Beranda / Romansa / Dendam Mantan! / 1). Mendadak Putus

Share

Dendam Mantan!
Dendam Mantan!
Penulis: Cacavip

1). Mendadak Putus

Penulis: Cacavip
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-01 21:10:00

***

"Rajendra!"

Berhasil keluar dari keramaian kemudian masuk ke backstage setelah mengenalkan diri, seruan tersebut lantas keluar dari bibir Kalania ketika pada jarak beberapa meter, sosok yang dia cari tengah berjalan ke sebuah tenda.

Rajendra.

Bukan orang lain, yang Kalania panggil adalah dia dan bukan berstatus teman, Rajendra adalah kekasihnya yang sudah Kalania pacari selama dua bulan terakhir.

Berawal dari Kalania yang sering menonton bahkan mengikuti band yang dianggotai Rajendra juga ketiga temannya, gadis itu tiba-tiba saja mendapat keberuntungan untuk naik ke atas panggung setelah salah satu anggota memilihnya sebagai penonton paling aktif, dan karena posisi Rajendra adalah vokalis, Kalania tentunya banyak berinteraksi dengan pria itu di atas panggung.

Itu saja? Tentu saja tidak, karena setelah dipanggil naik ke atas panggung, Kalania dihampiri lagi oleh Rajendra untuk kemudian diajak berkenalan bahkan dimintai nomor telepon.

Bak kejatuhan durian runtuh, Kalania yang menyukai Rajendra tentu saja menerima dengan senang hati ajakan berkenalan bahkan tanpa banyak ba bi bu, dia juga memberikan ponsel sampai akhirnya seminggu pasca mereka dekat, Rajendra menyatakan cinta padanya dan tentu saja Kalania pun menerima dengan senang hati sehingga dia dan vokalis Ravaleaz band tersebut pun resmi berpacaran.

Tak ada yang aneh, hubungan keduanya berlangsung seperti pasangan lain dan tentu saja sebagai pacar yang baik, Kalania selalu mengusahakan diri untuk datang setiap kali Rajendra manggung termasuk hari ini.

"Kamu keren banget sore ini," ucap Kalania sesampainya dia di dekat Rajendra. Tak bersama teman-temannya yang lain, pria itu kini berdiri seorang diri. "Aku suka."

"Suka lagunya?" tanya Rajendra.

"Suka semuanya," kata Kalania sambil terus tersenyum. "Apalagi lagu yang nyeritain tentang jatuh cinta. Lagu baru ya? Aku belum lihat di akun youtube band kamu."

"Iya dan itu aku yang ciptain."

"Serius?" tanya Kalania—semakin antusias, karena dia pikir lagu tersebut ditujukan Rajendra untuknya.

"Iya serius, tapi bukan buat kamu."

Deg.

Seperti dipukul ulu hati, itulah yang dirasakan Kalania setelahnya. Memandang Rajendra dengan perasaan yang heran, dia lantas bertanya,

"Terus buat siapa kalau bukan buat aku? Itu lagu tentang jatuh cinta, kan?"

"Iya dan lagunya bukan buat kamu, tapi buat orang lain yang sekarang lagi aku suka."

"Rajendra."

"Kita putus ya," ajak Rajendra tanpa aba-aba dan jelas hal tersebut membuat Kalania kaget. "Kita kan udah dua bulan pacaran dan aku bosen terus pengen ganti. Jadi hari ini udahan oke? Kamu bukan lagi pacar aku begitu pun sebaliknya. Enggak usah datang ke backstage mulai hari ini dan semuanya berakhir. Hubungan kita bulan aja karena aku punya gebetan baru."

"Ra-Rajendra kamu bercanda, kan?" tanya Kalania dengan raut wajah kaget yang tak hilang dari wajah cantiknya.

Tak punya salah apa pun dan tak memiliki masalah apa-apa sebelumnya dengan Rajendra, rasa kaget ketika diputuskan secara mendadak seperti sekarang tentu saja menghampiri Kalania karena rasanya tak etis jika hubungan dia dan vokalis band tersebut berakhir begitu saja.

Rajendra Playboy.

