Beranda / Romansa / Della's Story / Sahabat Until Jannah

Share

Sahabat Until Jannah

Penulis: sasmiafitri
last update Terakhir Diperbarui: 2021-10-05 23:38:13

Sahabat adalah cerminan diri kita.

"Seseorang akan sesuai dengan sifat atau kebiasaan sahabatnya. Oleh karena itu, perhatikan siapa yang akan menjadi sahabat kalian." 

[HR. Abu Dawud]

Hari ini, Della kembali pergi ke madrasah. Seperti biasanya dia pergi ke madrasah jalan kaki berdua dengan Nisa.

"Kamu udah ngerjain PR pelajaran fikih belum, Saya?" Tanya Della.

"Udah dong, Del, kamu belum, ya?" 

"Aku juga udah ngerjain PR, yang namanya PR kan pekerjaan rumah." 

"Nah itu tau." Mereka berdua mengobrol-ngobrol di jalan saat menuju ke madrasah, sesekali tertawa. 

Sekarang hari senin, dan kajian sudah menjadi kegiatan rutin setiap hari senin di Madrasah Aliyah Negeri satu. 

Della, Nisa, dan Rena melangkahkan kaki keluar dari ruang kelas untuk menuju aula madrasah, karena sudah ada pengunguman bahwa siswa maupun siswi disuruh berkumpul di aula untuk mngikuti kegiatan kajian wajib.

"Madrasah ini keren banget ya, aku suka dengan progam kegiatannya. Di sekolahku dulu aja gak ada kajian seperti ini, apalagi berdoa sebelum belajar, gak ada sama sekali," ucap Della.

"Iya, madrasah ini cukup bagus progam kegiatannya, aku pun juga sangat suka," sahut Rena.

Setelah beberapa waktu mereka mengobrol-ngobrol saat melangkahkan kaki menuju aula, mereka sudah sampai di aula yang sudah mulai rame siswa-siswa yang sudah pada datang.

"Kita dudu dimana, ya? Udah penuh aja nih tempat." Nisa mengedarkan pandangannya mencari tempat yang masih longgar. 

"Kita ke sana aja, yok!" Della menunjuk tempat di depan yang masih kosong. Mereka bertiga langsung berjalan ke arah sana, sebelum ditempati orang lain nantinya.

Kajian hari ini, ustadzah menyampaikan tentang pacaran.

"Pacaran sebelum menikah itu dilarang, karena hal tersebut dapat menyebabkan zina. Seperti yang dijelaskan dalam ayat alquran yang berbunyi 'Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.'(QS. Al-Isra: 32). Kita mendekati zina saja dilarang, apalagi kalau melakukannya. Jadi ayok kita semua, jangan mendekati zina dengan melakukan perbuatan yang dapat merangsang atau menjerumuskan kepada perbuatan zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji, yang mendatangkan penyakit dan merusak keturunan, dan suatu jalan yang buruk yang menyebabkan pelakunya disiksa dalam neraka." Ustadzah di depan yang bernama Ustadzah Lila menjelaskan tentang buruknya berbuat zina. 

Della mendengar itu, dirinya sangat malu. Dia pernah dengan bangganya mengakui kalau dia punya pacar, bahkan dia merasa senang sekali mempunyai pacar yang baik. Akan tetapi, kalau pacarnya itu orang baik gak mungkin mengajak Della yang nantinya malah membawa Della ke neraka. Della tersadar, gak ada yang namanya pacaran secara islami, karena memilih jalannya saja salah apalagi yang lainnya.

"Nah, tadi yang dibicarakan sama Ustadzah Rina sama seperti yang aku bicarakan kemarin hari sabtu, kan? Jadi pacaran itu memang dilarang agama, Ra. Bersyukurlah karena kamu masih diberi kebaikan sama Allah, sehingga Allah memutuskan hubungan pacaran kamu sama Ridwan mantanmu itu, karena Allah sayang sama kamu," ucap Rena.

