Share

perempuan aneh

Penulis: Pelangi senja
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-01 22:42:34
Alex datang dan memindai kondisi Daniel. Pria tua itu terlihat sangat memprihatinkan, bagaimana tidak, di usianya yang senja tak ada anak maupun kerabat di sampingnya ketika tengah berjuang antara hidup dan mati.

Miris! Andai saja dulu ia tak menyia-nyiakan keluarga yang sangat mencintainya, mungkin saja ia bisa pergi tanpa membawa penyesalan.

“Tuan, maaf kami kehilangan jejaknya!” lapor salah satu anak buahnya sambil menunduk ketakutan.

Alex memandang bawahannya itu dengan dingin. “Kenapa bisa kecolongan, hah! Kalian aku pilih karena keahlian dan kemampuan kalian. Tapi, hanya untuk menjaganya seorang pria tua saja kalian tak mampu?” sembur Alex marah.

“Maaf, Tuan. Tadi ada seorang perempuan dengan berpakaian suster datang kemari, kami kira dia perawat jaga. Kami tidak menaruh curiga, namun ketika perawat yang asli datang dan datang memeriksa, keadaan Tuan Daniel hampir Anfal,” jelasnya dengan gemetaran.

Alex menghela nafas panjang, sungguh baginya hari ini sangat melelahkan.

“Kami sud
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   Kiara dan Alex

    “Apa kau telah memperkosaku?” Tanya perempuan itu lagi dengan histeris.Alex mengerang frustasi, ia begitu bingung bagaimana caranya menjelaskan duduk perkara padanya ketika kondisinya saat ini dalam kondisi amarah dan salah paham menguasai dirinya.“Hei, Nona! Bisa kau hentikan aksimu itu? Kau telah membuat kamarku jadi berantakan!” Serunya.Perempuan itu akhirnya berhenti melempar benda-benda ke arah Alex karena sudah tak ditemukan lagi benda yang bisa ia lempar. Beruntung dengan sigap Alex menghindari lemparan yang datang ke arahnya secara beruntun.Bantal, guling, bingkai foto berserakan di lantai. Tak ketinggalan vas tanaman hias ikut pecah dan tanahnya mengotori lantai granit.Alex menghela nafas lelah. Sekarang, apakah sudah terlambat baginya menyesal telah menolong perempuan itu? Yang jelas Alex hanya bisa diam, sambil memungut kembali semua benda dan mengembalikannya ke asalnya tanpa menghiraukan perempuan itu.Sedangkan bingkai foto dan vas yang terlanjur pecah, ia pergi kelu

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-02
  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   kejadian mengejutkan

    “Berapa yang kau inginkan?” Kia memberanikan diri bertanya.“Bukan berapa, tapi apa?” Alex menyeringai lebar yang membuat mata Kia melotot sempurna dengan jantung yang berdebar kencang.“Maksudnya ... ““Menurutmu, apa pertukaran yang pas untuk melindungi nyawamu?” Alex balik bertanya. Pertanyaan ambigunya membuat Kiara tertegun sejenak. Seringaian yang tersungging di bibir Alex membuatnya bergidik ngeri.“Dasar mesum!” pekik Kiara, “apa di otak orang-orang kaya seperti kalian hanya ada selangkangan?” Kiara merenggut kesal.Alex tertawa, ekspresi cemberutnya membuat gadis di depannya terlihat sangat lucu dan menggemaskan.“Kenapa tertawa? Itu nggak lucu! Lagi pula aku masih perawan dan tersegel, aku nggak akan menyerahkan keperawananku pada orang lain selain suamiku nanti!” bebernya tanpa jeda dalam sekali tarikan nafas.Melihat Alex yang mengerutkan keningnya, Kiara baru menyadari ucapannya yang selalu kebablasan menutup mulutnya karena malu.Bisa-bisanya membeberkan fakta keperawana

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-04
  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   bersiap untuk berperang

    Arshaka menatap Alana yang tengah terlelap dengan mulut sedikit terbuka dengan perasaan bahagia. Bagaimana tidak, sekarang Alana sudah tahu kenyataan yang sebenarnya. Meskipun Alana sangat terkejut dengan fakta yang terjadi, ditambah Adrian yang memalsukan kematiannya dan kembali hadir dengan niat yang sama yaitu balas dendam.Setelah penuh drama, akhirnya mereka mencoba berbaikan. Belajar menerima satu sama lain dengan pandangan berbeda. Meskipun pada awalnya mereka berdua sama-sama merasa kikuk karena selama ini hanya pertikaian dan adu mulut dengan kata kasar yang kerap sekali melingkupi kebersamaan mereka.Sedangkan Alana, dihadapkan dengan kenyataan bahwa ia telah ditipu dan diperdaya oleh Adrian, bahkan dengan mudahnya ia percaya semua perkataannya merasa sangat sedih. Ia menyesal karena telah dibutakan oleh cinta hingga segala macam peringatan dari orang tuanya tak pernah ia indahkan. Alana bersikukuh menerima lamaran dari Adrian hingga insiden di Dermaga menjadi awal mula kesa

