Walaupun kedua sahabat Camilla sudah berada di ambang kesuksesannya, tapi Camilla masih menempati posisi tertinggi. Sebab itulah mereka belum bisa berbuat apa-apa ketika Camilla membuka pintunya ketika mereka berdua tidak suka dengan kedatangan April. “Terima kasih. Kalau begitu, apa tidak masalah jika aku mulai duduk?” tanya April kepada camilla dan kedua temannya itu. Tentu saja kedua temannya itu sibuk berbisik keogahan mereka kepada April. Tapi karena orang pertama yang April ambil hatinya adalah orang yang paling berpengaruh dari mereka bertiga, April tidak akan merasa kesulitan kedepannya. “Tentu saja. Duduklah di sebelahku. Sebenarnya aku ingin turun tangan secara langsung untuk menyiapkan makanan agar kalian bertiga dapat mencoba masakan aku secara langsung. Ah, menjadi Ibu rumah tangga tidak semudah yang aku bayangkan. Walaupun aku bahagia, tapi suamiku sangat terobsesi kepadaku. Kau tahu, kan? Itu sangat membebaniku tapi bagaimanapun dia adalah suami yang sangat mencintai
Jika di dunia ini ada suara terompet paling keras sedunia, mungkin suara itu akan kalah dengan suara lembutnya Leo. Pelakunya tentu saja adalah Camila yang sangat jatuh cinta kepada Leo sejatuh-jatuhnya dan dengan semua kebodohannya. “Sayang! Akhirnya kamu pulang. Ah, maaf. Aku mengundang mereka karena aku sedang—”“Ah, Camilla. Tiba-tiba aku dapat panggilan darurat karena ada pasien yang harus aku tangani. Aku pulang dulu, ya. Maaf karena sangat mendadak.” Mahira berbohong dan memilih pergi setelah membuat mini gosip dengan Icha dan sepertinya dia sadar bahwa Leo mendengar pembicaraan mereka walaupun setengahnya. Tetap saja, itu membuat jantung Mahira bergetar seperti orang yang akan mati. “Loh, Mahira? Kamu bilang tadi ingin mencoba masakanku?” Camilla menggaruk kepalanya yang tidak gatal karena Mahira terlihat mencurigakan. “A-aku juga harus pulang, Camilla. Managerku sudah menghubungiku sedari tadi karena aku ada acara meeting dadakan bersama aktor selanjutnya dan para produse
Hampir saja membuat adegan gila seperti di drama bahwa seorang MC sedang diracuni oleh seorang Antagonis. Tapi ternyata, April hanya tersedak karena sambalnya sangat pedas dan panas. "Mi-minum!" pinta April kepada Camilla. Camilla yang terhormat pun tak sadar jika dia sedang disuruh oleh orang yang dianggap rendah. Bahkan Camilla memasang ekspresi khawatir, lalu dia berlari cepat mengambil air minum. Gluk! Gluk!April menghabiskan satu gelas air minumnya. "Walaupun tidak diracuni, tapi apa bedanya sambal ini dengan racun? Yah, aku tidak bisa menyalahkannya juga, sih. Itu karena dia makan masakannya dan mengambil sambal dengan lahap. Itu artinya, hanya aku yang sensitif dengan sambal sangat pedas ini. Walau begitu, niat buruk tidak akan luntur hanya karena hal seperti ini," kata April di dalam hatinya. "Apa sambalnya terlalu pedas? Aku tidak menakarnya dengan benar. Aku pikir kamu menyukai makanan pedas mengingat kamu waktu sekolah sering makan mie pedas. Terlebih, kedua temanku j
BLAR!Camilla berhenti melamun setelah April mengejutkannya. “Ah, t-tidak ada,” katanya dengan suara yang pelan. Camilla bahkan menampilkan ekspresi yang sedang memikirkan sesuatu. Walaupun April tidak tahu apa yang Camila pikirkan, tapi April tahu bahwa itu bukanlah sesuatu yang baik. April, tersenyum diatas penderitaan Camilla yang tidak diketahui. “Camilla, ada yang ingin aku tanyakan padamu,” ujar April dengan serius sambil memegang punggung tangan Camilla. “Apa itu? Kamu terlihat sangat serius,” balasnya sambil menampakan ekspresi yang dingin dan jutek, kembali ke sifat aslinya. “Soal temanmu, apakah mereka tidak suka jika aku berada disini bersamamu saat tadi?” tanay April. April menampilkan mimik muka yang sedih dan merasa bersalah. Hal itu berhasil membuat Camilla iba terhadapnya. Padahal yang dilakukan April adalah taktik. “Ti-tidak. Mereka memang tidak suka padamu karena … Saat kami SMA, kan? Tapi kamu tidak perlu memperdulikan mereka, April. Suatu saat, mereka akan m
