Share

Alex tewas?

Penulis: Pelangi senja
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-03 23:57:45

Alex langsung menghubungi para pengawalnya. “Apa yang terjadi?” Tanyanya dengan geram.

“Kita diserang, Tuan. Kami akan mencoba menghalangi laju mereka agar Tuan bisa secepatnya pergi ke tempat yang aman,” ucap Kepala pengawal.

“Kalau begitu, segera gunakan planing B!” titah Alex kemudian melajukan kendaraannya dengan kecepatan tinggi.

“Alea, kencangkan sabuk pengamanmu!” Seru Alex, matanya fokus memperhatikan jalanan.

Bian menuruti perkataan Alex dan langsung mengencangkan sabuk pengamannya dengan perasaan cemas.

Kendaraan melaju membelah jalanan yang tak begitu ramai meninggalkan para pengawalnya yang sedang baku tembak dengan pasukan musuh.

Alex tetap melajukan kendaraannya masih dengan kecepatan tinggi hingga di perempatan jalan dua buah truck telah menunggu kedatangannya.

Dan ketika kendaraan yang ditumpangi oleh Alex dan Bian melintas, kedua truck itu mengejar mereka beserta beberapa kendaraan lain yang mengikuti.

Bian melihat ke belakang, ketika menyadari mereka diikuti Bian sed
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   dilecehkan

    “Cepat siram bedebah itu!” titah lelaki berperawakan tinggi dengan sorot mata tajam, tak lupa senyum miring yang menghiasi bibirnya melihat seorang tawanan yang terikat di kursi di depannya.“Baik, Bos,” jawab anak buahnya lalu mengambil air yang telah disediakan di sebuah ember dekat kakinya itu lantas menyiramkannya secara kasar.Serta merta lelaki yang ditawan itu tersadar dari pingsannya lantas terbatuk-batuk hingga matanya memerah lantas menatap tajam ke arah lelaki yang sedang tertawa menatap dirinya.Suara tawa menggelegar memenuhi sudut ruangan, begitu puas dan terdengar mengerikan tanpa penyesalan.“Barma!”Tawanya semakin kencang manakala ia mengetahui bahwa lelaki di depannya itu mengenali dirinya.“Ya, ini aku. Apa kau terkejut berada di sini? Aku harap kau senang berada di sini, anggap saja rumah sendiri,” ucap Barma dengan senyum mengejek.Barma lantas berjalan mendekat, mengangkat tangannya lantas mengangkat dagu sang tawanan. “Kau memang anjing kesayangan Arshaka yan

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-05
  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   BDSM?

    "Azalea, kau ... kenapa dengan suaramu?” tanya Barma menyadari suara yang keluar merupakan suara laki-laki.Barma marah. Kemudian ia bertanya dengan dingin dan kelam. “Siapa kau? Berani-beraninya kau menipuku?!”Tangan Barma terangkat lantas menampar pipi Bian dengan keras, ia begitu murka mengetahui bahwa wanita di depannya saat ini hanyalah sebuah tiruan.Seharusnya ia sudah tahu, jika Azalea masih hidup tentulah wajahnya sudah berubah menjadi setua dirinya, namun ia malah menampik hal itu.Barma berpikir sejenak lalu tertawa seperti orang gila. “Aku tak peduli siapa kau, setidaknya kau bisa menjadi mainanku sampai aku bosan memainkanmu,” ucap Barma seraya mencengkeram dagu Bian kuat hingga membuat Bian meringis kesakitan sambil memegang pipinya yang memerah.“Barma keparat, lepaskan Alea!” seru Alex marah.Akan tetapi Barma malah semakin senang mendengar teriakan Alex, ia melirik ke arahnya sebentar sambil menunjukkan senyum iblis padanya.Barma menyeringai layaknya seorang psikopa

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-08
  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   Fantasi Barma

    “Azalea, Sayang, mari kita bersenang-senang.” ucap Barma seraya menyeringai, wajahnya bagaikan predator yang siap menelan mangsanya hidup-hidup.Sosoknya yang mengerikan membuat Bian ketakutan. Setelah menanggung rasa sakit di sekujur tubuhnya akibat cambukkan, sekarang ia malah akan di ruda paksa.Bian menjerit tertahan manakala bagian intinya diterobos dengan paksa. Rasa sakit yang menyengat kembali ia rasakan, seperti pertama kali ia melakukannya dengan Alex.Akan tetapi, saat ini sama sekali berbeda sewaktu ia bercinta dengan Alex yang melakukannya dengan lembut dan penuh perasaan. Apalagi dirinya lakukan atas dasar kerelaan, rasa cinta dan sama-sama bergairah.Namun saat ini, Barma layaknya seekor hewan buas tak berperasaan. Hingga Bian merasakan rasa sakit seakan dirinya seperti terbelah.Tangan Barma juga tak tinggal diam. Ia mencekik, memukul, menampar bahkan menggigit Bian sambil terus menggoyangkan pinggulnya memompa intinya.Alex meraung-raung hingga menangis putus asa meli

