Saat adzan subuh berkumandang, Rahma membangunkan Della. Dia memasuki kamar Della, kemudian menyalakan lampu kamar sebelum membangunkan Della.
"Nak, bangun! Udah ubuh!" Ucap Rahma sambil menepuk-nepuk tubuh Della dengan penuh kasih sayang.
"Iya, Bu!" Della yang merasa dibangunkan oleh ibunya langsung bangun dari tempat tidurnya.
Dia mengambil air wudhu, kemudian segera melaksanakan salat subuh.
"Assalamualaikum warahmatullah, assalamualaikum warahmatullah." Setelah itu dia berdzikir dan kemudian mengangkat kedua tangannya. "Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku beserta dosa kedua orang tuaku, lindungilah kami, semoga kami selalu diberi kesehatan dan kebahagiaan dunia akhirat. Ya Allah, semoga aku betah di sekolah baruku, lancarkanlah aku dalam menuntut ilmu. Aamiin, aamiin, ya rabbal 'alaamin."
Setelah selesai salat, dia kembali melipat dan menyimpan mukenanya di tempat semula. Tida lupa juga, dia membersihkan kamarnya, yaitu dengan menyapu lantai serta merapikan tempat tidurnya.
Saat jam menunjukkan pukul enam pagi,Della segera melakukan ritual mandi paginya.
Sekarang, jam setengah tujuh. Della sudah mulai bersiap-siap, mulai dari memakai kerudung, sarapan, dan memakai sepatu.
"Ibu, aku berangkat dulu, ya." Della mencium punggung tangan ibunya. Kemudian dia keluar rumah, 'tak lupa juga mengucapkan salam.
Ayahnya tadi pagi sudah mulai berangkat kerja, jadi hanya ada ibunya saat Della akan pergi ke sekolah.
Della pergi ke sekolah
dengan berjalan kaki, karena jarak rumah dan sekolahnya yang begitu dekat."Assalamualaikum, kamu penduduk baru di sini, ya?" Tanya sesoorang saat Della baru saja keluar dari pagar rumahnya.
"Waalaikumsalam, iya aku baru aja pindah ke sini dua hari yang lalu," jawab Della.
"Oh gitu, kamu sekolahnya di madrasah aliyah negeri satu juga, kan?"
"Iya, aku sekolah di sana, ini pertama kali aku masuk di madrasah sana dan aku kelas dua."
"Wah, aku juga kelas dua di madrasah di sana. Iya udah, ayo berangkat bareng. Eh sebelumnya nama kamu siapa? Sampai lupa belum tanya nama."
"Namaku Della, kalau nama kamu?" Della kembali bertanya.
"Nama aku Nisa, semoga kita bisa berteman dengan baik."
"Iya, Nisa, ayo berangkat!" Mereka berdua mulai melangkahkan kakinya menuju ke madrasah. Mereka di jalan sambil mengobrol-ngobrol.
Ternyata menjadi murid baru selalu membuat khawatir, banyak siswa-siswa lain yang memandang Della dengan heran. Mungkin karena pertama kalinya melihat Della ada di madrasah ini.
Sesampainya di kelas, Della juga menjadi pusat perhatian seisi kelas.
"Kamu duduknya sama aku ya, kebetulan aku juga sendiri," ucap Nisa yang diangguki oleh Della dengan senyuman tulusnya.
'Kring kring kring'
Setelah satu menit bel masuk berbunyi, ada ibu guru yang memasuki ruangan kela kelas sebelas IPA tersebut.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh."
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh." Seisi kelas menjawab salam ibu guru tersebut dengan penuh semangat.
"Hari ini kita kedatangan murid baru, ya? Silakan kamu ke depan kelas untuk memperkenalkan diri," ucap bu guru tersebut mengarah ke Della.
"Assalamualaikum teman-teman, perkenalkan namaku Della Anynda Putri, kalian bisa memanggilku Della. Salam kenal semua, semoga bisa berteman dengan baik." Della memperkenalkan dirinya sebatas nama saja di depan kelas.
"Waalaikumsalam, salam kenal, Della" jawab salah satu siswa.
"Baik, ada yang mau ditanyakan?"
"Tidak ada, Bu."
"Sekarang silakan duduk kembali, Della," ucap bu guru tersebut.
"Sekarang persiapan upacara ya, kalian langsung ke lapangan saja."
Siswa-siswa mulai berhamburan keluar kelas untuk mengikuti upacara rutin tiap minggu.
