Home / Romansa / Dekapan Dingin Suami Panas / 86. Antara Kebutuhan Pribadi dan Anak

Share

86. Antara Kebutuhan Pribadi dan Anak

Author: CacaCici
last update Last Updated: 2025-01-10 22:37:50
"Tu-Tuan."

Haiden menatap maid dengan tampang muka penuh tanda tanya. Dia telah pulang kerja dan baru sampai di rumah, bahkan masih di ambang pintu. Namun, tiba-tiba tiga maid berlari terburu-buru kepadanya. Firasat Haiden menjadi tak enak, dia takut terjadi sesuatu pada istrinya.

"Di mana Nyonya HaiLe?" Haiden langsung menanyakan istrinya, karena pikirannya langsung kepada istrinya. Ketika maid mendatanginya, Haiden seketika mencemaskan istrinya.

"Di-di dapur basah, Tuan," jawab salah satu maid.

"Nyonya memasak?" Wajah Haiden mulai terlihat marah. Meskipun dia tidak ingin anak, akan tetapi bukan berati dia membiarkan anak itu dalam keadaan buruk. Jika anak itu kenapa-napa, jelas Lea yang akan menanggung sakit dari semuanya. Oleh sebab itu, Haiden begitu overprotektif pada kehamilan Lea. Dia sudah memerintahkan pada maid supaya tidak membiarkan Lea untuk memasak. Yah, walau Haiden kurang rela sebab dia sangat suka masakan istrinya, akan tetapi dia terpaksa demi kebaikan Lea
CacaCici

Semoga suka dengan up date hari ini, MyRe. Kita jumpa besok lagi yah … Sehat selalu untuk kalian semua dan semangat! Dukung novel kita dengan cara vote gems, hadiah, komentar manis dan doa baik tentunya. Papai ... IG CacaCici:@deasta18

| 31
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (5)
goodnovel comment avatar
lullaby dreamy
melody ngajak ktmuan pasti bkn dgn niat n' tujuan yg baik . jgn temui medusa betina itu makLe, drpd km knp² . kynya melody perlu di ospek sm Haiden nii biar ga macam² lg sm makLe .
goodnovel comment avatar
Eka kikio
tontonan kolosal china, pakaianx saree, rambut kepang 3.. cosplay dewi kwan in u le?...wkwkwk apalagikah isi otakx si melody melowdrama ni...
goodnovel comment avatar
Khory Henziee
huhuhu dasar si melody keong racun ngapain ch ganggu aja, ckckck... bikin penasaran
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dekapan Dingin Suami Panas   87. Suami Jahat

    "Siapa yang kau sebut keong racun, Azalea?" Haiden menatap istrinya dengan sebelah asli terangkat. "My fans, Mas. Aku kan calon artis yang gagal. So-- penggemarku yang belum move on, tiba-tiba mengajak ketemuan. Trus aku bil--" Ucapan Lea langsung berhenti, Haiden tiba-tiba mencubit bibirnya dan cukup kuat, "aaaah … Mas!" ringis Lea, menepuk tangan Haiden yang mencubit pipi lalu melayangkan tatapan sebal pada pria itu. "Siapa yang belum move on padamu? Bagas? Parhan? Atau masih ada nama yang belum pernah kau sebut?" kesal Haiden, setengah marah akan tetapi kelakuannya membuat Lea geleng-geleng kepala. Haiden menyingkap baju Lea kemudian menenggelamkan wajah pada perut istrinya yang masih rata. Dia mencium gemas perut Lea lalu menggigitnya berulang dan secara pelan. 'Bagas yang suka Ziea pun tak bisa menyelamatkanku dari kecemburuan nih banteng.' batin Lea, menatap suaminya lalu berusaha menjauhkan kepala Haiden dari perutnya. "Fansku perempuan, bukan Bagas atau Farhan. Mas men

    Last Updated : 2025-01-11
  • Dekapan Dingin Suami Panas   88. Lea Carpenter?

