Share

BAB 23

Author: Blezzia
last update Last Updated: 2021-05-14 21:20:54

Lama aku terdiam di depan pintu apartemen yang Audrey tempati, namun pencahayaan yang menakutkan di lorong membuatku memberanikan diri untuk membunyikan bell.

Sembari melirik sekitar, aku pun berdoa dalam hati Bibi Flo dan Tante Jewel memberiku izin masuk ke dalam.

Pada percoban pertama, tidak ada tanda-tanda pintu akan dibuka, maka aku membunyikan bell untuk ke dua serta ke tiga, dan pada kali keempat barulah pintu di depanku terbuka … sedikit, karena hanya selebar penggaris dan Bibi Flo mengintip dari dalam.

“Ada apa kau ke sini?” tanya Bibi dengan suara serak khas perokok berat.

“Apakah Audrey ada, Bibi?” tanyaku sembari tersenyum lebar, walau dalam hati harap-harap cemas.

Bibi Flo memperhatikanku dari kepala hingga kaki dan dia menggeleng dengan raut tidak suka.

“Lihatlah anak orang kaya ini, dia pasti baru pulang dari rumah seorang laki-laki,” kata Bibi Flo pada diri sendiri yang seketika melun

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Dear Gavin (INDONESIA)   BAB 24

    “Ya, Oh shit,” desis Gavin sembari memerangkapku di pintu.Aku menelan saliva dan melirik ke arah Slaine dengan pandangan meminta tolong, namun tangan Gavin menahan daguku di tempat hingga sulit bergerak dan hanya bisa menatap lurus ke matanya saja.Seketika aku meringis saat merasakan cengkraman kuat kedua jarinya di pipi, namun tampaknya dia tidak sadar karena diliputi emosi.“Aku baru saja terpejam sebentar, dan kau menghilang dalam sekejab,” geram Gavin sembari menahan kedua bahuku dengan tatapan menunjukan kemarahan. “Apa yang sebenarnya kau pikirkan!”Suara Gavin yang tiba-tiba mengeras membuat tubuhku terlonjak.“Bagaimana bila ada orang jahat di luar sana berniat menculikmu? Membunuhmu? Memperkosamu? Atau bahkan melakukan semuanya bersamaan!”Mataku terpejam dan telingaku berdenging saat mendengar suara teriakan yang berasal dari dalam diafraghmanya.Genggaman Gavin terasa semaki

    Last Updated : 2021-05-14
  • Dear Gavin (INDONESIA)   BAB 25

    Hal paling menyebalkan di dunia adalah; kejutan yang tidak terduga dengan hasil menyiksa.Hhhh … entah harus bagaimana menjelaskannya, karena aku sangat malu untuk bercerita.Baiklah, kita mulai dari pertengkaran kecil di rumah Slaine, kemudian berpindah saat Gavin menaruhku di bahu dan berakhir dengan aku yang dilempar ke kursi belakang mobil. Lalu bagaimana akhir kisah kami setelah itu?Yups, aku dikurung di kamar dengan borgol terkunci di kepala ranjang.Please, jangan tanya bagaimana aku bisa berakhir di sini, karena pelakunya adalah Gavin!“Aku ingin pipis!” jeritku sekuat tenaga.Kurang dari dua menit kemudian, aku mendengar suara langkah kakinya dan Gavin pun muncul di ambang pintu dengan wajah datar menatap ke arahku.“Aku ingin pipis!” rengekku lagi yang membuat Gavin menarik napas panjang sembari mendekat.“Dalam setengah jam kau sudah pipis dan bolak-balik kamar mandi sebanyak lim

    Last Updated : 2021-05-15
  • Dear Gavin (INDONESIA)   BAB 26

    Suara gemerincing besi beradu membuatku membuka mata sedikit.Dibawah pengaruh kantuk, aku merasa seperti bermimpi ketika mendapati Gavin sedang membukakan borgol di lengan yang berada tepat di atasku.“Sssttt … tidurlah kembali,” bisiknya sembari menyibak rambutku yang mulai mengganggu di wajah.Kelopak mataku yang berat sangat susah diajak bekerja sama.Dengan mata kembali terpejam, aku merasakan sebuah elusan jemari yang hangat di sekitar kulit lecet bekas borgolan.“Mmm …,” gumamku merasa sedikit nyeri ketika jemari itu menyentuh salah satu luka.Tangan yang mengelusku terhenti sesaat, namun dia melanjutkan lagi ketika aku semakin tertidur pulas.“Gavin,” panggilku karena melihat sosoknya samar-samar.Dia tidak menjawab, namun tiba-tiba saja aku merasakan kecupan hangat di lenganku yang terluka. Hawa panas dari bibir dan napasnya membuatku membuka mata kembali.&ldquo

