He Bin Xiang mengangguk.Setelah selesai makan dan berkumur, He Bin Xiang bersiap-siap untuk berangkat ke rumah tetua desa."Aku pergi dulu yah." Kata He Bin Xiang melambai kepada istrinya.Istrinya membalas lambaiannya.‐--"Tok tok tok.""Tok tok tok."He Bin Xiang mengetuk pintu rumah tetua desa."Siapa?"Setelah beberapa saat istri sang tetua desa yang membukakan pinttu."Aku He Bin Xiang, tetua desa apakah sedang berada di rumah?" Kata He Bin Xiang.Istri tetua desa yang mengetahui peristiwa yang menimpa keluarga He Bin Xiang merasa turut pfihatin."Oh.... ada.... ada.... Mari silahkan masuk dan silahkan duduk, nanti aku panggilkan." Kata istri tetua desa."Sebelumnya aku turut prihatin atas peristiwa yang menimpa putramu, semoga pelakunya bisa segera tetangkap." Kata istri tetua desa "Terima kasih." Kata He Bin Xiang lagi Lalu istri tetua desa masuk ke dalam rumah dan memberitahu tetua desa, bahwa He Bin Xiang datang berkunjung, setelah itu dia pergi ke dapur untuk menyiapkan
Lonceng hijau terus berbunyi, tapi si Nenek di atas atap yang membuka genteng di atas kamar tidur melihat ada seorang bayi tidur di tengah ranjang di apit oleh kedua orang tuanya di sebelah kiri dan kanannya, kemudian si Nenek meniupkan mantra sirep ke dalam ruangan, semua orang tertidur lelap tanpa mendengar apapun.Si Nenek menjebol atap dan turun menculik sang bayi, si bayi di bawa kabur melalui tempat dia masuk.Si bayi diculik di hadapan orang tuanya sendiri, ha.... ha....Sebenarnya mereka para tetangga itu tinggal berjauhan, kalau ada satu rumah yang loncengnya berbunyi mereka tidak bisa mendengarnya, tapi itu sudah jam 12 di tengah malam, lingkungan desa sangat sepi, hanya terdengar suara jangkrik, kebetulan ada seorang kepala keluarga dari tetangga yang paling dekat rumahnya dengan keluarga yang memiliki bayi itu, belum bisa tidur, sayup-sayup dia mendengar suara lonceng berbunyi yang berasal dari keluarga yang memiliki bayi. Buru-buru dia bangun, sambil membawa kampak, menuj
Lalu dia beralih ke lengan yang satunya lagi dan mulai menggerogotinya, sisa tulang berikut jari-jari yang masih utuh juga di taruhnya di lantai.Setelah memakan kedua lengan bayi itu, dia mencabut kepala bayi itu dari batang lehernya hingga putus, kemudian memakan kedua bola matanya, setelsh itu kepala bayi dengan rongga mata yang bolong di taruhnya di lantai, lalu dia beralih ke bagian badan bayi itu dan mulai menggerogotinya.Setelah memakan bagian badan bayi hampir habis, tiba-tiba dia tersentak, perasaannya mengatakan bahwa akan ada orang-orang yang akan mendatangi rumahnya atau mungkin akan terjadi sesuatu kepadanya.Nenek Lin segera meletakkan tulang rusuk yang dipegangnya di lantai, dia buru-buru bangkit berlari menuju ke atas, keluar dari gudang dan masuk ke dapur mencari kain atau baskom atau apa saja yang bisa dipergunakan untuk menaruh tubuh dan tulang bayi itu. Akhirnya dia menemukan kain taplak meja besar yang di sambarnya dari atas meja makan dan mengambil kain lap di d