Julukan itu sudah Kalania ketahui sebelum mengenal pria tersebut bahkan berpacaran dengannya, tapi tetap saja diputuskan secara mendadak tanpa melakukan kesalahan, dia tak bisa terima sehingga bagaimanapun caranya Kalania harus mendapat penjelasan dari pria itu.

"Bercanda? Enggaklah," kata Rajendra. "Lagian lo kan tahu gue gimana? Gue playboy dan gue enggak bisa sama satu cewek aja. Jadi terima aja gue putusin lo. Bosen soalnya dan-"

Plak!

Dengan emosi yang tiba-tiba saja naik ke ubun-ubun, tamparan tersebut lantas dilayangkan Kalania di pipi Rajendra dan bohong jika pria itu tak kaget karena jelas Rajendra kaget dengan tamparan gadis di depannya.

"Lo nampar gue?" tanya Rajendra—kembali menggunakan panggilan lo-gue pada Kalania.

"Apa? Enggak suka?" tanya Kalania. "Itu pantas buat cowok brengsek macam kamu tahu enggak? Aku tahu kamu playboy, tapi putusin cewek minimal kamu harus bikin masalah dulu, Rajendra! Kamu pikir diputusin tanpa alasan itu enak? Enggak! Aku enggak suka tahu enggak diginiin!"

"Ya terus gue harus apa?" tanya Rajendra. "Gue naksir cewek lain dan gue bosen sama lo. Masa harus dipertahanin?"

Mengeraskan rahang, itulah yang dilakukan Kalania setelahnya hingga tak berselang lama yang dia lakukan adalah; kembali menampar Rajendra dan jelas hal tersebut membuat pria itu merintih.

"Aw!

"Mampus!" ujar Kalania. Tak lagi memiliki mood untuk meminta penjelasan, emosi menggunung yang kini hadir membuat dia tanpa ragu melakukan semua itu karena diperlakukan dengan sangat tak baik, tentu saja dia marah. "Itu pantas buat kamu yang brengsek, Rajendra! Aku doain kamu impoten habis ini terus aku doain juga kamu botak!"

"Jangan sembarangan ngomong ya lo!"

"Bodo amat!" ujar Kalania. "Kalau kamu emang mau putus sama aku, ayo kita putus! Tapi jangan harap aku diem aja diginiin karena aku pasti balas dendam! Aku akan bikin kamu menyesal karena giniin aku dan ak-"

"Balas dendam apa emangnya yang bisa lo lakuin hah?" tanya Rajendra yang justru meremehkan Kalania.

"Banyak!" ujar Kalania. "Aku bisa balas dendam lewat banyak cara dan aku jamin kami bakalan nyesal karena udah giniin aku. Lihat aja!"

"Oke, gue tunggu," kata Rajendra. "Kabarin gue kalau balas dendamnya udah siap oke? Sekarang sana pergi dan enggak usah temuin gue lagi. Kalau perlu, enggak usah nonton gue karena gue pengen penonton baru yang lebih cantik. Sana."

"Sampah!"

Tak melakukan apa pun untuk mempertahankan hubungannya dengan Rajendra, yang dilakukan Kalania justru mengumpat sebelum akhirnya pergi meninggalkan pria itu dengan perasaan yang dongkol.

Kembali ke mobil, Kalania lekas melajukan kendaraannya itu dengan kecepatan tinggi dan bukan ke rumah, tujuan dia pulang sore ini adalah apartemen karena memang selama beberapa tahun terakhir Kalania hidup mandiri di sebuah apartemen.

"Rajendra brengsek!" umpat Kalania ketika akhirnya sampai di unit apartemen. "Awas aja aku enggak akan tinggal diam diginiin. Aku pasti balas dendam."

Tak ada tangis layaknya seorang gadis yang barusaja putus cinta, Kalania justru terus dilanda emosi dan tak hanya merutuk, yang dilakukannya setelah masuk ke dalam kamar adalah; menghubungi sebuah nomor.

Bukan orang lain, yang Kalania hubungi adalah nomor sang sahabat, Tami dan bukan tanpa tujuan, alasan dia menghubungi Tami adalah untuk mencurahkan kekesalan, sakit hati sekaligus meminta solusi balas dendam pada Rajendrs karena ucapannya tadi tentu saja bukan main-main.

