Share

Menuju Halal

Penulis: sasmiafitri
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“ Barangsiapa yang mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah dan tidak memberi karena Allah, maka sungguh telah sempurna imannya.”

(HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi)

Pagi ini, Della akan pergi bersama dengan Fatimah dan Nur Khalisah—umi dari Syafiq.

Rahma dan Khalisah memutuskan mengajak Della untuk memilih gaun yang akan dipakainya nanti. 

"Della, ayo berangkat sekarang." Langkah kaki Rahma keluar dari kamar sambil membenarkan tas yang dipakainya.

"Ayo, Bu." 

Mereka berdua janjian dengan Khalisah di salah satu butik terkenal milik saudara Khalisah yang ada di daerah situ. Della dan ibunya mengendarai mobil untuk menuju ke lokasi butik, dan membutuhkan waktu setengah jam untuk sampai.

"Umi Khalisah sudah sampai sini belum, ya." Della dan Rahma keluar dari mobil dan langsung masuk ke dalam butiknya.

"Selamat datang, dengan atas nama Della dan Ibu Rahma?" tanya pelayan yang menyambut

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Della's Story   Pernikahan

    Pernikahan adalah ibadah, dan setiap iba dan bermuara pada cinta-Nya sebagai tujuan. Sudah sewajarnya setiap upaya meraih cinta-Nya dilakukan dengan suka cita.Hari ini, matahari bersinar terang. Seakan menggambarkan suasana hari ini sama halnya seperti Della, yang merasa dirinya paling bahagia pagi ini. Iya, Della bahagia, karena hari ini tepat tanggal enam belas september, nanti dia akan sah menjadi seorang istri dari laki-laki yang sholeh."Della, jangan lama-lama, ya. Sebentar lagi kita akan berangkat," ucap Rahma setelah menghampiri Della yang sedang duduk di depan meja rias."Iya, Bu. Bagaimana dengan wajahku? Gak ketebalan, kan?" tanya Della."Enggak, kok. Kamu cantik, make up nya natural seperti ini.""Terima kasih, Ibu.""Ra, ingat pesannya ibu, ya. Sampai kapanpun kamu dengan Syafiq harus tetap bersama, jangan sampai ada kata pisah walaupun ada masalah seberat apapun." Rahma berpesan kepada putri satu-satunya."I

  • Della's Story   Awal yang Manis

    Menikahi seseorang yang mencintai Allah, akan menunjukkan lebih banyak hal tentang masa depan dibanding apa yang kau lihat dan dengar sekarang.Pagi tadi, Della dan Syafiq sudah pindah ke rumah yang sudah di beli sebelum pernikahan.Sekarang mereka sedang santai-santai di ranjang kamar."Syafiq." Syafiq memanggil Della dengan begitu lembut."Iya, Mas. Kalau boleh, apakah mas mau manggil aku dengan sebutan dek?" Pertanyan Della yang membuat Syafiq seketika tertawa kencang. "Jadi kamu mau mas panggil dengan panggilan dek?""Iya, Mas. Memang kenapa kok mas malah tertawa ih ...." Syafiq menunjukkan raut kesal di wajahnya."Ututu, gak apa-apa dong, Dek." Syafiq menarik-narik pipi Della dengan pelan."Aw, sakit, Mas." Della merintih."Iya-iya, Dek." Tangannya Syafiq berpindah mengelus-elus pucuk kepala istrinya. "Dek, apakah mas boleh tiduran di pangkuan?" Della yang mendengar pertanyaan Syafiq pun langsung terkejut. "Hah?"