"Iya, terima kasih. Aku bersyukur banget bisa kenal sama kalian." 

"Kami yang bersyukur kenal kamu, Del. Karena jarang ada orang yang langsung gampang diajak untuk berubah menjadi baik." 

"Iya udah, ayo balik ke kelas lagi. Nanti keburu ada Bu Dina masuk ke kelas!" Nisa mengajak Della dan Rena untuk segera kembali ke kelas. Mereka bertiga, sudah terpandang oleh bapak dan ibu guru, persahabatan mereka sangatlah luar biasa. 

*****

Saat bel istirahat berbunyi, seperti hari-hari kemarin, Della beserta dua sahabatnya pergi ke masjid untuk melakukan salat duha sebelum pergi ke kantin. Della sudah merasa bahwa salat duha adalah bagian dari hidupnya.

"Kamu sudah merasakan betapa nagihnya salat duha kan, Del?" Nisa bertanya kepada Della saat mereka bertiga sedang duduk di teras masjid setelah melakukan salat duha. 

"Hehe alhamdulillah iya, Sa. memang benar, salat duha sangat bikin nagih," jawab Della sambil tertawa. 

"Rena bersyukur banget deh, bagus kita sudah bisa ketagihan dalam kebaikan. Akan tetapi, kita masih belum bisa sepenuhnya menjadi wanita yang salihah. Semoga persahabatan kita nanti dapat berjalan lurus ke dalam kebaikan menurut agama islam, ya." 

"Aamiin," balas Della dan Nisa.

"Eh, nanti sepulang sekolah kita ke toko buku, yok!" 

"Ayok, kebetulan aku juga mau cari buku sesuatu," balas Nisa.

"Kamu mau ikut kan, Del?" Tanya Rena kepada Della. 

"Iya deh, aku ikutan." 

Seperti yang sudah direncanakan tadi, sekarang Della dan kedua sahabatnya pergi ke toko buku yang lokasinya lumayan dekat dengan madrasah. 

"Kamu mau beli buku apa sih, Sa?" Tanya Della kepo karena dari tadi Nisa hanya muter-muter mencari buku. 

"Ada deh, Del. Kamu gak mau beli buku juga?" 

"Bentar deh, aku cari-cari dulu." Della mulai berkeliling sendiri di toko buku, jujur dia belum tau mau beli buku apa. Dia hanya mencari-cari dulu, nanti kalau ada yang menarik baru deh beli. 

Setelah beberapa menit Della berkeliling, langkah dia berhenti ketika melihat sebuah buku yang membuatnya penasaran, yaitu buku yang berjudul 'Hindari pacaran, yuk!' Karena penasaran, akhirnya dia mengambil buku tersebut untuk dibelinya. 

Saat itu juga, ada seseorang yang diam-diam memandang Della dari kejauhan. Akan tetapi saat Della membalikkan tubuhnya, orang itu mengalihkan pandangannya. 

Setelah mereka bertiga sudah menemukan buku-buku yang dicari mereka masing-masing, mereka langsung menuju kasir barengan untuk membayar buku mereka. 

Seseorang yang tadi memandang diam-diam Della juga kebetulan sedang membayar bukunya. 

"Eh, tadi itu siapa, sih? Dari tadi lihat-lihat aku kayaknya," ucap Della dengan percaya dirinya.

"Beneran lihatin kamu terus? Tadi itu Syafiq, dia anaknya seorang kiyai, jadi gak heran kalau dia anaknya sangat agamis," jawab Nisa.

"Benar loh, dia kan satu madrasah ya sama kita, dia itu jarang sekali bergaul dengan orang lain, terutama sama anak perempuan." Rena ikut angkat bicara.

"Wah iya, kah? Aku belum pernah lihat deh di madrasah." 

"Iya, Della! Kamu belum pernah lihat, kan? Aku aja yang udah lama sekolah di madrasah itu jarang sekali lihat dia, memang sih dia itu lebi sering menyendiri," ucap Nisa.