    Last Updated : 2021-05-16
  • Dear Gavin (INDONESIA)   BAB 27

    Romantis My Ass.Bukannya membawaku ke dalam tempat belanja, Gavin malah meninggalkanku di mobil yang mesinnya masih menyala. Dan lebih menyebalkannya lagi, dia memborgolku di salah satu rangka kursi.Sebelum keluar, Gavin mengancamku untuk tidak menarik perhatian, karena akan menjadi sia-sia.Hampir semua penduduk Denver mengetahui siapa pemilik mobil ini. Tentu saja mereka akan sangat takut berurusan dengan salah satu anggota organisasi paling dihindari di kota.Bukannya mendapat bantuan, orang-orang itu akan lari menjauh. Walau aku berteriak sekeras pita suara mengizinkan, semua orang akan menjadi tuli tiba-tiba dan menganggapku hanya manekin yang dapat berbicara.Dasar Gavin tegaaaa!Untung saja dia menyalakan pendingin sehingga aku tidak mati kepanasan.Apa dia tidak tahu, menunggu adalah hal paling menyebalkan?Tidak sampai empat puluh menit, Gavin kembali dengan kantung belanjaan di tangan yang tampak penuh menutupi sete

    Last Updated : 2021-05-17
  • Dear Gavin (INDONESIA)   BAB 28

    Aku mencari-cari keberadaan Audrey begitu tiba di sekolah.Setelah bertanya ke sana-sini, kudapati dia berada di taman sedang duduk termenung sendirian.“Apa Ibumu mengganggumu lagi?” tanyaku begitu berada di sebelahnya hingga membuat Audrey terperanjat, nyaris terjatuh dari kursi.Dia melotot padaku karena kesalahannya sendiri yang termenung di siang bolong.“Apa kau tidak bisa berdehem atau membuat suara halus begitu mendekat?” sungutnya yang kubalas dengan pelototan juga.“Ketika sedang PMS kau sangat emosional,” balasku yang membuat dia mendengus dan melanjutkan lamunan.Hhhhh … seharusnya kutanya saja apa dia sudah makan atau belum.Setelah mengeluarkan sebungkus makanan ringan dari tas yang kubawa-bawa sejak tadi, kepala Audrey pun menoleh cepat ke arah bingkisan snack yang kupegang.Lihatkan, dia tidak ubahnya seperti kucing yang akan menggoyakangkan ekor dan telinga ketika meng

    Last Updated : 2021-05-24
  • Dear Gavin (INDONESIA)   BAB 29

    Compound yang biasa disebut Gedung Red Cage terlihat tidak begitu ramai. Hanya ada beberapa mobil terparkir serta kumpulan pria-pria di setiap sudut membentuk kelompok kecil.Dari jaket kulit yang mereka pakai, aku tahu bahwa pria-pria itu adalah anggota dari klub motor bernama Hades. Jelas terlihat dari emblem yang menempel di punggung masing-masing.Sengaja aku menunggu di dalam mobil dalam keadaan mesin menyala, karena tidak ingin laki-laki asing mendekat disaat sedang sendiri, karena kebanyakan wanita yang datang ke Coumpound biasanya hanya mencari f*ck buddy, dan aku tidak ingin seseorang salah kira.Setelah lewat beberapa menit, barulah aku melihat sosok yang ditunggu keluar dari gedung utama.Senyumku terkembang sempurna. Rasa rindu yang kutahan seharian akhirnya tersalurkan begitu menatap wajahnya yang rupawan.Aku hendak keluar dari mobil dan menyapa, tetapi tanganku yang memegang pintu membeku di udara ketika dia keluar bersama seorang wa

