Home / Thriller / Deadly Ash / 2. Insiden Buruk

Share

2. Insiden Buruk

Author: LiEunSaVaLove
last update Last Updated: 2022-01-21 10:25:16

Sementara itu, di hutan lebat tempat Ashley sudah terbiasa berbaur. Beberapa orang mengejar Ashley yang ketahuan keluar dari rumah mewah Keluarga Rider.

"Jangan sampai anak miskin itu lolos! Kalian akan dipecat, kalau hal itu terjadi!" Gerry mengancam para pengawal.

Selagi para pengawal mengejar Ashley, Gerry mencari jalan pintas. Jalan lain yang Ashley mungkin tidak akan menyadari keberadaan Gerry.

Pakaian imut merah muda memang sangat mewah dan cantik, tetapi merepotkan untuk berlari. Ashley lelah harus mengangkat rok yang menempel ke tanah, atau tidak sengaja menginjak rok bagian bawah.

Ashley harus sampai di rumah sebelum tertangkap. Namun, tangan besar menarik Ashley ke suatu tempat. Ashley juga tidak bisa berteriak, karena bibir mungilnya telah disekap.

"Jika tidak ingin ditangkap kakakku, diamlah!" Orang yang menangkap Ashley adalah Gerry. "Kamu akan selamat darinya. Jadi, menurutlah!"

Bagi Ashley, Gerry dan Donny tidak ada bedanya. Mereka berdua sama-sama jahat. Ashley terus berusaha melepaskan diri. Dengan menggigit tangan Gerry, Ashley berhasil lolos, dan kembali berlari.

"Sial! Anak itu keras kepala!" Gerry mengerang, karena gigitan Ashley yang sangat kencang.

Rumah sudah mulai terlihat. Sedikit lagi, Ashley akan tiba di sana. Namun, Ashley kalah cepat dengan Donny, yang sudah berdiri di depan rumah bersama para pengawal.

"Hei, keluarga miskin! Keluarlah, sebelum rumahmu kubakar!" Donny berteriak dari luar rumah.

Ashley hanya bisa bersembunyi dari balik pohon besar. Pohon itu cukup untuk menghalangi tubuh kecil Ashley. Seharusnya, Ashley membawa pakaian yang tadi dipakai. Mengganti pakaian, dan berbohong tidak datang ke rumah Keluarga Rider.

"Kali ini ada apa? Apa anakku, Ashley, sudah melakukan hal buruk lagi?" Seorang pria keluar dari rumah bersama sang istri.

"Jangan pura-pura bodoh! Di mana anakmu itu! Dia sudah berani memasuki rumah, dan memakai pakaian anakku!" Donny berteriak lagi.

Ashton Collins menatap Donny tidak percaya. Memang Ashton tahu, jika Ashley selalu bermain dengan anak kaya raya, tetapi Ashton sudah berkali-kali memperingati Ashley untuk tidak mendekati rumah mewah tersebut.

"Dia tidak ada di sini. Belum kembali semenjak keluar tadi pagi." Stanley Collins, wanita cantik yang telah melahirkan dua anak berbicara.

"Bohong! Kalian pasti sengaja menyembunyikannya! Pengawal, geledah rumah mereka!" Dengan mudahnya Donny menyuruh.

Para pengawal juga tidak kalah kejam. Semua barang diberantaki demi mencari anak kecil yang nakal.

"Tidak ada anak kecil yang bermain bersama Tuan Jordi, tetapi saya menemukan anak kecil laki-laki ini, Tuan Besar Rider." Seorang pengawal membawa paksa anak kecil laki-laki bernama Tony Collins pada Donny.

"Aku membutuhkan anak perempuan bernama Ashley!" Seketika, Donny terdiam untuk berpikir. "Tidak masalah. Marry, pegang anak itu."

Senjata api dikeluarkan dari celana bagian belakang, dan sekarang, alat tersebut sudah berada di dekat kepala Tony. "Katakan di mana anak perempuanmu, kalau tidak ...."

"Jangan!" Ashton berharap Donny tidak melakukannya. "Kami sungguh tidak tahu di mana dia. Kumohon, lepaskan anakku!"