  • Della's Story   Senja Bersamamu

    Hari ini, sudah sepuluh hari dimana Syafiq dan Della sah menjadi suami istri. Dan sekarang pukul satu siang, mereka berdua sedang bertukar cerita di teras rumah."Mas!" panggil Della."Apa, Sayang?" Syafiq menoleh ke arah Zahra kembali bertanya."Ayok keluar, aku lagi pengen makan bakso. Soalnya udah lama aku gak makan bakso," ucap Della."Mau makan bakso dimana?""Ya di warung bakso, Mas. Yakali mau beli bakso di warung nasi padang?""Iya tau lah, maksud mas itu warung bakso yang sebelah mana? Warung bakso kan banyak ....""Ya, gak tau, Mas. Nanti cari aja di jalan, kalau ada warung bakso tinggal mampir.""Iya udah, sekarang kamu siap-siap. Biar mas panasin mobilnya dulu," ucap Syafiq."Iya udah, aku masuk ke dalam dulu, ya.""Eh, bentar." Syafiq mencegah tangan Della untuk menghentikan langkahnya."Apa lagi, Mas?" Della membalikkan tubuhnya."Jangan lupa pakai cadarnya ya, Sayang," ucap Syafiq samb

  • Della's Story   Pindah

    Siang hari, Della memasuki rumah dengan semangat. Akan tetapi, baru saja Della sampai di ambang pintu, dia melihat orang tuanya sudah rapi dan ada beberapa koper di sebelahnya, Della pun bertanya."Assalamualaikum, Yah, Bu, loh kita mau ke mana?""Waalaikumsalam, kita akan pindah, Nak, karena ayah kerjanya pindah ke Jakarta, jadi kita harus ikutan ke sana," jawab Rahma—ibunya Della."Apa gak bisa kita tetap tinggal di sini berdua, Bu?" Della kembali bertanya."Enggak bisa ya, soalnya nanti ayah kerja di sana itu tetap." Kali ini bukan Rahma yang menjawab, melainkan Rizki—ayahnya Della."Tapi, Yah, bagaimana dengan sekolah dan temanku?""Soal sekolah sudah ayah urus, kalau soal teman, kan nanti pasti dapat teman lagi di sana," ucap Rizki."Kok mendadak gini sih ...." Della kesal."Langsung siap-siap aja ya kamu, habis salat asar nanti kita berangkat," ucap Rahma.Della pun langsung melangkahk

  • Della's Story   Keluarga Tersayang

    Kebahagiaan keluarga kecilku adalah hal yang selalu kuperjuangkan. Karena bagiku, keluarga adalah lebih dari segalanya.-Della- Sesampainya di mall, Della dan ibunya keluar dahulu dari mobil, sedangkan ayahnya memparkirkan mobilnya. "Rame ya, Bu, mallnya," ucap Della saat baru saja keluar dari mobil. "Iya lah, Nak, namanya juga tempat umum, pasti rame lah," balas Rahma. Saat Della baru saja berjalan beberapa langkah, dia melihat wanita bercadar di depan sana. 'Ngapain sih bercadar seperti itu, kan bikin gerah, mana ribet juga' batin Della. "Eh kamu ngapain bengong gitu?" tanya Rahma yang melihat putrinya berhenti jalan. "Em ..., gak apa-apa kok, Bu. Iya udah ayo masuk! Ayah juga udah selesai tuh parkirin mobilnya. "Kamu mau beli kerudung lagi gak, Nak?" tanya Rahma. "Boleh, Bu. Ayo coba lihat-lihat dulu di toko kerudung itu." Della menunjuk toko jilbab yang ada di depannya. Rahma pun hanya menurut, dia mengik

  • Della's Story   Sekolah Baru

    Saat adzan subuh berkumandang, Rahma membangunkan Della. Dia memasuki kamar Della, kemudian menyalakan lampu kamar sebelum membangunkan Della."Nak, bangun! Udah ubuh!" Ucap Rahma sambil menepuk-nepuk tubuh Della dengan penuh kasih sayang."Iya, Bu!" Della yang merasa dibangunkan oleh ibunya langsung bangun dari tempat tidurnya.Dia mengambil air wudhu, kemudian segera melaksanakan salat subuh."Assalamualaikum warahmatullah, assalamualaikum warahmatullah." Setelah itu dia berdzikir dan kemudian mengangkat kedua tangannya. "Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku beserta dosa kedua orang tuaku, lindungilah kami, semoga kami selalu diberi kesehatan dan kebahagiaan dunia akhirat. Ya Allah, semoga aku betah di sekolah baruku, lancarkanlah aku dalam menuntut ilmu. Aamiin, aamiin, ya rabbal 'alaamin."Setelah selesai salat, dia kembali melipat dan menyimpan mukenanya di tempat semula. Tida lupa juga, dia membersihkan kamarnya, yaitu dengan menyapu l