    Last Updated : 2021-05-24
  • Dear Gavin (INDONESIA)   BAB 30

    Aku menangis tersedu-sedu dengan film yang diputar di layar lebar. Bahkan beberapa kepala menoleh ke arah kami karena suara tangisku yang mengalahkan movie di hadapan.Entah mengapa aku merasa sedih tiba-tiba dan ingin menangis keras. Seharusnya tadi kami tidak usah ke sini, karena bukannya menghibur, tetapi membuat lukaku semakin pedih.“Dia pria jahat, huaaaa,” tangisku keras yang membuat Mason sedikit mencondongkan tubuh ke arah berlawanan, dan berpura-pura tidak mengenalku karena sejak tadi dia menutupi wajah dengan kotak pop corns.“Lihatlah, wanita itu padahal sangat mencintainya.” Tunjukku sembari menarik baju Mason pada adegan dimana si wanita menangisi tubuh kekasihnya yang terluka.Aku mengambil kotak pop corn yang Mason pegang dan memasukan isinya ke mulut sebanyak satu ganggaman tangan.Dia menggelengkan kepala, karena aku tidak berhenti mengunyah dengan air mata luruh di pipi. Setelah puas melihatku menangis, Ma

    Last Updated : 2021-05-24
  • Dear Gavin (INDONESIA)   BAB 31

    Selama perjalanan, aku mendiamkan Gavin dan membuang pandangan ke luar jendela. Dan kurasa dia juga melakukan hal yang sama; mengabaikanku dengan sengaja.Amarahku semakin besar, begitu menyadari dia membawaku ke jalanan yang biasa kulalui saat pulang ke rumah. Tadinya kupikir dia akan mengajakku ke suatu tempat berdua, menghabiskan sisa malam bersama. Tetapi aku salah.Lalu untuk apa dia membawaku di mobil pribadinya, dan menyuruh Mason membawa mobilku ke rumah, jika pada akhirnya tujuan kami juga ke sana.Setelah sampai di halaman, tidak sekali pun aku menoleh dan kudengar dia mendengus sebelum membuka kunci pada pintu.Tanpa mengatakan apa-apa, aku langsung berlari ke luar hingga masuk ke dalam rumah dan mengabaikan Ayah yang melintasi ruang tengah.“Krista?” panggil Ayah yang sedang memegang mug kopi.Kepalaku hanya menoleh sebentar dan melambaikan tangan tanpa berkata-kata.Disaat sedang marah atau kesal, aku lebih su

    Last Updated : 2021-05-25

Latest chapter

  • Dear Gavin (INDONESIA)   -TAMAT-

    “Kemana kau akan membawaku?” tanya gadis itu ketika Gavin mengemudikan mobil menuju ke jalanan yang jauh dari kota, seolah-olah mereka menuju sebuah tempat terpencil.Dengan tatapan ingin tahu, Krista tidak bisa melepas pandangan pada pria yang menyetir di sebelah.Cukup lama Gavin akhirnya menjawab.“Kau akan tahu bila kita tiba,” ucap pria itu dengan senyuman simpul.Bahkan, Krista melihat sesuatu yang sangat tidak biasa dari cara Gavin menatapnya, seolah pria itu melihat bongkahan berlian dengan ekspresi antusias, yang seketika menghangatkan pipi gadis itu hingga bersemu merah.Bukannya kecanggungan yang tercipta, suasana di sekitar beruba

  • Dear Gavin (INDONESIA)   BAB 68

    Saat terbangun pagi itu, Krista meraba sisi ranjang di sampingnya hanya untuk mendapati tempat itu terasa dingin, seolah-olah tidak ada tubuh yang berbaring di sana dalam waktu yang cukup lama. Seketika dia pun terkesiap dan terduduk sembari memperhatikan ke sekitar ruangan.Perlahan-lahan rasa takut mulai menjalari diri, membuat kepanikan menyelimuti hingga dia merasakan getir pada mulut.“Gavin,” panggil gadis itu, layaknya seseorang yang kehilangan.Dengan tergesa-gesa, Krista menyibak selimut sembari berlari keluar kamar menuju tangga ke lantai bawah.Napas gadis itu memburu ketika dia tiba-tiba saja melihat sosok Gavin tengah berdiri di dekat jendela di ruang keluarga dengan ponsel di telinga. Sembari menata napas, Krista memperhatikan pria di hadapan yang berpakaian sangat rapi dengan kemeja biru dongker membalut tubuh, lengkap dasi dan sepatu kulit hitam mengkilat.Mendengar suara yang berasa dari balik tubuhnya, pria itu p

