiskualifikasi dari turnamen ini. Su Chen hanya tersenyum mencibir kemudian duduk dalam kondisi lotus seperti yang dia lakukan sebelum-sebelumnya. Tadi, dia memang sengaja memancing emosi Song Quon. Aksinya ternyata berhasil sebelum digagalkan oleh Patriark Song.Su Chen kemudian menoleh ke Song Quon dan kembali memancing amarah Song Quon. "Kamu beruntung karena masih terus dibawah pengawasan kakekmu. Aku bahkan curiga, tidurpun kamu masih ditemani kakekmu," kata Su Chen kemudian menutup matanya.Song Quon hanya bisa meraung mendengar setiap provokasi dari Su Chen. Dia tidak menyangka, anak angkat Klan Lian ini ternyata memiliki lidah yang tajam."Lihat saja nanti, aku akan mematahkan setiap inci dari tubuhmu. Lidahmu akan kuiris dan kujadikan liontin untuk kalung binatang spiritualku," kata Song Quon dengan wajah bergetar saking marahnya.Sayangnya, Su Chen sama sekali tidak terpengaruh dengan perkataannya. Dia terlihat sangat tenang dengan pos

  • Dendam Penguasa Langit   BAB 34... Kematin Kong Jinhai yang Tragis

    "Ah... wajahku," teriakan Kong Jinhai kembali memecah keheningan. Dia melepaskan tingkat spiritualnya dan berusaha mengusap wajahnya dengan tangan kirinya. Tangan kanannya sendiri sudah tidak dapat difungsikan.Kong Jinhai merasa wajahnya terbakar setelah ditiup oleh Su Chen. Orang-orang yang melihat itu juga ikut tercengang. Mereka tidak mengerti sebenarnya apa yang terjadi dengan Kong Jinhai.Bahkan pria tua yang memimpin pertarungan juga penasaran dengan teknik yang Su Chen gunakan sehingga membuat Kong Jinhai teriak kesakitan dengan terus menerus mengusap wajahnya. Dia hanya melihat Su Chen meniup ke arah Kong Jinhai. Dia juga memastikan jika tiupan Su Chen itu adalah teknik bela diri, sehingga tidak menghentikan pertarungan ini.Di atas panggung utama, Patariak Song berdiri dan memprotes aksi Su Chen yang membuat Kong Jinhai menderita seperti saat ini. Sayangnya protes yang ia layangkan ke Tuan Kota Dong Sheng tidak diterima.Dong Sheng juga melihat dengan jelas, Su Chen hanya me

  • Dendam Penguasa Langit   BAB 33... Tiupan yang Mengecoh Kong Jinhai

    Su Chen berdiri di atas arena dengan raut wajah tenang. Taun Kota Dong Sheng yang mengamati itu dari jauh bahkan memuji ketenangan pemuda ini.Sementara Kong Jinhai di sisi lainnya, menatap Su Chen dengan wajah sangarnya. Sayangnya, provokasi yang terus ia lakukan sejak awal sama sekali tidak mempengaruhi mental Su Chen. Pria tua di atas panggung tinggi mulai mengangkat tangannya. Setelah mendapat jawaban kesiapan dari dua peserta, dia pun mempersilahkan Su Chen dan Kong Jinghai untuk memulai pertarungan.Su Chen tidak begeming dari tempatnya. Dia seperti menunggu Kong Jinhai melakukan serangan terlebih dahulu. Kong Jinhai tidak ingin lengah sedikit pun. Melihat Su Chen hanya diam, dia mengernyit dan tidak tergesa-gesa langsung melakukan serangan.Dia sudah memperhatikan Su Chen di dua pertarungan sebelumnya. Kini dia dibuat bingung, karena saat berhadapan dengan Bao Ye dan tiga peserta dari Klan Song, Su Chen begitu ganas dengan langsung melakukan serangan."Apa kamu memiliki rencan