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-05
  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   Tertangkapnya Jimmy

    Alex mengedarkan pandangannya ke sekeliling arah. Bangunan tua itu terlihat sangat bobrok dengan cat dindingnya yang mengelupas sebagian. Alex membawa serta belasan anak buahnya yang sudah terlatih. Berbekal persenjataan yang lengkap dan alat komunikasi yang canggih, ia memindai struktur bangunan berlantai dua. Dengan menggunakan alat ciptaannya ia bisa mengidentifikasi seseorang dari jarak jauh melalui suhu tubuhnya.Dari layar laptopnya terlihat beberapa orang yang berjaga di dalam bangunan itu tubuhnya menguar hawa panas berwarna merah, bersenjata dengan siaga.Seakan mereka sudah tahu, sewaktu-waktu pasti akan datang seorang penyusup maupun bahaya yang mengintai mereka.Melalui alat radio bloethooth nirkabel jarak pendek yang sudah ia modifikasi di perusahaan IT di bawah naungan Arshaka group, ia berhasil membuat alat tersebut lebih fleksibel dan canggih, hingga mampu berkomunikasi dengan banyak orang sekaligus tanpa terputus karena mempunyai penguat signal terbaru.Alex menyuruh

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-06
  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   sang psikopat

    “Siram keparat itu!” perintah Alex pada bawahannya.Air yang sebelumnya di beri es batu disiram dengan sekuat tenaga ke arah Jimmy, membuatnya seketika terbangun dan menggigil kedinginan.Arshaka tertawa keras. “Apakah rasanya begitu menyegarkan Jimmy? Oh, salah! Jeremy? Apakah kau mengira setelah berganti nama membuatku akan mudah terkecoh?” ejeknya dengan smirk menghiasi bibirnya.Arshaka lalu mengeluarkan sebuah belati dari balik tubuhnya dan mengacungkannya pada wajah Jimmy. Mengelus pipinya dengan belati itu seakan-akan tengah bermain-main.“Kau sudah membuat Alanaku sengsara, bukankah kau juga sudah menyiramnya seperti yang kulakukan barusan?” Mata tajam Arshaka berubah menjadi kelam seakan menyimpan sebuah jiwa psikopat.“Katakan padaku, apa yang harus aku lakukan pada orang yang telah mengusik bahkan menyakiti milikku?” tanyanya dingin kemudian belati yang mengelus pipinya semakin ditekannya hingga goresan lebar dan dalam merobek pipi Jimmy. Rasa sakit membuatnya menjerit ker

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-07
  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   Definisi cinta

    Arshaka setelah mandi dan berganti baju yang terkena noda darah Jimmy masuk ke Mansionnya dengan tergesa-gesa. Sekarang sudah ada alasan baginya untuk kembali dengan cepat dan bersemangat.Dengan pelan Arshaka membuka pintu kamarnya yang sekarang Alana tengah berbaring sambil membaca sebuah buku di tangannya.Mendengar pintu berderit, Alana menoleh ke arahnya. Ia menyunggingkan senyum akan kedatangan Arshaka.Jika hal itu terjadi sebelum semuanya terbongkar, pastilah bukan sebuah senyum manis yang akan Alana lontarkan. Melainkan tatapan sinis dan hinaan untuknya.Namun, sekarang berbeda. Siapa sangka hubungan mereka akan berubah manis, apalagi adanya janin di kandungan Alana membuat Arshaka jadi lebih protektif lagi.Arshaka melangkah ke arah ranjang kemudian merebahkan tubuhnya di atas Alana, sedikit miring agar bobot tubuhnya tak membuat perut Alana tertekan.“Apa kau lelah?” tanya Alana dengan senyum manisnya sambil menyugar rambut Arshaka.“Tidak, aku hanya merindukanmu,” jawab Ar

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-08
  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   Rencana penyerangan

