Share

Pura-pura amnesia?

Penulis: Diary_9
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-14 19:50:46

Galang sudah menjelaskan panjang lebar kali tinggi, bahwa apa yang Lila dengar adalah sebuah kesalahpahaman. Namun, gadis itu tetap tak percaya, Lila ngereog ingin menghajar Shenina yang asyik menyaksikan perdebatan mereka berdua dengan wajah tanpa dosa.

Shenina juga tak mau meralat ucapannya karena ia berbicara sesuai apa yang ada dalam pikirannya. Adip merasa bahwa Shenina sedang mengalami amnesia akibat jatuh dari tangga. Baguslah, ini kesempatan untuknya mengompori Lila agar salah paham pada Galang.

“Wah, bener-bener parah Lo, Lang. Dia sakit belum sehari udah dijadiin pacar!”

Ditambah perkataan Adip yang cenderung mengompori. Lila semakin merajuk dan tak mau mendengarkan penjelasan Galang. Padahal biasanya gadis itu selalu santai setiap menanggapi masalah, tetapi kali ini Galang dapat melihat sisi lain dari pacarnya tersebut.

“Gue sih nggak heran, Lang. Lo emang jago bikin cewek-cewek nyaman. Shenina itu cuma satu dari banyak korban perhatian lo,” kata Adip lagi.

“Diem Lo! Kompo
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
salma
Kipasin dong dip...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dekapan Hangat Pacar Sahabat   Jangan kaya anak kecil!

    Hari-hari berikutnya, Galang selalu sibuk mengurus Shenina karena gadis itu selalu menempel padanya. Bahkan, Galang akhir-akhir ini jadi lebih sering bersama Shenina dibanding pacarnya sendiri. Seperti malam ini, Lila duduk di kursi pojok kafe favorit mereka, jemarinya mencengkram pegangan cangkir yang sudah dingin. Matanya menatap Galang yang duduk di sampingnya dan sibuk mengetik sesuatu di ponsel. Sesekali, senyum tipis mengembang di bibirnya saat sebuah pesan masuk, Lila tahu pasti siapa pengirimnya—Shenina. Lila menghela nafas panjang, “Shenina lagi. Kenapa lagi dia?” Galang mengangkat kepala tampak sedikit kaget, cowok itu seperti lupa kalau Lila juga berada di sana. “Dia tadi mimpi buruk katanya, yang. Aku lagi kirim voice note biar dia tenang.” Lila hanya mengangguk paham, tenggorokannya tiba-tiba terasa kering dan tercekat. Sudah terlalu sering ia mendengar jawaban seperti itu. Selalu tentang Shenina. Tentang ingatan yang masih belum pulih. Shenina yang lebih butuh

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-15
  • Dekapan Hangat Pacar Sahabat   Aku takut hamil, Dip.

    “Heh, sape lo?!” Lila menusuk-nusuk pinggang cowok itu dengan ranting. Cowok itu menggeliat perlahan, lalu mengangkat wajahnya. Lila menghela nafas lega saat melihat siapa pemilik wajah tersebut. “Adip! Ya ampun, nakutin aja!” geram Lila. Adip menggaruk-garuk kepalanya sambil duduk tegap. Tak ada raut wajah kaget atau marah. Wajahnya malah tampak kusut dan matanya sayu. Mungkin pengaruh dari isi botol-botol yang sudah kosong di dekatnya. Lila mencondongkan tubuhnya. Matanya memicing sambil mengendus-endus aroma alkohol yang menyengat dari tubuh Adip. Adip beringsut mundur seiring tubuh Lila mendekat. “Kamu mabuk, ya?” tanya Lila. Adip menggeleng sambil memalingkan wajah. “Coba liat?” Lila memegang dagu Adip agar menatap ke arahnya. Namun, Adip tak bergeming. Ia hanya menggaruk lehernya dengan canggung dan berusaha menghindari tatapan Lila. Lila mendengus, “Kamu aja nggak berani ngadep sini.” “Kamu ngapain di sini?” Adip mengusap wajahnya kasar, menghilangkan sisa kantu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-15
  • Dekapan Hangat Pacar Sahabat   Aku benci sama kamu, Dip!

