Home / Romansa / Dendam Istri Teraniaya / Istrimu atau Sekretarismu?

Share

Istrimu atau Sekretarismu?

Author: Cesca
last update Last Updated: 2023-12-20 00:25:43

Althea telah membulatkan tekadnya untuk membalaskan semua dendamnya, setelah ia dipertemukan kembali dengan mertuanya dulu dan juga sahabat baiknya yang sudah menusuknya dari belakang. 

Kini Althea melenggang menuju ruangan Agung Permana, di tangannya membawa beberapa berkas yang mesti ditandatangani. Althea perlahan mengetuk pintu coklat tua yang merupakan ruangan Agung Permana. 

"Masuk!" 

Althea mendengar suara Agung memintanya masuk dan segeralah ia melenggang ke dalam ruangan Agung tersebut. 

"Selamat siang, Pak!" 

"Siang, Althea. Ada apa?" 

"Ada beberapa berkas yang harus Pak Agung tandatangani," pungkas Althea sembari menyerahkan beberapa berkas yang ada di tangannya itu. 

"Baiklah." 

Laki-laki bernama lengkap Agung permana itu pun segera membubuhkan tandatangannya di lembar demi lembar yang Althea serahkan. 

"Apakah ada lagi, Althea?" tanya laki-laki itu. 

"Tidak ada, Pak." 

"Baguslah."

Althea manggut-manggut. "Kalau begitu saya permisi dulu, Pak." 

"Tunggu, Althea!" Agung dengan cekatan menghentikan langkah perempuan yang merupakan sekretarisnya itu. 

"Ya, Pak? Ada sesuatu yang bisa Althea bantu?" 

"Tolong buatkan aku kopi seperti kemarin," pungkas Agung. 

"Aku pikir kopimu cukup membuatku tenang di tengah hari yang membuatku kantuk," lanjut Agung, kemudian terkekeh kecil. 

Seketika senyum Althea terlukis begitu tulus. Ia begitu suka mendengar permintaan Agung yang masih dianggap sebagai suaminya itu sekaligus laki-laki yang masih dicintainya. 

"Dengan senang hati akan saya buatkan, Pak." 

"Terima kasih, Al." 

"Sama-sama, Pak." 

Althea melenggang dari ruangan Agung, meninggalkan laki-laki yang tengah dilanda senyum sumringah tanpa sebab itu. 

Entah mengapa, semenjak kedatangan Althea, kehidupan Agung lebih ringan daripada sebelumnya. Bagi Agung, Althea benar-benar mengingatkannya pada sosok istrinya yang telah tiada dua tahun silam. Senyum Althea, kopi buatan Althea, bahkan tanda lahir Althea, dan semuanya tentang Althea begitu mengarah pada Arum Kenanga, mendiang istrinya. 

Tetapi, lagi-lagi Agung menyadari bahwa Althea dan Arum Kenanga adalah dua orang yang berbeda, apalagi dengan wajah keduanya yng berbeda. 

PRANGGG!!

Agung terbangun dari lamunan usai suara benda jatuh begitu nyaring masuk ke telinganya dan suara itu berasal dari depan ruangannya. 

Agung dengan cekatan beringsut dari kursinya. Di benaknya tiba-tiba terpikirkan Althea, pasalnya beberapa saat lalu ia meminta perempuan itu untuk membuatkan kopi dan tiba-tiba saja ia begitu risau. 

"Apakah kamu tidak bisa melihat dengan baik kalau aku sedang berjalan ke sini?" Suara Vera Indilia seketika menyentak Agung ketika laki-laki itu membuka pintu ruangannya. Pandangan laki-laki itu dikejutkan dengan Vera Indilia, istrinya dan Althea yang sedang memunguti pecahan kaca di lantai. 

"Jalan itu pakai mata! Bajuku jadi kotor!" imbuh Vera Indilia lagi. 

"Vera, sudah!" Agung seketika berujar dengan tegas hingga menyebabkan perempuan itu tersentak bahkan bukan hanya Vera Indilia tetapi beberapa pegawai yang sedang menggerumbul itu pun terkejut. 

"Sa-Sayang? Ka-Kamu membentak aku?" Vera Indilia terlihat shock mendengar apa yang Agung lakukan, sebuah fakta bahwa Agung Permana membentaknya. 