'Bruk'
Saat upacara selesai, tiba-tiba Nisa jatuh pingsan.
"Tolongin, ya," ucap Della pada teman disampingnya.
Kemudian, Della, Nisa, dan teman satunya yang bernama Rena sedang berada di uks.
"Kamu udah kenal lama dan dekat dengan Nisa, ya?" Della bertanya.
"Iya, kita berteman dekat dari awal masuk kelas sebelas," jawab Rena.
"Oh gitu, ya."
"Iya, aku dekat dengan dia juga awalnya karena kita mempunyai hobi yang sama, yaitu menulis," ucap Rena.
"Wah, aku juga hobi menulis. Karena aku ingin suatu saat menjadi penulis yang terkenal," balas Della.
"Cita-cita yang bagus, aku sama Dila juga ingin seperti itu. Semoga kita akan menjadi penulis terkenal ya, suatu saat nanti," ucap Rena penuh dengan percaya diri sambil tertawa.
"Kamu suka nulis apa, Ren? Tentang kisah cinta kamu, ya?"
"Kisah cinta gimana deh, Del?"
"Ya kisah cintamu dengan pacarmu, lah." Ucapan Della mampu membuat Rena tertawa terbahak-bahak.
"Mana ada aku punya pacar, Del." Rena masih tertawa seraya memukul-mukul Della, biasalah perempuan kan gitu.
"Emang kamu gak pengen pacaran?"
"Enggak, Della. Pacaran kan dosa, jadi aku gak mau ngelakuin itu. Emang kamu sekarang punya pacar?"
"Enggak sih, Ren. Tapi aku pernah pacaran."
"Aduh." Nisa tersadar sambil memegangi kepalanya.
"Kamu gak apa-apa, Sa?" Tanya Rena yang terlihat khawatir.
"Gak apa-apa, Ren. Tadi waktu baru dibuat bangun pusing, tapi ini udah lumayan."
Della dan Rena menemani Nisa di uks sampai waktu istirahat.
"Kalian gak ke kantin?" Tanya Della.
"Iya, nanti ke kantin, Ra. Tapi kita mau salat duha dulu di masjid depan," jawab Nisa.
Della terdiam setelah mendengar perkataan Nisa barusan, sungguh malu dirinya. Ternyata masih ada orang yang berusaha melakukan sunnah-sunnah di tengah kesibukan.
"Kamu mau ikut kita salat duha ke masjid depan dulu atau mau langsung ke kantin?" Pertanyaan Rena yang membuat Della bingung.
"Em ..., aku ikut kalian salat duha dulu, deh," jawab Della setelah beberapa detik dia memikirkannya, apa salahnya mencoba kebaikan baru? Bisa saja akan menjadi kebaikan yang akan membuat kita candu.
Mereka bertiga langsung melangkahkan kaki keluar dari UKS dan menuju ke masjid depan madrasah.
Hati Della seperti tergores lagi saat dia memasuki area masjid. Banyak siswa dan siswi yang memilih untuk melakukan salat duha terlebih dahulu daripada ke kantin. Della merasa sangat beruntung pindah sekolah ke sini.
"Kalian selalu salat duha ya tiap istirahat?" Tanya Della setelah selesai melaksanakan salat duha.
"Iya, kita selalu salat duha di waktu istirahat. Kalau salah satu diantara kita haid pun, kita tetap ke masjid. Yang satu nungguin di luar, intinya kebersamaannya gitu, sih," jawab Nisa.
"Masya Allah, aku salut sekali dengan kalian berdua. Beruntung banget aku bisa kenal kalian." Della sangat kagum dengan Nisa dan Rena.
"Iya udah ayo ke kantin, keburu masuk nanti." Nisa menggandeng tangan Della dan Rena untuk menuju ke kantin
Jangan menyia-nyiakan kesempatan yang telah Allah berikan kepada dirimu untuk memperbaiki diri.