"Oh, begitu, ya? Dia sekarang kelas berapa?" 

"Dia satu angkatan sama kita, loh! Akan tetapi dia masuk jurusan agama."

"Astaghfirullah, ngapain malah kita ngomongin orang? Khilaf deh." Nisa beristighfar seraya mengelus-elus dadanya.

"Kalau gitu kita langsung pulang aja, yok!" 

"Iya, ayo, Del! Kamu jalan kaki atau dijemput, Ren?" tanya Dila pada Rena, karena Rena rumahnya beda arah sendiri sama Della dan Nisa.

"Aku dijemput ayah nanti, katanya ayah nanti lewat sini, jadi aku disuruh nunggu," jawab Rena.

"Kita duluan gak apa-apa, kan?" 

"Gak apa-apa, kok. Hati-hati di jalan, ya!" 

"Iya, Rena assalamualaikum." Dan akhirnya Della dan Nisa dimulai melangkahkan kakinya untuk menuju rumah.

Bab terkait

  • Della's Story   Awal Proses

    Pertama kalinya kita melakukan satu hal kecil yang baru, itu akan terlihat menyenangkan. Tapi, akankah kita bisa untuk terus istikomah dengan hal baru tersebut? Tentu itu bukan hal mudah.Nikmati prosesnya saja.Pagi dengan langit yang masih gelap, alarm seorang perempuan berbunyi berbunyi lumayan keras. Sehingga, dapat membangunkan seorang perempuan tersebut dari tidur nyenyaknya. Perempuan tersebut Della. Tepat pukul tiga pagi, dia terbangun karena alarm yang membangunkannya. Akan tetapi, dia tidak menunda-nunda alarm tersebut, dia langsung semangat bergegas bangun dan melangkahkan kaki menuju kamar mandi mengambil air wudu untuk melaksanakan salat tahajud kemudian dilanjut baca al-quran sampai azan subuh.Setelah Della selesai salat subuh, dia juga 'tak lupa untuk membantu ibunya. Entah itu beres-beres rumah atau membantu menyiapkan sarapan.Seperti biasanya juga, Della pada jam setengah tujuh sudah siap dengan seragam madrasahnya, se

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-05
  • Della's Story   Penyesalan Masa Lalu

    Kalian mampu merubah diriku menjadi yang lebih baik. Gak ada kata menyesal setelah kenal kalian.-Della-Sekarang hari kamis. Hari dimana Della, Nisa, dan Rena akan menghadiri pengajian.Saat sore hari, mereka bertiga pergi ke toko kerudung, karena tadi Rena dikasih uang mamanya seratus ribu buat beli kerudung bertiga."Itu bagus, Del. Ayo kita beli itu aja." Nisa menunjuk kerudung syari yang sedang dipegang Della."Iya, nih, bagus, harganya murah lagi, cuma tiga puluh ribu. Kalian mau warna apa?""Ya pasti warnah hitam lah, Del," balas Rena."Iya, nih. Kan alangkah baiknya kita memakai kerudung atau pakaian yang gelap.""Iya deh, ini aja yang warna hitam. Pas, nih, ada tiga."Kemudian, mereka bertiga menuju ke kasir untuk membayar kerudung tersebut.Setelah mereka bertiga selesai membeli kerudung, mereka langsung pulang ke rumah Della."Nak, makan dulu! Nisa sama Rena juga sekalian ajak

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-11
  • Della's Story   Cobaan Berhijrah