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-09
  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   Sosok yang tak terduga

    “”Kau belum tidur?” tanya Arshaka ketika tiba di dalam kamar tidurnya.Terlihat Alana tengah duduk sambil membaca sebuah buku di tangannya.Alana mengalihkan atensinya ke arah asal suara, lantas tersenyum kecil lalu menutup buku di tangannya seraya menunjukkannya pada Arshaka.“Seperti yang kau lihat, aku masih ingin menyelesaikan novel ini.”Arshaka melangkah mendekat sedikit mencondongkan tubuhnya lantas mengecup kepala Alana.“Ada apa? Apa kau ingin mengatakan sesuatu?” Alana meletakkan novelnya lalu menengadah menatap wajah suaminya.Arshaka tampak ragu untuk memberitahukan rencana penyelamatan Alex padanya. Ia pun memilih duduk di samping Alana meskipun perasaannya campur aduk tak karuan.Alana tersenyum, dengan wajah tenang ia lantas berujar, “Pergilah, aku tak akan pernah mencegahmu menyelamatkannya. Alex merupakan bagian dari keluarga kita, jadi ... “ Alana memegang tangan Arshaka lembut.“Pergilah, selamatkan dia dan berjanjilah padaku bahwa kalian akan kembali dengan selamat

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-13
  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   tindakan yang sangat berbahaya

    “Kiara, Kau ... bagaimana bisa kau berada di sini?” Alex terkejut melihat Kiara datang. Kiara berdiri beberapa langkah di depan Alex, wajahnya datar tanpa senyuman. Sedangkan netranya menatap tajam ke arahnya. “Kenapa kau terkejut melihatku, Alex? Bukankah seharusnya aku yang terkejut akan kenyataan bahwa kau lebih memilih dia daripada aku?!” Sanggah Kiara seraya menunjuk Bian dengan tatapan murka. “Kiara ... “ Alex menatap Kiara dengan tatapan tak percaya, netra yang selalu menunjukkan kepolosan dan ketulusan sekarang hanya memancarkan kebencian. “Kau tak menjawab, apakah itu berarti kau mengakuinya sekarang bahwa kau mencintai wanita jadi-jadian ini, hah?!” murka Kiara. Alex dan Bian sama-sama terkejut hingga diam terpaku menatap Kiara. Sedangkan Kiara balas menatap Bian dengan dalam dan tajam seakan tatapannya menghunus langsung ke arah Bian. “Kau ... bukankah kau sendiri yang berkata bahwa kau tak akan mengganggu Alex dan mengacaukan hubungan kami? Tapi kenapa kau mengi

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-19
  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   aksi heroik

    “Kia, aku mohon lepaskan Alea. Dia tidak bersalah, kalau kau mau menghukum, hukum saja aku. Aku yang salah,” pinta Alex putus asa. Rasa cemasnya ketika melihat darah segar mengucur dari leher Bian membuatnya kelimpungan.Tak ayal hal itu semakin membuat Kiara muak dan semakin membenci Alea yang telah berhasil menggeser posisinya di hati Alex.“Sudah kukatakan bukan, bahwa Azalea adalah milikku dan kau tak boleh menyentuhnya!” Barma mencengkeram tangan Kiara lalu memelintir tangannya yang membuat Cutter ditangannya terlepas.Bian terduduk lemas, menekan luka di lehernya yang terasa perih.Barma mendorong Kiara lalu menampar pipinya dengan keras. “Dan kau siapa, berani-beraninya memerintahku dan berani bernegosiasi denganku, Bocah!”Kiara memegang pipinya yang terasa sakit, matanya melotot tajam dengan bibirnya yang terbuka lebar. Ia tak pernah menyangka jika Barma telah membohongi dirinya.“Barma keparat, beraninya dengan perempuan. Lepaskan aku, ayo kita bertarung layaknya seorang lel

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-22
  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   Barma tewas