"Tok ttok tok""Siapa." Kata Nenek Lin dari dalam rumah."Ini aku Tetua Desa" Kata Tetua Desa.Lalu Nenek Lin membuka pintu, dan berdiri di pintu, tidak mempersilahkan mereka masuk."Hm.... Ada apa?" Tanya Nenek Lin acuh tak acuh. Matanya melihat di tangan setiap orang membawa alat pertanian dan beberapa membawa lampu minyak."Begini.... di desa kita sudah tidak aman lagi, sudah ada kejadian dua orang bayi diculik, bayi pertama adalah bayi laki-laki milik Saudara He Bin Xiang ini, diculik seminggu yang lalu di rumahnya, ditemukan sudah dalam keadaan tidak bernyawa di hutan bambu dengan tubuh yang tidak utuh lagi karena ada yang memakan dagingnya, bayi kedua adalah bayi perempuan milik Saudara Song He ini. Baru diculik pada hari ini." Kata Tetua Desa menjelaskan."Lalu.... kenapa kalian datang ke sini, apakah kalian mencurigaiku." Kata Nenek Lin dingin."Bukan begitu.... kami ingin mencari bayi perempuan Saudara Song He ini, kami akan memeriksa semua rumah penduduk di desa Lu Zhong, ja
Setelah bakpaunya matang, dia menaruhnya di piring kayu kecil buatan suaminya sewaktu masih hidup, dengan 1 piring berisi 5 buah bakpau, dan piring-piring itu disusunnya di keranjang bekal.---Pagi itu matahari bersinar cerah, kira-kira jam 7 pagi, Nenek Lin membawa keranjang yang berisi 5 piring kecil bakpau itu pergi berkeliling.Tujuannya pertamanya adalah pergi ke rumah Song He.Song He yang tanpa hasil mencari putrinya, duduk di ruang makan bersama istrinya, tapi bukan untuk makan, dengan kejadian hilangnya putri mereka, mereka bahkan tidak memiliki nafsu untuk makan, dia duduk di sana menceritakan kepada istrinya bahwa pencarian putri mereka di rumah Nenek Lin niihil. Wajah mereka masih pucat karena kekhawatiran dan ketakutan akan putri mereka yang masih belum bisa ditemukan, dan mereka tidak tahu siapa yang menculik putri mereka. Ysng paling mereka khawatirkan adalah putri mereka akan menjadi makanan makhluk jahat itu. Memikirkan hal ini, Nyonya Song matanya mulai merah lagi,
Nenek Lin melanjutkan perjalanannya ke rumah He Bin Xiang.Pagi itu setelah penggeledahan di rumah Nenek Lin yang tanpa hasil, dia menceritakannya kepada Luo Mei Shan di meja makan, sambil menyantap sarapan pagi, semangkuk mie berkuah dengan sayuran hijau, dengan taburan daun bawang dan sebutir telur, dan secangkir teh panas. Setelah semalaman tidak tidur, pagi-pagi dia merasa sangat lapar. Luo Mei Shan menemaninya makan."Walaupun penggeledahan kami tanpa hasil semalam, tapi perasaanku tidak enak, entah mengapa mengatakan bahwa Nenek Lin itu sesosok misterius yang aneh." Kata He Bin Xiang."Aku juga sangat mencurigai Nenek Lin, Nenek Lin melihat putra kita pertama kali pada waktu persembahan bulan purnama untuk Kaisar Pegunungan Yin Wu waktu itu, pada saat itu tatapan Nenek Lin terhadap putra kita sangatlah aneh, bukan tatapan seperti seorang Nenek yang melihat bayi kecil seperti melihat cucunya, juga bukan tatapan sayang kepada kepada seorang bayi, tapi lebih seperti..... orang yang
"Aku harus segera memberitahu Tetua Desa" Kata He Bin Xiang kepada istrinya.Kemudian He Bin Xiang mengambil keranjang telur dan menaruh piring bakpau di keranjang telur dan bakpau yang sudah dibelahnya juga ditaruh di sana."Aku pergi ke rumah Tetua Desa, kau sendirian di rumah kunci pintunya." Kata He Bin Xiang kepada Luo Mei Shan. Kemudian dia melambai kepada Luo Mei Shan dan menuruni tangga rumah panggung.Luo Mei Shan menatap kepergian suaminya sampai menghilang dari pandangan.---Dari rumah He Bin Xiang, Nenek Lin ke rumah Tetua Desa. Menaikitangga rumah panggung, dan mengetuk pintu."Tok tok tok" "Tok tok tok""Siapa?" Terdengar suara seorang wanita dari dalam ruangan. Kemudian membuka pintu "Ini aku... Lin Mei, Tetua Desa apakah ada di rumah?" Tanya Nenek Lin."Oh ada.... tunggu sebentar aku panggilkan." Kata istri Tetua Desa."Suamiku.... suamiku.... Lin Mei datang." Teriak Istri Tetua Desa sambil berteriak ke arah dalam rumah memanggil suaminya."Silahkan masuk." Kata is