Akan tetapi, gunakanlah kesempatan tersebut dengan sebaik mungkin, karena itu adalah kesempatan yang luar biasa.Nikmati proses dirimu untuk menjadi lebih baik.Sahabat adalah cerminan diri kita."Seseorang akan sesuai dengan sifat atau kebiasaan sahabatnya. Oleh karena itu, perhatikan siapa yang akan menjadi sahabat kalian."[HR. Abu Dawud]Hari ini, Della kembali pergi ke madrasah. Seperti biasanya dia pergi ke madrasah jalan kaki berdua dengan Nisa."Kamu udah ngerjain PR pelajaran fikih belum, Saya?" Tanya Della."Udah dong, Del, kamu belum, ya?""Aku juga udah ngerjain PR, yang namanya PR kan pekerjaan rumah.""Nah itu tau." Mereka berdua mengobrol-ngobrol di jalan saat menuju ke madrasah, sesekali tertawa.Sekarang hari senin, dan kajian sudah menjadi kegiatan rutin setiap hari senin di Madrasah Aliyah Negeri satu.Della, Nisa, dan Rena melangkahkan kaki keluar dari ruang kelas untuk menuju aula madrasah, karena sudah ada pengunguman bahwa siswa maupun siswi disuruh berkumpul di aula untuk mngikuti kegiatan kajian wajib."Madr
Pertama kalinya kita melakukan satu hal kecil yang baru, itu akan terlihat menyenangkan. Tapi, akankah kita bisa untuk terus istikomah dengan hal baru tersebut? Tentu itu bukan hal mudah.Nikmati prosesnya saja.Pagi dengan langit yang masih gelap, alarm seorang perempuan berbunyi berbunyi lumayan keras. Sehingga, dapat membangunkan seorang perempuan tersebut dari tidur nyenyaknya. Perempuan tersebut Della. Tepat pukul tiga pagi, dia terbangun karena alarm yang membangunkannya. Akan tetapi, dia tidak menunda-nunda alarm tersebut, dia langsung semangat bergegas bangun dan melangkahkan kaki menuju kamar mandi mengambil air wudu untuk melaksanakan salat tahajud kemudian dilanjut baca al-quran sampai azan subuh.Setelah Della selesai salat subuh, dia juga 'tak lupa untuk membantu ibunya. Entah itu beres-beres rumah atau membantu menyiapkan sarapan.Seperti biasanya juga, Della pada jam setengah tujuh sudah siap dengan seragam madrasahnya, se
Kalian mampu merubah diriku menjadi yang lebih baik. Gak ada kata menyesal setelah kenal kalian.-Della-Sekarang hari kamis. Hari dimana Della, Nisa, dan Rena akan menghadiri pengajian.Saat sore hari, mereka bertiga pergi ke toko kerudung, karena tadi Rena dikasih uang mamanya seratus ribu buat beli kerudung bertiga."Itu bagus, Del. Ayo kita beli itu aja." Nisa menunjuk kerudung syari yang sedang dipegang Della."Iya, nih, bagus, harganya murah lagi, cuma tiga puluh ribu. Kalian mau warna apa?""Ya pasti warnah hitam lah, Del," balas Rena."Iya, nih. Kan alangkah baiknya kita memakai kerudung atau pakaian yang gelap.""Iya deh, ini aja yang warna hitam. Pas, nih, ada tiga."Kemudian, mereka bertiga menuju ke kasir untuk membayar kerudung tersebut.Setelah mereka bertiga selesai membeli kerudung, mereka langsung pulang ke rumah Della."Nak, makan dulu! Nisa sama Rena juga sekalian ajak
Tidak mudah untuk kita berproses menjadi lebih baik. Akan ada kalanya banyak cobaan yang harus kita lewati. Tinggal kita lihat, kita tetap teguh dengan keyakinan atau goyah dengan godaan.Sekarang jam munjukkan pukul dua siang, Della sedang menonton TV sendirian. Jam sepuluh tadi Nisa dan Rena sudah pulang dari rumah Della. Della mendapat kabar bahwa teman satu sekolahannya dulu yang bernama Lila dan Devi nanti mengajaknya ketemu di taman dekat rumah Della, karena kebetulan Lila dan Devi sedang ada di daerah rumah Della.Saat azan asar sudah berkumandang, Della cepat-cepat mandi lalu menunaikan salat asar.Setelah Della sudah selesai bersiap-siap, dia keluar dari kamarnya dan minta ijin ke ibunya kalau dia mau menemui teman sekolahnya dulu. "Ibu, aku ijin ke taman depan rumah ya, soalnya Devi dan Lila ngajak ketemu di sana. Katanya mumpung dia ada di kota ini.""Kenapa gak ke rumah aja, Del?" tanya Rahma."Gak tau, Bu. Gak apa-apa
Jika kamu belum tahu tentang suatu hal dengan pasti, maka cari tahulah hal tersebut selagi dalam kebaikan.Hari ini Della, Nisa, dan Rena sedang mengobrol-ngobrol di dalam kelas. Karena tadi setelah jam istirahat kelasnya jam kosong."Sa, Ren, aku mau tanya.""Tanya apa, Del?""Kalian ada niatan untuk bercadar gak, sih?" tanya Della."Kalau niatan sih ada, akan tetapi aku belum mantap aja. Masih takut nanti kalau cuma sesaat, belum bisa istikomah," jawab Nisa."Oh gitu, ya. Kalau Rena?" Della kembali bertanya.