"Aku menemukannya!" Lagi dan lagi, Gerry berhasil menangkap Ashley yang sedang bersembunyi. "Dia bersembunyi di balik pohon untuk menonton keluarganya disiksa," lanjut Gerry, dengan tawa jahat.

Donny menganggap Keluarga Collins telah menipu. Mengatakan tidak ada di dalam rumah, justru ada di sekitar rumah. "Kalian sudah menipuku!" Suara tembakan empat kali terdengar.

Kedua orang dewasa sudah tidak bisa sanggup berdiri. Mereka melihat anak-anak yang berada di tangan Keluarga Rider dengan sedih.

"Bakar rumah itu! Bila perlu, bakar juga jasad miskin itu!" Donny pergi meninggalkan tempat, bersama Marry yang masih memegangi Tony, dan Gerry yang membawa paksa Ashley.

Ashley kembali menggigit tangan Gerry, hingga membuat Gerry mengerang kembali. Namun, Gerry tidak melakukan hal yang sama. "Aku tidak akan melepaskanmu lagi." Diangkatlah tubuh kecil Ashley, seakan menggendong karung.

"Papa! Mama!" panggil Tony seraya menangis, dan mencoba menggapai orang tua untuk membawa Tony kembali ke pelukan orang tua.

Angin berhembus kencang. Semua orang di sana berusaha kembali masuk ke mobil. Namun, angin tersebut bukanlah angin biasa. Angin tersebut bercampur dengan abu dari rumah dan jasad orang tua yang terbakar.

Para pengawal tewas dengan rasa cekikan yang luar biasa, karena kesulitan bernapas. Organ pernapasan mereka juga menjadi membusuk. Bahkan, mata berubah menjadi sepenuhnya putih. Mereka pun berakhir di tempat.

Keluarga Rider menyadari adanya abu kematian dari hutan terlarang. Hutan yang Keluarga Collins tempati sudah menjadi bagian dari jiwa. Ashton dan Stanley sudah berjanji satu sama lain untuk melindungi tempat tinggal mereka satu-satunya. Tidak hanya rumah, melainkan hutan. Jika janji tersebut dipatahkan, maka abu merekalah yang akan menyerang.

"Cepatlah, Gerry!" Donny menyuruh Gerry untuk berlari. Namun, abu berhembus dengan cepat. Gerry tidak ingin mati seperti pengawal lain. Jadi, Ashley sengaja dijatuhkan begitu saja.

Keluarga Rider pun lolos. Meninggalkan anak kecil perempuan dan beberapa jasad pengawal.

Abu yang berhembus kencang tadi telah pergi menghilang terbawa angin.

"Tony! Tony!" Ashley berusaha mengejar mobil mewah di depan, tetapi apa daya? Tidak sengaja tersandung akar pohon yang merambat, Ashley pun terjatuh. Tidak ada hentinya Ashley menangis.

Pakaian mewah yang terpakai di tubuh sudah lusuh dan kotor. Sudah kembali seperti pakaian Ashley pada awalnya.

Teringat akan orang tua di rumah, Ashley kembali berlari demi bisa melihat mereka. Kaki kecil yang tidak dialasi apa pun terus berlari, tidak mempedulikan apa pun yang mengenai kakinya.

"Papa? Mama?" Ashley menatap sekitar, di mana api sudah mulai padam sedikit demi sedikit. Semua sudah berubah. Dari kokohnya bangunan rumah berkayu, sekarang menjadi hancur. Dari cerahnya warna, sekarang menjadi gelap.

Ashley tidak mendapati keberadaan orang tua. Terakhir Ashley melihat mereka di bawa masuk setelah ditembak mati. Apa api besar tadi sudah melahap jasad mereka dengan cepat?

"Kami di sini, Ashley." Suara yang selalu Ashley dengar setiap hari. Mereka kembali muncul di hadapan Ashley, tetapi bukan dalam wujud manusia, melainkan abu hasil terbakarnya mereka. "Kami tidak akan pernah meninggalkanmu."

Stanley terduduk di bangunan rumah yang sudah hangus terbakar. Membiarkan Ashley menaruh kepala di paha sang mama.

Ashton pun duduk di sebelah Stanley. Mengusap kepala anak kecil perempuan yang menangis tidak berhenti.