"Untuk apa kalian semua di sini? Pergi ke tempat masing-masing dan selesaikan pekerjaan kalian!" tegas Agung kepada para pegawainya. 

"Ba-Baik, Pak," sahut beberapa pegawainya sembari terbirit-birit ke ruangannya masing-masing. 

Agung Permana lantas menghampiri Althea yang memunguti pecahan gelas itu. "Althea, sudah! Biar OB di sini yang membersihkannya, kamu tidak perlu membersihkan ini," pungkas Agung Permana. 

"Ta-Tapi Pak, ini salah saya. Sa-Saya harus membereskannya," pungkas Althea sedikit sendu. 

"Tidak apa-apa, saya tahu ini hanya sebuah kecelakaan. Lain kali hati-hati, sekarang basuh tanganmu dan kembali ke ruanganmu. Mengerti?" 

Althea manggut-manggut paham. "Ba-Baik, Pak. Sekali lagi saya minta maaf, Pak." 

"Iya, Althea. Tidak apa-apa." 

Althea pun melenggang, meninggalkan dua orang yang tak lain tak bukan adalah Agung Permana dan Vera Indilia di depan ruangan tersebut. 

Dan selepas kepergian Althea, Vera Indilia mendengus begitu kesal. "Sa-Sayang? APA YANG KAMU LAKUKAN? Ka-Kamu lebih membela dia daripada istrimu? Ka-Kamu bahkan membentak istrimu di depan karyawanmu, Sayang. A-Apa yang terjadi sebenarnya? Ka-Kamu ada rasa sama sekretarismu itu? Iya?" cecar Vera Indilia dengan penuh kesal. 

Agung Permana memijit pelipisnya gusar. Laki-laki itu menarik istrinya ke dalam ruangannya tanpa permisi. "Vera, kamu selalu seperti ini? Selalu berpikir yang tidak-tidak," ujar Agung. 

"Ingat, Vera! Dia itu karyawanku dan dia hanya melakukan keselahan menumpahkan kopiku secara tidak sengaja, dia menabrakmu tidak sengaja, Vera. Bukan sebuah kesengajaan, jadi untuk apa kamu mempermasalahkannya, bahkan sampai membentakanya dan membuat kericuhan?" tanya balik Agung beruntun dengan tak kalah kesal. 

Vera Indilia bersedekap dada sembari melayangkan tatapan kesal pada suaminya itu. "Kamu bilang itu hanya kesalahan kecil? Dia itu harusnya lebih berhati-hati, Mas. Kenapa kamu malah membelanya begini? Kamu harusnya bela aku, aku istrimu bukan membela dia yang hanya karyawanmu." 

Agung Permana memijit pelipisnya lagi dengan penuh kesal. "Ini bukan masalah istri atau karyawan saja, tetapi ini masalah kebenaran, Vera," Agung sedikit meluluhkan suaranya. 

"Aku tahu bagaimana watakmu yang selalu cemburu, gampang marah, dan selalu menyalahkan orang lain. Jadi, apakah aku harus menyalahkan seseorang yang tidak bersalah seperti karyawanku itu?" imbuh Agung memperjelas. 

Vera Indilia terdiam sepersekian detik, perempuan itu mengepalkan tangannya kesal. Tak terima jika suaminya selalu membela sekretarisnya itu. 'Apa kelebihannya sampai kamu membelanya begini, Mas?' batin Vera Indilia. 

'Dia hanya karyawanmu dan tidak lebih,' batin Vera lagi. 'Sepertinya aku harus mencari perhitungan dengan sekretarismu itu.'

Related chapters

  • Dendam Istri Teraniaya   Dua Perempuan

    "Apakah kamu memang sengaja menumpahkan kopi di bajuku?" Suara Vera Indilia yang tanpa permisi seketika menyapa indera pendengaran Althea, menyebabkan perempuan yang tengah berkutat di depan laptop itu tersentak. "Bu Vera?" Althea seketika beranjak dari duduknya dan menghampiri perempuan yang masuk tanpa permisi itu. "Ada perlu apa Bu Vera sampai ke sini?" tanya Althea sopan tetapi malah mendapatkan sambutan yang kurang sedap dari Vera. Perempuan itu malah mendengus tak suka. "Sudah! Tidak perlu basa-basi! Jawab saja pertanyaanku tadi!" titah Vera Indilia dengan ketus. "Kamu sengaja kan menumpahkan kopi di bajuku?" imbuh Vera lagi. Althea seketika menggeleng. "Tidak, Bu. Saya sama sekali tidak sengaja melakukannya," pungkas Althea masih tetap sopan. Halah! Mengaku saja kalau kamu memang sengaja menumpahkan kopi di bajuku agar aku mendapatkan omelan dari suamiku. Benar kan?" lanjut Vera Indilia kembali berujar dengan nada yang sengit. Althea menghela napasnya panjang, ia memutar