  • Dendam Penguasa Langit   BAB 32... Su Chen Versus Kong Jinhai

    Pertarungan sengit terus diperlihatkan oleh Song Quon dan Qing Lao di atas arena. Pertarungan ini sekaligus menunjukkan jika bakat yang dimiliki cucu Patriark Qing itu sama sekali tidak kalah oleh Song Quon.Selama ini, nama Song Quon begitu populer di Kota Naga Biru. Dia diangggap sebagai pemuda Kota Naga Biru yang paling jenius. Namun anggapan itu kini mulai berubah setelah ribuan penonton melihat Qing Lao bahkan bisa bertahan selama ini.Hampir semua penonton tahu, jika Song Quon memiliki basis kultivasi yang lebih tinggi dari Qing Lao. Namun yang terjadi terjadi di atas arena memperlihatkan Qing Lao yang bisa mengimbangi kekuatan dari Song Quon."Ternyata selama ini, kita terlalu menganggap tinggi Tuan Muda Song. Dia tidak sekuat yang aku perkirakan.""Benar. Bahkan Tuan Muda Qing yang memiliki basis kultivasi lebih rendah satu tingkat bisa mengimbanginya," orang-orang kembali berdiskusi saat melihat pertarungan yang terjadi.Meskipun demikian, orang-orang ini tidak tahu, jika Qin

  • Dendam Penguasa Langit   BAB 31... Teknik Nafas Naga

    Dua kali perputaran tabung pasir pengukur waktu sudah selesai. Empat peserta yang melaju ke babak berikutnya kembali diminta untuk bersiap-siap.Meskipun di alun-alun kota ini ada dua arena yang awalnya disiapkan oleh kediaman Tuan Kota Naga Biru, saat ini tersisa satu arena yang sudah diperluas dibanding saat digunakan di babak-babak sebelumnya.Antusiasme penonton juga sama sekali tidak menurun. Jumlah orang bahkan bertambah banyak. Hari memang suda pagi, sehingga beberapa orang yang awalnya memilih pulang, kini kembali lagi untuk menyaksikan pertarungan yang menentukan.Pria tua yang memimpin pertarungan di babak sebelumnya, kembali berjalan menuruni panggung utama. Dia menuju panggung tinggi yang ada di sekitar arena."Pertarungan pertama untuk babak ini, yakni Song Quon dari Klan Song menghadapi Qing Lao dari Klan Qing. Nama yang saya sebutkan supaya menaiki arena," suara pria tua itu menggelegar hingga didengar oleh semua orang yang ada di tempat itu.Mata ribuan orang kini tert

  • Dendam Penguasa Langit   BAB 30... Memasuki Babak Pertarungan Satu Lawan Satu

    Saat Patriark Klan Song meledakkan aura Prajurit Surgawi tingkat enam dari tubuhnya, di kursi lainnya, Pariark Lian juga berdiri dengan melepaskan aura dari basis kultivasi yang sama dengan Patriark Song."Kamu berani, hadapi dulu aku," kata Patriark Lian yang saat ini langsung bergerak menghalau gerakan Patriark Song."Berhenti! Siapapun yang mengganggu jalannnya kompetisi akan berhadapan denganku. Kalau tidak percaya, coba saja," suara Tuan Kota Dong Seng, terdengar menggelegar.Aura Prajurit Surgawi tingkat 7 juga meledak dari tubuhnya. Aura Patriak Song dan Patriark Lian yang awalnya mendominasi di tempat itu, tenggelam setelah Dong Sheng melepaskan auranya.Para penonton mengalihkan pandangan mereka dari arena pertarungan ke panggung utama. Su Chen yang memperhatikan reaksi Patriark Song sejak tadi, menyipitkan matanya."Tunggu saja, saat aku bisa menanganimu, aku akan menghancurkan klanmu," batin Su Chen.Sementara itu, Patriark Lian yang mendengar Tuan Kota Dong Sheng sudah tur

