Share

#6 - HARI PERTAMA BERTUGAS

Author: Muthi Mozla
last update Last Updated: 2023-09-27 14:09:11

Rossa memasuki pekarangan rumah bergaya Eropa yang begitu luas. Taman tertata dengan apik dan cantik. Setelah berjalan beberapa langkah dari gerbang, kakinya menapak di atas lantai berlapis marmer. Pilar-pilar besar berdiri kokoh di beranda teras yang dipijaknya ini. Rossa begitu takjub dengan kemegahan rumah yang baginya seperti istana ini. Dengan diantar satpam, Rossa dipertemukan dengan pemilik rumah.

Anwar dan istrinya yang sangat cantik membukakan pintu utama dan menyambut Rossa dengan kehangatan. Begitu melangkah masuk, sorot mata Rossa berbinar karena takjub. Interior rumah bergaya klasik ini begitu mewah dan elegan.

Ada sofa besar berjajar membentuk oval di ruang tamu yang megah ini. Anwar mempersilakan Rossa untuk duduk. Kemudian datang asisten rumah tangga berusia paruh baya membawa nampan berisi suguhan minuman dan makanan ringan.

“Silakan dicicipi,” tawar istri Anwar dengan senyum dikulum. Nona muda di hadapan Rossa ini memindai penampilan Rossa dari ujung rambut hingga ujung kaki. Rossa mencicip teh hangat yang aromanya sangat segar. Pasti teh mahal, pikirnya.

“Cantik juga kamu,” ujar istri Anwar sambil berdecak kagum. “Nyaris srmpurna, Pah. Pandai sekali kau mencari umpan,” lanjutnya. Rossa hanya tertunduk malu mendengar pujian yang menurutnya berlebihan itu.

“Ini istri saya, Jelita. Dia yang meminta saya untuk mencari pelakor bayaran.”

“Salam kenal, Bu.” Rossa mengulurkan tangannya yang disambut dengan hangat oleh Jelita. Lalu nyonya muda itu menyodorkan beberapa lembar foto. Rossa memerhatikan foto itu dengan saksama.

“Ini Andra. Pesaing bisnis suami saya. Saya ingin kamu hancurkan karir dan reputasinya. Buat ia menjadi bangkrut. Kelemahan Andra adalah gadis cantik. Ia mudah terpikat melihat gadis cantik. Tapi sejauh ini tak ada gadis cantik yang mempu membuatnya bertekuk lutut dan mengemis.

Saya ingin Andra bertekuk lutut padamu, Rossa. Apa pun caranya.

Saya juga ingin istrinya merasakan apa yang ibu saya rasakan dulu. Istri Andra, Devina, adalah orang yang telah menghancurkan keluarga saya hingga hidup kami terpuruk. Dia dengan tega merebut ayah dari pangkuan ibu dan anak-anaknya.”

Rupanya ada alasan kuat yang membuat Jelita tersulut dendam kesumat.

“Apa uang DP yang diberikan suamiku kurang, Rossa?” tanya Jelita.

Rossa menggeleng cepat. “Lebih dari cukup, Bu.”

Bahkan dengan uang itu Rossa bisa menyelesaikan urusan dengan Mak Nani dan Ilyas. Ia juga mengirim perbekalan untuk kedua orang tuanya untuk beberapa bulan. Uang yang dikirimnya tidak akan habis hanya untuk mencukupi kebutuhan berdua. Inah dan anak-anaknya pun ikut terciprat, merasakan hasilnya.

“Syukurlah. Setelah pekerjaanmu berhasil, saya akan memberi tambahan dan bonus.”

Rossa hanya menganggukkan kepalanya.

“Tapi ... ada yang kurang,” ujar Jelita. Wanita itu bangkit berdiri dan berjalan menghampiri Rossa. Langkahnya anggun dan elegan seperti istri-istri pejabat dan bangsawan. Wanita itu memindai penampilan Rossa sekali lagi.

“Kamu perlu sedikit berani untuk bisa memikat lelaki kalangan atas, Rossa.” Jelita menjentikkan jemari di dagunya. Lalu ia memberi kode kepada asistennya. Sang asisten bergegas datang sambil membawa tiga paper bag berukuran besar.