    Last Updated : 2023-12-21
  • Dendam Istri Teraniaya   Deg-Degan

    Agung Permana mengetuk pelan pintu sekretarisnya, Althea Agung Permana. Ia sebetulnya cukup gelisah untuk bertemu dengan Althea apalagi setelah kejadian memalukan sebelumnya. Sungguhlah, ia sebagai suami dari Vera Indilia merasa prihatin dengan apa yang terjadi kepada Althea. "Pa-Pak Agung? Pak Agung ada apa repot-repot datang ke ruangan saya? Apakah Bapak butuh bantuan? Biasanya Pak Agung menelepon," pungkas Althea yang kebingungan dengan keberadaan Agung yang tiba-tiba di depan ruangannya itu. Memanglah Agung tak pernah menginjakan kakinya ke ruangan sekretaris dan itulah untuk kali pertamanya ia menginjakan kakinya ke ruangan tersebut. "Boleh saya masuk dulu, saya ingin berbicara denganmu," pungkas Agung. Althea seketika terdiam sepersekian detik sebelum ia menimpali apa yang Agung utarakan. Perempuan itu lantas manggut-manggut mengiyakan usai mencerna apa yang Agung utarakan, "Bo-boleh, Pak." Althea lantas mempersilakan Agung ke dalam ruangan sekretaris miliknya. Perempuan i

    Last Updated : 2023-12-26
  • Dendam Istri Teraniaya   Antara Cinta dan Dendam

    "Ini rumah kamu?" Agung Permana berceletuk sembari menoleh ke arah kediaman megah nan luas, bahkan lebih megah dari kediamannya dan sang istri, Vera Indilia. "Em... bisa dibilang begitu, Pak," timpal Althea kemudian mengembangkan senyum tipisnya. Sesaat lalu, Althea hendak beranjak ke kediamannya itu, tetapi perempuan itu tak sengaja berpapasan dengan Agung Permana dan berakhirlah Althea diantar oleh laki-laki itu. Agung Permana pun bersikukuh untuk mengantarkan Althea, untuk menghalau rasa bersalahnya atas apa yang sudah dilakukan istrinya sesaat lalu, mempermalukan Althea di depan umum. Althea sudah menolak permintaan Agung Permana itu, tetapi apa daya? Agung Permana tetap memaksanya dan berakhirlah laki-laki itu mengantarnya pulang. "Pak Agung ingin mampir dulu?" imbuh Althea sembari melepaskan sabuk pengamannya. "Ti-tidak. Lain kali saja, kebetulan ini sudah sore, anak dan istriku pasti merisaukanku karena belum pulang, Al," ujar Agung. "Ah... Pak Agung benar. Kalau begitu t

    Last Updated : 2023-12-28
  • Dendam Istri Teraniaya   Ketakutan Vera Indilia

    "Datang juga kamu?" Vera Indilia tersenyum sinis, ketika mendapati kedatangan Althea. Althea memutar bola matanya malas, perempuan itu cukup terkejut ketika melihat Vera Indilia di depan kantor. Althea sama sekali tidak menduga jika ia harus berhadapan dengan Vera Indilia lagi, padahal baru saja sebelumnya Vera Indilia membuat perasaannya runyam. "Aku sudah menunggumu sejak tadi," lanjut Vera Indilia setelah Althea tiba di hadapannya. Althea mengerutkan keningnya keheranan. "Pasti ada suatu hal yang penting sampai seorang istri CEO perusahaan ini di sini pagi-pagi demi bertemu dengan sekretaris rendahan seperti saya," pungkas Althea dengan berani. Mendengar apa yang dituturkan Alteha, Vera Indilia menarik sudut bibirnya, perempuan itu pun mengeluarkan decihannya kesal. "To the point saja..." Vera Indilia menjeda ucapannya barang sejenak, tatapannya kian tajam pada Althea. "Mundur dari pekerjaan ini," imbuh Vera yang seketika menyebabkan Althea membulatkan manik legamnya. "Janga