"Aku akan berkunjung ke rumah Song He, apakah kau mau ikut." Tanya Tetua Desa kepada He Bin Xiang."Baiklah." Kata He Bin Xiang.Lalu mereka berdua bangkit dari tempat duduk, Tetua Desa berbicara kepada istrinya bahwa dia akan ke rumah Song He, dan memerintahkan istrinya jangan sampai memakan bakpau itu dan segera membakar bakpau berikut piringnya, istrinya yang ikut mendengarkan percakapan mereka mengerti maksudnya.Setelah itu mereka menuruni tangga rumah panggung, dan berjalan dengan cepat ke rumah Song He. He Bin Xiang membawa kembali keranjang yang berisi piring bakpau untuk diperlihatkan kepada Song He sebagai bukti.Sedangkan saat itu Nenek Lin sudah berada di rumah Guo Chai, untuk memberikan sisa 1 piring terakhir dari bakpau buatannya. Guo Chai menerimanya, tapi tidak berani memakannya, setelah Nenek Lin pergi, dia membuangnya ke tempat sampah betikut puringnya.Setelah sampai di halaman rumah Song He, mereka segera menaiki tangga tumah panggung, dan mengetuk pintu."Tok tok
Semua orang yang berada di situ tertawa terbahak-bahak.Xiao Hei tersipu malu, wajahnya panas dan merah sekali seperti udang rebus."Tentu saja bukan ingin menjadi Selirmu, Ming Ge...!""Tapi ingin selalu menjadi Pengawal setiamu, dimanapun kau berada...!""Aku harus menanyakannya terlebih dahulu kepada Ayahandaku Kaisar Wu Jian Rui...!""Karena tidak sembarang orang yang bisa begitu saja pergi ke Surgawi, tergantung amal kebaikkannya semasa hidupnya...!""Tapi aku akan merekomendasikanmu di hadapan Ayahandaku, dia sangat menyayangiku, aku rasa dia tidak akan menolaknya...!""Kau tidak perlu khawatir...!"Kaisar Zhou Ming sangat berat, jika harus berpisah selamanya dengan Xiao Hei, dia merasa cocok dan menyayangi Xiao Hei seperti kakak kandungnya.Kaisar Zhou Ming melangkah ke Pohon Xiantao, memetik satu buah lagi untuk diberikan kepada Ketua Chu De Han, lalu berkata."Paman Han, bawalah dan makanlah satu buah Xiantao ini, buah Xiantao ini bisa membantumu menahan hawa dingin dari Inti
Kaisar Zhou Ming dengan diikuti oleh kedua Prajurit Dewa yang mengikuti dibelakangnya segera keluar dari kedalaman gua, menuju ke sumber Mata Air Hangat kembali.Setelah tiba di sana, Kaisar Zhou Ming melihat kini ada lima orang yang sedang menunggunya.Yang dua orang lagi...Salah satunya adalah Ketua Chu De Han yang tadinya membeku menjadi patung es, kini sudah mencair kembali dan duduk di atas kursi es hasil pahatannya sendiri dengan tubuh yang masih sangat lemah, dan kedua pundaknya itu dipegangi oleh Chu De Hua berdiri di belakang punggungnya.Sedangkan Lang Jin, patung esnya juga sudah mencair, dia sedang berdiri tidak jauh dari situ dengan tubuhnya yang masih dililit dengan :CAMBUK SUCI API ILAHI SERATUS PETIR PEMECAH JIWADan di sampingnya berdiri Xiao Hei yang menjaganya supaya tidak melarikan diri.Mereka bertiga Chu De Hua, Xiao Hei dan Chu Yi Lian sangat heran, Kaisar Zhou Ming kembali dengan diikuti oleh kedua orang asing.Siapakah mereka berdua...?Chu Yi Lian segera me