"Halo, Kal. Ada apa?"

"Tami, gue putus sama Rajendra," rengek Kalania tanpa basa-basi. "Tadi gue nemuin Rajendra di backstage kaya biasa dan lo tahu? Dia putusin gue secara mendadak. Katanya dia bosan sama gue dan-"

"Kan!" seru Tami dengan segera. Tak setuju dengan hubungan Kalania dengan Rajendra, sejak awal gadis tersebut memang sudah punya feeling tak baik karena status vokalis band tersebut yang tak lain seorang playboy sangat terkenal di mana-mana. "Gue bilang juga apa, Kalania. Rajendra itu playboy dan dia enggak punya niat serius sama lo! Dia cuman mau mainin lo dan di-"

"Iya gue minta maaf, Tami. Sorry," ucap Kalania—memotong ucapan sang sahabat dengan segera. "Gue harusnya dengerin omongan lo buat enggak pacaran sama Rajendra dan gue juga harusnya pinteran dikit."

"Baguslah kalau sadar diri."

"Tapi meskipun nyesal, gue enggak mau tinggal diam dan gue mau balas dendam," kata Kalania. "Gue tadi udah ngomong ke Rajendra buat balas dendam sama dia dan katanya dia nunggu pembalasan dendam itu."

"Terus?"

"Gue bingung mau balas dendam pake cara apa," kata Kalania polos. "Gue blank dan gue pengen minta bantuan lo buat cari ide. Kira-kira ada saran enggak?"

"Serius mau balas dendam nih?"

"Seriuslah!" ujar Kalania. "Gue harus buktiin ke Rajendra kalau gue bukan cewek lemah yang bakalan pasrah digituin sama dia. Gue harus bikin dia nyesal dan kapok bahkan kalau bisa, gue pengen bikin dia nangis darah."

"Pacarin Kakaknya kalau gitu."

"Hah?" Mendengar ucapan Tami, raut wajah Kalania tentu saja mendadak cengo. "Kakak? Emang Rajendra punya Kakak? Setahu gue kembaran deh dia punyanya."

"Ya itu sama aja," kata Tami. "Setahu gue Rajendra itu punya dua saudara kembar dan karena dia anak tengah alias lahir kedua, dia punya Kakak dan adik. Kakaknya cowok, adiknya cewek."

"Terus?"

"Ya lo pacarin sana kakaknya," kata Tami. "Kalau pengen bikin Rajendra nangis darah. Itu cara yang paling efektif karena lihat mantan pacaran sama saudara sendiri tuh nyes."

Komen (4)
goodnovel comment avatar
Netty Kurnia
mutusin dadakan gak enak tau jen.. klo tahu bulat enak d goreng dadakan..
goodnovel comment avatar
Chacha Unyil
nah bener pacarin kakak nya aja
goodnovel comment avatar
Chacha Unyil
jendra mutusin cewek kayak beli siomay ja gampang banget ............awas kena karma jen
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dendam Mantan!   2). Rencana Balas Dendam

    ***"Udah cantik belum sih gue? Mau ketemu CEO degdegan banget rasanya."Berdiri di depan cermin besar yang ada di kamar, pertanyaan tersebut lantas dilontarkan Kalania pada dirinya sendiri yang barusaja menyelesaikan kegiatan berdandan.Tak akan berdiam diri di apartemen seperti biasanya, siang ini Kalania memang akan pergi ke suatu tempat dan bukan tempat sembarangan, yang akan dia datangi adalah sebuah gedung perusahaan ternama.Bukan untuk melamar pekerjaan, tujuan Kalania datang ke gedung perusahaan tersebut adalah; untuk menemui seseorang yang dia pikir bisa membantunya membalaskan dendam pada Rajendra, karena memang tak main-main, niat Kalania balas dendam sangat serius.Diputuskan secara mendadak tanpa memiliki kesalahan, Kalania merasa dipermainkan dan sebagai perempuan, dia tentu saja tak terima sehingga pembalasan pun harus dilakukan dan dari semua cara yang bisa dipakai, dia memutuskan untuk memakai ide iseng sang sahabat yaitu; memacari saudara kembar Rajendra.Rainer Lan