    Pagi hari menyapa, embun di dedaunan menguar seiring matahari meninggi.Dua remaja yang baru menghabiskan malam dengan penyatuan yang intim, mengerjap saat sinar mentari menyoroti wajah mereka.Lila, jadi orang pertama yang membuka mata. Dada bidang nan sixpack langsung menyapa pandangannya. Gadis itu terdiam sebentar, mencerna situasi asing saat dirinya terbangun dalam pelukan cowok kekar dan dalam keadaan tanpa sehelai benang pun.“Astaga, jadi tadi malem gue sama Adip bener-bener—ck, brengsek!” Lila tercekat. Gadis itu mengangkat pandangannya meski terhalang genangan air di pelupuk mata. Dia melihat, Adip—cowok yang merenggut keperawanannya, masih tertidur pulas dan memeluk dirinya dengan nyaman. Tanpa pikir panjang, dia langsung mendorong dada Adip hingga cowok itu terpental. Gadis itu memunguti pakaiannya yang berserakan dan langsung memakainya cepat-cepat.“Kenapa, La? “ tanya Adip dengan suara serak. Cowok itu masih linglung.Lila tidak menjawab. Dia sibuk memasang pakaiannya

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Dekapan Hangat Pacar Sahabat   Kissmark pembawa petaka

    “LILA! Kamu apa-apaan, sih”Reflek Galang berlari menghampiri Shenina dan membantunya untuk berdiri.“Hati-hati tanganku sakit,” ringis Shenina. Galang menatap Lila dengan tatapan tajam sambil menuntun Shenina untuk duduk di sofa. “Cih, lemah! Gitu doang kesungkur! Caper!” cibir Lila masih dalam posisi semula. Mendengar cibiran Lila, Galang semakin terbakar amarah. Ada apa dengan gadis itu? Tidak biasanya Lila berlaku kasar seperti ini.“Kamu kenapa, sih? Habis pulang ngelayap jadi kasar banget!” Galang memaki. Namun, fokusnya teralih bukan pada reaksi Lila, tapi cara Lila berjalan.Lila mendengus sinis, dia berjalan mendekati Galang dengan langkah berat. Namun, Sorot matanya tajam tertuju pada Shenina yang meringis lemah di sofa. “Aku kenapa? Harusnya aku yang nanya! Kenapa kamu sekarang belain dia terus?!” Suaranya meninggi. Galang menggelengkan kepala, ini tidak seperti pacarnya.“Kamu aneh! Sebenarnya kamu kenapa?” tanya Galang mencibir. Diam-diam Shenina menyunggingkan senyum s

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Dekapan Hangat Pacar Sahabat   TAMPARAN KE 2

    Galang terdiam setelah tamparan keras itu mendarat di pipi Lila. Suara tamparan tersebut bergema di ruangan, membuat semuanya hening. Shenina membeku, menatap mereka berdua dengan rasa terkejut, tetapi lebih dominan puas yang dia sembunyikan. Lila perlahan melepaskan genggamannya pada rambut Shenina, lalu menatap Galang dengan mata yang memerah. Pipinya terasa panas, bukan hanya karena tamparan, tapi juga karena rasa sakit yang membakar dadanya. “Lila… aku nggak bermaksud...” Galang berbisik pelan, suaranya bergetar penuh dengan rasa bersalah. Ia melangkah mendekat dan mencoba menyentuh wajah Lila. “Maaf… aku kelepasan. M-mana yang sakit, hm?"Lila mundur selangkah, tubuhnya gemetar, bekas jari Galang terlukis di pipi putihnya. Air mata mulai mengalir tanpa bisa ia tahan. Sepatah kata pun tak mampu terucap dari bibirnya yang gemetar.“Lila, aku bener-bener minta maaf,” ucap Galang. Perlahan, ia menarik gadis itu ke dalam pelukannya. Tubuh Lila terasa kaku, tetapi dia tetap memeluk

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-18
  • Dekapan Hangat Pacar Sahabat   Kalau aku mati gimana?