"Dan aku memiliki janji yang belum aku tepati terhadap seseorang...!"Kaisar Zhou Ming masih kaget dan shock, karena semuanya terlalu tiba-tiba dan tidak disangkanya, dan dia merasa tiba-tiba akan segera dipisahkan dari semua orang-orang yang dikasihinya yang berada di Bumi."Nggg..!""Apakah kau berjanji kepada putri keluarga Chu itu...?""Aku melihat kau sangat menyukai putri dari Keluarga Chu itu...!"Kaisar Surgawi berkata kepada putranya."Benar Ayahanda...!""Namanya Chu Yi Lian...!""Aku telah berjanji padanya, setelah masalah di Keluarga Chu selesai, aku akan segera menikahinya di Kekaisaran Zheng dan juga di Kekaisaran Kabut Misterius, dan mengangkatnya menjadi Permaisuriku...!"Kaisar Zhou Ming menjelaskan kepada Ayahandanya Kaisar Surgawi."Hmm...!""Tampaknya takdirmu itu tidak bisa terlepas dari Keluarga Chu ini, dari sejak kau masih menjadi Putra Mahkota di Surgawi, dan sampai diturunkan ke bumi menjadi Kaisar Iblis, kau masih terus di kelilingi oleh Keluarga Chu ini, be
Perlahan-lahan di layar itu memunculkan gambar sesosok tubuh setengah badan...Seorang Pria.Sebenarnya pria itu sudah berusia setengah baya, namun selalu nampak awet muda, maskulin dan gagah perkasa.Siapakah sebenarnya pria itu sebenarnya...?Kaisar Zhou Ming menatap pria yang berada di layar itu, lalu menangkupkan kedua buku jarinya, membungkukkan tubuhnya, dan memberi hormat, kemudian berkata dengan penuh penghormatan."Salam Yang Mulia Kaisar Surgawi...!""Zhou Ming...!""Kau sudah sampai ke tempat ini...!""Dan kau sudah menemukan Teratai Tianlian milikmu itu...!""Ketahuilah...!""Aku memang sengaja menuntun takdirmu untuk datang ke tempat ini...!""Dengan ini berarti hukumanmu sudah berakhir, dan kau dapat kembali ke Surgawi...!""Ke... kembali ke Surgawi...?" "A... apa maksud Yang Mulia Kaisar Surgawi...?" "A... aku sungguh-sungguh tidak mengerti dengan perkataanmu...?'"Ketahuilah Nak...!""Bahwa kau sesungguhnya adalah seorang Dewa yang berasal dari Surgawi...!""Dan kau
"MING GE-KU SAYANG....!""Ayo gigit lagi Buah Xiantaonya ini...!"Chu Yi Lian berkata dengan nada yang manja dan merayu.Membuat hati Kaisar Zhou Ming berdebar-debar.Lalu Kaisar Zhou Ming menggigit lagi Buah Xiantao itu dibekas gigitan Chu Yi Lian, dan menghabiskan buah itu bersama.Setelah itu Kaisar Zhou Ming mengaktifkan kembali mantera menghentikan waktunya, dan semuanya kembali bergerak seperti semula seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa.Kemudian Kaisar Zhou Ming berkata kepada mereka bertiga."Kalian bertiga di sini saja, menjaga Ketua Chu De Han dan Lang Jin itu...!""Aku akan memeriksa keadaan gua ini secara menyeluruh, dan akan masuk ke bagian yang lebih dalam dari guanya...!""Xiao Hei...!""Kau harus lebih berhati-hati mengawasi Lang Jin itu...!""Karena kemungkinannya Patung Es Lang Jin itu akan mencair lebih cepat daripada Ketua Chu De Han...!""Lang Jin sudah diikat dengan Cambuk Suci milikmu, tidak akan bisa terlepas dengan mudah...!""Aku akan ikut bersamamu, Min
"Kalian tidak perlu takut, sebelumnya aku akan mengikat Siluman itu dengan CAMBUK SUCI API ILAHI SERATUS PETIR PEMECAH JIWA terlebih dahulu...!""Siluman Serigala itu tidak akan bisa melepaskan diri dari ikatan Cambuk itu, karena Cambuk itu bukanlah Cambuk sembarangan, melainkan pemberian dari Kaisar Surgawi...!"[Author's Notes :Ingat tidak Rongshu adalah Raja Siluman Kayu yang kultivasinya telah mencapai usia 700 tahun, bahkan tidak bisa melepaskan dirinya sendiri dari lilitan Cambuk Suci itu. Apalagi Siluman Serigala ini kultivasinya hanya 400 tahun ]"Lagipula Siluman itu hanya seorang diri saja di sini sekarang, sedangkan kita berjumlah empat orang, nanti ditambah dengan Ketua Chu De Han akan menjadi lima orang...!""Dia tidak mungkin bisa menang melawan kita berlima, Ayah...!""He... he... he...!""Melawan Aku berdua dengan Xiao Hei saja, belum tentu bisa menang...!""Apalagi Pedang Bing Xin-nya sekarang berada di tanganku...!""Dan sesungguhnya Siluman Serigala itu hanya meng
