David termenung di menatap kosong membuat Riko merasa heran. "Kamu kenapa, Vid?" tanya Riko menepuk pundak David."Ayna, Rik," jawab David menoleh ke arah Riko dengan membuang nafas panjang."Ada apa dengan Ayan?" tanya Riko penasaran. "Teman kecil Ay pindah kuliah di kampus ini," jawab David yang sebenarnya malas membahas tentang Rayhan. "Kirain Ay kenapa, Vid," kata Riko duduk di samping David."Tapi dia menyukai Ay, Rik," kata David membuat Riko mengangkat sebelah alisnya. "Maksud kamu, dia masih menginginkan Ayna? apa dia belum tahu kalau Ayna sudah menikah dengan kamu?'' tanya Riko yang juga tidak ingin hubungan David dan Ayna renggang karena kehadiaran sahabat Ayna."Sudah! dia sudah tahu kalau Ayna sudah menikah denganku. Namun, dia tetap bersikeras ingin mendapatkan Ayna," jawab David merasa geram pada Rayhan."Kamu tenang saja, Vid, aku yakin Ayna bukan wanita gampangan, Ayna pasti bisa menjaga diri dan gak akan terpengaruh oleh pria itu," kata Riko berharap David tidak la
"Aku pulang dulu ya," pamit Ayna pada ketiga sahabatnya."Kamu gak kangen pulang bareng kita, Ay?" tanya Adel sedih.Ayna tersenyum, "kangen sih! tapi lebih ingin pulang sama suamiku," jawab Ayna dengan senyum jatuh cinta."Iya deh, yang sudah punya suami, pasti lebih mengutamakan suaminya," kata Adel sengaja menggoda Ayna."Sayang!" panggil David menghampiri Ayna yang memang sudah menunggunya."Cie, Sayang, sweet banget sih!" goda teman - temannya kecuali Nisa. Nisa hanya menggeleng saat melihat tingkah kedua temannya yang saat ini suka menggoda Ayna.Ayna hanya tersenyum menanggapi ucapan Adel dan Lisa. "Aku duluan ya!" pamit Ayna."Iya, hati-hati, nempel terus ya, biar kita cepet punya keponakan," balas Adel membuat wajah Ayna memerah malu. Sementara David menggeleng melihat tingkah konyol sahabat Ayna.Di sisi lain, mama Rayhan merasa heran pada sang anak yang tidak seperti biasanya. Rayhan lebih pendiam seperti sedan
Prang ...Dara menarik alas meja hingga membuat semua benda yang berada diatas meja itu terjatuh. "Sialan kamu Adijaya! Sudah waktunya kamu menepati janji kamu, tapi kamu malah tidak pulang! Rupanya kamu mau bermain - main denganku Adijaya, baiklah kita lihat saja sampai mana kamu bisa bertahan jauh dari aku," kata Dara dengan nada penuh amarah."Ingat Adijaya, tidak semudah itu kamu menghindar dari aku! Aku akan melakukan apapun untuk mendapatkan apa yang aku inginkan!" gumam Dara mengepalkan kedua tangganya.Dara beranjak dari tempatnya, kali ini Dara berniat mencari keberadaan Adijaya, meskipun dia tidak tahu dimana suaminya tinggal untuk saat ini.Di tempat lain, Ayna sedang membantu Marni masak untuk makan malam. "Bu, butuh waktu berapa lama untuk kita bisa hamil?" tanya Ayna membuat Marni tersenyum."Apa kamu sudah siap dengan kehadiran seorang anak yang pastinya akan membuat waktu kalian untuk bersama semakin berkurang?" tanya Ma
"Mommy," ucap David saat melihat Hanum membantu Marni membawa makanan yang mereka masak ke ruang makan.Hanum tersenyum menoleh ke arah sang anak yang menghampirinya. "Aa sudah selesai?" tanya Ayna keluar dari dapur dan masuk ke ruangan itu."Sudah, Sayang." David merangkul pinggang Ayna dan mencium kening sang istri."Kebiasaan!" protes Riko saat melihat David yang tudak tahu tempat saat bersama Ayna."Maaf, habisnya kalau deket Ay bawaannya pengen peluk terus," balas David menyadari jika apa yang dia lakukan memang salah."Iya, tapi lihat tempat, kalau di rumah masih mending kalau di tempat umum ... Bisa saja orang yang lihat kemesraan kalian merasa iri dan berniat memisahkan kalian," kata Riko dengan serius."Iya, Rik, terima kasih sudah mengingatkan aku," kata David menepuk bahu Riko."Sama-sama," balas Riko."Makan yuk! Semua sudah siap!'' ajak Marni.Mereka pun mengangguk dan duduk di kursi