"Tony dibawa pergi oleh mereka. Ashley tidak bisa membawa Tony. Apa yang akan mereka lakukan pada Tony?" Ketakutan Ashley membesar. Tony masih sangat kecil untuk disiksa. Bahkan, Ashley sempat berpikir hal yang sama seperti apa yang dilihat. "Apa mereka akan membakar Tony juga?"

"Jangan bicara seperti itu, sayang." Stanley. "Kamu harus membawanya pergi dari tempat itu. Hanya kamu yang bisa melakukannya." Tidak ada lagi anak lain yang ada di hadapan Stanley. Satu-satunya harapan berada pada anak pertama.

Anak pertama mereka menatap dengan bingung. Bekas air mata masih terlihat jelas. "Apa maksud Mama? Ashley saja tidak bisa kabur dari paman yang menangkap Ashley tadi. Ashley takut!" Tangan mungil Ashley memeluk leher Stanley dengan erat.

Kini, Ashton yang berbicara. "Apa kamu bisa memegang janji untuk kami?" Kelingking telah diulurkan di depan wajah Ashley.

"Janji apa?" tanya balik Ashley. "Papa dan Mama ingin pergi meninggalkan Ashley? Tidak boleh!" Ashley semakin mengeratkan pelukan.

Stanley mengusap punggung Ashley dengan penuh kasih sayang. "Dengar, Ashley. Kamu anak perempuan pemberani yang Mama dan papa miliki. Kalau ingin adikmu kembali, maka kamu yang harus membawanya. Mengerti?"

"Satu lagi." Ashton menambahkan. "Di saat kamu membawa Tony pergi, balaskan dendam kami pada Keluarga Rider, pada orang yang telah membakar kita. Mengerti?"

Kelingking Ashton masih berada di depan wajah Ashley. Dengan perlahan, Ashley mengaitkan kelingking mungil ke kelingking Ashton. "Ashley anak baik. Ashley tidak ingin Mama dan Papa kecewa. Ashley pasti bisa melakukannya!"

"Mari cari tempat berteduh dulu." Ashton mengajak Stanley dan Ashley pergi meninggalkan tempat.

Dua abu hasil jasad yang terbakar menggandeng tangan anak kecil perempuan di tengah. Mereka pergi mencari tempat tinggal baru.

Untuk mereka yang telah menjadi abu tidak seharusnya mencari tempat tinggal. Namun, anak kecil perempuan yang masih hidup tidak bisa berkeliaran. Itulah mengapa, Ashton dan Stanley akan merawat Ashley selama empat tahun ke depan.

Related chapters

  • Deadly Ash   3. Asal Usul Kekuatan Abu

    Kembali lagi pada pohon besar yang pernah Ashley tempati untuk bersembunyi. Mata Ashley sedang memandang anak kecil laki-laki yang pernah bermain bersama dengan Ashley. Ya, Ashley rindu bermain dengan Jordi.Bagaimana cara Jordi selalu menganggap Ashley sebagai putri kerajaan selalu terulang di kepala Ashley. Ingin sekali mendengar ucapan itu lagi.Sayangnya, Ashley hanya bisa memandangi Jordi dari kejauhan. Hutan di dataran tinggi bisa membuat Ashley melihat rumah mewah Keluarga Rider yang terbuka, atau halaman yang tidak tertutup atap. Di sana, Jordi sedang berlatih kuda bersama kedua saudara."Apa kamu ingin kembali ke tempat itu?" Ashton bertanya dari belakang Ashley, membuat sang anak terperanjat terkejutAshton maupun Stanley memang sengaja membiarkan Ashley berlarian di hutan, karena mereka yakin sang anak akan kembali ke rumah. Begitu juga dengan Tony.Namun, karena mereka telah menjadi abu, maka mereka akan mengawasi sang anak melalu