  • Della's Story   Sahabat Until Jannah

    Sahabat adalah cerminan diri kita."Seseorang akan sesuai dengan sifat atau kebiasaan sahabatnya. Oleh karena itu, perhatikan siapa yang akan menjadi sahabat kalian."[HR. Abu Dawud]Hari ini, Della kembali pergi ke madrasah. Seperti biasanya dia pergi ke madrasah jalan kaki berdua dengan Nisa."Kamu udah ngerjain PR pelajaran fikih belum, Saya?" Tanya Della."Udah dong, Del, kamu belum, ya?""Aku juga udah ngerjain PR, yang namanya PR kan pekerjaan rumah.""Nah itu tau." Mereka berdua mengobrol-ngobrol di jalan saat menuju ke madrasah, sesekali tertawa.Sekarang hari senin, dan kajian sudah menjadi kegiatan rutin setiap hari senin di Madrasah Aliyah Negeri satu.Della, Nisa, dan Rena melangkahkan kaki keluar dari ruang kelas untuk menuju aula madrasah, karena sudah ada pengunguman bahwa siswa maupun siswi disuruh berkumpul di aula untuk mngikuti kegiatan kajian wajib."Madr

  • Della's Story   Awal Proses

    Pertama kalinya kita melakukan satu hal kecil yang baru, itu akan terlihat menyenangkan. Tapi, akankah kita bisa untuk terus istikomah dengan hal baru tersebut? Tentu itu bukan hal mudah.Nikmati prosesnya saja.Pagi dengan langit yang masih gelap, alarm seorang perempuan berbunyi berbunyi lumayan keras. Sehingga, dapat membangunkan seorang perempuan tersebut dari tidur nyenyaknya. Perempuan tersebut Della. Tepat pukul tiga pagi, dia terbangun karena alarm yang membangunkannya. Akan tetapi, dia tidak menunda-nunda alarm tersebut, dia langsung semangat bergegas bangun dan melangkahkan kaki menuju kamar mandi mengambil air wudu untuk melaksanakan salat tahajud kemudian dilanjut baca al-quran sampai azan subuh.Setelah Della selesai salat subuh, dia juga 'tak lupa untuk membantu ibunya. Entah itu beres-beres rumah atau membantu menyiapkan sarapan.Seperti biasanya juga, Della pada jam setengah tujuh sudah siap dengan seragam madrasahnya, se

Bab terbaru

  • Della's Story   Senja Bersamamu

    Hari ini, sudah sepuluh hari dimana Syafiq dan Della sah menjadi suami istri. Dan sekarang pukul satu siang, mereka berdua sedang bertukar cerita di teras rumah."Mas!" panggil Della."Apa, Sayang?" Syafiq menoleh ke arah Zahra kembali bertanya."Ayok keluar, aku lagi pengen makan bakso. Soalnya udah lama aku gak makan bakso," ucap Della."Mau makan bakso dimana?""Ya di warung bakso, Mas. Yakali mau beli bakso di warung nasi padang?""Iya tau lah, maksud mas itu warung bakso yang sebelah mana? Warung bakso kan banyak ....""Ya, gak tau, Mas. Nanti cari aja di jalan, kalau ada warung bakso tinggal mampir.""Iya udah, sekarang kamu siap-siap. Biar mas panasin mobilnya dulu," ucap Syafiq."Iya udah, aku masuk ke dalam dulu, ya.""Eh, bentar." Syafiq mencegah tangan Della untuk menghentikan langkahnya."Apa lagi, Mas?" Della membalikkan tubuhnya."Jangan lupa pakai cadarnya ya, Sayang," ucap Syafiq samb