    Namun, sayangnya Haiden menolak. Pria itu tetap memeluk Lea, tanpa bersedia menuruti perkataan istrinya. "Bagaimana jika aku menyiapkan sarapan untukmu dan bayi kit-- maksudku bayi di perutmu?" tawar Haiden tiba-tiba, melepas pelukan dari Lea kemudian tersenyum manis untuk meyakinkan istrinya. Lea ikut tersenyum, senang dan gembira karena sang suami berniat membuatkan sarapan untuknya. Apalagi cara Haiden yang masih malu-malu kucing untuk mengungkap perhatian pada bayi di perut Lea. Sejujurnya, Lea yakin sekali kalau suaminya sangat menunggu kelahiran bayi ini, Haiden senang dan juga antusias. Akan tetapi, mungkin karena Haiden terlajur mengatakan pada Lea kalau dia tak ingin memiliki anak dalam waktu dekat serta menunjukkan sikap tak sukanya di awal kehamilan Lea ketahuan, sekarang Haiden menjadi malu untuk terus terang suka pada bayinya. Lea maklum karena dia tahu jika suaminya ketinggian gengsi! Dan kalau Haiden sudah mendahulukan gengsi, maka Haiden akan sering mengatakan keba

    Last Updated : 2025-01-12
  • Dekapan Dingin Suami Panas   89. Hal yang Ingin Lea Naikki

    "Jumpa lagi, Nona-- ah, Nyonya HaiLe." Lea menatap pria tersebut cukup kaget, mengerjap beberapa kali kemudian mengamati satu per satu orang-orang yang berkumpul di depan ruangan. "Pak Rekq?" Lea cukup bingung kenapa Rekq bisa ada di sini. Bukankah pria ini harusnya sudah kembali ke negaranya beberapa hari yang lalu? "Pak Rekq ada di sini? Bukannya sudah kembali ke negara asal yah?" tanya Lea, cukup penasaran serta bingung alasan kenapa Rekq masih di negara ini. "Benar, Nyonya HaiLe. Saya masih di sini karena saya dan …-" Rekq menjeda, menoleh pada para maid yang saat itu menjaga Lea–ketika di mansion Orion, "kami akan menjadi bekerja dengan anda, Nyonya. Kami semua akan menjadi karyawan setia untuk anda." "Hah?" Lea mengerjap beberapa kali, kembali dibuat bingung serta syok. Rekq akan bekerja dengannya? Astaga, dari seorang mafia bengis menjadi seorang tukang kayu. "Hehehe … mafia tukang kayu," ucap Lea, memperlihatkan cengiran sembari menggaruk tengkuk. Dia geli sendiri pada p

    Last Updated : 2025-01-12
  • Dekapan Dingin Suami Panas   90. Menaikimu Mas

    "Kamu, Sayang–my baby Haiden terlope-lope," ujar Lea genit, tak lupa mengedipkan sebelah mata pada suaminya. Dia juga mencolek dagu Haiden, bak seorang om-om mesum. Tapi ini Lea! Saat Haiden menatap penuh padanya, Lea menaik turunkan alis. Sebetulnya itu bentuk salah tingkah Lea karena ditatap intens oleh suaminya. Akan tetapi, sepertinya Haiden salah paham. "Kode, Humm?" Haiden menyunguingkan smirk tipis, tiba-tiba menutup buku lalu beralih menggendong istrinya. "Meski aku lebih berharap kau terus terang, tetapi memberi kode juga tak ada salahnya. Lumayan," lanjut Haiden, membawa Lea dari gazebo–masuk dalam rumah. "Kode?" Lea mengerutkan kening, masih tak paham apa maksud sang suami. "Kode apa, Mas Haiden?" Haiden tak menjawab, terus berjalan menuju lantai atas–kamarnya dan istrinya. Sedangkan Lea, dia terus berpikir keras apa maksud kode di sini. Haiden mengira dirinya memberi kode, sedangkan Lea tak tahu kode apa yang suaminya maksud. Namun, setelah tiba di kamar dan Hai

    Last Updated : 2025-01-12
  • Dekapan Dingin Suami Panas   91. Perjodohan yang Pernah direncanakan

