Share

"Apa aku Mimpi, Buk?"

Dinar masih mengucek matanya, usapan lembut dan suara itu sangat tidak asing, tapi itu bukan tangan Dirham atau ibu mertuanya, mata Dinar membulat, masih tidak percaya dengan apa yang dilihat. Tapi senyum dan suara itu tidak pernah hilang dari ingatan sampai kapan pun. Ibunya ada di depannya sekarang, tengah duduk di sampingnya, di atas tempat tidur yang sama. Menatapnya dengan mata berkaca-kaca.

“Ibuk? Apa aku mimpi? Aku benar-benar kangen Ibuk, tidur saja sampai lihat Ibuk.” Dinar langsung duduk. Air matanya jatuh, ia merindukan ibunya yang jauh di sana.

“Ndak mimpi, Nduk. Ini memang Ibuk.” 

Kinanti mengusap pipi putrinya. Air matanya jatuh melihat kondisi Dinar yang terlihat kurus. ‘Pasti kamu banyak menderita, Nduk.’ jerit hati Kinanti. 

“Ini bener Ibuk?” Kinanti mengangguk dan tersenyum.

“Ibuk! maafkan Dinar, Buk. Ampuni Dinar.” tubuh ibunya langsung didekap erat setelah ia yakin itu

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Hasini Marimin
cerita makin seru deh....turunkan harga koin boleh ngak????
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status