    Tidak mudah untuk kita berproses menjadi lebih baik. Akan ada kalanya banyak cobaan yang harus kita lewati. Tinggal kita lihat, kita tetap teguh dengan keyakinan atau goyah dengan godaan.Sekarang jam munjukkan pukul dua siang, Della sedang menonton TV sendirian. Jam sepuluh tadi Nisa dan Rena sudah pulang dari rumah Della. Della mendapat kabar bahwa teman satu sekolahannya dulu yang bernama Lila dan Devi nanti mengajaknya ketemu di taman dekat rumah Della, karena kebetulan Lila dan Devi sedang ada di daerah rumah Della.Saat azan asar sudah berkumandang, Della cepat-cepat mandi lalu menunaikan salat asar.Setelah Della sudah selesai bersiap-siap, dia keluar dari kamarnya dan minta ijin ke ibunya kalau dia mau menemui teman sekolahnya dulu. "Ibu, aku ijin ke taman depan rumah ya, soalnya Devi dan Lila ngajak ketemu di sana. Katanya mumpung dia ada di kota ini.""Kenapa gak ke rumah aja, Del?" tanya Rahma."Gak tau, Bu. Gak apa-apa

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-12
  • Della's Story   Tentang cadar

    Jika kamu belum tahu tentang suatu hal dengan pasti, maka cari tahulah hal tersebut selagi dalam kebaikan.Hari ini Della, Nisa, dan Rena sedang mengobrol-ngobrol di dalam kelas. Karena tadi setelah jam istirahat kelasnya jam kosong."Sa, Ren, aku mau tanya.""Tanya apa, Del?""Kalian ada niatan untuk bercadar gak, sih?" tanya Della."Kalau niatan sih ada, akan tetapi aku belum mantap aja. Masih takut nanti kalau cuma sesaat, belum bisa istikomah," jawab Nisa."Oh gitu, ya. Kalau Rena?" Della kembali bertanya.

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-31
  • Della's Story   Dipinang

    Kau yang sudah berani meminangku, 'tak akan aku tolak. Karena kamu adalah orang yang sangat berani dalam kebaikan. Kamu memilih meminangku untuk menikah daripada menembakku untuk berpacaran.Hari ini, Della, Nisa, dan Rena sedang bersantai-santai di kantin karena mereka baru saja telah menyelesaikan ujian madrasah yang sudah dilaksanakannya sepuluh hari."Kalian habis ini rencananya mau ngapain? Mondok? Atau kuliah?" tanya Nisa."Aku sih kayaknya mondok," jawab Rena."Kalau kamu, Del? Mau ngapain?" Pertanyaan Nisa yang membuat Della terdiam seperti memikirkan sesuatu."Sepertinya aku kuliah, deh. Soalnya ayah pernah ngomong begitu," ucap Della."Oh, bagus deh. Nanti kita bakalan pisah dong," ujar Nisa sambil merengut."Iya, tapi jangan sedih, dong. Kita berpisah kan juga untuk masa depan kita, asal kalau s

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-31
  • Della's Story   Pelepasan

    Ketika ada manisnya pertemuan, kita juga harus merasakan pahitnya perpisahan.Pagi ini, seorang gadis sudah berpenampilan sangat cantik dengan mengenakan gamis putih serta kerudung warna hijau. Iya, gadia tersebut adalah Della. Dia hari ini akan melaksanakan acara perpisahan di madrasahnya. Dia sekarang tengah menatap dirinya di pantulan cermin. "Aku sudah besar, ya. Sampai sudah ada yang ingin meminangku. Apakah diriku pantas menjadi istri dari anak seorang kiyai? Ya Allah, jika memang engkau telah menyiapkan dia untukku, maka permudahkanlah segala urusan yang mengenai aku dan dia kedepannya. Sesungguhnya Engkaulah yang maha meringankan segala urusan. Dan jika dia tidak Engkau takdirkan untukku, damaikanlah kita berdua," ucap Della pelan penuh dengan harapan.Jam menunjukkan pukul setengah tuj

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-01
  • Della's Story   Perpisahan