    “Shaka ... Alana ....” ucap Alex terkejut bukan main melihat kedatangan mereka secara tiba-tiba. Ekspresi shock di wajah keduanya membuat Alex menyadari kalau ia sudah kepergok berbuat hal di luar dugaan mereka.Bagaimana Arshaka dan Alana tidak terkejut melihat Alex yang sedang duduk di sofa ruang tamunya sedang bercumbu mesra dengan seorang perempuan cantik.Posisi perempuan itu duduk di atas paha Alex membelakangi Mereka dengan rambut tergerai sebatas punggung atas membuat keduanya begitu penasaran.Perempuan itu beringsut turun dari pangkuan Alex dan duduk di sebelahnya menunduk malu. Perasaan canggung melingkupi atmosfer di sekitar mereka, tak ada satu pun yang mau membuka suaranya sekedar basa basi Maupun menyapa.“Ah, iya, Alex .... maaf kami datang tanpa memberitahu dulu, kami hanya ingin mengunjungimu,” cicit Alana pelan berusaha memecah keheningan.“Em, ini ... aku yang memaksa suamiku untuk menemaniku datang kemari, dan ini untukmu!” ucap Alana lagi, mengambil totebag di ta

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-09
  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   penghianat yang sebenarnya

    Alana berjalan cepat menuju kamarnya setelah masuk ke dalam Mansion dengan mengabaikan Arshaka yang memanggilnya sejak tadi.Ia bersikap acuh tak acuh sejak meninggalkan Apartemen Alex, Alana masih merasa kesal setelah mendengarkan pembicaraan suaminya dengan asistennya itu. Berawal dari ingin menawarkan makanan untuk mereka, namun, malah mendengarkan sesuatu yang tak seharusnya ia dengar.“Alana, stop! Dengarkan aku dulu!” seru Arshaka putus asa. Entah bagaimana caranya membuat Alana berhenti sekedar mendengarkan penjelasan darinya terlebih dahulu.Pintu kamar di buka lalu ditutup dengan keras hingga menimbulkan suara berdebum keras tepat di mana Arshaka berdiri di depan kamarnya saat hendak masuk.Alana yang sekarang tentu saja tidak akan pernah merasa takut apalagi terintimidasi dengan sikap Arshaka, malah ia lebih bersikap berani dan garang dengannya.Bagaimana tidak, istri mana yang tidak akan cemas dan kawatir berlebihan ketika mendengar suaminya akan pergi berperang, menggempur

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-10

Bab terbaru

  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   kembalinya sang musuh

    “Bie, jangan! Jangan lakukan itu!” teriak Alex keras yang membuat Bian langsung menoleh ke arahnya.“Alex ... “ gumam Bian menatap Alex yang tengah berlari ke arahnya seraya bertelanjang dada.Dengan secepat kilat disertai nafas yang memburu Alex berlari, ketakutannya semakin menjadi ketika ia melihat Bian berada tepat di sisi jurang.“Bie, tolong jangan lakukan, aku mohon!” Pinta Alex sekali lagi ketika dirinya berjarak hanya beberapa jengkal dari Bian.Bian menyunggingkan senyum penuh arti yang membuat Alex tambah ketar-ketir.“Jika aku loncat ke bawah apa kau mau memaafkanku?” Bian bertanya masih dengan senyum masgul.Alex menggeleng lemah. “Apa cintaku tak mampu membuatmu berkeinginan untuk hidup? Apakah cintaku sangat tak layak hingga kau mau meninggalkan aku? Meninggalkan dunia?” tanya Alex frustasi dengan mata yang memerah menahan air mata.“Aku tahu, penderitaan yang kau alami sangatlah berat. Tapi, bisakah kau memberikanku kesempatan untuk mengobati luka itu?”“Alex, kau tahu

  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   Jadilah milikku, Bie

    Seakan tak percaya dengan penglihatannya, Bian melangkah perlahan, berjalan dengan hati-hati melawati setiap tas dan kardus yang terisi berbagai macam barang yang disediakan oleh Arshaka. Bian mulai memeriksa satu persatu dengan saksama, kebutuhan mereka dari perlengkapan mandi, skincare, baju, dress hingga dalaman begitu lengkap seakan satu toko diboyong semua. Bian menggeleng tak percaya, entah bagaimana caranya Arshaka bisa menyiapkan hal itu semua dalam waktu singkat. Bian menatap Alex seakan ingin penjelasan, akan tetapi ia hanya mengedikkan bahu seakan memberi tahu bahwa ia juga tak tahu menahu tentang itu semua. Bian melihat sekeling, masih ada beberapa tas tang belum dibuka, hingga sebuah koper besar membuatnya begitu penasaran. Ia pun menghampiri koper itu dan langsung membukanya. Terdapat note yang bertuliskan ‘selamat bersenang-senang’ di atasnya. Setelah membaca catatan itu, dengan rasa penasaran Bian mengambil sebuah kain berenda yang ia pun tak pernah menaruh curi

