“Hahahaha!” Aku melongo. Paman tua ini tertawa terbahak dan langsung muncul saja di hadapanku seperti tanpa punya salah. Padahal, salahnya sudah teramat menggunung. “Aku tak akan mengajakmu tinggal di sini, Dav. Belum saatnya kau menghuni tempat ini. Untuk sekarang, tempatmu adalah bersama keluargamu. Kau masih pantas bersama mereka. Pulanglah! Aku hanya bercanda saja tadi,” lanjutnya.Ah, lagi-lagi aku kena sial. Aku ditipu mentah-mentah oleh pria tua ini. Tak tahukah dia kalau aku sudah ketakutan setengah mati karenanya? Aku tadi bahkan sampai berpikir bahwa akhir hidupku di dunia ini. Lucu! Aku bahkan sampai berpikir ke sana, yang nyata-nyata tidak akan pernah terjadi.Seharusnya sejak awal aku tidak mudah percaya padanya, pria dengan omongan manis seperti wanita.“Sekarang pulanlah! Aku tidak akan menahanmu di sini.”Setelah aku mendengarnya, indera penglihatan
Aku terjatuh dengan kepala yang terlebih dulu menghantam lantai. Terkejut, tentu! Siapa yang tidak terkejut saat melihat orang yang tidur, lalu tiba-tiba membuka mata dengan spontan seperti itu? jujur saja, jantungku sampai berdebar terlalu kencang saat Mom memelototiku.“Kau baik-baik saja?” tanya Mom. Beliau hanya melihatku yang terjatuh tanpa berniat membantu. Juga, pandangannya berubah menjadi polos. Ke mana tadi pandangannya yang menusuk dan memelototiku itu?Aku mencoba duduk dengan sisa kesadaran dan tenaga yang tak sepenuhnya pulih. Sambil tangan kanan mengusap kepala yang terasa sakit, tentunya. Astaga! Sepertinya Mom ini tipe orang yang suka mengejutkan orang lain, ya.“Aku ... baik-baik saja.” Setelah dirasa tubuhku mulai membaik, aku bangkit dan kembali ke ranjang. Kali ini hanya duduk di tepiannya, tidak berniat tidur lagi meski tubuh masih terasa lemas.Untuk kal
“Memang apa istimewanya dari itu, Mom?” Aku memberanikan diri untuk bertanya. Selama ini, aku belum pernah mendengar ada yang lahir dari bangsa campuran. Mungkin untuk percampuran dua bangsa—werewolf manusia, atau manusia vampire, pernah mendengar. Namun, tidak untuk yang ini.“Mungkin kau pernah mendengar bahwa ada manusia yang berpasangan dengan vampire atau werewolf, kan? Tetapi tidak dengan vampire dan werewolf. Kau tahu kenapa?”Aku menggeleng. Memang benar jika perpaduan dua bangsa itu belum pernah kudengar. Mungkin mereka tak tahan akan baunya, ya? Apalagi dua bangsa ini merupakan musuh bebuyutan, ya. Akan masuk akal jika aroma yang dikeluarkan werewolf, tak akan sanggup dihidu oleh vampire. Keduanya memiliki indera penghidu yang tajam, dan aroma masih-masing terlalu menusuk hidung.Seperti Daphne yang tak tahan dengan aromaku, pun sebaliknya. Aku tak begitu kuat engan aroma vampire.