“Ini beberapa pakaian dan perlengkapan penunjang penampilanmu. Saya nggak mau kamu terlihat sangat polos seperti ini. Andra menyukai wanita yang sedikit agresif,” ujar Jelita sedikit berbisik. Anwar terkekeh mendengar ucapan istrinya. Pria itu merogoh saku celananya dan mengeluarkan sebungkus rokok. Ia menyulut sebatang rokok lalu menghisapnya.

Rossa melihat isi paper bag dengan takjub. Semua berisi barang branded. Belum selesai keterkejutannya, Jelita menyodorkan sebuah kunci padanya.

“Selama bertugas, kamu tinggal di apartemen yang sudah saya sediakan, ya,” pesan Jelita.

“Baik, Bu.” Kali ini Rossa menjawab dengan sedikit lantang. Ia mencoba untuk menghilangkan rasa grogi dan tidak percaya diri.

Setelah itu Jelita mengajarkan beberapa hal pada Rossa di sebuah ruangan khusus. Janda kembang itu dibriefing agar semua rencana berjalan dengan lancar.

***

Rossa memasuki sebuah kafe. Dengan langkah gemulai ia berjalan menuju sofa kosong di sudut ruang. Tanpa sengaja gelangnya terjatuh tepat di samping seorang lelaki berblazer maroon yang duduk berhadapan dengan seorang perempuan muda. Hingga lelaki itu menoleh ke arahnya.

Rossa memberikan senyuman termanisnya pada lelaki yang sudah ditargetkannya. Ia juga sedikit memberi kerlingan mata. Lalu bangkit berdiri setelah mengambil gelang dan kembali berjalan menuju sofa di sudut ruang.

Rossa melambaikan tangan ke arah waiter yang menghampirinya. Lalu memesan minuman dan makanan ringan. Sesekali tatapannya melirik ke arah Andra. Lelaki itu duduk berhadapan dengan sang istri yang membelakangi Rossa. Andra pun terlihat mencuri-curi pandang ke arahnya. Sementara sang istri asyik bermain ponsel.

Selesai dengan makan siang sederhananya, Rossa kembali mencuri pandang ke arah Andra yang ternyata sedang memperhatikannya. Sang istri tidak terlihat, sepertinya sedang ke toilet. Kesempatan ini digunakan Rossa untuk memberikan secarik kertas berisi nomor ponselnya ke atas meja Andra. Lalu Rossa menyentuh bahu pria itu dengan lembut seraya berkata dengan sedikit lirih, “simpan, ya.”

Rossa berjalan gemulai ke arah kasir untuk membayar. Ia melirik sedikit ke arah Andra yang terburu-buru menyimpan secarik kertas tadi sebelum istrinya datang. Rossa tersenyum penuh arti. Target telah terperangkap jebakan. Satu langkah tugasnya berhasil.

Rossa tersenyum puas lalu meninggalkan kafe dan berjalan menuju mobil yang terparkir. Pak Rudi, sopir yang ditugaskan secara khusus oleh Jelita, sudah menunggu perempuan berwajah kearaban itu.

***

Related chapters

  • Demi Cuan, Aku Jadi Pelakor Bayaran   #7 - KECURIGAAN

    Di sebuah rumah di tengah kota ....Sudah sekitar seminggu Rossa menjalankan misi yang diberikan Anwar dan Jelita padanya. Andra bisa beberapa kali menghubungi gadis berparas cantik khas Timur Tengah itu dalam sehari. Dosisnya bahkan bisa melebihi minum obat. Seolah kecantikan Rossa membuatnya candu. Bahkan di tengah kesibukan pria itu bekerja, ia menyempatkan untuk melakukan video call dengan gadis itu.Tidak hanya di kantor, saat di rumah setelah menunggu istrinya tidur, Andra akan menyempatkan diri menelepon Rossa. Suara gadis itu terasa menggoda di pendengarannya. Tak ayal Andra terkadang membayangkan paras cantik rupawan itu tengah bercinta dengannya.Awalnya Devina tidak menyadari keanehan tingkah suaminya. Namun beberapa hari belakangan pria itu bersikap sangat romantis. Devina yang sudah hafal di luar kepala gelagat suaminya akhirnya menaruh curiga. Ia teringat gadis cantik yang dilihatnya beberapa waktu lalu di sebuah kafe. Saat itu pandangan Andra seolah tak ingin terlepas

    Last Updated : 2023-10-13
  • Demi Cuan, Aku Jadi Pelakor Bayaran   #8 - ROSSA DICULIK

