Share

Rindu Tak Terbendung

Mendengar pertanyaan dari ibunya membuat Dinar tegang, tidak mungkin ia akan mengatakan kalau semua terjadi karena dendam yang salah sasaran, bagaimana pandangan ibunya kalau tahu, perlakuan Dirham yang buruk padanya di masa lalu. Tentang pemaksaannya, tentang penyekapan dan semua kepahitannya dulu. Dinar menarik napas berat. Ia tidak mau melukai hati ibu yang dicintainya.

“Kenapa, Nduk? Ibuk boleh tahu, kan?”

Dinar memejamkan matanya. Ia mengangguk. Dan masuk dalam pelukan hangat ibunya.

“Seperti perkenalan orang pada umumnya, Buk. Am, pelanggan di restoran Pak Doni. Terus kenalan, kami saling suka dan terjadi begitu saja. Udah pagi, Buk. Dinar masih ngantuk, ayo tidur lagi.”

Dinar tidak mau bercerita tentang aib suaminya, hatta pada ibunya sendiri. 

“Jangan panggil suamimu, ngoko gitu to, Nduk. Ndak baik. Panggil mas, atau kakang, atau abang, sing penting tidak langsung nama, ndak sop

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status