  • Della's Story   Awal yang Manis

    Menikahi seseorang yang mencintai Allah, akan menunjukkan lebih banyak hal tentang masa depan dibanding apa yang kau lihat dan dengar sekarang.Pagi tadi, Della dan Syafiq sudah pindah ke rumah yang sudah di beli sebelum pernikahan.Sekarang mereka sedang santai-santai di ranjang kamar."Syafiq." Syafiq memanggil Della dengan begitu lembut."Iya, Mas. Kalau boleh, apakah mas mau manggil aku dengan sebutan dek?" Pertanyan Della yang membuat Syafiq seketika tertawa kencang. "Jadi kamu mau mas panggil dengan panggilan dek?""Iya, Mas. Memang kenapa kok mas malah tertawa ih ...." Syafiq menunjukkan raut kesal di wajahnya."Ututu, gak apa-apa dong, Dek." Syafiq menarik-narik pipi Della dengan pelan."Aw, sakit, Mas." Della merintih."Iya-iya, Dek." Tangannya Syafiq berpindah mengelus-elus pucuk kepala istrinya. "Dek, apakah mas boleh tiduran di pangkuan?" Della yang mendengar pertanyaan Syafiq pun langsung terkejut. "Hah?"

  • Della's Story   Pernikahan

    Pernikahan adalah ibadah, dan setiap iba dan bermuara pada cinta-Nya sebagai tujuan. Sudah sewajarnya setiap upaya meraih cinta-Nya dilakukan dengan suka cita.Hari ini, matahari bersinar terang. Seakan menggambarkan suasana hari ini sama halnya seperti Della, yang merasa dirinya paling bahagia pagi ini. Iya, Della bahagia, karena hari ini tepat tanggal enam belas september, nanti dia akan sah menjadi seorang istri dari laki-laki yang sholeh."Della, jangan lama-lama, ya. Sebentar lagi kita akan berangkat," ucap Rahma setelah menghampiri Della yang sedang duduk di depan meja rias."Iya, Bu. Bagaimana dengan wajahku? Gak ketebalan, kan?" tanya Della."Enggak, kok. Kamu cantik, make up nya natural seperti ini.""Terima kasih, Ibu.""Ra, ingat pesannya ibu, ya. Sampai kapanpun kamu dengan Syafiq harus tetap bersama, jangan sampai ada kata pisah walaupun ada masalah seberat apapun." Rahma berpesan kepada putri satu-satunya."I

  • Della's Story   Menuju Halal

    “ Barangsiapa yang mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah dan tidak memberi karena Allah, maka sungguh telah sempurna imannya.”(HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi)Pagi ini, Della akan pergi bersama dengan Fatimah dan Nur Khalisah—umi dari Syafiq.Rahma dan Khalisah memutuskan mengajak Della untuk memilih gaun yang akan dipakainya nanti."Della, ayo berangkat sekarang." Langkah kaki Rahma keluar dari kamar sambil membenarkan tas yang dipakainya."Ayo, Bu."Mereka berdua janjian dengan Khalisah di salah satu butik terkenal milik saudara Khalisah yang ada di daerah situ. Della dan ibunya mengendarai mobil untuk menuju ke lokasi butik, dan membutuhkan waktu setengah jam untuk sampai."Umi Khalisah sudah sampai sini belum, ya." Della dan Rahma keluar dari mobil dan langsung masuk ke dalam butiknya."Selamat datang, dengan atas nama Della dan Ibu Rahma?" tanya pelayan yang menyambut

  • Della's Story   Ta'aruf

    'Kring kring kring'Alarm Della berbunyi nyaring tepat pada jam tiga, Della yang mendengar itu pun langsung bangun dari alam mimpinya.Dia segera bergegas ke kamar mandi mengambil air wudhu untuk melaksanakan salat tahajud.Della membaca kalam Al-quran sampai azan subuh.Setelah Della selesai melaksanakan salat subuh, dia merapikan tempat tidurnya serta membersihkan setiap sudut kamarnya.Tepat pukul enam, dia keluar dari kamarnya untuk membantu Rahma."Ibu, apakah perlu bantuan Della?" tanya Della saat baru saja menemui ibunya di dapur."Tolong kamu masak nasi, ya. Biar ibu yang goreng ikan sama masak sayurnya," pinta Rahma."Iya, Bu, udah dicuci belum berasnya?""Belum, Del. Ini cuci dulu." Rahma memberikan beras yang yang sudah ada di wadah.Butuh waktu empat puluh lima menit, Della dan ibunya menyiapkan makanan."Del, kamu panggil ayah dulu, ya. Biar ibu ambil piring."