    Adip memandang Lila yang masih menangis dalam pelukannya. Hujan tak mau berhenti mengguyur tanah, menyamarkan tangis dan luka hati gadis remaja itu. Bahkan, Lila tak mau di ajak pindah untuk mencari tempat berteduh. Jadi, terpaksa Adip ikut berdiri bersamanya sambil memayungi kepala Lila dengan kedua tangan.“Gimana kalau kita hujan-hujanan sambil naik motor?” ujar Adip. Lila mengangkat pandangannya dengan dahi berkerut dalam.“Kamu pulang dulu aja, Dip,” Lila kembali menunduk, “Aku masih mau di sini.”Adip menggeleng, “Ayo! Ikut!” Adip menarik paksa lengan Lila, dan menuntunnya menaiki motor. Lila menurut meski sedikit enggan. “Hujan-hujanan sambil naik motor lebih asik. Percaya sama aku!” kata Adip. Lila mendengus, cowok itu memang selalu punya cara untuk membuatnya menghilangkan rasa gundah.Sepanjang jalan yang sepi, motor mereka melaju pelan di bawah langit kelabu yang semakin petang. Kabut dingin menyelimuti, menyentuh kulit mereka berdua dengan lembut. Sementara Adip fokus men

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-19
  • Dekapan Hangat Pacar Sahabat   Adip keceplosan

    Adip menghentikan langkahnya, untuk sejenak dia terpaku di ambang pintu. Dia memejamkan mata untuk meredam amarah yang membuncah. “Lila, ayo!” ucapnya tanpa menoleh ke arah kedua orang tuanya. “Adip… Nggak usah,” Lila memandangnya ragu, gadis itu menggeleng tapi tidak mampu berkata tidak sebab wajah Adip tampak tak bersahabat. Terpaksa dia menyetujui dan mengikuti langkah Adip keluar dari rumah yang kini terasa seperti neraka bagi Adip. “Adip! Kembali! Beraninya kamu—” Damar menahan tangan istrinya ketika Rahayu akan mengejar kepergian Adip. “Buk! Sudah! Nggak usah dikejar! Biarkan dia merasakan bagaimana hidup tanpa campur tangan orang tua!” “Tapi, Yah, Adip—” “Ayah bilang nggak usah ya nggak usah! Kita lihat saja nanti, seberapa lama dia bisa bertahan tanpa uang dari ayah! Paling juga besok pagi balik!” Rahayu hanya bisa menghela nafas panjang menanggapinya. Memang betul apa yang Damar katakan, sudah berulang kali Adip bertingkah seperti itu. Tapi ujung-ujungnya juga t

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • Dekapan Hangat Pacar Sahabat   Frontal sekali mulutnya

    Dahi Lila berkerut dalam, “Gay? Apa aku nggak salah denger? M-maksud kamu apa, Dip? Jangan becanda kamu, ya!”Lila menunjuk wajah Adip dan menatapnya menuntut.Sementara Adip memalingkan wajah dengan mata terpejam frustasi sebab telah keceplosan dan membongkar rahasia tentang Galang yang selama ini dia simpan rapat-rapat. “Mampus! Bisa-bisanya gue keceplosan! Mulut sialan!” umpatnya dalam hati. “Dip,” Lila menarik kaos yang Adip pakai memaksa cowok itu menghadap ke arahnya. “Jelasin sama aku kenapa kamu bilang Galang gay!”Adip meringis tak enak, “Aku becanda, kok,” katanya berkilah.“Nggak mungkin!” seru Lila. “Kamu pasti bohong, kan? Kamu sahabat Galang sejak dulu! Mana mungkin kamu cuma becanda!”Adip kembali merutuk dalam hati, bimbang pula antara harus jujur atau kembali menyimpan rapat rahasia kelam itu. Namun, setan di telinga kirinya berbisik untuk mengatakan yang sejujurnya, jadi cowok itu menarik nafas dalam-dalam sebelum berkata, “Kamu gak salah denger, Galang memang dulu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-21