Lima hari setelah kunjungan April ke rumah Camilla. Sekarang, di sebuah jalanan yang sangat minim penduduk. Bahkan perlu waktu 30 menit untuk melihat pemukiman. Sebenarnya, ini pertama kalinya untuk April datang ke daerah yang membuat bulu kuduknya merinding seperti ini. “Bagaimanapun juga, misi saat ini harus berhasil. Ya! Aku sudah pergi sejauh ini bahkan ini sangat gelap. Menurut informan, dia selalu melakukan aksinya di malam rabu. Aku berharap aku dapat menemukan dia,” batin April. April memarkirkan kendaraan roda empatnya di sebuah lahan kosong yang kecil. Dia datang dengan penuh persiapan. Mobil dengan plat yang tidak akan dikenali, pakaian hitam yang menutup seluruh tubuhnya, dan yang lainnya. Semua itu April lakukan untuk berjaga-jaga. April menggunakan but hitam yang tidak akan terlalu menimbulkan suara ketika dia berjalan. Walaupun wajahnya hampir tertutupi oleh topi hitamnya, tapi mata April sangat jeli untuk melihat sekitarnya.DAG DIG DUG!April merasakan detak jantun
BUGH! BUGH! BUGH! “Angga, kenapa kamu ada disini? Bukankah aku sudah bilang jika kamu harus isti—”“Sstt! Dia adalah salah satu orang yang membantu pelaku. Saat aku mendekati wilayahnya, sepertinya dia tidak memiliki penjaga satupun. Bagaimana? Apakah kita akan mendekati tempat itu? Kita akan merekamnya diam-diam dari pada harus menggerebeknya secara langsung. Kita harus memiliki satu bukti setidaknya,” jelas Angga dengan wajah seriusnya. . April mengangguk mengerti. Dia bahkan mulai lupa bahwa Angga tidak boleh datang ke tempat ini karena kondisinya. Tapi melihat Angga, sepertinya Angga cukup sehat untuk saat ini. Setelah Angga berhasil mengalahkan pria tadi yang mengejar April, kini mereka berdua pergi untuk mengintip sebuah gedung. Gedung yang terlihat berfungsi dengan label bahwa tempat itu dipakai untuk tempat tergelarnya sebuah sanggar seni khusus. Lebih tepatnya, menurut seorang informan yang rumahnya berada di kecamatan ini, mengatakan bahwa tempat ini sanggar seni milik s
Keesokan harinya, April dengan amarahnya yang besar meminta Angga untuk istirahat dengan cukup dan hanya memperbolehkan bekerja selama enam jam saja. Meski begitu, Angga tidak menelan mentah-mentah syarat yang diberikan April itu. April yang bekerja selama delapan jam di kantornya dan pura-pura mendapatkan tugas dari CEO secara langsung membuat Apri pulang tanpa harus lembur. April kembali ke rumahnya dengan melanjutkan strategi untuk misi selanjutnya sembari mengasuh bayi besar.“Apakah aku benar-benar tidak mengganggumu?” tanya Angga kepada April yang sedang sibuk dengan seisi monitornya yang dipenuhi dengan isi rumah Camilla, juga tempat operasi ilegal milik Mahira. “Tidak. Asalkan kamu diam dan makan saja, gerakan badan dengan cukup, dan tidurlah tanpa merasa terganggu. Jika kamu butuh bantuan atau ingin sesuatu, jangan sungkan untuk minta kepadaku langsung,” balas April yang sedang fokus itu. Sudah satu jam, Angga hanya menatap April dari belakang sambil makan buahnya. Untuk
Malam itu, mereka melakukan sesuatu yang lebih panas dari biasanya. Ternyata mereka tidak hanya mengecup benda mungil nan merah itu saja. Mereka melakukannya lebih dalam. "Ap-ril," panggil Angga dengan suara sangat bergema walaupun Angga mengatakannya dengan pelan. CUP! CUP! Tapi ditengah keheningan itu, suara mereka yang saling bercumbu satu sama lain terdengar mendominasi ruangan ini. Pikiran mereka hilang tentang misi atau bahkan penyakit yang mematikan. Mereka, sekarang hanya memiliki mereka satu sama lain. Energi yang mengalir deras ke setiap tubuhnya. "Sial! Apakah kita hanya mendapatkan satu ginjal saja? Kemana miliknya satu lagi?!" "Itu karena kamu terburu-buru tanpa melakukan pemeriksaan lebih awal apakah dia memiliki dua ginjal utuh atau tidak—""Aish! Itu karena dia terus menghantuiku setiap malam untuk meminta ginjal secepatnya! Sudahlah! Lanjutkan saja!" Bahkan percakapan penting Mahira dengan timnya tidak mampu menggoyahkan apa yang sedang April dan Angga lakukan