    Pemandangan pertama yang dilihat oleh Arshaka dan Alex adalah Barma yang tengah meruda paksa Bian dengan cara yang begitu mengerikan.Keduanya terlihat sangat marah dan geram akan kebejatan dan kekejaman Barma yang sangat tak manusiawi.Bagaimana tidak, tubuh bian dipasangi banyak alat penyiksaan. Bekas cambukkan baru tumpang tindih dengan bekas cambukan sebelumnya yang masih terlihat biru legam. Di lehernya terpasang kalung yang di sekelilingnya melingkar logam runcing kecil-kecil yang akan menusuk ketika tak sengaja bergerak.Posisi Bian yang tak menggunakan busana sehelai pun berdiri menghadap tembok dengan kedua tangannya terborgol dan dijadikan satu ke atas yang terhubung dengan seutas tali membuatnya tak berdaya.Sedangkan Barma menghujam tubuhnya dari belakang dengan beringas seraya menggigit bahu, punggung, bahkan leher Bian tak luput dari gigitannya.Sejak Barma mendapatkan Bian, nafsu binatangnya benar-benar membuatnya lupa daratan, seperti yang informasi yang diberikan oleh

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-23
  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   hidup dan mati

    Arshaka terkejut bukan main, tanpa menunggu penjelasan lebih lanjut, ia langsung bergegas menuju ke tempat Alana diperiksa. Dengan setengah berlari dan dipacu jantung yang berdegup tak karuan memikirkan kondisi Alana, Arshaka bergegas tanpa menghiraukan kondisi sekitar. Hingga para perawat dan beberapa orang yang berlalu lalang tak sengaja ditabrak olehnya.Melihat mertuanya sedang berdiri di luar ruang periksa, Arshaka menghampiri mereka lantas bertanya dengan nada cemas. “Pa, Ma, apa yang terjadi?”“Shaka, kau sudah kembali, Nak? Apakah ada yang terluka?” tanya Reyhan pada menantunya itu.“Maaf, Pa. Sebenarnya aku ingin memberi kabar pada Alana, tapi masih belum sempat karena masih banyak yang harus diurus terlebih dahulu. Apalagi banyak dari anak buahku yang terluka dan harus mendapatkan penanganan langsung,” jawab Arshaka.“Lantas, apa yang sebenarnya terjadi pada Alana? Kenapa bisa sampai masuk rumah sakit?”“Kau jangan cemas, Alana tak terluka sedikit pun. Ia hanya terlihat lema

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-24

Bab terbaru

  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   kembalinya sang musuh

    “Bie, jangan! Jangan lakukan itu!” teriak Alex keras yang membuat Bian langsung menoleh ke arahnya.“Alex ... “ gumam Bian menatap Alex yang tengah berlari ke arahnya seraya bertelanjang dada.Dengan secepat kilat disertai nafas yang memburu Alex berlari, ketakutannya semakin menjadi ketika ia melihat Bian berada tepat di sisi jurang.“Bie, tolong jangan lakukan, aku mohon!” Pinta Alex sekali lagi ketika dirinya berjarak hanya beberapa jengkal dari Bian.Bian menyunggingkan senyum penuh arti yang membuat Alex tambah ketar-ketir.“Jika aku loncat ke bawah apa kau mau memaafkanku?” Bian bertanya masih dengan senyum masgul.Alex menggeleng lemah. “Apa cintaku tak mampu membuatmu berkeinginan untuk hidup? Apakah cintaku sangat tak layak hingga kau mau meninggalkan aku? Meninggalkan dunia?” tanya Alex frustasi dengan mata yang memerah menahan air mata.“Aku tahu, penderitaan yang kau alami sangatlah berat. Tapi, bisakah kau memberikanku kesempatan untuk mengobati luka itu?”“Alex, kau tahu

  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   Jadilah milikku, Bie

    Seakan tak percaya dengan penglihatannya, Bian melangkah perlahan, berjalan dengan hati-hati melawati setiap tas dan kardus yang terisi berbagai macam barang yang disediakan oleh Arshaka. Bian mulai memeriksa satu persatu dengan saksama, kebutuhan mereka dari perlengkapan mandi, skincare, baju, dress hingga dalaman begitu lengkap seakan satu toko diboyong semua. Bian menggeleng tak percaya, entah bagaimana caranya Arshaka bisa menyiapkan hal itu semua dalam waktu singkat. Bian menatap Alex seakan ingin penjelasan, akan tetapi ia hanya mengedikkan bahu seakan memberi tahu bahwa ia juga tak tahu menahu tentang itu semua. Bian melihat sekeling, masih ada beberapa tas tang belum dibuka, hingga sebuah koper besar membuatnya begitu penasaran. Ia pun menghampiri koper itu dan langsung membukanya. Terdapat note yang bertuliskan ‘selamat bersenang-senang’ di atasnya. Setelah membaca catatan itu, dengan rasa penasaran Bian mengambil sebuah kain berenda yang ia pun tak pernah menaruh curi