  • Dendam Penguasa Langit   BAB 29... Teknik Jari yang Mengagetkan

    Su Chen bergerak seperti tidak tahu siapa yang akan jadi target serangannya. Tiga peserta dari Klan Song yang saat ini berlari ke arahnya bahkan terlihat bingung. Hal yang sama juga terjadi pada Bao Ye.Saat musuhnya kebingungan melihatnya, Su Chen tiba-tiba berlari lurus dengan cepat dan berdiri di depan salah satu peserta dari Klan Song.Tangan kanannya yang awalnya terkepal tiba-tiba terbuka. "Teknik Jari Penghancur Langit," gumamnya dalam hati sambil menjulurkan jari telunjuknya ke dada pemuda dari Klan Song itu.Pemuda itu bahkan tidak lagi sempat menghindar ataupun menghalangi serangan Su Chen. Telunjuk Su Chen seperti menancap di dadanya. Pemuda Klan Song itu terjatuh dengan dada berlubang. Matanya melotot, sementara tubuhnya tidak lagi bergerak. Su Chen menghancurkan jantungnya, yang membuat pemuda dari Klan Song itu tidak memiliki kesempatan untuk hidup.Dua pemuda Klan Song lainnya menatap rekan mereka dengan rasa takut. Penonton yang menyaksikan teknik serangan Su Chen jug

  • Dendam Penguasa Langit   BAB 28... Jadi Target Bersama

    Di panggung tempat para peserta yang lolos di babak ini berkumpul, Bao Ye, perwakilan dari gabungan klan dan kelompok kecil Kota Naga Biru mulai berdiri dari tempat duduknya.Sebelum melangkah ke arena pertarungan, dia berbalik dan melirik Song Quon yang sedang duduk tidak jauh dari tempatnya. Song Quon yang merasakan lirikan Bao Ye hanya mengangguk ringan.Tiga peserta dari Klan Song ikut berdiri. Bao Ye dan tiga peserta dari Klan Song kemudian berjalan dengan jarak yang tidak terlalu jauh. Su Chen juga mulai berdiri dari tempat duduknya.Saat akan melangkahkan kakinya, suara Song Quon mulai terdengar memprovokasi Su Chen. "Aku ingin lihat, apakah kakimu itu masih bisa kamu gunakan besok," kata Song Quon seperti memiliki keyakinan, Su Chen akan menjadi bulan-bulanan pada pertarungan kali ini.Su Chen hanya menoleh kemudian menyunggingkan senyum mengejek ke arah Song Quon, setelah itu dia melangkah menuju arena.Di tempat para anggota Klan Lian berkumpul, Lian Minghao dan Lian Xinxin

  • Dendam Penguasa Langit   BAB 27... Kong Jinhai yang Pongah

    Lian Minghao yang ditemani Lian Xinxin terus berjalan ke arah arena yang digunakan. Saat jaraknya sisa sepelemparan, Lian Minghao berhenti dan mendongak ke pria tua dari kediaman Tuan Kota Naga Biru, yang memimpin pertarungan di babak ini."Ijinkan aku, Lian Minghao dari Klan Lian menyatakan diri mundur dari kompetisi tahun ini. Aku hanya berharap kompetisi ini tidak melahikan pemenang yang menggunakan cara-cara tercelah untuk mecapai keinginannya," suara Lian Minghao menggelegar di tempat itu.Su Chen yang mendengarnya menghembuskan nafas lega. Awalnya dia mengira Lian Minghao akan melanggar janjinya. Dia juga memuji dalam hati sikap Lian Minghao yang mengumumkan sendiri pengunduran dirinya dari kompetisi ini.Sementara pria tua yang ada di panggung tinggi dekat arena menatap Lian Minghao dengan sorot mata simpati sekaligus kagum. Dia tahu, Lian Minghao adalah generasi muda Kota Naga Biru yang memiliki potensi. Sayangnya harus menjadi korban perbuatan tercelah Klan Song.Meskipun ham

DMCA.com Protection Status