  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   morning sickness

    “Sayang, apakah tak apa-apa melakukan hal itu pada mereka berdua?” Tanya Alana dalam perjalanan pulang ke Mansion Arshaka.Arshaka tersenyum penuh arti. “Tak usah khawatir, Alex memang pernah meminta ijinku sebelumnya. Aku rasa, ia tidak akan keberatan jika aku menjahilinya kali ini. Bahkan ia harusnya berterima kasih padaku nantinya.”Alana menggeleng pelan. “Terserahlah, kalau nantinya ada masalah dengan mereka tanggung sendiri akibatnya!”“Aku jamin tidak akan ada kendala apapun, Sayang. Lagi pula, aku sudah menyiapkan seluruh kebutuhan mereka sampai hal yang terkecil sekalipun. Jadi kau tak usah cemaskan mereka, ok!”Alana merasa gemas dengan suaminya itu, tapi ia tak bisa berbuat apa-apa. “Kau tahu bukan, Alea kondisinya masih belum sehat betul, kalau nanti ada apa-apa dengan kesehatannya, lantas bagaimana?”Arshaka memeluk Alana dengan sebal. “Kau terlalu mencemaskan mereka, Sayang. Kau tahu, kau terlalu perhatian dengan mereka berdua, dan hal itu membuatku cemburu,” rajuknya.“

  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   Kucing Anggora

    “Bie, kau di mana?” teriak Alex, wajahnya kian panik ketika tak mendapati Bian berada di dalam kamar mandi.Ia pun bergegas mencari ke luar, bertanya pada beberapa petugas dan orang-orang yang berlalu lalang di sekitar sana.Berlarian ke sana kemari dengan wajah panik dan cemas hingga nyaris putus asa. Alex duduk dengan berbagai asumsi yang memenuhi kepalanya hingga terasa ingin pecah.Perasaannya begitu kalut, ia takut jika Bian benar-benar pergi dan berniat untuk bunuh diri.Akhirnya Alex memilih duduk di kursi penunggu, berusaha untuk menjernihkan pikiran. “Tidak! Tidak boleh! Aku tidak akan pernah membiarkannya pergi dari hidupku!” racau Alex dalam hati sambil memegangi kepalanya.Terlihat seseorang yang mendekati Alex dan berhenti di depannya. Alex memandangi kaki yang dibalut celana panjang yang menutupi sandal yang di kenakannya. “Kau sedang apa?”Alex tersentak dan langsung menengadahkan wajahnya untuk melihat suara yang telah menyapanya itu. Alex tersenyum senang, ia bangki

  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   Bian menghilang

    “Dokter, bagaimana kondisi Arshaka?” tanya Alana dengan cemas. Pasalnya tubuh Arshaka terlihat lemah hingga harus diberi cairan infus.Alex yang dikabari Alana bahwa Arshaka jatuh pingsan langsung lari terbirit-birit, begitu cemasnya karena Arshaka tak pernah pingsan dengan mudahnya.Bahkan ketika peluru masih bersarang di tubuhnya, ia masih bisa bertahan dan mampu terjaga tanpa menunjukkan kelemahan juga rasa sakit yang dirasa.“Kondisi tubuh Tuan Arshaka menunjukkan kondisi yang prima, juga tanda-tanda vitalnya berfungsi dengan baik. Hanya saja sedikit lemas karena kekurangan cairan. Namun Jika ingin memastikan kondisi pastinya, saya sarankan untuk melakukan pemeriksaan secara menyeluruh,” terang Dokter Edwin, Dokter umum yang berkepala plontos itu setelah selesai memeriksa keadaan Arshaka. Karena Gilang, kepala Tim Dokter yang ditunjuk oleh Arshaka sudah dipecat dan tak lagi bekerja.Setelah Dokter dan para perawat pergi, Alana memeluk erat Arshaka. Rasa cemasnya begitu berlebihan