  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   morning sickness

    “Sayang, apakah tak apa-apa melakukan hal itu pada mereka berdua?” Tanya Alana dalam perjalanan pulang ke Mansion Arshaka.Arshaka tersenyum penuh arti. “Tak usah khawatir, Alex memang pernah meminta ijinku sebelumnya. Aku rasa, ia tidak akan keberatan jika aku menjahilinya kali ini. Bahkan ia harusnya berterima kasih padaku nantinya.”Alana menggeleng pelan. “Terserahlah, kalau nantinya ada masalah dengan mereka tanggung sendiri akibatnya!”“Aku jamin tidak akan ada kendala apapun, Sayang. Lagi pula, aku sudah menyiapkan seluruh kebutuhan mereka sampai hal yang terkecil sekalipun. Jadi kau tak usah cemaskan mereka, ok!”Alana merasa gemas dengan suaminya itu, tapi ia tak bisa berbuat apa-apa. “Kau tahu bukan, Alea kondisinya masih belum sehat betul, kalau nanti ada apa-apa dengan kesehatannya, lantas bagaimana?”Arshaka memeluk Alana dengan sebal. “Kau terlalu mencemaskan mereka, Sayang. Kau tahu, kau terlalu perhatian dengan mereka berdua, dan hal itu membuatku cemburu,” rajuknya.“

  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   Kucing Anggora

    “Bie, kau di mana?” teriak Alex, wajahnya kian panik ketika tak mendapati Bian berada di dalam kamar mandi.Ia pun bergegas mencari ke luar, bertanya pada beberapa petugas dan orang-orang yang berlalu lalang di sekitar sana.Berlarian ke sana kemari dengan wajah panik dan cemas hingga nyaris putus asa. Alex duduk dengan berbagai asumsi yang memenuhi kepalanya hingga terasa ingin pecah.Perasaannya begitu kalut, ia takut jika Bian benar-benar pergi dan berniat untuk bunuh diri.Akhirnya Alex memilih duduk di kursi penunggu, berusaha untuk menjernihkan pikiran. “Tidak! Tidak boleh! Aku tidak akan pernah membiarkannya pergi dari hidupku!” racau Alex dalam hati sambil memegangi kepalanya.Terlihat seseorang yang mendekati Alex dan berhenti di depannya. Alex memandangi kaki yang dibalut celana panjang yang menutupi sandal yang di kenakannya. “Kau sedang apa?”Alex tersentak dan langsung menengadahkan wajahnya untuk melihat suara yang telah menyapanya itu. Alex tersenyum senang, ia bangki

  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   Bian menghilang

    “Dokter, bagaimana kondisi Arshaka?” tanya Alana dengan cemas. Pasalnya tubuh Arshaka terlihat lemah hingga harus diberi cairan infus.Alex yang dikabari Alana bahwa Arshaka jatuh pingsan langsung lari terbirit-birit, begitu cemasnya karena Arshaka tak pernah pingsan dengan mudahnya.Bahkan ketika peluru masih bersarang di tubuhnya, ia masih bisa bertahan dan mampu terjaga tanpa menunjukkan kelemahan juga rasa sakit yang dirasa.“Kondisi tubuh Tuan Arshaka menunjukkan kondisi yang prima, juga tanda-tanda vitalnya berfungsi dengan baik. Hanya saja sedikit lemas karena kekurangan cairan. Namun Jika ingin memastikan kondisi pastinya, saya sarankan untuk melakukan pemeriksaan secara menyeluruh,” terang Dokter Edwin, Dokter umum yang berkepala plontos itu setelah selesai memeriksa keadaan Arshaka. Karena Gilang, kepala Tim Dokter yang ditunjuk oleh Arshaka sudah dipecat dan tak lagi bekerja.Setelah Dokter dan para perawat pergi, Alana memeluk erat Arshaka. Rasa cemasnya begitu berlebihan