    "Sudah main-mainnya. Kau harus ikut pulang dengan Ayah!" Lea menatap tak suka pada sosok pria yang mencekal tangannya. Dengan kasar, Lea langsung menghempas tangan Yoga. "Pertama, kamu bukan ayahku. Dan yang kedua, aku bisa berteriak jika kamu macam-macam," ancam Lea. Yoga berdecak kesal, meraih kembali pergelangan tangan Lea kemudian menariknya secara paksa. "Lepaskan aku, Pak tua!" geram Lea, memberontak dan mencoba melepaskan diri dari Yoga. "Tolong … tolong, pria tua ini ingin mencelakaiku!" teriak Lea meminta tolong. Orang-orang berdatangan dan berniat membantunya. Akan tetapi, tiba-tiba saja Melody muncul entah darimana–menjelaskan pada semua orang jika Lea adalah putri pria tua tersebut yang sedang kabur dari rumah bersama pria tidak benar. "Maaf semua, dia ini putri Bapak ini. Dia kabur dari rumah bersama pria tak benar, dan sekarang Papanya menjemputnya untuk dibawa pulang," jelas Melody dengan nada manis, meminta maaf pada orang-orang. "Mohon maaf atas kesalahan nya.

    Last Updated : 2025-01-13
  • Dekapan Dingin Suami Panas   92. Alasan Membunuh Mereka

    "Kenapa? Ketar ketir? Takut? Deg degkan? Berani menculik ku, tapi takut suamiku saat kusuruh datang ke sini. Aneh kamu, Pak Tua." Lea tersenyum remeh pada Yoga dan Mira. Tak lama seorang perempuan datang dan mendorong Lea. Untung Lea bisa menjaga keseimbangan. "Apa maksudmu, Hah?" marah Lea pada Arukima–adik perempuannya yang mendapat semua kasih sayang dari orang tua mereka. "Kalau bayi dalam perutku kenapa-napa, kamu pikir kamu akan tetap baik-baik saja? Suamiku akan mengulitimu hidup-hidup!" "Ayah!" Arumika memekik marah, tak suka melihat Lea dibawa pulang ke rumah ini dan semakin kesal mendengar ucapan Lea yang menyebut jika dia sedang hamil. "Aku tidak mau dia di sini. Aku tidak mau, Ayah. Aku tidak mau kasih sayang kalian terbagi padanya! Dia itu anak pembawa sial, tidak punya kemampuan, jelek dan jahat. Ayah, usir dia!" "Diam kamu, Arumika!" bentak Yoga pada putri kesayangannya. Dia kesal mendengar ucapan Lea padanya, akan tetapi dia jauh lebih kesal melihat Arumika me

    Last Updated : 2025-01-13
  • Dekapan Dingin Suami Panas   93. Bawa Aku Pulang Mas

    Yoga membeku ketika Lea menyinggung pasal kematian Denis. "Kalau kamu membenciku, bunuh saja aku. Kenapa harus Papa dan Mamaku, Pak Yoga? Atau … kamu sengaja membunuh mereka karena supaya bisa melihatku tersiksa lebih dalam di dunia ini?! Tapi dia adikmu, Papaku adik kandungmu yang sering membantumu saat kamu kesusahan." Suara Lea terasa datar tetapi pancaran matanya penuh kesedihan. Mira membenci perkataan Lea, akan tetapi hatinya tersayat-sayat. Dia benci karena anak yang dia lahiran jauh lebih menyayangi orang lain dibandingkan dirinya. Akan tetapi dia sedih karena … dia tidak bisa menjabarkan bagaimana sedih ini bisa hadir. "Orangtuamu itu kami, Lea. Bukan mereka." Mira mencicit pelan. "Kamu dan suamimu membuatku beranggapan jika yatim piatu jauh lebih menyenangkan dibandingkan memiliki orangtua." Lea berkata serak, bersamaan dengan sebulir kristal yang jatuh dari pelupuk, "tapi Papa Danis dan Mama Intan, mereka membuatku merasa jika orangtua adalah anugerah terindah ya

    Last Updated : 2025-01-13
  • Dekapan Dingin Suami Panas   94. Sang Penghibur Lara