Kau yang sudah berani meminangku, 'tak akan aku tolak. Karena kamu adalah orang yang sangat berani dalam kebaikan. Kamu memilih meminangku untuk menikah daripada menembakku untuk berpacaran.Hari ini, Della, Nisa, dan Rena sedang bersantai-santai di kantin karena mereka baru saja telah menyelesaikan ujian madrasah yang sudah dilaksanakannya sepuluh hari."Kalian habis ini rencananya mau ngapain? Mondok? Atau kuliah?" tanya Nisa."Aku sih kayaknya mondok," jawab Rena."Kalau kamu, Del? Mau ngapain?" Pertanyaan Nisa yang membuat Della terdiam seperti memikirkan sesuatu."Sepertinya aku kuliah, deh. Soalnya ayah pernah ngomong begitu," ucap Della."Oh, bagus deh. Nanti kita bakalan pisah dong," ujar Nisa sambil merengut."Iya, tapi jangan sedih, dong. Kita berpisah kan juga untuk masa depan kita, asal kalau s
Ketika ada manisnya pertemuan, kita juga harus merasakan pahitnya perpisahan.Pagi ini, seorang gadis sudah berpenampilan sangat cantik dengan mengenakan gamis putih serta kerudung warna hijau. Iya, gadia tersebut adalah Della. Dia hari ini akan melaksanakan acara perpisahan di madrasahnya. Dia sekarang tengah menatap dirinya di pantulan cermin. "Aku sudah besar, ya. Sampai sudah ada yang ingin meminangku. Apakah diriku pantas menjadi istri dari anak seorang kiyai? Ya Allah, jika memang engkau telah menyiapkan dia untukku, maka permudahkanlah segala urusan yang mengenai aku dan dia kedepannya. Sesungguhnya Engkaulah yang maha meringankan segala urusan. Dan jika dia tidak Engkau takdirkan untukku, damaikanlah kita berdua," ucap Della pelan penuh dengan harapan.Jam menunjukkan pukul setengah tuj
Sepuluh hari berlalu setelah acara perpisahan. Hari ini, Della bangun pagi-pagi sekali seperti biasanya. Della dan Dila hari ini diajak oleh ayah dan ibunya Rena untuk mengantar Rena ke pondok pesantren, karena itu kemauannya Rena.Saat Della baru saja memakai kerudung, pintu kamarnya sudah diketok-ketok dari luar."Della, kamu ngapain aja kok lama banget? Nisa udah nungguin kamu di bawah." Teriakan Rahma membuat Della merasa gugup, dia berkerudung dengan waktu yang cepat. Karena Della 'tak mau kalau nanti ibunya terus berteriak-teriak.Baru saja Della keluar kamar, ibunya kembali mengomelinya. "Kamu udah ditungguin Nisa daritadi kok lama banget sih, kan kasihan dia.""Gak apa-apa kok, Tante. Kan belum terlalu lama juga aku nungguinnya," ucap Nisa."Iya maaf, Bu. Iya udah, aku sama Nisa mau pergi dulu. Assalamualaikum." Della dan Nisa melangkahkan kaki keluar rumah, 'tak lupa juga mereka berdua menicu
Hari ini, sudah sepuluh hari dimana Syafiq dan Della sah menjadi suami istri. Dan sekarang pukul satu siang, mereka berdua sedang bertukar cerita di teras rumah."Mas!" panggil Della."Apa, Sayang?" Syafiq menoleh ke arah Zahra kembali bertanya."Ayok keluar, aku lagi pengen makan bakso. Soalnya udah lama aku gak makan bakso," ucap Della."Mau makan bakso dimana?""Ya di warung bakso, Mas. Yakali mau beli bakso di warung nasi padang?""Iya tau lah, maksud mas itu warung bakso yang sebelah mana? Warung bakso kan banyak ....""Ya, gak tau, Mas. Nanti cari aja di jalan, kalau ada warung bakso tinggal mampir.""Iya udah, sekarang kamu siap-siap. Biar mas panasin mobilnya dulu," ucap Syafiq."Iya udah, aku masuk ke dalam dulu, ya.""Eh, bentar." Syafiq mencegah tangan Della untuk menghentikan langkahnya."Apa lagi, Mas?" Della membalikkan tubuhnya."Jangan lupa pakai cadarnya ya, Sayang," ucap Syafiq samb