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-01
  • Dendam Mantan!   3). Gadis Gila

    ***"Pak, kok saya diginiin sih, Pak? Saya kan barusan udah bilang kalau saya bukan orang gila! Saya seriusan mantannya Rajendra dan saya mau balas dendam sama dia, Pak! Please, Bapak bantuin saya karena kalau enggak dikasih pelajaran, Rajendra akan semakin berulah dan korbannya akan semakin banyak! Bapak mau emangnya saudara kembar Bapak memakan lebih banyak korban? Mau?"Sambil terus meronta dari pegangan dua satpam yang kini mencekalnya, seruan panjang lebar tersebut lantas dilontarkan Kalania pada Rainer yang kini berdiri pada jarak beberapa meter.To the point mengungkap tujuan datang ke kantor Rainer, respon yang didapatkan Kalania memang di luar dugaan karena alih-alih bersedia, Rainer justru menuduhnya macam-macam.Orang gila lepas dari rumah sakit jiwa.Itulah tuduhan pertama yang dikatakan Rainer padanya dan sebagai orang waras, Kalania tentu saja tak terima sehingga sejelas mungkin dia mengatakan kronologi putusnya dengan Rajendra dan alih-alih tertarik dengan tawaran yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-01
  • Dendam Mantan!   4). Menunggu Panggilan

    ***"Ck."Menarik kedua tangannya dari laptop yang sejak tadi dipakai, Kalania berdecak dengan rasa kesal yang tiba-tiba saja datang. Pikiran buyar lalu konsentrasi hilang, selanjutnya itulah yang terjadi setelah ponsel yang disimpannya di dekat laptop, tak kunjung berbunyi.Padahal, setelah memberikan nomor ponselnya pada Rainer siang tadi, Kalania berharap malam ini pria itu meneleponnya untuk mengungkap ketertarikan atas ajakan dia siang tadi.Namun, sepertinya Kalania memang terlalu berharap karena jangankan telepon, pesan saja tak dikirim Rainer—membuat dia tentu saja frustasi sendiri karena selain memacari pria itu, dia tak tahu harus menggunakan cara apalagi untuk balas dendam pada Rajendra."Ini Rainer serius enggak tertarik nih sama tawaran gue?" tanya Kalania setelahnya. "Cantik lho gue tuh. Masa dia enggak mau sih? Lagian lihat adiknya permainin banyak cewek, dia enggak simpati apa? Ah, apa jangan-jangan Rainer sebelas dua belas sama Rajendra?"Tak ada yang menjawab pertany

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-01
  • Dendam Mantan!   5). Saling Membantu

    "Rainer."Deg.Dada Kalania rasanya seperti dipukul secara mendadak setelah sang penelepon mengutarakan identitas yang tentu saja membuat dia kaget."Ra-Rainer?" tanya Kalania tergagap. "Rainer Langit Mahendra, bukan?""Iya," kata Rainer. "Dan saya hubungi kamu karena ingin membicarakan sesuatu.""Tentang apa?" tanya Kalania dengan raut wajah antusias. "Tentang tawaran aku kemarin bukan? Kalau iya, ayolah kita ngobrol ter-""Kafe Kencana," potong Rainer. "Bisa kita bicarakan semuanya di sana? Kalau bisa saya tunggu pukul setengah satu-""Bisa!" seru Kalania. "Aku bisa ke sana dan aku bakalan datang dari jam dua belas biar enggak telat. Terlepas dari apa yang mau kamu bicarain, aku bakalan datang dan aku mau dandan secantik mungkin.""Oke.""Sebut kamu enggak apa-apa, kan?" tanya Kalania. "Soalnya kan ini enggak dikantor.""Silakan," kata Rainer. Hening selama beberapa detik, setelahnya pria itu kembali buka suara. "Ya sudah kalau begitu saya matikan teleponnya dan sampai ketemu di san

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-01
  • Dendam Mantan!   6). Gadis Bawel