    "Selain usaha milik Denis Pratama, hancurkan semua bisnis keluarga Pratama. Buat mereka semua melarat." Haiden berkata dingin, penuh kemarahan dan dendam menbara pada Nanda. Nanda menganggukan kepala, "aku mengerti, Den. Tapi … bukankah menghancurkan kekayaan Pratama itu terlalu mudah? Maksudku-- kau seorang Haiden, melenyapkan sesuatu yang tak kau suka itu sangat mudah bagimu." Haiden menggeleng pelan. "Aku tidak bisa. Bagaimanapun mereka keluarga Azalea-ku. Se benci apapun Azalea pada orangtua dan adiknya, aku tahu Azalea menyimpan kasih sayang jauh dalam lubuk hatinya." "Wakatta." Nanda mengagukkan kepala, "dendam pada seseorang yang dikasihi oleh orang yang kita cintai memang sulit. Ada hal yang harus kita tahan dari dendam itu agar tak melukai orang yang kita cintai." Haiden menaikkan alis, menoleh pada Nanda yang terasa sangat bijak. Tumben! "Wah, Den. Kau semakin menakjubkan." Nanda tersenyum lebar, "kau orang yang sangat sulit menahan emosi. Jika kau sudah membencinya

    Last Updated : 2025-01-14

Latest chapter

  • Dekapan Dingin Suami Panas   187. Ketahuan yang Memalukan

    "Kamu dari mana sih, Alana sayang?" tanya Lea ketika putrinya telah kembali. Dia langsung menghampiri sang putri, menatap Alana lekat dan penuh perhatian. Lea tentu khawatir pada Alana. Tadi malam putrinya hampir terkena masalah yang luar biasa mengerikan. Pagi ini, ada berita buruk tentang seseorang yang membenci putrinya. Lea khawatir orang tersebut melakukan aksi kejahatan pada Alana; menyerang Alana secara fisik. Lea sangat panik tetapi dia tidak berani memberitahu suaminya karena dia takut jika Haiden mengamuk. Meski sekarang suaminya jauh lebih lembut dan hangat, tetapi Haiden tetaplah Haiden. Sumbu pendek, nuklir ataupun gunung berapi. Jadi Lea tak ingin mengambil resiko. Dia memilih menghubungi Ethan, pria yang sudah ia dan suaminya setujui untuk menjadi menantu. Sebenarnya ada opsi menghubungi putranya, tetapi sifat Ebrahim tak jauh dari dadanya–sangat mudah marah. Takutnya, Ebrahim memarahi adiknya yang pergi tanpa pamit. "Aku habis jalan-jalan, Mommy," jawab Lea,

  • Dekapan Dingin Suami Panas   186. Pura-pura tidak Tahu

    "Aku calon suami Alana." Deg deg deg Alana reflek mendongak pada Ethan, menatap pria itu dengan mimik muka campuran tegang dan malu-malu. Namun, Alana tak seperti biasanya, di mana dia akan kesal serta tak terima ketika Ethan menyebutnya pasangan. Alana hanya … merasa gugup. Satria menatap Ethan dengan senyuman remeh, pria ini pasti orang yang mengaku-ngaku sebagai calon suami Alana. Atau jangan-jangan dia fans fanatik dari Alana? "Kau ini--" Satria menatap Ethan dari atas hingga bawah. 'Pakaiannya sangat berkelas, dia penuh wibawa dan karisma. Orang sepertinya seharusnya jarang menonton televisi. Ah, bisa saja dia berpenampilan seperti ini untuk memikat perempuan. Tapi tak bisa ku pungkiri, dia memiliki aura yang mahal.' batin Satria, dia memperhatikan penampilan Ethan untuk menghina pria ini. Akan tetapi, dia tidak memiliki bahan untuk menghina pria ini. Bahkan semua yang pria ini pakai harganya hampir setara dengan harga mobil miliknya yang biasa ia pakai ke lokasi shooting.

  • Dekapan Dingin Suami Panas   185. Hadiah Manis

    "Angkat kamera kalian dan kalau berani, menghadap padaku!" dingin Haiden, nada menggeram marah dan tatapan sangat tajam–penuh emosi. Alih-alih mengangkat kamera, para wartawan tersebut bergerak mundur. Mereka menunduk dalam, menutupi wajah agar tidak dilihat oleh sang legendaris Mahendra. Rurom menyebut, apabila dalam keadaan marah Haiden menatap seseorang, maka orang tersebut akan menghilang. Tak ada yang bisa membenarkan rumor tersebut, akan tetapi banyak yang menyebutnya nyata. "Kalian berani mengganggu putriku, Hah?!" bentar Haiden dengan suara menggelegar–para wartawan tersentak kaget, tubuh bgemetar hebat dan jantung berdebar kencang. "Ma-maafkan kami, Tuan Haiden," ucap salah satu dari wartawan tersebut. "Kalian semua pantas mati!" dingin Haiden. Lea melepas pelukannya pada putrinya lalu buru-buru menghampiri suaminya. "Mas Deden Terlope-lope, tenangkan diri kamu," peringat Lea, memeluk suaminya sembari satu tangan mengusap dada bidang sang suami. "Sebaiknya kita p