    Last Updated : 2022-01-22
  • Deadly Ash   4. Ditinggal Dua Kali

    Empat tahun kemudian. Ashley sudah berumur sepuluh tahun. Bermain sudah tidak Ashley lakukan. Namun, Ashley selalu memandangi rumah Keluarga Rider dari pohon yang selalu digunakan untuk bersembunyi.Tujuan memandangi ingin mencari keberadaan dan keadaan Tony. Namun, yang berada di mata Ashley adalah Jordi dan kedua saudara Jordi. Bagaimana Ashley tidak rindu pada lelaki bernama Jordi?Tidak. Ashley harus fokus pada tujuan. Janji yang sudah terikat pada kelingking Ashley dan Ashton, sudah tidak bisa diubah. Balas dendam dan penyelamatan harus menjadi prioritas.Kembali pada alur kehidupan yang sama. Setiap hari, Ashley selalu memakan buah yang sama. Lima buah delima cukup untuk satu, bahkan dua hari. Namun, kini Ashley mengambilnya sendiri. Lebih tepatnya, mengambil buah delima dengan kekuatan abu.Abu sudah keluar dari telapak tangan Ashley, tinggal mengarahkan ke atas, maka buah delima sudah bisa diambil. Sayangnya, kekuatan abu Ashley belum cukup. Abu y

    Last Updated : 2022-01-23
  • Deadly Ash   5. Rumah Penampungan Anak

    Mata sembab membuat Ashley agak susah membuka mata. Mengingat peristiwa menyedihkan yang terjadi pada Ashley tadi malam, rasanya enggan untuk bangun. Adanya orang tua selalu membuat hidup Ashley berwarna.Sepi. Biasanya, ada sapaan selamat pagi setelah bangun tidur. Sekarang, siapa yang akan menyapa? Siapa pula yang akan Ashley sapa?"Kekuatanmu akan bertambah dua kali lipat. Ingat tujuanmu hidup, tidak boleh menyerah, apalagi gagal fokus pada hal apa pun. Papa ingin kamu fokus pada apa yang telah kamu janjikan pada kami. Kamu dengar, Ashley?"Ucapan Ashton telah tertanam di kepala Ashley. Ya, ingat tujuan hidup, tidak boleh menyerah, jangan gagal fokus. Akan tetapi, bisakah beri Ashley waktu untuk tidak mengingat tujuan, menyerah, dan gagal fokus?Ashley hanya ingin mengenang kepergian orang tua. Seperti yang orang lain lakukan pada jasad, memberi nama di nisan.Tempat di mana semua telah menjadi abu masih ada. Banyak kenangan di tempat tersebut.

    Last Updated : 2022-01-24
  • Deadly Ash   6. Kerja Sama

    "Kamu suka kue kering dan susu?" Annie menepuk sofa di sebelah, menyuruh Ashley duduk. Ketika Ashley ingin bicara, Annie menyela. "Hasil curian tidak boleh berada di rumah ini. Jadi, rotimu kuberikan pada orang yang membutuhkan."Susah payah Ashley mengambil roti itu. Tidak susah, hanya saja, Ashley menyayangkan usaha terbaik yang sudah dilakukan.Ashley pun duduk di sebelah Annie. Kue kering di hadapan Ashley terlihat enak. Tanpa malu, Ashley memakan kue tersebut, sambil mendengarkan semua ucapan yang Annie katakan."Ada alasan dibalik aku mengajakmu tinggal bersama. Dari dulu, aku sedang mencari orang yang memiliki kekuatan abu."Tentang itu, tubuh Ashley membeku. Annie tadi berkata melihat Ashley ingin mencuri baju. Cara mencuri Ashley pasti sudah dilihat Annie. Kue kering yang baru digigit sekali, ditaruh kembali ke piring. Ashley bahkan membayangkan tubuhnya dibakar hidup-hidup."Jangan takut. Aku sudah berjanji padamu." Annie menunjukkan keli

    Last Updated : 2022-01-25
  • Deadly Ash   7. Latihan

    Tidak ada kegiatan yang menyenangkan untuk Ashley saat ini. Teman-teman baru sedang asik dengan dunia masing-masing. Ashley hanya menyaksikan dunia mereka dari sofa panjang di ruang tamu.Sambil menyaksikan, Ashley menebak-nebak siapa yang memiliki kekuatan abu. Dua anak. Entah antara Michael dan Brandon, atau anak lain."Aku suka rambutmu." Michael membuat Ashley terkejut, dengan berbisik tepat di belakang telinga Ashley. "Ada apa, Ash? Kenapa kamu diam saja sedari tadi? Tidak punya teman, ya?"Tidak hanya Ashley dan Michael saja yang duduk di sofa panjang, masih ada beberapa anak lain. Namun, jarak dari anak-anak dan Michael serta Ashley agak jauh."Apa kamu pengguna kekuatan abu?" Michael sudah membuat Ashley terkejut dua kali. Bukan terkejut karena dikejutkan, melainkan terkejut karena mendadak tahu hal tersebut. Mungkinkah Michael percaya kekuatan itu, atau memang Michael juga pengguna kekuatan abu?Ashley memilih tidak menjawab. Michael bisa