    ***"Ck."Rainer yang kini memegang ponsel di tangan kanannya seketika berdecak setelah sebuah panggilan tiba-tiba saja masuk ke nomor miliknya. Bukan dari orang asing, panggilan tersebut berasal dari kontak yang dia namai Gadis setengah waras dan bukan orang teman terdekat apalagi saudara, orang yang Rainer namai seperti itu adalah Kalania.Ya, gadis itu.Meskipun sekarang Rainer dan Kalania sudah menjalin sebuah kerjasama, rasanya dia enggan mengubah nama kontak gadis tersebut di ponselnya karena menurut penilaian dia, begitulah Kalania."Mau apa sih gadis ini? Ganggu aja," tanya Rainer setelahnya.Alih-alih menjawab panggilan, yang dia lakukan justru hanya memandangi nama Kalania karena tak sedang senggang, saat ini Rainer sedang berkutat dengan macbook untuk mengurus pekerjaan, sehingga jelas dia tak bisa diganggu siapa pun apalagi Kalania.Tak hanya berlaku untuk gadis itu, larangan mengganggu dia di kamar diantara jam delapan sampai jam sembilan malam juga diberlakukan pada semu

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-17
  • Dendam Mantan!   7). Membujuk Rajendra

    "Najis," celetuk Rainer. "Enggak ada yang bisa gue kangenin dari lo.""Terus mau apa?" tanya Rajendra sambil mendudukan dirinya di samping Rainer dan alih-alih mendapat jawaban dari sang saudara kembar, dia justru mendapat perinrah."Pake baju dulu lo, masuk angin," kata Rainer. "Gue enggak bakalan ngomong sebelum lo pake baju.""Halah ribet banget lo, Rainer," desah Rajendra sambil beranjak. "Manggung malam sambil ujan-ujanan aja kuat, apalagi cuman kaya gini? Gue enggak selemah itu kali.""Udah sih tinggal pake baju kan enggak susah juga," kata Rainer. "Apa perlu gue bajuin?""Males," celetuk Rajendra. "Gue bukan balita kali.""Ya udah kalau gitu pake baju sendiri.""Iya-iya, bawel lo."Tak menjawab, Rainer hanya diam sambil menumpukan kedua tangannya di kasur sementara Rajendra sendiri mulai mencari pakaian dan tanpa memerlukan waktu lama, putra tengah Aleora tersebut selesai mengenakan kaos juga kolor dalam beberapa menit saja."Udah tuh pake baju," kata Rajendra pada sang kembara

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-17
  • Dendam Mantan!   8). Menuju Makan Malam

    ***"Gimana, Mbak, apa sudah pas?"Duduk di depan sebuah cermin besar, Kalania sedikit menyipitkan mata setelah pertanyaan tersebut dilontarkan seorang perempuan yang sejak beberapa saat lalu mengurus rambutnya.Tak diam di rumah seperti biasa, hari sabtu ini Kalania memang memutuskan untuk pergi ke spa bahkan salon karena setelah mendengar kabar dari Rainer hari jumat kemarin, dia memutuskan untuk dandan secantik mungkin malam nanti.Rajendra akan ada di acara makan malam.Itulah yang dikatakan Rainer kemarin pagi sehingga tak mau sembarangan, segala persiapan menuju makan malam nanti dilakukan sebaik mungkin olehnya dan tentu saja tak hanya pergi merawat diri, Kalania akan pergi ke mall untuk membeli baju dan perintilan lainnya.Semua dilakukan sendiri? Ya, tentu saja karena Rainer yang notabenenya pacar pura-pura, enggan berpartisipasi sehingga mau tak mau Kalania pergi tanpa teman karena Tami sang sahabat pun tengah memiliki urusan.Bukan problem besar, hal tersebut jelas tak men

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-18
  • Dendam Mantan!   9). Perdebatan di Ambang Pintu