  • Dekapan Dingin Suami Panas   184. Liputan Kematian

    "Putriku. Di-dimana putriku?" Haiden dan yang lainnya datang ke sana. Ebrahim yang memberitahu supaya daddynya datang ke tempat ini. Awalnya Ebrahim dan Ethan sepakat ingin menutup-nutupi masalah ini dari Haiden dan Lea. Akan tetapi, daddynya terus menghubunginya–menyuruh Ebrahim untuk mencari Alana ada di mana. Pada akhirnya Ebrahim mengatakan yang sejujurnya. "Daddy …." Alana langsung berdiri, menangis sembari menatap ke arah daddynya. Haiden merentangkan tangan supaya putrinya datang dan memeluknya. Alana langsung berlari dan …- Bug' Memeluk sosok perempuan di sebelah daddynya–mommynya. Haiden yang masih merentangkan tangan–berharap dipeluk oleh putrinya, terlihat memasang muka kaku dan dengan mata berkedut-kedut. Hell! Dia hanya mendapat angin untuk dipeluk. Semua orang yang melihat itu, berusaha menahan tawa. Lucu akan tetapi salah waktu saja. "Su-sudah, Den. Tak ada yang ingin memelukmu," ucap Reigha, menurunkan tangan Haiden yang masih direntangkan. "Nanti kita

  • Dekapan Dingin Suami Panas   183. Kemarahan Kakakku

    "Sudah?" tanya Ethan, melirik sekilas pada Alana yang masih berendam dalam bath up. Sebenarnya Ethan ingin sekali melirik Alana lebih dari satu detik, tetapi … damn! Dia takut dia mencelakai gadis ini. Alana menekuk kaki lalu memeluk diri sendiri. Dia sudah sadar dan tubuhnya tidak lagi merasa terbakar. "Sudah, Kak," jawabnya pelan, malu karena keadaannya hampir telanjang. "Humm." Ethan berdehem singkat, meraih handuk lalu memberikannya pada Alana. "Aku keluar," ucapnya setelah itu."Kak Ethan, bajuku basah dan aku tidak punya baju lagi," cicit Alana ketika Ethan berniat keluar dari kamar mandi. "Humm." Ethan hanya berdehem, dia keluar dari kamar mandi lalu menghubungi seseorang untuk mengantar pakaian pada Alana. Orang yang dia hubungi adalah Zana, perempuan itu dekat dengan Alana dan tentunya tahu selera berpakaian Alana. Satu lagi. Zana sepupunya dan mereka lumayan dekat. Tak lama Zana datang dengan Ebrahim, di mana raut muka Ebrahim sangat tak bersahabat–khawatir dan marah

  • Dekapan Dingin Suami Panas   182. Tubuh Seksi yang Menggoda

    Alana menjauhkan pandangan, meraih handphonenya dan pura-pura sibuk dengan ponsel. Jantung Alana berdebar kencang, padahal dia hanya bersitatap dengan Ethan tetapi kenapa dia gugup? Ada getaran yang tak ia pahami di dalam hati. Di sisi lain, Ethan menghela napas, Alana tidak suka padanya dan dia tidak ingin memaksa. Acara berlanjut dan begitu meriah. Di depan sana, orangtuanya membanggakan Ethan, granddad dan grandma-nya juga memuji Ethan. Di tempatnya Alana ikut senang melihatnya. Dia masih ingat waktu Ethan termenung di ruangannya karena masalah yang iklan. Masih teringat jelas wajah murung Ethan ketika kakaknya menyalahkannya di depan banyak orang, karena masalah tersebut. Namun, di sini Ethan terlihat bersinar. Dia bisa membuktikan dirinya sendiri dan akhirnya dia diakui. Tanpa sadar Alana tersenyum dan bertepuk tangan kecil. Akan tetapi senyumannya langsung lenyap ketika Ethan menatapnya. Lagi-lagi jantungnya berdebar kencang dan Alana tidak nyaman dengan tatapan Ethan. Semua