    Rossa tidak dapat berlama-lama di rumah orang tuanya. Ia hanya menjenguk ibunya lalu memberi sejumlah uang. Rossa meminta supaya rumah mereka direnovasi segera karena begitu iba melihat ibunya berbaring lemah di lantai. Di hari itu juga ia mengirimkan kasur busa dengan tebal 30 senti supaya kedua orang tuanya bisa tidur dengan nyaman.Sebelum keluar dari desa, mobil Jazz yang ditumpangi Rossa dihadang beberapa pria bertopeng dan bersenjata tajam. Pak Rudi mengerem mendadak hingga membuat Rossa yang sedang melayani chat dari Andra terlonjak kaget. Pria itu gemetaran. Rossa pun terlihat panik saat melihat dua pemuda memaksa Pak Rudi membuka kunci pintu dengan mengetuk-ketuk kaca. Sementara dua lainnya masih menghadang di depan.Dua orang tadi segera membuka pintu belakang dan menarik tubuh Rossa keluar. Sementara Pak Rudi dibekap hingga pingsan. Rossa menjerit meminta tolong. Tapi suasana jalanan begitu sepi.Gadis itu diseret menuju kebun di pinggir jalan. Rossa memberontak. Akhirnya s

    Last Updated : 2023-10-14
  • Demi Cuan, Aku Jadi Pelakor Bayaran   #9 - ILYAS BEBAS

    Saat di klinik kemarin Rossa meminta izin Kasimin agar ibunya untuk sementara waktu ikut tinggal bersamanya. Sambil menunggu renovasi rumah sederhana mereka selesai. Hari ini hari pertama rumah bilik penuh kenangan itu akan dibongkar dan menjelma menjadi bangunan permanen, seperti rumah lainnya di desa itu.Melihat interior kamar apartemen yang ditempati Rossa, kedua bola mata Jubaedah membulat sempurna. Ia teringat kemegahan rumah majikannya di Tanah Arab dulu. Jubaedah duduk di atas sofa dengan bantalan yang sangat empuk. Jauh berbeda dengan kasur lantai berbusa tipis yang menjadi alasnya tidur.Meskipun apartemen ini bukan milik putrinya, tapi ia begitu bersyukur Rossa bekerja pada orang yang dianggapnya tepat. Walaupun hingga saat itu dirinya belum tahu pekerjaan apa yang dijalani gadis keturunan Arab itu.“Bosmu pasti orang yang sangat baik, Ros. Sepertinya ibu akan nyaman tinggal bersamamu di sini.” Jubaedah mengelus lembut kulit sofa yang didudukinya. Orang kaya di desanya pun

    Last Updated : 2023-10-14
  • Demi Cuan, Aku Jadi Pelakor Bayaran   #10 - SEMAKIN TERJEBAK

    Beberapa panggilan masuk dari Andra tidak sempat Rossa angkat karena sibuk mengantarkan dan menemani Jubaedah check up di salah satu rumah sakit. Ternyata ibunya memiliki flek di paru-parunya sehingga harus mendapatkan pengobatan selama beberapa bulan ke depan.Setelah check up, Rossa membawa ibunya pulang ke apartemen. Ia sudah memesan menu masakan untuk santapan makan siang ibunya. Rossa juga baru saja menyewa asisten untuk mengurus keperluan ibunya bila dirinya sedang keluar menjalankan tugas.Setelah memastikan segala keperluan ibunya tersedia, gadis itu berpamitan. Segera Rossa menemui Pak Rudi yang sudah menunggunya di lobby. Mereka pun segera meluncur dengan Jazz merah dan menuju sebuah kafe. Di sana ia akan menemui Andra. Pria itu sudah tidak tahan ingin segera bertemu dengan Rossa yang beberapa hari belakangan ini sulit dihubungi.“Halo, Beb. Aku rindu berat padamu,” ujar Andra gombal ketika Rossa menghampirinya. Pria itu mengecup punggung telapak tangan Rossa yang lembut. M

    Last Updated : 2023-10-17
  • Demi Cuan, Aku Jadi Pelakor Bayaran   #11 - DILABRAK DEVINA