    Sepuluh hari berlalu setelah acara perpisahan. Hari ini, Della bangun pagi-pagi sekali seperti biasanya. Della dan Dila hari ini diajak oleh ayah dan ibunya Rena untuk mengantar Rena ke pondok pesantren, karena itu kemauannya Rena.Saat Della baru saja memakai kerudung, pintu kamarnya sudah diketok-ketok dari luar."Della, kamu ngapain aja kok lama banget? Nisa udah nungguin kamu di bawah." Teriakan Rahma membuat Della merasa gugup, dia berkerudung dengan waktu yang cepat. Karena Della 'tak mau kalau nanti ibunya terus berteriak-teriak.Baru saja Della keluar kamar, ibunya kembali mengomelinya. "Kamu udah ditungguin Nisa daritadi kok lama banget sih, kan kasihan dia.""Gak apa-apa kok, Tante. Kan belum terlalu lama juga aku nungguinnya," ucap Nisa."Iya maaf, Bu. Iya udah, aku sama Nisa mau pergi dulu. Assalamualaikum." Della dan Nisa melangkahkan kaki keluar rumah, 'tak lupa juga mereka berdua menicu

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-11
  • Della's Story   Ta'aruf

    'Kring kring kring'Alarm Della berbunyi nyaring tepat pada jam tiga, Della yang mendengar itu pun langsung bangun dari alam mimpinya.Dia segera bergegas ke kamar mandi mengambil air wudhu untuk melaksanakan salat tahajud.Della membaca kalam Al-quran sampai azan subuh.Setelah Della selesai melaksanakan salat subuh, dia merapikan tempat tidurnya serta membersihkan setiap sudut kamarnya.Tepat pukul enam, dia keluar dari kamarnya untuk membantu Rahma."Ibu, apakah perlu bantuan Della?" tanya Della saat baru saja menemui ibunya di dapur."Tolong kamu masak nasi, ya. Biar ibu yang goreng ikan sama masak sayurnya," pinta Rahma."Iya, Bu, udah dicuci belum berasnya?""Belum, Del. Ini cuci dulu." Rahma memberikan beras yang yang sudah ada di wadah.Butuh waktu empat puluh lima menit, Della dan ibunya menyiapkan makanan."Del, kamu panggil ayah dulu, ya. Biar ibu ambil piring."

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-20

Bab terbaru

  • Della's Story   Senja Bersamamu

    Hari ini, sudah sepuluh hari dimana Syafiq dan Della sah menjadi suami istri. Dan sekarang pukul satu siang, mereka berdua sedang bertukar cerita di teras rumah."Mas!" panggil Della."Apa, Sayang?" Syafiq menoleh ke arah Zahra kembali bertanya."Ayok keluar, aku lagi pengen makan bakso. Soalnya udah lama aku gak makan bakso," ucap Della."Mau makan bakso dimana?""Ya di warung bakso, Mas. Yakali mau beli bakso di warung nasi padang?""Iya tau lah, maksud mas itu warung bakso yang sebelah mana? Warung bakso kan banyak ....""Ya, gak tau, Mas. Nanti cari aja di jalan, kalau ada warung bakso tinggal mampir.""Iya udah, sekarang kamu siap-siap. Biar mas panasin mobilnya dulu," ucap Syafiq."Iya udah, aku masuk ke dalam dulu, ya.""Eh, bentar." Syafiq mencegah tangan Della untuk menghentikan langkahnya."Apa lagi, Mas?" Della membalikkan tubuhnya."Jangan lupa pakai cadarnya ya, Sayang," ucap Syafiq samb

  • Della's Story   Awal yang Manis

    Menikahi seseorang yang mencintai Allah, akan menunjukkan lebih banyak hal tentang masa depan dibanding apa yang kau lihat dan dengar sekarang.Pagi tadi, Della dan Syafiq sudah pindah ke rumah yang sudah di beli sebelum pernikahan.Sekarang mereka sedang santai-santai di ranjang kamar."Syafiq." Syafiq memanggil Della dengan begitu lembut."Iya, Mas. Kalau boleh, apakah mas mau manggil aku dengan sebutan dek?" Pertanyan Della yang membuat Syafiq seketika tertawa kencang. "Jadi kamu mau mas panggil dengan panggilan dek?""Iya, Mas. Memang kenapa kok mas malah tertawa ih ...." Syafiq menunjukkan raut kesal di wajahnya."Ututu, gak apa-apa dong, Dek." Syafiq menarik-narik pipi Della dengan pelan."Aw, sakit, Mas." Della merintih."Iya-iya, Dek." Tangannya Syafiq berpindah mengelus-elus pucuk kepala istrinya. "Dek, apakah mas boleh tiduran di pangkuan?" Della yang mendengar pertanyaan Syafiq pun langsung terkejut. "Hah?"