  • Dekapan Dingin Suami Panas   181. Berakhir Asing

    "Dia memang Azam, tetapi dia berdiri diatas kakinya sendiri. Dia tidak pernah mengandalkan nama belakangnya. Dan Kakak perhatikan Kak Ethan sangat memperhatikanmu, kau sangat beruntung jika mendapatkannya. Karena Kak Ethan tidak peduli pada sekitarnya, dan kau satu-satunya yang akan dia perhatikan.""Kak! Tolong jangan paksa aku. Aku nggak suka Kak Ethan," pekik Alana. Ebrahim menghela napas, berdiri dari sebelah adiknya lalu mengusap pucuk kepala Alana. "Terserah. Tapi-- gengsinya jangan lama-lama. Yang suka pada Kak Ethan itu bukan hanya kau.""Ih apaan sih?!" ketus Alana, langsung menutup pintu dengan kasar–setelah Ebrahim keluar dari kamarnya. Semua orang gila! Sudah Alana bilang kalau dia tidak suka pada Ethan, tetapi orang-orang terus keukeuh menganggap Alana suka pada Ethan. Hell! Bukan hanya Ethan laki-laki di dunia ini, dan … big no untuk pria Azam. Sekalipun Ebrahim sudah menasehati, itu tak mempan pada Alana. Tidak tetap tidak suka! Tok tok tok'Alana membuka pintu deng

  • Dekapan Dingin Suami Panas   180. Memilih Diam dalam Kamar

    Alana kembali mengurung diri di dalam kamar karena tidak tahan di goda oleh para sepupunya. Dia bahkan bahkan berniat menghubungi daddynya supaya menjemputnya pulang, saking tidak tahannya dia dicie-ciekan dengan Ethan. Namun, dia takut itu akan mendatangkan masalah sehingga Alana memilih mengurungkan diri. Lagi pulang hanya satu hati lagi, setelah itu mereka akan pulang dari pulau ini. Hah, Ethan. Alih-alih suka, Alana malah semakin tak Sudi menikah dengan pria itu. Dia benar-benar tidak suka dicie-ciekan. Dia sangat benci!Ceklek'Alana menoleh ke arah pintu, mendapati kakaknya di sana. Ebrahim masuk ke dalam kamar dan berjalan mendekat ke arah adiknya yang duduk di sofa. "Kenapa kau terus mengurung diri, Alana?" tanya Ebrahim, duduk di sebelah adiknya. Alana menatap sejenak pada Ebrahim kemudian lanjut membaca novel di tangan, "aku tidak nyaman dengan kalian. Dikit dikit cie cie cie. Aku tidak suka Kak Ethan dan aku tidak punya hubungan dengan Kak Ethan. Kalian begitu, aku ma

  • Dekapan Dingin Suami Panas   179. Kelapa Muda yang Meresahkan

    Alana langsung menarik tangannya, meringsut ke lemari kabinet bawah sembari menatap Ethan dengan muka konyol–malu bercampur panik secara bersamaan. Ethan bangkit, melayangkan tatapan dingin ke arah Alana. Setelah itu, dia beranjak dari sana–tanpa mengatakan apa-apa pada Alana. "Eih." Kanza menatap Ethan dengan tampang muka bingung. Pria itu pergi begitu saja dengan muka dingin dan terlihat seperti marah. Mengingat sesuatu, Kanza buru-buru melangkah ke dapur, bersama dengan Anne. "Kamu kenapa, Al?" tanya Kanza dengan nada perhatian, mendekati Alana lalu membantu perempuan itu untuk berdiri. "I-itu … kecoa," jawab Alana, terpaksa berbohong karena dia tak mungkin jujur kalau dia habis …-Haisss! Tangannya! "Trus Kak Ethan …-" Anne bertanya tetapi cukup ragu karena melihat wajah adik iparnya yang terlihat kaku–seperti sedang marah. Sebenarnya Ethan dan Anne seumuran, akan tetapi karena dia berbicara dengan Alana, dia menyebut Ethan dengan embel-embel kakak. Alasannya karena Ethan ja

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status