    Rossa sudah tiba di lobby apartemen. Resepsionis memberitahukan bila ada seorang perempuan telah menunggunya sejak tadi. Rossa menoleh ke arah sofa di mana seorang perempuan yang wajahnya sudah dikenalinya tengah menatap ke arahnya tajam. Rossa tersenyum simpul. Jelita sudah mengajarinya bagaimana cara menghadapi situasi saat istri sah lelaki yang akan direbutnya itu datang melabrak.“Oh, rupanya benar kamu. Kamu perempuan di kafe waktu itu kan?” tanya Devina angkuh. Rossa melipat kedua tangannya di dada.“Jika memang itu aku, kenapa? Kamu takut suamimu akan kurebut?” Rossa menghampiri perempuan itu dengan langkah anggun namun tegas. Tak sedikit pun gadis itu gentar. Apalagi semua ia lakukan demi uang, demi keluarga dan demi masa depannya yang lebih baik.“Huh! Aku tidak akan pernah takut menghadapi pelakor apalagi picisan sepertimu,” cibir Devina. “Oh, pastinya kamu tidak akan pernah takut. Karena kamu sangat tahu bagaimana cara menghadapi pelakor. Bukankah, sebelum menjadi istri An

    Last Updated : 2023-10-17
  • Demi Cuan, Aku Jadi Pelakor Bayaran   #12 - MAWAR HITAM TANPA DURI

    Sebuah pesan masuk dari Andra melayang di layar ponsel Rossa. Segera ia mengklik pesan itu.[Istriku marah besar. Sementara waktu aku belum bisa menghubungimu, Honey. Sabar, ya. I’ll miss you]Rossa tersenyum sinis. Sama sekali ia tidak akan merindukan lelaki bajingan seperti Andra. Hari-hari wanita itu selalu dibayangi wajah Rusydi. Apalagi semenjak Rusydi menyelamatkannya yang hampir menjadi korban perkosaan Ilyas. Si lelaki biadab.Sayangnya, masa iddah yang dijalaninya belum genap 130 hari. Gadis itu masih berstatus menantu Mak Nani. Sungguh waktu yang sangat lama untuk bisa terlepas dari jeratan nenek sihir penuh kelicikan itu.[Miss you too]Rossa bergidik ketika membaca balasan pesannya sendiri. Kalau bukan karena ia masih butuh pekerjaan ini untuk mengumpulkan pundi-pundi uang, pria itu pasti sudah ditinggalkannya. Meskipun Rossa terkenal sebagai biduan dangdut, yang notabene sering dicap perempuan tidak baik, tapi sampai saat ini gadis itu berusaha menjaga kesuciannya. Ia ha

    Last Updated : 2023-10-17
  • Demi Cuan, Aku Jadi Pelakor Bayaran   #13 - KIRIMAN PAKET DARI RUSYDI

    Hari ini Rossa dan Jubaedah akan meninjau lokasi tanah yang akan ia beli dari Anwar dan Jelita. Anwar memang dikenal juga sebagai juragan tanah, selain sebagai eksekutif muda. Ia memiliki banyak tanah yang tersebar di berbagai kota. Masing-masing tanah juga ada yang mengurusnya.Rossa diajak ke lokasi terdekat, agar ia bisa berdekatan dengan kedua orang tuanya. Kebetulan tanah yang akan dibelinya ini tidak jauh dari kampungnya. Hanya butuh waktu sekitar lima belas menit saja. Apalagi tanahnya juga berada di pinggir jalan raya. Sungguh strategis.“Lokasi ini sangat cocok buat keluargamu, Rossa,” ujar Anwar.“Kalau kamu bersedia membeli tanah ini, kamu juga boleh memiliki isinya. Kebetulan ada beberapa pohon dan tanaman yang ditanam Pak Yanto, pengurus tanah kami di sini,” tambah Jelita.Lalu mereka berjalan semakin dalam. Ada sebuah gazebo yang sengaja dibuat untuk tempat beristirahat dan bersantai. Mereka pun beristirahat di sana. Pak Yanto membawakan beberapa buah-buahan hasil panen

    Last Updated : 2023-10-18
  • Demi Cuan, Aku Jadi Pelakor Bayaran   #14 - RUSYDI DATANG BERKUNJUNG