  • Della's Story   Pernikahan

    Pernikahan adalah ibadah, dan setiap iba dan bermuara pada cinta-Nya sebagai tujuan. Sudah sewajarnya setiap upaya meraih cinta-Nya dilakukan dengan suka cita.Hari ini, matahari bersinar terang. Seakan menggambarkan suasana hari ini sama halnya seperti Della, yang merasa dirinya paling bahagia pagi ini. Iya, Della bahagia, karena hari ini tepat tanggal enam belas september, nanti dia akan sah menjadi seorang istri dari laki-laki yang sholeh."Della, jangan lama-lama, ya. Sebentar lagi kita akan berangkat," ucap Rahma setelah menghampiri Della yang sedang duduk di depan meja rias."Iya, Bu. Bagaimana dengan wajahku? Gak ketebalan, kan?" tanya Della."Enggak, kok. Kamu cantik, make up nya natural seperti ini.""Terima kasih, Ibu.""Ra, ingat pesannya ibu, ya. Sampai kapanpun kamu dengan Syafiq harus tetap bersama, jangan sampai ada kata pisah walaupun ada masalah seberat apapun." Rahma berpesan kepada putri satu-satunya."I

  • Della's Story   Menuju Halal

    “ Barangsiapa yang mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah dan tidak memberi karena Allah, maka sungguh telah sempurna imannya.”(HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi)Pagi ini, Della akan pergi bersama dengan Fatimah dan Nur Khalisah—umi dari Syafiq.Rahma dan Khalisah memutuskan mengajak Della untuk memilih gaun yang akan dipakainya nanti."Della, ayo berangkat sekarang." Langkah kaki Rahma keluar dari kamar sambil membenarkan tas yang dipakainya."Ayo, Bu."Mereka berdua janjian dengan Khalisah di salah satu butik terkenal milik saudara Khalisah yang ada di daerah situ. Della dan ibunya mengendarai mobil untuk menuju ke lokasi butik, dan membutuhkan waktu setengah jam untuk sampai."Umi Khalisah sudah sampai sini belum, ya." Della dan Rahma keluar dari mobil dan langsung masuk ke dalam butiknya."Selamat datang, dengan atas nama Della dan Ibu Rahma?" tanya pelayan yang menyambut

  • Della's Story   Ta'aruf

    'Kring kring kring'Alarm Della berbunyi nyaring tepat pada jam tiga, Della yang mendengar itu pun langsung bangun dari alam mimpinya.Dia segera bergegas ke kamar mandi mengambil air wudhu untuk melaksanakan salat tahajud.Della membaca kalam Al-quran sampai azan subuh.Setelah Della selesai melaksanakan salat subuh, dia merapikan tempat tidurnya serta membersihkan setiap sudut kamarnya.Tepat pukul enam, dia keluar dari kamarnya untuk membantu Rahma."Ibu, apakah perlu bantuan Della?" tanya Della saat baru saja menemui ibunya di dapur."Tolong kamu masak nasi, ya. Biar ibu yang goreng ikan sama masak sayurnya," pinta Rahma."Iya, Bu, udah dicuci belum berasnya?""Belum, Del. Ini cuci dulu." Rahma memberikan beras yang yang sudah ada di wadah.Butuh waktu empat puluh lima menit, Della dan ibunya menyiapkan makanan."Del, kamu panggil ayah dulu, ya. Biar ibu ambil piring."