  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   pingsan

    “Apa yang telah terjadi padamu?” tanya Bian dengan nada cemas setelah melihat luka di sudut bibir Alex.Alex tersenyum seraya menggeleng pelan. “Tak apa-apa, laki-laki memiliki luka itu sudah biasa,” canda Alex.Arshaka melihat Bian dan berpikir sejenak lalu berkata, “Alea, setelah kau sembuh, apakah kau masih berminat jika kembali menjabat sebagai Kepala Tim Dokter di Rumah Sakit ini?” ucap Arshaka yang membuat Bian terperangah tak percaya.“Shaka, luka di tubuhnya masih belum sembuh. Lagi pula, identitasnya sudah berubah. Aku khawatir kredibilitasnya sebagai dokter akan diragukan mengingat sekarang ia bukanlah orang yang sama,” sela Alex.“Bukankah aku berkata jika sudah sembuh bukan? Dan ini hanya sebuah tawaran baginya, dan mengenai identitasnya bukankah sangat gampang bagi kita untuk mengurus hal tersebut?” ucap Arshaka menatap Alex dalam.“Apakah kau tak senang jika Alea kembali menekuni bidang yang disukainya? Setidaknya, ia bisa beraktivitas seperti sedia kala meskipun dengan

  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   tawaran Arshaka

    Secara tiba-tiba seseorang dari belakang Alex datang, membalikkan tubuhnya dan langsung meninju wajahnya dengan keras hingga membuat Alex terhuyung-huyung dan jatuh karena belum siap akan pukulan itu.Bibit Alex robek, darahnya mengalir hingga menetes ke bajunya. Alex menengadahkan wajahnya untuk melihat siapa pelaku dibalik aksi pemukulan terhadap dirinya itu.Seketika Alex terdiam melihat sosok di hadapannya itu yang menampilkan ekspresi murka dan aura membunuh.Arshaka yang terkejut lantas menolong Alex untuk berdiri, menatap laki-laki di hadapannya itu dengan tajam. “Dokter Gilang, apa kau sadar apa yang telah kau lakukan?” tanya Arshaka menahan amarah.“Maafkan saya, Tuan Arshaka. Tanpa mengurangi rasa hormat saya pada Anda, akan tetapi, saya sudah tidak bisa menahan diri lagi ketika melihat Kiara disakiti. Jadi saya mohon untuk tidak ikut campur dalam masalah diantara kami,” ucap Gilang.“Bukankah hal ini masalah pribadi antara mereka? Seharusnya mereka berdualah yang harus men

  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   Berdamai dengan keadaan

    Bian menoleh ke arah Alex dengan tatapan hampa. “Bisakah kau mengabulkan keinginanku?”Alex merasa bersemangat mendengar suara Bian untuk pertama kalinya. Ia mengangguk senang sambil tersenyum lebar.“Tentu saja, bukankah aku pernah bilang bahwa apapun yang kau inginkan, aku pasti akan berusaha mengabulkannya,” ucap Alex sambil menggenggam tangan Bian erat.“Bisakah kau membunuhku? Aku sudah tak ingin lagi hidup di dunia ini. Aku mohon Alex lepaskan aku, biarkan aku mati!” ucap Bian lirih yang membuat senyum Alex seketika menjadi luntur, terpaku diam dengan bibir terkatup rapat.Alex menatap Bian dengan pandangan nanar, hatinya begitu sakit mendengar keinginannya. Seakan dunianya runtuh seketika tak tersisa.Alex tentu sangat memahami kondisi mental Bian, namun ia memilih untuk bersikap egois dengan ingin mempertahankan Bian disisinya.“Apakah kau begitu menginginkan kematian?” tanya Alex, suaranya tercekat seakan ada sesuatu yang mengganjal di tenggorokannya.Bian mengangguk seraya m

  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   hidup dan mati

    Arshaka terkejut bukan main, tanpa menunggu penjelasan lebih lanjut, ia langsung bergegas menuju ke tempat Alana diperiksa. Dengan setengah berlari dan dipacu jantung yang berdegup tak karuan memikirkan kondisi Alana, Arshaka bergegas tanpa menghiraukan kondisi sekitar. Hingga para perawat dan beberapa orang yang berlalu lalang tak sengaja ditabrak olehnya.Melihat mertuanya sedang berdiri di luar ruang periksa, Arshaka menghampiri mereka lantas bertanya dengan nada cemas. “Pa, Ma, apa yang terjadi?”“Shaka, kau sudah kembali, Nak? Apakah ada yang terluka?” tanya Reyhan pada menantunya itu.“Maaf, Pa. Sebenarnya aku ingin memberi kabar pada Alana, tapi masih belum sempat karena masih banyak yang harus diurus terlebih dahulu. Apalagi banyak dari anak buahku yang terluka dan harus mendapatkan penanganan langsung,” jawab Arshaka.“Lantas, apa yang sebenarnya terjadi pada Alana? Kenapa bisa sampai masuk rumah sakit?”“Kau jangan cemas, Alana tak terluka sedikit pun. Ia hanya terlihat lema

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status