    Rossa langsung menghubungi Rusydi via telepon. Sengaja ia tidak chat karena Rusydi sangat jarang membalas pesannya. Telepon pun terhubung.“Bang, makasih banyak kiriman paketnya,” ujar Rossa setelah mengucapkan salam.“Sama-sama, Ros. Maaf, abang ngga bisa kasih sesuatu yang mungkin lebih berharga di hari ulang tahunmu ini,” sahut Rusydi.Apa? Ulang tahun? Rossa terkejut karena ia sendiri tidak menyadari hari kelahirannya pada hari itu. Belakangan gadis itu begitu sibuk mengurusi renovasi rumah di kampung dan fokus mencari tempat tinggal baru. Apartemen ini sudah tidak aman karena sudah diketahui Devina.“Ngga perlu repot-repot, Bang. Sampai kirim paket dua kali,” ujar Rossa.“Apa? Dua paket?” suara di seberang justru terkejut. “Abang hanya kirim satu paket di hari ini, Ros. Karena abang ingat hari ulang tahunmu. Dulu kita sering merayakannya bersama Soleh dengan memancing di kali belakang kebun orang tua Soleh.”Rossa bergumam dalam hatinya. Jika bukan Rusydi yang mengirimkan paket

    Last Updated : 2023-10-19

Latest chapter

  • Demi Cuan, Aku Jadi Pelakor Bayaran   #30 - KEDATANGAN ANDRA DI RUMAH JUBAEDAH

    Urusan perpindahan sekolah Rani dan adik-adiknya sudah beres. Tinggal membantu bibinya melunasi utang-utangnya kepada rentenir. Rossa banyak menggelontorkan sejumlah uang demi membantu adik sepupu bapaknya itu. Di dapur, ibu dan Bi Sari sibuk mengadon kue. Ibu sudah dibekali Rossa usaha bakery. Sementara ini berproduksi skala rumahan karena baru merintis. Bila sudah berjalan lancar, barulah Rossa mencarikan tempat untuk disewa atau dibeli.Sementara bapak sudah dimodali mobil dan motor second untuk usaha angkot dan ojeknya. Masing-masing satu buah kendaraan. Bila usaha bapaknya lancar, barulah menambah jumlah kendaraannya. Tapi bukan bapak yang menyupiri. Bapak hanya tinggal menerima setoran dari supir angkot dan pengemudi ojeknya nanti. Rossa tidak ingin kedua orang tuanya di masa tua masih kerepotan mencari uang sana sini. Apalagi jika teringat masa-masa sulit dulu. Sekadar mencari pinjaman untuk sarapan saja sulit. Tidak jarang kedua orang tuanya harus menjadi kuli dulu agar m

  • Demi Cuan, Aku Jadi Pelakor Bayaran   #29 - Terlilit Utang

    Rossa dan kedua orang tuanya telah sampai di lobby apartemen yang ditempati Rossa. Tampak Bi Inah dan ketiga anaknya sudah menunggu di sofa ruang tunggu. Mereka membawa tas berukuran besar yang tergeletak di atas lantai.Begitu melihat Rossa, mereka langsung menghambur dan memeluk gadis itu. Bi Inah mengisakkan tangis.“Mari kita ke apartemen Rossa dulu, yuk,” ajak Rossa sambil merangkul bahu Bi Inah yang masih terguncang dan mengisakkan tangisnya. Sementara Jubaedah menuntun Rani dan kedua adiknya. Mereka memasuki lift dan meluncur ke lantai tiga.Sesampainya di apartemen, Rossa menyediakan minum untuk para tamu kesayangannya ini. Bi Inah langsung meneguk hingga tandas minuman berwarna oranye dengan rasa jeruk. Lalu Rani dan kedua adiknya juga ikut meneguk minuman yang terlihat menyegarkan dahaga itu. Mereka terlihat sangat kehausan.“Maaf, minumnya jadi habis, Rossa. Kami kehausan. Mau beli minum tidak punya uang sepeser pun,” jelas Bi Inah dengan raut wajah yang sendu dan membu

  • Demi Cuan, Aku Jadi Pelakor Bayaran   #28 - Bi Inah

    “Rossa lagi sibuk ngga?” tanya Rusydi dari seberang telepon.“Ngga, Bang. Ini habis ngobrol sama ibu soal keadaan Razan,” jawab Rossa sambil melepas jarum pentul yang mengunci hijab pashminanya. Gadis itu belum terbiasa mengenakan hijab. Tampak wajah cantik khas Timur Tengah miliknya sedikit berkeringat.“Abang lupa bilang. Tadi abang simpan box hadiah di minibar. Mudah-mudahan masih ada. Itu sengaja abang kirim buat Rossa. Karena tadi Rossa sibuk mengobrol dengan Razan, jadi abang kelupaan ngasih ke Rossa. Mohon diterima, ya.”“I-iya, Bang. Sebentar Rossa cek dulu, ya.”Rossa lalu berjalan menghampiri minibar. Benar, box berwarna merah muda itu masih tersimpan dengan baik.“Merah muda warnanya, Bang?” tanya Rossa memastikan.“Iya. Warna kesukaan Rossa, kan?” Rossa mengulum senyum dan tersipu malu. Ternyata pemuda itu masih ingat dan hafal apa warna kesukaannya. Rossa menyukai dua warna, merah muda dan ungu. Bahkan dekorasi kamarnya ini pun bernuansa pink dan ungu.Pelan-pela