    Last Updated : 2023-12-30
  • Dendam Istri Teraniaya   Clue

    Agung Permana menatap resah menatap layar laptopnya padahal jam sudah tengah hari. Sudah semestinya Agung Permana beristirahat tetapi laki-laki itu masih enggan juga. Hingga akhirnya, suara ketukan pintu secara perlahan memecah kefokusannya. “Masuk!” titahnya. Tak lama setelah suara Agung tersebut, Althea melenggang ke dalam ruangan tersebut sembari membawa dua buah berkas di tangannya. Perempuan itu pun mengembangkan senyum manisnya. “Apakah saya mengganggu Pak Agung?” Althea berujar sopan. “Ah... tidak, Althea. Duduklah! Apakah ada yang harus aku tanda-tangani?”“Benar, Pak.” Althea lantas menyerahkan dua berkas yang ia bawa pada Agung Permana.“Apa jadwalku setelah ini, Althea?” Agung bertanya sembari membubuhkan tandatangannya di lembaran yang dibawa Althea. “Setelah jam makan siang, Pak Agung ada temu dengan klien.”“Setelah jam makan siang?” Agung menjeda sejenak ucapannya sembari mengingat-ingat janji temunya. “Astaga!! Kenapa aku bisa lupa.” Agung lantas melirik jam tan

    Last Updated : 2023-12-31
  • Dendam Istri Teraniaya   Ancaman Lagi

    "Ma-Maksud kamu?" Agung seketika melontarkan pertanyaan atas apa yang ditanyakan Althea kepadanya, laki-laki itu tersentak. "Ya, bisa saja bukan jika istri Pak Agung masih hidup? Saya pernah melihat di film-film banyak orang yang kecelakaannya dipalsukan karena ketidaksukaan kepada menantunya. Ja-Jadi..." "Itu artinya kamu menuduh ibu saya tidak suka kepada Arum Kenanga?" sela Agung seketika menyentak Althea, pandangan Althea pun terkunci pada laki-laki itu. Agung terlihat begitu terpantik amarahnya. Althea tak menimpali barang sejenak dan lebih menajamkan pandangannya. 'Bukankah memang ibu Mas tidak suka denganku?' batin Althea. "Tidak ada yang tahu isi hati seseorang, Pak. Lebih baik Pak Agung pikir-pikir lagi apa yang sebelumnya terjadi sebelum kepergian mendiang istri Bapak," putus Althea. "Saya mengatakan seperti ini karena saya pernah ada di posisi seperti itu dan sangat menyakitkan melihat suami saya sendiri menikah dengan sahabat saya," lanjut Althea penuh penekanan s

    Last Updated : 2024-01-03
  • Dendam Istri Teraniaya   Bibir Yang Sama

    Agung mengecek ponselnya, ia sudah meminta asisten pribadinya untuk menyelidiki kasus kematian Arum Kenanga beberapa tahun silam. Setelah berbicara dengan Althea waktu itu, Agung tak bisa tenang. Ia memikirkan terus-menerus mengenai kecelakaan yang dialami mendiang istrinya, bahkan kala itu Agung tak melihat jasad sang istri karena telah dimakamkan lebih dahulu sesuai permintaan sang ibu. Saat itu Agung tak ambil pusing, ia tak memikirkan lebih banyak perihal mengapa pemakaman jasad sang istri tidak menunggunya terlebih dahulu. Tetapi, sekarang tiba-tiba Agung memikirkannya apalagi sang ibu yang tidak suka dengan Arum Kenanga, istrinya. "Jika memang benar kematian istriku ini disebabkan oleh Ibuku, apa bisa aku memaafkannya?" gumam Agung kemudian ia mendecih perlahan. Agung lantas ambil foto mendiang Arum Kenanga yang ia sematkan di dalam lacinya. Laki-laki itu mengembangkan senyum tipisnya. "Kalau kamu masih hidup, beri aku petunjuk, Sayang! Beri aku petunjuk di mana kamu sekaran