Menikahi seseorang yang mencintai Allah, akan menunjukkan lebih banyak hal tentang masa depan dibanding apa yang kau lihat dan dengar sekarang.Pagi tadi, Della dan Syafiq sudah pindah ke rumah yang sudah di beli sebelum pernikahan.Sekarang mereka sedang santai-santai di ranjang kamar."Syafiq." Syafiq memanggil Della dengan begitu lembut."Iya, Mas. Kalau boleh, apakah mas mau manggil aku dengan sebutan dek?" Pertanyan Della yang membuat Syafiq seketika tertawa kencang. "Jadi kamu mau mas panggil dengan panggilan dek?""Iya, Mas. Memang kenapa kok mas malah tertawa ih ...." Syafiq menunjukkan raut kesal di wajahnya."Ututu, gak apa-apa dong, Dek." Syafiq menarik-narik pipi Della dengan pelan."Aw, sakit, Mas." Della merintih."Iya-iya, Dek." Tangannya Syafiq berpindah mengelus-elus pucuk kepala istrinya. "Dek, apakah mas boleh tiduran di pangkuan?" Della yang mendengar pertanyaan Syafiq pun langsung terkejut. "Hah?"
Pernikahan adalah ibadah, dan setiap iba dan bermuara pada cinta-Nya sebagai tujuan. Sudah sewajarnya setiap upaya meraih cinta-Nya dilakukan dengan suka cita.Hari ini, matahari bersinar terang. Seakan menggambarkan suasana hari ini sama halnya seperti Della, yang merasa dirinya paling bahagia pagi ini. Iya, Della bahagia, karena hari ini tepat tanggal enam belas september, nanti dia akan sah menjadi seorang istri dari laki-laki yang sholeh."Della, jangan lama-lama, ya. Sebentar lagi kita akan berangkat," ucap Rahma setelah menghampiri Della yang sedang duduk di depan meja rias."Iya, Bu. Bagaimana dengan wajahku? Gak ketebalan, kan?" tanya Della."Enggak, kok. Kamu cantik, make up nya natural seperti ini.""Terima kasih, Ibu.""Ra, ingat pesannya ibu, ya. Sampai kapanpun kamu dengan Syafiq harus tetap bersama, jangan sampai ada kata pisah walaupun ada masalah seberat apapun." Rahma berpesan kepada putri satu-satunya."I
“ Barangsiapa yang mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah dan tidak memberi karena Allah, maka sungguh telah sempurna imannya.”(HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi)Pagi ini, Della akan pergi bersama dengan Fatimah dan Nur Khalisah—umi dari Syafiq.Rahma dan Khalisah memutuskan mengajak Della untuk memilih gaun yang akan dipakainya nanti."Della, ayo berangkat sekarang." Langkah kaki Rahma keluar dari kamar sambil membenarkan tas yang dipakainya."Ayo, Bu."Mereka berdua janjian dengan Khalisah di salah satu butik terkenal milik saudara Khalisah yang ada di daerah situ. Della dan ibunya mengendarai mobil untuk menuju ke lokasi butik, dan membutuhkan waktu setengah jam untuk sampai."Umi Khalisah sudah sampai sini belum, ya." Della dan Rahma keluar dari mobil dan langsung masuk ke dalam butiknya."Selamat datang, dengan atas nama Della dan Ibu Rahma?" tanya pelayan yang menyambut
'Kring kring kring'Alarm Della berbunyi nyaring tepat pada jam tiga, Della yang mendengar itu pun langsung bangun dari alam mimpinya.Dia segera bergegas ke kamar mandi mengambil air wudhu untuk melaksanakan salat tahajud.Della membaca kalam Al-quran sampai azan subuh.Setelah Della selesai melaksanakan salat subuh, dia merapikan tempat tidurnya serta membersihkan setiap sudut kamarnya.Tepat pukul enam, dia keluar dari kamarnya untuk membantu Rahma."Ibu, apakah perlu bantuan Della?" tanya Della saat baru saja menemui ibunya di dapur."Tolong kamu masak nasi, ya. Biar ibu yang goreng ikan sama masak sayurnya," pinta Rahma."Iya, Bu, udah dicuci belum berasnya?""Belum, Del. Ini cuci dulu." Rahma memberikan beras yang yang sudah ada di wadah.Butuh waktu empat puluh lima menit, Della dan ibunya menyiapkan makanan."Del, kamu panggil ayah dulu, ya. Biar ibu ambil piring."