  • Demi Cuan, Aku Jadi Pelakor Bayaran   #27 - API CEMBURU

    Pandangan mata Rusydi mengawasi gerak-gerik pemuda yang sedang mengobrol dengan Rossa. Setelah acara tasyakuran, pria yang tidak dikenal Rusydi itu tidak langsung pulang. Dia sengaja menunggu Rossa.Sikap Rossa yang terlihat hangat dan ramah membuat hati Rusydi dibakar api cemburu. Namun ia harus bisa menahannya. Bagaimana pun mereka berdua tidak memiliki hubungan apa pun meskipun Rusydi sudah mengutarakan perasaannya. Rossa hingga kini belum memberi jawaban.“Baiklah, Rossa. Kapan-kapan aku mampir ke apartemenmu, ya. Jangan lupa simpan nomorku,” pesan Razan. Pemuda itu meninggalkan rumah ibu Rossa dan berjalan menghampiri mobilnya yang terparkir agak jauh dari rumah itu. Rossa berbalik hendak memasuki rumah.Namun tiba-tiba beberapa warga berteriak histeris. Terdengar suara rintihan kesakitan yang Rossa kenal. Bergegas Rossa menghampiri asal suara. Disusul Rusydi di belakangnya.Di luar rumah para warga berkerumun mengelilingi seseorang yang terluka akibat luka tusuk di perutnya.

  • Demi Cuan, Aku Jadi Pelakor Bayaran   #26 - IDENTITAS INISIAL R TERUNGKAP

    Ponsel pintar Rossa berdering beberapa kali dan bersumber dari telepon nomor tidak dikenal. Bi Sari sampai kebingungan mengapa majikannya tidak mau mengangkat telepon itu. Padahal sejak tadi aktivitasnya menonton TV terganggu karena suara bisingnya.“Non, kenapa ngga diangkat dulu?” tanya Bi Sari dengan sopan. Wanita itu tengah membersihkan laci-laci menggunakan kemoceng dan lap basah.“Biarin aja, Bi. Nomornya ngga dikenal. Paling juga orang iseng,” jawab Rossa sambil terus mengunyah keripik singkong buatan ibunya. Jubaedah sudah tidak tinggal di apartemen ini. Ibu Rossa itu sudah menempati rumahnya sendiri. Malam ini akan diadakan tasyakuran. Pagi ini Rossa akan berkemas untuk menginap di rumah baru ibunya selama beberapa hari. “Bi, nanti tolong kemasi barang-barang keperluan saya, ya. Jangan lupa skincare yang saya pakai jangan sampai ketinggalan. Sekalian pakaian bibi juga dikemas. Kita akan menginap sekitar tiga hari di rumah ibu,” pinta Rossa.“Baik, Non. Siap, laksanakan!” sah

  • Demi Cuan, Aku Jadi Pelakor Bayaran   #25 - KEDATANGAN MAK NANI

    “Rossa ... keluarlah! Pangeranmu sudah datang!” Dengan begitu percaya diri Ilyas memanggil nama Rossa. Wanita yang sedang mengintip dari balik gorden itu tampak kesal dan tak menghiraukan. Rossa menoleh ke arah Rusydi yang tampak keheranan. Pemuda itu penasaran dan akhirnya ikut mengintip. Ia menertawakan tingkah kakak ipar Rossa yang begitu aneh itu.Bagaimana tidak? Lelaki itu datang dengan gaya berpakaian ala A Rafiq, penyanyi dangdut legendaris yang sering mengenakan celana jeans model cutbrai. Lengkap dengan kacamata hitam yang bertengger di batang hidungnya dan rambut klimis. Belum lagi, wanita yang selalu menempel di lengannya seperti prangko, si ‘janda herang’ Kartika. Perempuan itu seperti tidak punya harga diri, dengan beraninya menggaet suami orang.“Kakak iparmu itu lucu sekali, Rossa. Sifatnya tidak berubah sejak kecil, ya. Jauh berbeda dengan Saleh,” ujar Rusydi berkomentar. Rossa pun tersenyum sinis.“Iya, tuh. Entah kenapa Bang Saleh harus bersaudara dengan lelaki t