Bab terbaru

  • Dekapan Hangat Pacar Sahabat   KRITIS

    Motor itu meluncur ke tepi jalan dan menghantam semak-semak sebelum akhirnya terguling dengan keras. Suara benturan terdengar nyaring, membuat beberapa warga yang kebetulan berada di sekitar area itu segera berlari ke lokasi kejadian. Lila terkapar tak bergerak di tanah, tubuhnya penuh luka dan darah mengalir dari pelipisnya. Napasnya lemah, hampir tak terdengar. Dia pun tak bisa melihat langit dengan jelas sebab pandangannya kabur.Sementara Salma terbaring beberapa meter darinya, hanya dengan beberapa luka gores di lengan dan kakinya. Ia meringis kesakitan, tapi kesadarannya tetap penuh. “Cepat, angkat mereka ke mobil! Kita bawa ke rumah sakit!” teriak seorang pria paruh baya yang segera mengkoordinasi warga untuk membantu. Dalam waktu singkat, Lila dan Salma dibawa ke rumah sakit terdekat. Sirene ambulans meraung di udara, menyuarakan urgensi situasi. Salma duduk diam di atas tandu, tangannya yang terluka diikat perban seadanya. Sesekali, matanya melirik ke arah Lila yang t

  • Dekapan Hangat Pacar Sahabat   Kecelakaan

    Adip diikuti Lila sama-sama menoleh ke arah suara itu. Galang berdiri beberapa meter dari mereka dengan tatapan membara, napasnya memburu seperti baru saja berlari dikejar anjing.“Galang?” ucap kedua remaja itu bersamaan.“Lo nggak paham bahasa manusia, ya, Dip? Gue bilang jauhin Lila!” bentak Galang, langkahnya semakin mendekat.“Lo juga, La! Jadi cewek murahan banget. Bisa-bisanya Lo mau di ewe gratisan! Najis!”“Jaga, ya, mulut Lo!” Gertak Lila. Namun Galang hanya mendengus sinis, menatap Lila dengan pandangan jijik.“Sahabat macam apa Lo, Dip? Lo nusuk gue dari belakang tau nggak!”Adip yang dari tadi masih diam, mulai bangkit dari tempat duduknya, menatap Galang dengan senyum miring penuh ejekan. “Kenapa? Kalian mantan, jadi nggak ada alasan buat gue deketin Lila.”“Lo pikir ini lucu, hah? Video mesum kalian kesebar, lo bikin hidup Lila berantakan. Nggak tau malu emang ya lo?” Galang tak menunggu jawaban. Dia langsung melayangkan tinjunya ke wajah Adip.Adip terhuyung ke belakan

  • Dekapan Hangat Pacar Sahabat   Video mesum

    Hari berikutnya, Lila berusaha menjalani rutinitas seperti biasa meski hatinya masih berat. Galang? Tentu saja cowok itu masih mengejarnya, tapi Lila mengabaikan segala perkataan Galang yang terus meminta dirinya untuk kembali.Dengan wajah yang sengaja ditampilkan setenang mungkin, dia melangkah masuk ke sekolah. Namun, begitu melewati gerbang, bisik-bisik dan tatapan aneh langsung menyergapnya. “Eh, itu Lila kan?” “Iya, yang ada di video itu, kan?” "Iyyuuuh, jijik banget nggak sih? anak bikin anak!"“Parah banget sih... pantes Adip sama Galang tengkar, ternyata ini toh penyebabnya? Di rumah pohon lagi.” Lila menghentikan langkahnya, bingung dengan gumaman murid-murid yang semakin jelas mengarah padanya. Tatapan mereka membuat tubuhnya terasa kaku, jantungnya berdegup kencang. Apa yang sebenarnya terjadi? pikirnya panik. Dia mencoba mengabaikan semua itu dan terus berjalan ke kelas. Tapi suasana yang lebih buruk menantinya di sana. Begitu masuk, semua mata tertuju padanya.