Ayna menoleh ke arah pintu saat mendengar suara pintu terbuka. David tersenyum menatap sang istri yang menunggunya."Maaf!" ucap David duduk di samping sang istri dan mencium keningnya."Kenapa minta maaf?" tanya Ayna tidak mengerti."Karena sudah membuat kamu menunggu lama, Sayang," jawab David mengusap puncak kepala sang istri.Ayna tersenyum mendengar apa yang David katakan. Ayna merasa bahagia karena memiliki seorang suami yang begitu menyayangi juga sangat menghargai dirinya."Langsung tidur atau mau itu dulu?" tanya David mengerling nakal."Apa sih,A?" tanya Ayna berpura-pura karena merasa malu pada sang suami. Ayna menutup wajahnya yang memerah dengan kedua telapak tangannya. David merasa gemas melihat tingkah lucu sang istri jika salah tingkah."Sayang, ayolah, Aa tahu kamu menginginkannya!" kata David semakin gencar menggoda Ayna."Ay ngantuk, A," balas Ayna menghindar."Kamu diam saja biar Aa yang b
Bug ...Tubuh Rayhan menabrak seseorang membuat berkas yang ada di tangannya berceceran dilantai."Kamu itu bisa lihat gak sih? Kalau mau jalan itu pakai mata jangan main jalan aja!" ucap Rayhan penuh amarah. Rayhan menatap tajam. Namun wanita itu sama sekali tidak takut, ia terlihat begitu santai."Kamu bisu, ya?" tanya Rayhan semakin mengikis jarak diantara mereka. Namun wanita itu hanya diam tidak peduli."Nis," panggil Lisa, Rayhan dan Nisa menoleh ke arah Lisa yang berjalan menghampiri mereka."Kamu kenapa? Kenapa kamu sama dia?" tanya Lisa tidak mengerti."Teman kamu ini sudah membuat aku kehilangan banyak waktu! Lihat, tugas aku berceceran gara - gara dia!" sahut Rayhan menjawab pertanyaan Lisa."Siapa yang tanya sama kamu?" tanya Lisa dengan begitu berani. Mata Rayhan membola sempurna saat mendengar apa yang Lisa katakan. "Dengar mahasiswa baru! Kamu mamang tampan, tapi kelakuan kamu pada seorang wanita sangatlah tidak pantas!" kata Lisa, sedangkan Nisa hanya diam tidak pedul
[ Maaf, Aa baru buka pesan dari kamu, Sayang] Ayna tersenyum saat membaca pesan dari suami tercinta. [ Gak apa kok, A, Aa bisa kesini, atau tidak? ] tanya Ayna membalas pesan sang suami. [ Iya, Aa akan susul kamu sekarang juga! ] Lagi - lagi bibit Ayna tak henti mengukir senyum hingga menyita perhatian Nisa. Adel dan Lisa pun merasa heran saat mereka tiba di.tempat itu. "Kamu masih waras kan, Ay?" tanya Adel meletakkan telapak tangannya didahi Ayna. "Tentu saja! Apa kamu pikir aku gila?" tanya Ayna mencebik kesal. "Bukan gitu sih, tapi aku merasa aneh saja sama kamu, Ay, gak biasanya kamu senyum - senyum sendiri kayak gitu," jawab Adel yang belakangan ini memang suka menggoda Ayna. "Boleh ikut?" tanya Rayhan yang langsung saja duduk di samping Ayna. Ayna membuang nafas panjang saat Rayhan duduk di sampingnya. Sungguh Ayna merasa sangat kesal dengan sahabat kecilnya itu. "Ay, kamu
Sepulang kuliah, seperti biasa Ayna membantu Marni setelah beristirahat. Sedangkan Nisa pergi ke Masjid untuk mengajar anak - anak mengaji. Waktu terus berjalan, matahari yang lelah pun menghilang ke arah barat hingga langit yang semula terang kini berangsur-angsur mulai gelap. Usai salat isya, Nisa berjalan keluar area Masjid sambil menunggu sang adik menjemputnya. "Ello lama sekali sih!" gumam Nisa sudah berjalan cukup jauh dari area Masjid. "Hay," ucap empat pria saat melihat Nisa jalan seorang diri. Nisa mengangguk sopan pada mereka. Namun, mereka malah menarik tangan Nisa. "Lepaskan!" teriak Nisa mencoba melepaskan diri dari pria - pria itu. Bukannya melepaskan, mereka justru tertawa saat melihat Nisa berusaha melepaskan diri dari mereka. "Jangan harap, cantik! Kami tidak akan semudah itu melepaskan kamu!" kata salah satu dari mereka. "Baiklah! Aku akan melakukan apa yang kalian inginkan! Tapi tolong lepaskan aku!" pinta Nisa mencoba bern