  • Della's Story   Perpisahan

    Sepuluh hari berlalu setelah acara perpisahan. Hari ini, Della bangun pagi-pagi sekali seperti biasanya. Della dan Dila hari ini diajak oleh ayah dan ibunya Rena untuk mengantar Rena ke pondok pesantren, karena itu kemauannya Rena.Saat Della baru saja memakai kerudung, pintu kamarnya sudah diketok-ketok dari luar."Della, kamu ngapain aja kok lama banget? Nisa udah nungguin kamu di bawah." Teriakan Rahma membuat Della merasa gugup, dia berkerudung dengan waktu yang cepat. Karena Della 'tak mau kalau nanti ibunya terus berteriak-teriak.Baru saja Della keluar kamar, ibunya kembali mengomelinya. "Kamu udah ditungguin Nisa daritadi kok lama banget sih, kan kasihan dia.""Gak apa-apa kok, Tante. Kan belum terlalu lama juga aku nungguinnya," ucap Nisa."Iya maaf, Bu. Iya udah, aku sama Nisa mau pergi dulu. Assalamualaikum." Della dan Nisa melangkahkan kaki keluar rumah, 'tak lupa juga mereka berdua menicu

  • Della's Story   Pelepasan

    Ketika ada manisnya pertemuan, kita juga harus merasakan pahitnya perpisahan.Pagi ini, seorang gadis sudah berpenampilan sangat cantik dengan mengenakan gamis putih serta kerudung warna hijau. Iya, gadia tersebut adalah Della. Dia hari ini akan melaksanakan acara perpisahan di madrasahnya. Dia sekarang tengah menatap dirinya di pantulan cermin. "Aku sudah besar, ya. Sampai sudah ada yang ingin meminangku. Apakah diriku pantas menjadi istri dari anak seorang kiyai? Ya Allah, jika memang engkau telah menyiapkan dia untukku, maka permudahkanlah segala urusan yang mengenai aku dan dia kedepannya. Sesungguhnya Engkaulah yang maha meringankan segala urusan. Dan jika dia tidak Engkau takdirkan untukku, damaikanlah kita berdua," ucap Della pelan penuh dengan harapan.Jam menunjukkan pukul setengah tuj

  • Della's Story   Dipinang

    Kau yang sudah berani meminangku, 'tak akan aku tolak. Karena kamu adalah orang yang sangat berani dalam kebaikan. Kamu memilih meminangku untuk menikah daripada menembakku untuk berpacaran.Hari ini, Della, Nisa, dan Rena sedang bersantai-santai di kantin karena mereka baru saja telah menyelesaikan ujian madrasah yang sudah dilaksanakannya sepuluh hari."Kalian habis ini rencananya mau ngapain? Mondok? Atau kuliah?" tanya Nisa."Aku sih kayaknya mondok," jawab Rena."Kalau kamu, Del? Mau ngapain?" Pertanyaan Nisa yang membuat Della terdiam seperti memikirkan sesuatu."Sepertinya aku kuliah, deh. Soalnya ayah pernah ngomong begitu," ucap Della."Oh, bagus deh. Nanti kita bakalan pisah dong," ujar Nisa sambil merengut."Iya, tapi jangan sedih, dong. Kita berpisah kan juga untuk masa depan kita, asal kalau s

  • Della's Story   Tentang cadar

    Jika kamu belum tahu tentang suatu hal dengan pasti, maka cari tahulah hal tersebut selagi dalam kebaikan.Hari ini Della, Nisa, dan Rena sedang mengobrol-ngobrol di dalam kelas. Karena tadi setelah jam istirahat kelasnya jam kosong."Sa, Ren, aku mau tanya.""Tanya apa, Del?""Kalian ada niatan untuk bercadar gak, sih?" tanya Della."Kalau niatan sih ada, akan tetapi aku belum mantap aja. Masih takut nanti kalau cuma sesaat, belum bisa istikomah," jawab Nisa."Oh gitu, ya. Kalau Rena?" Della kembali bertanya.

DMCA.com Protection Status