  • Dekapan Hangat Pacar Sahabat   Berakhirnya hubungan Lila dan Galang

    “A-apa?” Galang perlahan melonggarkan cekalan tangannya, lalu mengalihkan tubuhnya untuk duduk di tepi ranjang. Matanya menghindari tatapan Lila yang kini juga telah beranjak duduk tepat di hadapannya. Senyap menyelimuti ruangan, hanya suara napas mereka yang terdengar. Lila menatap Galang dengan sorot mata yang sulit ditebak. Penasaran, kepastian dan sesuatu yang lain yang tak terdefinisi. “Galang...” Lila menggenggam lembut tangan Galang. “Apa benar... kamu pernah suka sama Adip—bukan... bukan suka sebagai sahabat. Tapi... dalam arti yang lain.” Kata-kata itu menggantung di udara, mulut Lila seakan tak mau mengatakan hal keji tersebut. Galang menaikkan sebelah alisnya, cowok itu malah terkekeh sinis, membuat Lila bingung dibuatnya. Namun dalam hati dia berkata, “Sialan Adip. Ternyata dia ngadu sama Lila.” “Kamu percaya aku kek gitu?” tanya Galang, cowok itu menatap Lila dengan intens. Lila menunduk dengan bibir terkatup rapat. Sebetulnya Lila ingin tak percaya, tapi

  • Dekapan Hangat Pacar Sahabat   Apakah kamu pernah menyukai laki-laki, Galang?

    Pagi harinya saat mentari belum terlalu tinggi Adip mengerjap. Dia mengusap matanya, menghilangkan sisa kantuk yang melanda. Namun, saat matanya terbuka dia tidak menemukan Lila di mana pun.“Lila!” Tidak ada jawaban, bergegas Adip mencari keberadaan Lila di sekitar, tapi tetap tidak menemukan gadis itu.“Kemana dia?” gumamnya dengan suara serak khas bangun tidur.Sementara itu, di tempat lain, Lila yang sedang dicari-cari oleh Adip ternyata berada di rumah Galang. Ia sedang sibuk membereskan barang-barangnya yang tersisa di sana. Wajahnya terlihat datar, meskipun ada kilatan emosi yang sulit ditebak di matanya. Galang, yang berdiri di sudut ruangan, hanya mengamati tanpa berkata apa-apa. Suasana di antara mereka sangat canggung. Ada banyak hal yang ingin dikatakan, tetapi terhalang oleh sesuatu yang lebih besar dari kata-kata. “Lila.” Galang mendekat dan menahan gerakan tangan Lila yang sedang memasukkan baju-bajunya ke dalam tas. “Kita perlu bicara, jangan kayak gini.”Lila be

  • Dekapan Hangat Pacar Sahabat   Kebimbangan Adip

    “Enggak! Apa-apaan, nih? Kamu kira kostku tempat penampungan!” seru Salma. “Sal, tolong lah, malam ini aja, besok nggak lagi, kok!” Adip memohon. “Dip, kamu gila ya? Mana mungkin Salma mau kalau sama aku?” bisik Lila yang berdiri canggung di sampingnya. Terlebih, Salma menatapnya tidak bersahabat. “Sal, plis.” Adip meraih tangan Salma dan menggenggamnya, wajahnya memelas hingga membuat Salma hampir goyah, tapi gadis itu lekas menggelengkan kepala. Ya, dengan tidak tahu malu Adip meminta Salma menampung Lila untuk sementara waktu. Dan tentu saja Salma menolak mentah-mentah permintaan tersebut. Lagi pula, apa yang Adip harapkan dari reaksi Salma? Menerima mereka berdua? Tidak mungkin! “Nggak bisa! Kalau kamu doang boleh, tapi kalau sama dia aku nggak izinin!” putus Salma. Mendengar itu Lila mendecih sinis. “Orang gila. Kalau gue doang mah nggak bakal gue ngemis-ngemis ke elo!” kata Adip. Salma menatap Adip dengan tatapan terluka. Bagaimana mungkin cowok ini dengan entengn