Setelah menyalurkan energi panas ke dalam tubuh Chu Yi Lian, dari mulut ke mulut.Bibir Chu Yi Lian tidak lagi pucat dan gemetaran, dan menjadi hangat, begitu juga dengan tubuhnya.Chu De Hua sedikit lebih kuat dibandingkan Chu Yi Lian terhadap angin dingin yang datang menerpanya, karena Ilmu Bela Diri dan Kekuatan Spiritualnya lebih tinggi dibandingkan putrinya.Setelah tubuh Chu Yi Lian tidak lagi kedinginan.Kaisar Zhou Ming melepaskan ciuman dan pelukannya.Kemudian dia mengaktifkan kembali mantera dari Penghentian Waktu.DRRRT....Area sekitarnya kembali bergerak seperti sedia kala, seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa sebelumnya.Chu De Hua dan Xiao Hei yang tadinya pergerakan mereka sempat terhenti dengan tiba-tiba dan menjadi kaku sejenak, tanpa mereka sadari...Kini mereka bergerak kembali melanjutkan langkah kakinya.Kepala Chu De Hua yang tadinya menengok ke arah Chu Yi Lian untuk melihat keadaan putrinya, setelah melihat putrinya ternyata baik-baik saja, dia meluruskan
Pagi dini hari itu matahari sudah terbit dan setengah mengintip di balik awan.Tirai keemasannya berpendar-pendar melintasi awan-awan yang mengalir.Awan Ungu itu melayang di antara cakrawala cahaya pagi, mengarungi lautan Awan yang luas.Semilir angin berhembus mendayu-dayu mendorong laju kecepatan Awan Ungu menelusuri di atas wilayah Pegunungan Himalaya.Awan Ungu terus melaju, dan melaju menuju ke Puncak tertingginya...Puncak Zhumulangma (Puncak Everest).Akhirnya Awan Ungu itu menghentikan pengembaraannya mengarungi angkasa yang luas, dan berkeliling di atas sekitar wilayah Puncak Zhumulangma, untuk mencari keberadaan dari Gua Salju Abadi.Namun...Kemungkinannya adalah...Mungkin saja ada manusia yang sanggup mendaki sampai ke atas Puncak Zhumulangma...Tetapi belum tentu mereka bisa menemukan Gua Salju Abadinya.Hanya orang-orang yang berjodoh dengan Gua Salju Abadi itu saja, yang bisa menemukan keberadaan dari Gua Salju Abadinya.Gua Salju Abadi itu, seperti sebuah Gua Gaib,
"Ketua Chu De Han harus secepatnya dibawa ke Pegunungan Himalaya...!""Dan di Pegunungan Himalaya itu, ada sebuah Gua yang dinamakan Gua Salju Abadi...!""Dinamakan Gua Salju Abadi, karena di seluruh bagian dalam dari guanya terbuat dari Inti Es Abadi...""Kemudian kita akan mencari cara untuk mencairkan Patung Es Ketua Chu De Han di sana...!""Jika Ketua Chu De Han dibiarkan terlalu lama membeku, aku khawatir jiwanya tidak akan bisa diselamatkan lagi...!"Kaisar Zhou Ming menjelaskan kepada Chu De Hua."Namun...!""Pegunungan Himalaya itu berada di wilayah Nepal, Tibet, cukup jauh dari Dataran Tengah (-/+ 2.059 km) ini, dengan mengendarai Awan Ungu, mungkin dibutuhkan waktu kurang lebih 5 - 6 jam perjalanan."[ Author's Note :Himalaya membentang di bagian timur laut India dan melewati negara India, Pakistan, Afghanistan, China, Bhutan, dan Nepal ]"Di samping itu wilayah Pegunungan Himalaya itu juga sangat tinggi.""Dan Gua Salju Abadi itu berada di :PUNCAK ZHUMULANGMA (Zhūmùlǎngmǎ