    "Balikan?" tanya Kalania dengan senyuman meledek. "Enggaklah, buat apa juga aku ngajak balikan orang yang udah mutusin aku tanpa alasan? Ngerasa spesial banget emangnya kamu sampai harus didatangin ke rumah buat diajak balikan?""Terus kalau bukan mau ngajak balikan, lo mau apa datang ke rumah gue?" tanya Rajendra sinis, karena tamparan yang pernah diberikan Kalania masih membekas diingatannya hingga sekarang. "Sana balik. Gue lagi nunggu tamu penting dan-""Dia tamu gue, Jen."Belum selesai Rajendra bicara, suara Rainer lebih dulu terdengar dari dalam rumah dan munculnya pria itu tentu saja membuat Kalania bersorak di dalam hati karena inilah yang dia tunggu sejak kemarin."Tamu lo?" tanya Rajendra—kembali mengerutkan kening dengan perasaan yang lagi-lagi heran. "Tamu lo gimana? Dia mantan gue. Dia cewek yang baru gue putusin dua minggu lalu dan-""Dia pacar gue sekarang," potong Rainer dengan raut wajah serius. "Kalania pacar gue dan tolong biarin dia masuk karena dia tamunya Mama m

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-18

Bab terbaru

  • Dendam Mantan!   45). Rajendra Cemburu?

    ***"Ya ketika para mantan lo menghilang setelah lo putusin secara mendadak, Kala malah jadian sama Rainer dan itu tuh kaya revenge, Njir!" ujar Keano. "Mana sifat dan sikapnya berubah jadi lebih baik setelah sama Rainer. Manusiawi sih kalau lo gagal move on karena pasti enggak gampang juga buat nahan rasa setiap ketemu sama dia.""Dan masih sangat bisa kalau lo mau ambil lagi Kala dari Rainer mumpung hubungan mereka belum terlalu jauh," ucap Rega yang tentu saja mendapat teguran dari Zion."Ngajarin yang sesat lo," celetuk Zion. "Terjadi perang saudara di keluarga Om Raiden, lo mau tanggung jawab emangnya? Kena lo nanti sama pisau bedah Omnya Rainer sama Rajendra. Siapa sih namanya? Dokter Regal ya?""Regan, bego," kata Keano—mengoreksi. "Kue mari kali ah, Regal.""Ya mangap, salah sehuruf doang," kata Rega dengan segera."Mangap-mangap pala lo mangap."Terkekeh, itulah respon Rajendra untuk ucapan yang dilontarkan Keano hingga setelahnya keempat orang pria tersebut mengalihkan atens

  • Dendam Mantan!   44). Gagal Move On?

    ***"Tadi lo lihatin apa? Kok kaya diem sebentar terus lihatin sesuatu di kerumunan penonton?"Tengah duduk sambil menyedot air putih dari botol, Rajendra seketika menoleh setelah pertanyaan tersebut dilontarkan Rega—sang gitaris band tempatnya bernaung, yang kini duduk tak jauh darinya.Barusaja menyelesaikan dua lagu sebagai pembuka acara, Rajendra dan teman-temannya memang turun sementara dari panggung dan tak berkeliaran ke mana saja, mereka tentunya pergi ke backstage untuk beristirahat karena nanti masih ada tiga lagu yang harus Rajendra bawakan di acara universitas tempat dia berkuliah.Ditonton Rainer, Rajendra awalnya cukup bersemangat menampilkan penampilan terbaik seperti biasa, hingga pemandangan di tengah kerumunan penonton cukup menarik perhatiannya—membuat rasa panas di dalam hati entah kenapa mendadak datang.Kalania dan Rainer.Itulah yang menarik atensi Rajendra di tengah aksi panggungnya beberapa waktu lalu. Membawakan lagu yang bisa dibilang asik untuk dipakai berj

  • Dendam Mantan!   43). Menuju Konser Bagian 2

    ***Tak macam-macam apalagi membahayakan, ide yang didapatkan Kalania adalah; sesuatu hal yang aman dan bukan mengempesi ban mobil atau yang lainmya, Kalania kini justru berjalan ke depan mobil untuk kemudian naik ke atas kap dam duduk di sana.Rainer? Pria itu kini nampak fokus dengan ponselnya hingga ketika mengangkat pandangan, dia hampir saja terperanjat."Astaga!" seru Rainer spontan, sementara Kalania sendiri kini tersenyum sambil memandangnya dengan raut wajah tanpa dosa—membuat dia tentu saja lekas menyembulkan kepala dari kaca yang masih terbuka lebar. "Kamu ngapain duduk di kap mobil saya, Kalania? Turun!""Lah katanya tadi kamu bilang bebas," ucap Kalania—berpura-pura polos untuk menutupi rasa bahagiamya setelah berhasil membuat seorang Rainer jantungan. "Kamu ngomong ke aku katanya mau di kap mobil juga silakan kalau berani dan aku berani, jadi aku duduk di sini. Apanya yang salah?""Ya Tuhan, salah apa saya sampai harus bertemu spesies perempuan macam Kalania?" tanya Rain