    Last Updated : 2024-01-04
  • Dendam Istri Teraniaya   Vera Yang Meradang

    Agung Permana dengan cekatan melepas pagutannya, laki-laki itu cukup tersentak usai mendengar pintu ruangannya diketuk begitu cepat dan saat itulah kewarasannya kembali seperti sedia kala. Ia benar-benar dirundung rasa sesal sekaligus malu setelah melumat bibir Althea, sekretarisnya. "Pa-Pak ta-tadi?" Athea berujar begitu terbata, perempuan itu masih terkejut dengan apa yang Agung Permana lakukan meski debarnya begitu hebat dilanda bahagia. "A-Althea..." Agung gagu ingin berujar apa, laki-laki itu benar-benar canggung bahkan tak berani menatap manik Althea. "Ma-Maafkan aku, Althea. A-Aku benar-benar kehilangan kewarasanku selama beberapa saat. Ka-Kamu mengingatkanku pa-pada Aru..." Tok...Tok...Tok...Suara ketukan pintu kembali menyentak Agung dan Althea, keduanya bahkan menoleh ke arah pintu. "A-Aku akan mengatakannya nanti, Althea. Se-Sekali lagi maafkan aku," pungkas Agung sembari membantu Althea beranjak dari duduknya. "Masuklah!" titah Agung lagi tanpa pikir panjang lagi pa

    Last Updated : 2024-01-05

Latest chapter

  • Dendam Istri Teraniaya   Pengunduran Diri Althea?

    Agung memijit pelipisnya gusar. Pria itu duduk di kursi kebesarannya, bersandar dan menatap plafon ruangan dengan warna pastel tersebut. Benaknya begitu riuh, memikirkan soal ibunya yang sudah mendekam di penjara dan istrinya yang masih dalam keadaan kritis. Agung benar-benar bingung ingin melakukan apa setelah ini, hidupnya pora-poranda. Suara ketukan pintu ruangannya, membuat lamunan pria itu buyar. "Masuk!" titah Agung setelah memposisikan dirinya dengan baik, tak bersandar dan menatap pada plafon putih ruangannya itu. Pandangan pertama yang Agung lihat yakni Althea. Perempuan itu datang ke ruangan Agung dengan pakaian rapi seperti biasanya. Beberapa berkas juga ada di tangannya. "Selamat pagi, Pak! Saya tidak mengganggu bukan?" Suara Althea menyapa indera pendengaran Agung, begitu teduh dan sopan. Agung menggelengkan kepalanya lirih. Senyum di bibirnya pun terkembang tulus. Setidaknya, Agung masih bisa tersenyum di depan Althea meski benaknya sedang tak karuan. "Ada apa, Alth

  • Dendam Istri Teraniaya   Sebuah Pembalasan Althea

    "Apa benar ini kediaman Bu Ayu?" Suara dua pria berseragam seketika menyentak Agung Permana dan sang Ibu yang baru saja melenggang ke kediamannya, baru saja keduanya tiba di rumah setelah kembali dari rumah sakit untuk mengunjungi Vera Indilia yang tengah koma. "Be-Benar, ini kediaman Bu Ayu, Pak. Bu Ayu adalah Ibu saya," timpal Agung Permana sedikit terbata setelah beberapa saat terdiam, pasalnya pria itu cukup tersentak dengan keberadaan dua polisi yang ada di kediaman sang ibu dan dirinya. "Kami membawa surat penangkapan untuk Bu Ayu atas laporan pembunuhan kepada mendiang Arum Kenanga," ujar salah satu polisi tersebut sembari menyerahkan surat penangkapan kepada Agung Permana. Agung Permana melebarkan maniknya, pria itu terkejut bukan main dengan apa yang didengarnya. Bukan hanya Agung Permana, tetapi ibunya pun sama. "Apa-Apaan ini, Pak? I-Itu fitnah! Saya yakin sekali itu adalah fitnah. Saya tidak pernah melakukan pembunuhan kepada mendiang menantu saya," ujar perempuan