  • Demi Cuan, Aku Jadi Pelakor Bayaran   #24 - SELESAI RENOVASI

    “Gimana, Ros? Kamu terdampak pelet si Andra ngga?” tanya Jelita penasaran. Wanita itu tahu, kemarin Andra dan Rossa berjanji bertemu di kafe biasa mereka ketemuan.“Alhamdulillah, aman, Bu. Ngga terjadi reaksi apa pun pada saya. Perasaan saya masih seperti sebelumnya. Andra bukan tipe saya,” jawab Rossa dengan santai. Ia baru saja selesai mandi dan akan bersiap mengenakan pakaiannya. “Bagus, Rossa. Sepertinya penangkal pelet yang saya berikan kemarin sangat ampuh.”“Sepertinya begitu, Bu.”“Oh, ya. Saya sudah mengirim sejumlah uang ke rekeningmu. Kerjamu bagus, Rossa. Saya suka,” puji Jelita. Entah sudah berapa banyak rupiah ia gelontorkan untuk membayar gadis itu. Sebenarnya, Jelita seorang dermawan. Ia dan suaminya tidak sulit mengeluarkan uang untuk siapa pun. Apalagi yang membutuhkan. Hasil jerih payah mereka pun murni karena kerja keras. Bukan hasil pesugihan dan menumbalkan apa pun. Mereka juga tidak menggunakan penglaris dalam usahanya. Saat mendengar kisah Rossa dari

  • Demi Cuan, Aku Jadi Pelakor Bayaran   #23 - INISIAL R

    Akhirnya, Andra bisa bernafas lega karena Rossa mau bertemu dengan dirinya. Mereka akan bertemu di kafe biasa di jam biasa juga. Andra sudah berpesan pada istrinya agar tidak menunggunya pulang karena ia akan bertemu klien. Kebohongan yang biasa ia perbuat, seperti biasanya. Tapi wanita itu hanya mengangguk dan menurut. Pelet yang digunakan Andra membuat wanita itu takluk dan tak bisa membantah.Sepulang kerja, mobil Andra langsung melaju menuju kafe yang dituju. Tak sengaja Andra melihat mobil yang biasa dipakai Rossa sudah terparkir di parkiran. Artinya wanita itu sudah lebih dulu datang. Tidak biasanya gadis itu datang duluan. Sepertinya Rossa mulai terpikat padanya, pikir Andra. Ia memuji kerja si dukun yang ternyata memiliki minyak yang begitu ampuh. Buktinya, belum bertemu pun Rossa sudah terlihat antusias menyambut kehadirannya.Dengan langkah penuh percaya diri, Andra berjalan memasuki kafe. Di sofa yang biasa ia tempati, seorang gadis cantik sudah menunggu dirinya. Gadis it

  • Demi Cuan, Aku Jadi Pelakor Bayaran   #22 - PENANGKAL PELET

    Jelita segera meminta Rossa datang ke rumahnya. Ia dan Anwar sudah mendapatkan jimat penangkal pelet dari seorang dukun langganan kerabatnya. Jimat itu berbentuk ikat pinggang dengan tali kecil dan gandulan dari buntalan kain. Saat gadis itu tiba di rumah Jelita, wanita itu segera menarik lengannya dan membawanya ke sebuah ruangan. Ruangan yang biasa ia pakai untuk membriefing Rossa.“Angkat sedikit bajumu, Rossa. Aku akan memakaikan ikat pinggang ini. Ini adalah jimat penangkal pelet.”Rossa menurut. Ia mengangkat sedikit baju bagian atasnya lalu Jelita memakaikan ikat pinggang itu di pinggang Rossa yang ramping.“Pas sekali,” ujar Jelita. “Kali ini kita tidak perlu khawatir dirimu akan terkena guna-guna lelaki hidung belang itu, Rossa. Tapi berhati-hatilah. Jimat ini harus kau lepas saat mandi,” pesan Jelita.Rossa tidak banyak bicara. Gadis itu hanya menagangguk dan menuruti apa yang diinginkan oleh orang yang menyewa jasanya.“Lalu apa lagi rencana kita, Bu?” tanya Rossa. I

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status