  • Dekapan Hangat Pacar Sahabat   Frontal sekali mulutnya

    Dahi Lila berkerut dalam, “Gay? Apa aku nggak salah denger? M-maksud kamu apa, Dip? Jangan becanda kamu, ya!”Lila menunjuk wajah Adip dan menatapnya menuntut.Sementara Adip memalingkan wajah dengan mata terpejam frustasi sebab telah keceplosan dan membongkar rahasia tentang Galang yang selama ini dia simpan rapat-rapat. “Mampus! Bisa-bisanya gue keceplosan! Mulut sialan!” umpatnya dalam hati. “Dip,” Lila menarik kaos yang Adip pakai memaksa cowok itu menghadap ke arahnya. “Jelasin sama aku kenapa kamu bilang Galang gay!”Adip meringis tak enak, “Aku becanda, kok,” katanya berkilah.“Nggak mungkin!” seru Lila. “Kamu pasti bohong, kan? Kamu sahabat Galang sejak dulu! Mana mungkin kamu cuma becanda!”Adip kembali merutuk dalam hati, bimbang pula antara harus jujur atau kembali menyimpan rapat rahasia kelam itu. Namun, setan di telinga kirinya berbisik untuk mengatakan yang sejujurnya, jadi cowok itu menarik nafas dalam-dalam sebelum berkata, “Kamu gak salah denger, Galang memang dulu

  • Dekapan Hangat Pacar Sahabat   Adip keceplosan

    Adip menghentikan langkahnya, untuk sejenak dia terpaku di ambang pintu. Dia memejamkan mata untuk meredam amarah yang membuncah. “Lila, ayo!” ucapnya tanpa menoleh ke arah kedua orang tuanya. “Adip… Nggak usah,” Lila memandangnya ragu, gadis itu menggeleng tapi tidak mampu berkata tidak sebab wajah Adip tampak tak bersahabat. Terpaksa dia menyetujui dan mengikuti langkah Adip keluar dari rumah yang kini terasa seperti neraka bagi Adip. “Adip! Kembali! Beraninya kamu—” Damar menahan tangan istrinya ketika Rahayu akan mengejar kepergian Adip. “Buk! Sudah! Nggak usah dikejar! Biarkan dia merasakan bagaimana hidup tanpa campur tangan orang tua!” “Tapi, Yah, Adip—” “Ayah bilang nggak usah ya nggak usah! Kita lihat saja nanti, seberapa lama dia bisa bertahan tanpa uang dari ayah! Paling juga besok pagi balik!” Rahayu hanya bisa menghela nafas panjang menanggapinya. Memang betul apa yang Damar katakan, sudah berulang kali Adip bertingkah seperti itu. Tapi ujung-ujungnya juga t

  • Dekapan Hangat Pacar Sahabat   Kalau aku mati gimana?

    Adip memandang Lila yang masih menangis dalam pelukannya. Hujan tak mau berhenti mengguyur tanah, menyamarkan tangis dan luka hati gadis remaja itu. Bahkan, Lila tak mau di ajak pindah untuk mencari tempat berteduh. Jadi, terpaksa Adip ikut berdiri bersamanya sambil memayungi kepala Lila dengan kedua tangan.“Gimana kalau kita hujan-hujanan sambil naik motor?” ujar Adip. Lila mengangkat pandangannya dengan dahi berkerut dalam.“Kamu pulang dulu aja, Dip,” Lila kembali menunduk, “Aku masih mau di sini.”Adip menggeleng, “Ayo! Ikut!” Adip menarik paksa lengan Lila, dan menuntunnya menaiki motor. Lila menurut meski sedikit enggan. “Hujan-hujanan sambil naik motor lebih asik. Percaya sama aku!” kata Adip. Lila mendengus, cowok itu memang selalu punya cara untuk membuatnya menghilangkan rasa gundah.Sepanjang jalan yang sepi, motor mereka melaju pelan di bawah langit kelabu yang semakin petang. Kabut dingin menyelimuti, menyentuh kulit mereka berdua dengan lembut. Sementara Adip fokus men

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status