  • Della's Story   Perpisahan

    Sepuluh hari berlalu setelah acara perpisahan. Hari ini, Della bangun pagi-pagi sekali seperti biasanya. Della dan Dila hari ini diajak oleh ayah dan ibunya Rena untuk mengantar Rena ke pondok pesantren, karena itu kemauannya Rena.Saat Della baru saja memakai kerudung, pintu kamarnya sudah diketok-ketok dari luar."Della, kamu ngapain aja kok lama banget? Nisa udah nungguin kamu di bawah." Teriakan Rahma membuat Della merasa gugup, dia berkerudung dengan waktu yang cepat. Karena Della 'tak mau kalau nanti ibunya terus berteriak-teriak.Baru saja Della keluar kamar, ibunya kembali mengomelinya. "Kamu udah ditungguin Nisa daritadi kok lama banget sih, kan kasihan dia.""Gak apa-apa kok, Tante. Kan belum terlalu lama juga aku nungguinnya," ucap Nisa."Iya maaf, Bu. Iya udah, aku sama Nisa mau pergi dulu. Assalamualaikum." Della dan Nisa melangkahkan kaki keluar rumah, 'tak lupa juga mereka berdua menicu

  • Della's Story   Pelepasan

    Ketika ada manisnya pertemuan, kita juga harus merasakan pahitnya perpisahan.Pagi ini, seorang gadis sudah berpenampilan sangat cantik dengan mengenakan gamis putih serta kerudung warna hijau. Iya, gadia tersebut adalah Della. Dia hari ini akan melaksanakan acara perpisahan di madrasahnya. Dia sekarang tengah menatap dirinya di pantulan cermin. "Aku sudah besar, ya. Sampai sudah ada yang ingin meminangku. Apakah diriku pantas menjadi istri dari anak seorang kiyai? Ya Allah, jika memang engkau telah menyiapkan dia untukku, maka permudahkanlah segala urusan yang mengenai aku dan dia kedepannya. Sesungguhnya Engkaulah yang maha meringankan segala urusan. Dan jika dia tidak Engkau takdirkan untukku, damaikanlah kita berdua," ucap Della pelan penuh dengan harapan.Jam menunjukkan pukul setengah tuj

  • Della's Story   Dipinang

    Kau yang sudah berani meminangku, 'tak akan aku tolak. Karena kamu adalah orang yang sangat berani dalam kebaikan. Kamu memilih meminangku untuk menikah daripada menembakku untuk berpacaran.Hari ini, Della, Nisa, dan Rena sedang bersantai-santai di kantin karena mereka baru saja telah menyelesaikan ujian madrasah yang sudah dilaksanakannya sepuluh hari."Kalian habis ini rencananya mau ngapain? Mondok? Atau kuliah?" tanya Nisa."Aku sih kayaknya mondok," jawab Rena."Kalau kamu, Del? Mau ngapain?" Pertanyaan Nisa yang membuat Della terdiam seperti memikirkan sesuatu."Sepertinya aku kuliah, deh. Soalnya ayah pernah ngomong begitu," ucap Della."Oh, bagus deh. Nanti kita bakalan pisah dong," ujar Nisa sambil merengut."Iya, tapi jangan sedih, dong. Kita berpisah kan juga untuk masa depan kita, asal kalau s

  • Della's Story   Tentang cadar

    Jika kamu belum tahu tentang suatu hal dengan pasti, maka cari tahulah hal tersebut selagi dalam kebaikan.Hari ini Della, Nisa, dan Rena sedang mengobrol-ngobrol di dalam kelas. Karena tadi setelah jam istirahat kelasnya jam kosong."Sa, Ren, aku mau tanya.""Tanya apa, Del?""Kalian ada niatan untuk bercadar gak, sih?" tanya Della."Kalau niatan sih ada, akan tetapi aku belum mantap aja. Masih takut nanti kalau cuma sesaat, belum bisa istikomah," jawab Nisa."Oh gitu, ya. Kalau Rena?" Della kembali bertanya.

DMCA.com Protection Status