  • Dendam Istri Teraniaya   Kekecewaan Althea

    "Maaf, Pak! Sepertinya istri Bapak mengalami koma," ujar Dokter usai melakukan pemeriksaan terhadap Vera Indilia. Bagai tamparan keras bagi Agung Permana. Pria itu bergitu tersentak hebat, pasalnya tak menduga jika istrinya akan mengalami koma. Sesaat lalu, Agung Permana berniat untuk menceraikan istrinya karena ulah Vera Indilia yang sudah menyebabkan Arum Kenanga tiada. Tetapi segalanya berubah setelah mendengar kabar mengenai Vera Indilia yang mengalami koma. Agung Permana terisak di depan IGD, pria itu benar-benar terpukul dengan apa yang terjadi. "Kenapa semua ini terjadi kepadamu, Vera? Kenapa?" gumam Agung sendu. Agung Permana terisak beberapa saat di depan IGD dan ia membiarkan siapa pun yang berlalu lalang melihatnya dengan penuh iba. Lantas setelah sesaat pria itu tenang, Agung Permana bangkit dari duduknya. Pria itu merogok saku celananya dan segeralah ia ambil ponselnya."Hallo, Andre! Tarik semua berkas perceraianku kepada Vera Indilia. Aku belum bisa menceraikannya,

  • Dendam Istri Teraniaya   Kesedihan Agung

    Berhari-hari setelah Agung Permana mendapatkan berkas dari orang yang tak diketahui itu, ia sudah berusaha menghubungi Vera, istrinya. Tetapi perempuan itu sama sekali tidak membalas dan mengangkat panggilan suaranya. Agung benar-benar kesal dengan hal itu, apalagi setelah ia mngetahui bahwa istrinya menyebabkan kematian Arum Kenanga, istrinya dulu. Agung bahkan meminta asistennya untuk menyelidiki keberadaan Vera Indilia tetapi tak ada satupun yang bisa mengetahui keberadaan istrinya itu. Vera Indilia memang mengatakan bila akan pergi ke Bogor, tetapi tidak ada yang ditemukan di sana. Tok...Tok.... Pintu ruangan Agung Permana diketuk seketika menyebabkan lamunan pria itu. "Masuk!" titah Agung. "Pak," Suara Andre, asisten Agung, seketika menyebabkan lamunan Agung Permana buyar. "Oh, Ndre! Ada apa? Duduklah!" titah Agung. "Apakah ada kabar?" tanya Agung tanpa basa-basi, menanyakan keberadaan sang istri, Vera Indilia. Andre menyerahkan beberapa lembar foto kepada Agung Permana.

  • Dendam Istri Teraniaya   Ketahuan?

    Althea mengembangkan senyum tipisnya, perempuan itu begitu bahagia karena berhasil membuat Vera Indilia dilanda cemburu dan hal tersebut merupakan suatu kemajuan baginya. Kini Althea kembali melenggang menuju ke ruangan Agung Permana sembari membawa dua berkas miliknya. Althea mengetuk pintu ruang kerja Agung itu dengan perlahan hingga akhirnya ia dengar suara Agung yang memintanya masuk. "Althea?" Agung bergumam lirih, pria itu menatap Althea begitu lekat apalagi setelah kejadian yang tak pernah diduga sebelumnya, yakni ketika Agung mencium Althea seperti mencium istrinya dulu, Arum Kenanga. Agung Permana lantas menepiskan semua hal yang terbesit di benaknya itu jauh-jauh, apalagi tentang ciumannya kepada Althea. "A-Ada apa, Althea?" tanya Agung Permana usai berdehem berusaha menetralkan perasaannya meski suaranya sedikit terbata. "Ada kiriman berkas untuk Pak Agung," ujar Althea sembari menyerahkan dua berkas yang ada di tangannya. "Oh? Dari siapa, Althea? A-Aku tidak mendapat

  • Dendam Istri Teraniaya   Vera Yang Meradang

    Agung Permana dengan cekatan melepas pagutannya, laki-laki itu cukup tersentak usai mendengar pintu ruangannya diketuk begitu cepat dan saat itulah kewarasannya kembali seperti sedia kala. Ia benar-benar dirundung rasa sesal sekaligus malu setelah melumat bibir Althea, sekretarisnya. "Pa-Pak ta-tadi?" Athea berujar begitu terbata, perempuan itu masih terkejut dengan apa yang Agung Permana lakukan meski debarnya begitu hebat dilanda bahagia. "A-Althea..." Agung gagu ingin berujar apa, laki-laki itu benar-benar canggung bahkan tak berani menatap manik Althea. "Ma-Maafkan aku, Althea. A-Aku benar-benar kehilangan kewarasanku selama beberapa saat. Ka-Kamu mengingatkanku pa-pada Aru..." Tok...Tok...Tok...Suara ketukan pintu kembali menyentak Agung dan Althea, keduanya bahkan menoleh ke arah pintu. "A-Aku akan mengatakannya nanti, Althea. Se-Sekali lagi maafkan aku," pungkas Agung sembari membantu Althea beranjak dari duduknya. "Masuklah!" titah Agung lagi tanpa pikir panjang lagi pa