“Ayahmu bukan berarti tidak selamat, Dav. Dia hanya tertidur karena kehabisan energi,” jelas Mom. Aku mendesah lega. Baru saja aku berpikir bahwa ayah tidak selamat karena itu. Kejadian itu sudah terjadi beberapa belas tahun silam. Apakah sekarang beliau masih tertidur?“Mom, apa Dad masih tertidur?” tanyaku.Biasanya, akan ada helaan napas saat seseorang diam. Namun, ini adalah Mom—yang tubuhnya telah mejadi vampire. Jadi, aku sanksi beliau akan memberiku genstur itu. Seperti tadi saja, beliau berpura-pura tertidur lelap padahal tidak.“Kenapa? Apa kau ingin menemuinya?”Aku mengangguk. Tentu saja aku ingin bertemu. Memastikan bagaimana ucapan orang yang mengatakan aku begitu mirip dengan beliau. Tak hanya itu, sebagai anak aku ingin tahu bagaimana orang yang membuatku ada. Sosok Paman Sean mungkin bisa mengajariku menjadi lelaki, tetapi tidak akan sehebat ayah langsung.“Apakah b
"Mereka bisa mengatasinya. Dari pada kita yang di sana, akan lebih baik jika kau ikut aku, Dav. Kita dalam kondisi yang kritis. Musuh sudah mulai bergerak dan mengetahui tentangmu. Akan ada baiknya jika kita mulai untuk mengatur strategi."Musuh? Strategi? Apalagi ini?"Mom, kita tak salah jalan?"Mom tak mengindahkan pertanyaanku. Jalan yang kami lalui semakin sulit saja, seperti hutan yang belum pernah terjamah siapa pun. Sesekali, aku menoleh ke belakang. Siapa tahu Daphne dan Bibi Karin menyusul, kan?Aku memang baru mengenal mereka, tetapi tak kupungkiri jika keselamatan mereka kini kupikirkan. Selama aku bisa mengingat, hanya ada Paman Sean yang ada di sampingku. Mengetahui aku memiliki banyak keluarga yang masih ada, tentu membuatku senang. Tak terkecuali dengan Daphne yang memiliki tingkah menyebalkan.Mereka semua memiliki warna tersendiri. Nenek dan bibi yang berambut merah, ibu dan Daphne yang seperti kembar dan berambut pirang
“Mom, bagaimana?” tanyaku. Tubuh ini tanpa sadar mengalami tremor. Mungkin, otakku memerintahkannya. Tenaga yang susah payah kukumpulkan terasa menguap sedikit demi sedikit.Mon Goddess—yang keberadaannya tak kuketahui, aku meminta bantuanmu untuk kami.“Lunar, berhenti!” Sebuah teriakan kudengar dan setelah itu Mom menggenggam tanganku lebih erat.“Tidak! Kumohon jangan lagi.” Bisa kudengar Mom berbisik. Apa ada hal yang terjadi di masa lalu dan berhubungan dengan ini, hingga Mom begitu terlihat tertekan? Mom kini seorang vampire, dan aliran darah yang normal tak akan bisa kurasakan. Namun, aku bisa merasakan jika Mom tertekan.“Mom,” panggilku.Mom tidak menggubris. Justru beliau menambah laju larinya semakin cepat, dan aku semakin terseok saja untuk mengimbanginya.Dug!“Ah!!!” Aku kembali memekik saat kakiku tersandung. Kali ini, bukan ka
Pria itu memandang ke arahku. Tatapannya tajam, dan bola matanya berwarna merah darah. Apa beliau ayahku? Entahlah. Aku tak ingin berasumsi terlalu jauh dan hanya menerka saja, karena postur dan penampilannya tak jauh dari yang kutahu. Saat itu, bukankah aku hanya melihat sekilas saja?“Apa kau ayahku?” tanyaku. Dengan langkah terseok akibat punggung menimpa batu, juga kaki yang belum pulih, aku mendekatinya. Ia yang tengah membantu ibu untuk duduk sontak menatapku dengan tajam.“Aku tahu jika wajah kami hampir mirip. Namun, ayolah ... kenapa anaknya juga salah mengenaliku?” Ia menunduk, lalu melanjutkan, “Lihatlah, Lun! Putra dari Ced mengira aku ayahnya. Lucu, kan?”Apa? Jadi ia bukan ayahku? Apa semacam saudara, atau bahkan kembaran? Akan tetapi, aku tidak pernah mendengar Paman Sean mengatakan ayah memiliki kembaran. Salahkan saja rupa, rambut, postur dan warna kulit yang hampir serupa itu. Juga, aku yang tidak
“Mom, sudah cukup kau menyelamatkanku saat kebakaran saat itu dan sekarang. Jangan lagi. Aku tidak akan sanggup melihatmu seperti ini karena memaksa teleportasi,” ucapku. Hanya ini yang bisa kukatakan padanya. Setidaknya, di dalam ucapan itu aku berusaha, agar ketika nanti Mom tidak melakukan hal itu lagi.“Mom kuat, Dav. Teleportasi bukanlah hal yang berat untuk Mom. Hanya saja, Mom memang masih belum mengisi energi dengan berburu. Jadi, Mom tidak sekuat biasanya. Apalagi ditambah Mom tidak mendapat asupan dari ayahmu, jadilah keadaan Mom seperti ini. Maafkan Mom, ya. Mom sudah membuatmu khawatir.”Aku menggeleng dan berkata,”Jangan meminta maaf, Mom. Seharusnya aku yang meminta maaf karena terlalu lemah. Aku tidak bisa melindungi Mom dan Daphne. Seharusnya sebagai seorang putra, aku menggantikan ayah melindungi kalian saat beliau tidak ada. Maafkan aku yang terlalu lemah ini, Mom.”Aku menunduk, merasa tidak berg