  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   pingsan

    “Apa yang telah terjadi padamu?” tanya Bian dengan nada cemas setelah melihat luka di sudut bibir Alex.Alex tersenyum seraya menggeleng pelan. “Tak apa-apa, laki-laki memiliki luka itu sudah biasa,” canda Alex.Arshaka melihat Bian dan berpikir sejenak lalu berkata, “Alea, setelah kau sembuh, apakah kau masih berminat jika kembali menjabat sebagai Kepala Tim Dokter di Rumah Sakit ini?” ucap Arshaka yang membuat Bian terperangah tak percaya.“Shaka, luka di tubuhnya masih belum sembuh. Lagi pula, identitasnya sudah berubah. Aku khawatir kredibilitasnya sebagai dokter akan diragukan mengingat sekarang ia bukanlah orang yang sama,” sela Alex.“Bukankah aku berkata jika sudah sembuh bukan? Dan ini hanya sebuah tawaran baginya, dan mengenai identitasnya bukankah sangat gampang bagi kita untuk mengurus hal tersebut?” ucap Arshaka menatap Alex dalam.“Apakah kau tak senang jika Alea kembali menekuni bidang yang disukainya? Setidaknya, ia bisa beraktivitas seperti sedia kala meskipun dengan

  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   tawaran Arshaka

    Secara tiba-tiba seseorang dari belakang Alex datang, membalikkan tubuhnya dan langsung meninju wajahnya dengan keras hingga membuat Alex terhuyung-huyung dan jatuh karena belum siap akan pukulan itu.Bibit Alex robek, darahnya mengalir hingga menetes ke bajunya. Alex menengadahkan wajahnya untuk melihat siapa pelaku dibalik aksi pemukulan terhadap dirinya itu.Seketika Alex terdiam melihat sosok di hadapannya itu yang menampilkan ekspresi murka dan aura membunuh.Arshaka yang terkejut lantas menolong Alex untuk berdiri, menatap laki-laki di hadapannya itu dengan tajam. “Dokter Gilang, apa kau sadar apa yang telah kau lakukan?” tanya Arshaka menahan amarah.“Maafkan saya, Tuan Arshaka. Tanpa mengurangi rasa hormat saya pada Anda, akan tetapi, saya sudah tidak bisa menahan diri lagi ketika melihat Kiara disakiti. Jadi saya mohon untuk tidak ikut campur dalam masalah diantara kami,” ucap Gilang.“Bukankah hal ini masalah pribadi antara mereka? Seharusnya mereka berdualah yang harus men

  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   Berdamai dengan keadaan

    Bian menoleh ke arah Alex dengan tatapan hampa. “Bisakah kau mengabulkan keinginanku?”Alex merasa bersemangat mendengar suara Bian untuk pertama kalinya. Ia mengangguk senang sambil tersenyum lebar.“Tentu saja, bukankah aku pernah bilang bahwa apapun yang kau inginkan, aku pasti akan berusaha mengabulkannya,” ucap Alex sambil menggenggam tangan Bian erat.“Bisakah kau membunuhku? Aku sudah tak ingin lagi hidup di dunia ini. Aku mohon Alex lepaskan aku, biarkan aku mati!” ucap Bian lirih yang membuat senyum Alex seketika menjadi luntur, terpaku diam dengan bibir terkatup rapat.Alex menatap Bian dengan pandangan nanar, hatinya begitu sakit mendengar keinginannya. Seakan dunianya runtuh seketika tak tersisa.Alex tentu sangat memahami kondisi mental Bian, namun ia memilih untuk bersikap egois dengan ingin mempertahankan Bian disisinya.“Apakah kau begitu menginginkan kematian?” tanya Alex, suaranya tercekat seakan ada sesuatu yang mengganjal di tenggorokannya.Bian mengangguk seraya m

  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   hidup dan mati

    Arshaka terkejut bukan main, tanpa menunggu penjelasan lebih lanjut, ia langsung bergegas menuju ke tempat Alana diperiksa. Dengan setengah berlari dan dipacu jantung yang berdegup tak karuan memikirkan kondisi Alana, Arshaka bergegas tanpa menghiraukan kondisi sekitar. Hingga para perawat dan beberapa orang yang berlalu lalang tak sengaja ditabrak olehnya.Melihat mertuanya sedang berdiri di luar ruang periksa, Arshaka menghampiri mereka lantas bertanya dengan nada cemas. “Pa, Ma, apa yang terjadi?”“Shaka, kau sudah kembali, Nak? Apakah ada yang terluka?” tanya Reyhan pada menantunya itu.“Maaf, Pa. Sebenarnya aku ingin memberi kabar pada Alana, tapi masih belum sempat karena masih banyak yang harus diurus terlebih dahulu. Apalagi banyak dari anak buahku yang terluka dan harus mendapatkan penanganan langsung,” jawab Arshaka.“Lantas, apa yang sebenarnya terjadi pada Alana? Kenapa bisa sampai masuk rumah sakit?”“Kau jangan cemas, Alana tak terluka sedikit pun. Ia hanya terlihat lema

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status