Sepuluh hari berlalu setelah acara perpisahan. Hari ini, Della bangun pagi-pagi sekali seperti biasanya. Della dan Dila hari ini diajak oleh ayah dan ibunya Rena untuk mengantar Rena ke pondok pesantren, karena itu kemauannya Rena.Saat Della baru saja memakai kerudung, pintu kamarnya sudah diketok-ketok dari luar."Della, kamu ngapain aja kok lama banget? Nisa udah nungguin kamu di bawah." Teriakan Rahma membuat Della merasa gugup, dia berkerudung dengan waktu yang cepat. Karena Della 'tak mau kalau nanti ibunya terus berteriak-teriak.Baru saja Della keluar kamar, ibunya kembali mengomelinya. "Kamu udah ditungguin Nisa daritadi kok lama banget sih, kan kasihan dia.""Gak apa-apa kok, Tante. Kan belum terlalu lama juga aku nungguinnya," ucap Nisa."Iya maaf, Bu. Iya udah, aku sama Nisa mau pergi dulu. Assalamualaikum." Della dan Nisa melangkahkan kaki keluar rumah, 'tak lupa juga mereka berdua menicu
Ketika ada manisnya pertemuan, kita juga harus merasakan pahitnya perpisahan.Pagi ini, seorang gadis sudah berpenampilan sangat cantik dengan mengenakan gamis putih serta kerudung warna hijau. Iya, gadia tersebut adalah Della. Dia hari ini akan melaksanakan acara perpisahan di madrasahnya. Dia sekarang tengah menatap dirinya di pantulan cermin. "Aku sudah besar, ya. Sampai sudah ada yang ingin meminangku. Apakah diriku pantas menjadi istri dari anak seorang kiyai? Ya Allah, jika memang engkau telah menyiapkan dia untukku, maka permudahkanlah segala urusan yang mengenai aku dan dia kedepannya. Sesungguhnya Engkaulah yang maha meringankan segala urusan. Dan jika dia tidak Engkau takdirkan untukku, damaikanlah kita berdua," ucap Della pelan penuh dengan harapan.Jam menunjukkan pukul setengah tuj
Kau yang sudah berani meminangku, 'tak akan aku tolak. Karena kamu adalah orang yang sangat berani dalam kebaikan. Kamu memilih meminangku untuk menikah daripada menembakku untuk berpacaran.Hari ini, Della, Nisa, dan Rena sedang bersantai-santai di kantin karena mereka baru saja telah menyelesaikan ujian madrasah yang sudah dilaksanakannya sepuluh hari."Kalian habis ini rencananya mau ngapain? Mondok? Atau kuliah?" tanya Nisa."Aku sih kayaknya mondok," jawab Rena."Kalau kamu, Del? Mau ngapain?" Pertanyaan Nisa yang membuat Della terdiam seperti memikirkan sesuatu."Sepertinya aku kuliah, deh. Soalnya ayah pernah ngomong begitu," ucap Della."Oh, bagus deh. Nanti kita bakalan pisah dong," ujar Nisa sambil merengut."Iya, tapi jangan sedih, dong. Kita berpisah kan juga untuk masa depan kita, asal kalau s
Jika kamu belum tahu tentang suatu hal dengan pasti, maka cari tahulah hal tersebut selagi dalam kebaikan.Hari ini Della, Nisa, dan Rena sedang mengobrol-ngobrol di dalam kelas. Karena tadi setelah jam istirahat kelasnya jam kosong."Sa, Ren, aku mau tanya.""Tanya apa, Del?""Kalian ada niatan untuk bercadar gak, sih?" tanya Della."Kalau niatan sih ada, akan tetapi aku belum mantap aja. Masih takut nanti kalau cuma sesaat, belum bisa istikomah," jawab Nisa."Oh gitu, ya. Kalau Rena?" Della kembali bertanya.