    Last Updated : 2022-01-26
  • Deadly Ash   8. Sudah Saatnya

    Anak kecil laki-laki sedang asik melempar bola ke atas, lalu menangkapnya. Dia melakukan itu sambil menunggu sang ibu yang tengah asik berbincang dengan teman.Tidak disengaja, bola tersebut tidak bisa ditangkap, dan menggelinding ke tengah jalan. Sang anak pun mencoba mengambil sendiri.Suara klakson dari truk pembawa pasir terdengar sangat jelas.Orang-orang yang berada di sekitar jalan memperingati anak tersebut. Akan tetapi, anak itu terlalu fokus pada bola.Ibu dari anak itu pun baru tersadar, jika sang anak tidak ada di sebelah. Dengan inisiatif ingin menyelamatkan sang anak, tetapi temannya menahan. "Anakku dalam bahaya! Seseorang tolong dia!"Kekuatan abu pun keluar dari tangan wanita muda. Dengan cepat, abu tersebut membuat anak laki-laki menghilang dari tempat. Truk itu tidak menabrak anak laki-laki, melainkan kekuatan abu yang baru menghilang.Tentu saja semua orang menjadi bingung, terutama sang ibu. "D-di mana anakku?"Ab

    Last Updated : 2022-01-27
  • Deadly Ash   9. Permulaan

    "Bagaimana perasaan Anda saat melihat sekumpulan abu tadi?" Seorang reporter cantik sedang mewawancarai korban, yang hampir saja menabrak pembatas tinggi truk."Saya menjadi tambah panik, ternyata abu tadi menyelamatkan saya. Saya pikir, abu tadi ingin membuat saya tewas, sebelum terkena pembatas truk," jawab korban pria tua dengan wajah bahagia. "Kekuatan abu itu memang ada!"Pria tua itu berlari sambil meneriaki hal yang sama berulang-ulang. "Kekuatan abu memang ada!"Reporter menjadi bingung dengan tingkah pria tua tadi. Dalam hal pribadi, sang reporter tidak yakin dengan pernyataan pria yang diwawancarai. Namun, dalam hal pekerjaan, sang reporter harus terlihat profesional."Terlihat jelas sekali, jika kekuatan abu memang ada. Selama ini, banyak yang mengira kekuatan abu hanyalah sebuah dongeng ....""Kak Donny? Jangan-jangan ...." Pria dengan janggut tipis merasa ketakutan. Ditatapnya pria yang lebih tua. Masa lalu yang pernah terjadi, muncul

    Last Updated : 2022-01-28
  • Deadly Ash   10. Daftar Pembalasan

    Tepat sekali. Wanita muda cantik tersebut menanyakan rumah Keluarga Richard, sedangkan salah satu anggota keluarga itu sedang berdiri di hadapan wanita dengan koper dan belanjaan. "Itu rumah keluargaku. Aku bisa mengantarmu, tetapi bisakah kamu menemaniku sebentar saja? Kamu tidak aa kegiatan lain, 'kan?" Jordi berniat membantu, tetapi tidak ingin menghabiskan waktu menyendiri dengan cepat. Hanya menemani saja tidak masalah. Lagipula, wanita yang pernah menjadi masa lalu Jordi juga tidak ingin terburu-buru. "Tidak ada. Aku juga kelelahan, sedari tadi berputar mencari satu tempat." Basa-basi adalah hal utama yang harus dilakukan. Cara termudah untuk mendekati satu sama lain. "Kalau boleh tahu, untuk apa kamu ke sana?" tanya Jordi ingin tahu. Jordi salah satu anggota Keluarga Rider, memang harus tahu siapa dan dengan tujuan apa wanita yang duduk di hadapan. "Sebelumnya, biar kuperkenalkan diri. Namaku Ash, hanya Ash saja. Ada masalah keluarga, d