  • Dear Gavin (INDONESIA)   BAB 67

    Langit tampak mendung di pemakaman, membuat Krista mendongak sebentar sebelum memusatkan perhatian kembali pada dua batu nisan di hadapan.Lama dia terdiam, dengan kepala menunduk, menyembunyikan tangisan yang tadi sempat mengering.Sementara itu, Gavin yang berada di sampingnya sejak tadi hanya diam sembari mengawasi. Pria itu menatap batu nisan yang sering dia kunjungi selama beberapa tahun terakhir dengan tatapan sama sendunya dengan langit yang hendak menurunkan hujan.Dalam kesunyian yang menyelimuti, keheningan itu pun pecah dengan suara serak Krista yang berkata; “Terima kasih.”Mendengar ucapannya, Gavin hanya menoleh pelan.Kini, gadis itu memandang ke arahnya dengan mata yang basah kembali.“Terima kasih sudah merawat keduanya selama aku tidak ada,” lanjut Krista yang mendapat senyuman lemah.“Bagaimana kau tahu?” tanya Gavin lembut.Dia merapikan anak rambut gadis itu yang diterban

  • Dear Gavin (INDONESIA)   BAB 66

    Sentuhan lembut di bahu membangunkan Krista. Tubuhnya menggeliat pelan sembari menoleh ke samping dengan mata sedikit terbuka. Kemudian, dia pun terdiam ketika mendapati wajah Gavin yang mengulas senyuman halus di wajah rupawannya.“Bangunlah sleepy head,” bisiknya pelan sembari mengelus pipi gadis itu.Krista tampak masih dikusai kantuk, membuat Gavin sedikit merasa bersalah telah membangunkan.“Kita ada di mana?” tanya Krista sembari melirik ke luar jendela.Dia pun terdiam saat mendapati bangunan yang sangat familiar.“Kita sudah tiba,” bisik Krista itu gugup saat menyadari mereka telah berada di dalam Kota Denver.Dengan cepat Gavin menggamit lengan gadis itu, lalu meremasnya hati-hati.“Ya. Aku akan membawamu ke tempatku,” ucap Gavin, tanpa melepaskan pegangan keduanya.Kepala Krista menunduk seketika, dia tahu bahwa Gavin mengerti perasaannya saat ini.“Ok

  • Dear Gavin (INDONESIA)   BAB 65

    Gavin hendak membawa Krista ke dalam kamar hotel, saat tiba-tiba gadis itu menahannya.Mendapati mata Krista yang mendelik tajam, hati Gavin pun meringis melihat itu.“Masuklah, kita bisa bicarakan di dalam,” ucapnya, membuat Krista tampak ingin pergi, sehingga Gavin pun menangkup wajah gadis itu di antara kedua telapak tangan.Dia mendekatkan wajah dan berbisik pelan dengan tatapan mata yang lembut.“Kau tahu bahwa tidak ada pilihan untuk menghindariku, Baby Girl,” tambahnya sembari mengusap dagu Krista dengan kedua ibu jari penuh kehati-hatian. “Berkali-kali aku meminta kesempatan, namun kau tidak memberikannya. Dan ini satu-satunya cara yang kutahu untuk menghilangkan egomu itu.”Krista meremas jas yang melekat di tubuh Gavin. Dia ingin menumpahkan kemarahan, akan tetapi tatapan pria itu yang tulus membuatnya merenggangkan pegangan. Mata gadis itu berubah panas, sebelum akhirnya lelehan air mata bergulir pelan