  • Dendam Istri Teraniaya   Bibir Yang Sama

    Agung mengecek ponselnya, ia sudah meminta asisten pribadinya untuk menyelidiki kasus kematian Arum Kenanga beberapa tahun silam. Setelah berbicara dengan Althea waktu itu, Agung tak bisa tenang. Ia memikirkan terus-menerus mengenai kecelakaan yang dialami mendiang istrinya, bahkan kala itu Agung tak melihat jasad sang istri karena telah dimakamkan lebih dahulu sesuai permintaan sang ibu. Saat itu Agung tak ambil pusing, ia tak memikirkan lebih banyak perihal mengapa pemakaman jasad sang istri tidak menunggunya terlebih dahulu. Tetapi, sekarang tiba-tiba Agung memikirkannya apalagi sang ibu yang tidak suka dengan Arum Kenanga, istrinya. "Jika memang benar kematian istriku ini disebabkan oleh Ibuku, apa bisa aku memaafkannya?" gumam Agung kemudian ia mendecih perlahan. Agung lantas ambil foto mendiang Arum Kenanga yang ia sematkan di dalam lacinya. Laki-laki itu mengembangkan senyum tipisnya. "Kalau kamu masih hidup, beri aku petunjuk, Sayang! Beri aku petunjuk di mana kamu sekaran

  • Dendam Istri Teraniaya   Ancaman Lagi

    "Ma-Maksud kamu?" Agung seketika melontarkan pertanyaan atas apa yang ditanyakan Althea kepadanya, laki-laki itu tersentak. "Ya, bisa saja bukan jika istri Pak Agung masih hidup? Saya pernah melihat di film-film banyak orang yang kecelakaannya dipalsukan karena ketidaksukaan kepada menantunya. Ja-Jadi..." "Itu artinya kamu menuduh ibu saya tidak suka kepada Arum Kenanga?" sela Agung seketika menyentak Althea, pandangan Althea pun terkunci pada laki-laki itu. Agung terlihat begitu terpantik amarahnya. Althea tak menimpali barang sejenak dan lebih menajamkan pandangannya. 'Bukankah memang ibu Mas tidak suka denganku?' batin Althea. "Tidak ada yang tahu isi hati seseorang, Pak. Lebih baik Pak Agung pikir-pikir lagi apa yang sebelumnya terjadi sebelum kepergian mendiang istri Bapak," putus Althea. "Saya mengatakan seperti ini karena saya pernah ada di posisi seperti itu dan sangat menyakitkan melihat suami saya sendiri menikah dengan sahabat saya," lanjut Althea penuh penekanan s

  • Dendam Istri Teraniaya   Clue

    Agung Permana menatap resah menatap layar laptopnya padahal jam sudah tengah hari. Sudah semestinya Agung Permana beristirahat tetapi laki-laki itu masih enggan juga. Hingga akhirnya, suara ketukan pintu secara perlahan memecah kefokusannya. “Masuk!” titahnya. Tak lama setelah suara Agung tersebut, Althea melenggang ke dalam ruangan tersebut sembari membawa dua buah berkas di tangannya. Perempuan itu pun mengembangkan senyum manisnya. “Apakah saya mengganggu Pak Agung?” Althea berujar sopan. “Ah... tidak, Althea. Duduklah! Apakah ada yang harus aku tanda-tangani?”“Benar, Pak.” Althea lantas menyerahkan dua berkas yang ia bawa pada Agung Permana.“Apa jadwalku setelah ini, Althea?” Agung bertanya sembari membubuhkan tandatangannya di lembaran yang dibawa Althea. “Setelah jam makan siang, Pak Agung ada temu dengan klien.”“Setelah jam makan siang?” Agung menjeda sejenak ucapannya sembari mengingat-ingat janji temunya. “Astaga!! Kenapa aku bisa lupa.” Agung lantas melirik jam tan

DMCA.com Protection Status