  • Dendam Mantan!   42). Menuju Konser

    ***"Duh udah cantik belum sih gue? Mendadak gugup nih mau malam mingguan sama Rainer."Berdiri sambil mengamati penampilannya dari atas kepala hingga ujung kaki, pertanyaan tersebut lantas dilontarkan Kalania pada dirinya sendiri yang kini dilanda rasa bingung.Bukan tanpa alasan, bingungnya Kalania datang setelah perasaan tak cocok terhadap outfit yang dia kenakan tiba-tiba saja menghampiri. Padahal, bukan acara ecek-ecek, yang akan Kalania hadiri malam minggu ini adalah acara yang bisa dibilang penting.Konser Rajendra bersama anggota bandnya.Bukan acara makan malam bersama Lukman juga Sellina, yang akan Kalania datangi malam ini justru konser sang mantan karena meskipun sempat mendapat ajakan untuk makan malam bersama kedua orang tuanya, pilihan Kalania tetap jatuh pada konser Rajendra sehingga selain menerima, Sellina juga Lukman tentunya tak bisa melakukan apa-apa lagi.Namun, karena malam minggu ini Kalania tak bisa, hari minggu besok dia harus mau datang ke rumah sang papa un

  • Dendam Mantan!   41). Rencana Bertemu Nadine

    ***Sementara Rajendra sibuk mengomel, maka jauh di apartemen sana Kalania justru puas tertawa setelah berhasil menggoda mantan kekasihnya tersebut, dan yaps! Dia pikir rencananya untuk berpura-pura berpacaran dengan Rainer bukan suatu hal yang buruk, karena meskipun sedikit, Kalania perlahan bisa membalaskan dendamnya pada sang mantan."Kena lo, panas kan?" tanya Kalania. "Meskipun selalu bilang enggak, sedikit besarnya gue yakin lo panas lihat gue sama Rainer, Rajendra dan itu bikin gue makin semangat buat manasin lo biar lo sadar kalau gue enggak kaya mantan lo sebelumnya yang lemah tak berdaya."Memudarkan senyuman, perlahan Kalania melakukan hal tersebut hingga ketika ucapan Rajendra tadi melintas di benak, dia kembali buka suara."Sellina istri Papa bukan mantannya Rainer, gue lega," kata Kalania. "Enggak lucu juga kalau gue dekat sama mantan mama tiri gue."Lega, itulah yang dirasakan Kalania hingga selang sepuluh menit pasca memutuskan sambungan telepon dengan Rajendra, sebuah

  • Dendam Mantan!   40). Rajendra Berbohong

    ***[Jangan telepon gue, Rajendra! Gue enggak mau ngomong sama lo. Gue cuman mau tanya sesuatu.]Duduk di sofa kamar, Rajendra tersenyum tipis setelah membaca pesan yang dikirim Kalania beberapa detik lalu. Sampai hampir lima belas menit ke belakang, Rajendra memang tiba-tiba saja mendapat pesan dari sang mantan persis ketika dirinya masuk ke kamar.Tak diam, tapi tak membalas pula pesan dari Kalania, yang dilakukan Rajendra selanjutnya adalah; menghubungi langsung nomor sang mantan. Namun, alih-alih dijawab, panggilannya justru ditolak lalu setelahnya, Rajendra mendapat pesan dari Kalania yang berisi sebuah ungkapan kesal.Rajendra kesal? Sialnya tidak, karena mendapat omelan dari Kalania, yang muncul di benaknya justru rasa gemas. Bukan tanpa alasan, perasaan tersebut muncul setelah dia cukup menyadari perubahan pada diri sang mantan yang terlihat lebih berani dibanding ketika berpacaran dengannya, karena alih-alih sewot seperti sekarang, Kalania selalu bersikap manis ketika berkomu

  • Dendam Mantan!   39). Kembali Mencintai Rajendra?