  • Dear Gavin (INDONESIA)   BAB 64

    Esok paginya, sebuah nada dering membangunkan Krista dari tidur lelap. Seketika dia terjaga dan meraba permukaan meja untuk mencari-cari benda pipih yang sangat ribut sejak tadi menjadi alarm pengganti.Namun, ketika melihat nama yang tertera di layar, seketika Krista menggeram kesal. Dia tidak ingin berbicara dengan pria tua itu di jam sepagi ini. Bisa-bisa mood-nya rusak seharian karena pastilah yang dibicarakan tidak jauh-jauh dari masalah hutang dan bank.Setelah mematikan ponsel, Krista kembali menarik selimut dan mengundang alam mimpi menyelimuti. Akan tetapi, suara gedoran keras yang berasal dari depan pintu membuat Krista menyibak selimut dengan gerakan marah.“Ini masih pagi!” hardiknya kesal.Kepala Krista berputar ke seluruh ruangan, mencari-cari keberadaan Linda yang ternyata tidak pulang sejak semalam.Sembari memijit pelipis, dia bergumam pelan; “Di saat semua orang memiliki kisah cinta yang berbunga, aku malah mende

  • Dear Gavin (INDONESIA)   BAB 63

    Suasana hening di dalam mobil tampaknya tidak sedikit pun mengusik Gavin, karena sejak tadi dia terus mengulas senyuman sembari mengelus permukaan kulit Krista yang berada dalam genggaman.Sejak mereka berhenti di parkiran asrama, tidak satu pun dari keduanya keluar dari sana. Bahkan, rasa enggan berpisah terlihat jelas dari wajah Gavin yang terus memegangi tangan Krista.Pandangan pria itu tidak sedikit pun lepas, walau hanya sekedip saja. Seakan tidak ingin gadis itu pergi dan mereka kembali pada situasi semula.“Sebentar lagi libur semester, ikutlah denganku ke Denver,” ucap Gavin lembut.Mendengar itu, Krista membuang wajah dan menatap ke luar jendela. Tampaknya, dia masih belum menerima Gavin sepenuhnya. Atau mungkin, Gavin saja yang terlalu percaya diri bahwa hubungan mereka sudah lebih baik dari sebelumnya.“Jika kau tidak mau ke sana, aku akan menemanimu di sini,” tambahnya yang masih tidak Krista pedulikan.M

  • Dear Gavin (INDONESIA)   BAB 62

    Sebuah tamparan mendarat di pipi Gavin hingga meninggalkan jejak merah seukuran lima jari.Seketika pria itu memejamkan mata, dan dia menarik napas panjang sebelum akhirnya membuka kelopak matanya kembali dengan tatapan mengunci pandangan mereka.Mata sebiru samudra yang diarahkan pada Krista menatap tulus, seolah mengisyaratkan bahwa dia akan menerima tamparan dari wanita itu sebanyak apa pun itu. Dan dengan jari-jemari yang mengelus pipi Krista lembuat, Gavin pun melontarkan pertanyaan yang sama kembali.“Maukah kau menikah denganku, Princess?” Tatapan matanya lurus ke depan, dan tidak sedikit pun dia membiarkan pandangan keduanya lepas.Lagi, satu tamparan mendarat di pipi Gavin yang seketika membuat kepalanya berputar Sembilan puluh derajat ke kiri.Tanpa mengatakan apa-apa, pria itu pun menoleh pelan untuk menatap Krista yang mendelik tajam dari balik bulu matanya yang basah. Bahkan, sebulir air matanya tampak menetes jatuh hingga

  • Dear Gavin (INDONESIA)   BAB 61

    “Aku tidak bisa melakukannya,” jawab Jaxon dari seberang sambungan, membuat Krista terdiam seketika.Detak jantung gadis itu memompa cepat hingga keringat dingin membasahi telapak tangan.Susah payah Krista menata diri akan rasa tidak percaya yang perlahan menguasai.Saat dia hendak bertanya alasannya, pria itu pun menjawab dengan sendirinya.“Dengar, aku tahu bahwa kita punya kesepakatan, tapi untuk masalah ini aku benar-benar tidak bisa membantu. Kau bisa saja meminta yang lain, tapi kali ini aku angkat tangan.”Pembicaraan keduanya pun menjadi hening. Dan saat itulah Krista dapat mendengar suara serangga yang berasal dari danau di taman.Kini, matanya menatap lurus, pada siluet pria yang sabar menunggu di ujung jalan.Bila saja dia meneriakkan nama pria itu, maukah dia berlari ke tempatnya berdiri?Merasa diperhatikan, Gavin memiringkan kepala dan balas menatap dengan seksama. Seolah-olah dia me

DMCA.com Protection Status