    ***"Kal, gue bukan tukang halu kaya lo yang pinter ngarang," kata Tami. "Lagian pas gue tanya serius apa enggak ke tuh staff yang tadi cerita, dia jawab serius kok bahkan dia minta gue tanyain langsung ke pacarnya yang juga wisuda sama Rainer. Jadi ya gue pikir tuh cerita valid. Saking sakit hatinya sama tuh mantan, Rainer nutup hati rapat-rapat buat cewek jadi sikapnya dingin apalagi sama cewek.""Apa karena itu juga ya Rainer enggak ngaku pernah pacaran ke gue?""Maksudnya?""Ya tadi pas ngobrol, gue bahas hubungan gitu terus gue juga tanya Rainer pernah pacaran apa enggak dan dia jawabnya enggak," kata Kalania. "Apa itu karena sakit hatinya dia sama mantan yang lo ceritain ya?""Bisa jadi sih soalnya enggak lama juga, kan, mereka pacaran dan yang paling perih, Rainer diputusin secara mendadak cuy," kata Tami. "Siapa yang enggak sakit hati coba? Lagian heran banget gue sama tuh cewek, apa sih yang bikin dia mutusin Rainer yang seganteng itu.""Mungkin karena enggak cocok?""Enggak

  • Dendam Mantan!   38). Cerita Tentang Rainer

    ***"Makasih ya untuk hari ini. Kamu udah bantuin aku cari penerbitan dan kamu juga mau aku ajak makan sama-sama. Aku senang karena meskipun cuman pura-pura, kita serasa pacaran beneran."Sampai di dekat mobil Rainer yang terparkir di depan gedung, ucapan tersebut lantas dilontarkan Kalania pada sang kekasih palsu yang malam ini sengaja dia antar.Makan malam selesai, sekitar pukul setengah delapan, Rainer memang berpamitan untuk pulang tanpa mau dicegah lagi dan sebagai kekasih palsu yang baik, Kalania menawarkan diri untuk mengantar putra sulung Aleora tersebut sampai ke lobi.Rainer menerima? Tentu saja tidak.Menolak tawaran diantar, Rainer berdalih tentang dirinya yang sudah sangat cukup dewasa untuk turun sendiri ke lobi. Namun, alih-alih menerima keputusannya, Kalania justru memaksakan diri untuk mengantar sehingga selain pasrah, Rainer tak melakukan hal lain lagi karena untuk berdebat dengan gadis tersebut, dia malas.Menguras emosi bahkan energi, hal tersebut akan Rainer rasa

  • Dendam Mantan!   37). Saling Mengungkap

    ***Tak langsung memberikan jawaban, yang dilakukan Sellina setelahnya adalah; memandang Rajendra selama beberapa saat sebelum akhirnya berkata,"Aku akan jawab pertanyaan kamu, tapi kamu juga harus jawab pertanyaan aku.""Tentang apa? Hubungan gue sama Kala atau alasan gue ada di apartemen Kala?""Dua-duanya bisa?" tanya Sellina."Of course," kata Rajendra. "Kalau pengen tahu hubungan gue sama Kala apa, dia mantan pacar gue dan alasan gue ada di apartemen Kala tadi tuh buat awasin dia pacaran sama cowok yang sangat penting di hidup gue.""Siapa?""Rainer," kata Rajendra. "Asal lo tahu, alasan gue bawa lo pergi dari apartemen tadi tuh supaya Rainer enggak tahu ada lo karena kalau tahu, dia pasti sedih. Makanya gue langsung ajak lo pergi sejauh mungkin dari apartemen Kala.""Rainer pacarnya Kala?""Iya," kata Rajendra. "Setelah bertahun-tahun gagal move on dari lo, Rainer akhirnya buka hati juga dan yang dia pacarin tuh mantan gue. Jadi gue awasin mereka karena bisa aja mereka macam-ma

DMCA.com Protection Status