    Last Updated : 2022-01-29

Latest chapter

  • Deadly Ash   35. Sadar Diri

    Blair menyunggingkan senyuman. Di hadapannya adalah wanita yang pernah menjadi rekan pembalasan dendam. Berani menghalangi tujuan utama. "Aku tidak terkejut dengan kehadiranmu. Kamu tidak ingin membiarkanku membawa Jordi, 'kan?""Aku tidak akan membiarkanmu membawanya, juga tidak membiarkanmu membunuh ayahnya." Ash sudah berjanji pada Jordi. Pernyataan yang cukup mengejutkan untuk Blair dan Keluarga Rider.Sudah waktunya juga untuk Ash mengaku. "Pelaku yang kalian cari selama ini bukanlah Blair, melainkan aku, Ashley Collins. Karena saat itu, aku sangat membenci Donny, yang sudah membunuh orang tuaku, dan membawa kabur Tony."Sulit untuk Jordi dan Stuart percayai, tetapi banyak peristiwa yang sudah terjadi."Kamu melanggar janji orang tuamu? Ash, mereka ingin kamu membunuh sang pelaku." Blair berusaha mencuci otak Ash untuk kembali ke jalan yang salah."Aku tahu. Akan tetapi, sudah cukup banyak korban yang kubalaskan. Jordi sudah membuatku berjanji

  • Deadly Ash   34. Perang Abu Kematian

    Entah harus berapa lama menunggu. Teman-teman Ashley hanya bisa menunggu, dan menjaga rahasia tetap aman. Tidak mudah untuk mereka tutup mulut di depan Tony, jadi harus dipastikan sangat berhati-hati."Apa menurutmu Ashley akan berhasil membalaskan dendam orang tuanya?" Michael membuka suara di keheningan di antara mereka berempat.Carla melihat pintu yang tertutup rapat. Sepertinya, ini waktu yang tepat untuk membicarakan masalah Ashley. "Aku tidak tahu. Ini sudah lama sekali. Maksudku, setelah dia keluar dari rumah ini, tidak ada kabar bahwa sudah melakukannya. Apa sebegitu lamanyakah membalas dendam?"Michelle terdiam karena teringat sesuatu. "Dia sendirian, Carla. Belum lagi, ada wanita yang memiliki kesamaan dengannya. Ingat wanita yang mengobrol dengan Tony?""Ada yang memiliki kekuatan abu kematian juga? Jika wanita, itu masih tidak masalah." tanya Michael penasaran."Aku ingat. Dia terlihat sangat menjengkelkan. Beruntung kita bertemu denga

  • Deadly Ash   33. Pilihan Tersulit

    Jordi tidak bisa berbuat banyak selain menangkap Stuart yang hampir jatuh ke lantai. Hanya ada satu pertanyaan yang keluar dari mulut Jordi. "Kak Ava sungguh berkata seperti itu. Apa benar? Mungkin saja, Tuhan belum merelakan kalian memiliki anak.""Kamu tidak mengerti, Jordi. Sudah lama aku memeriksakan diri pada dokter, dan dokter mengatakan aku baik-baik saja. Jika bukan aku yang tidak bisa memiliki anak, siapa lagi? Suamiku hanya Stuart saja." Ava menjelaskan penderitaan yang selama ini dirasakan.Tontonan menarik untuk Ash. Percintaan yang sangat merumitkan. Ash dan Blair mencintai Jordi, Ava mulai mencintai Stuart, sedangkan Stuart cinta pada Ash. Jika Gerry masih hidup, pasti akan bertambah."Cukup! Kalian semua sudah membuat saya pusing. Kalian juga sama-sama salah. Lebih baik, kalian, Stuart dan Ava keluar dari rumah ini." Dengan lantang, Donny mengusir anak pertama serta menantu."Ayah, tidak seperti ini caranya-" Jordi mencoba menyelamatkan san

  • Deadly Ash   32. Kejujuran yang Menyakitkan

    Cara panggilan yang sama!Suara lembut saat mengatakan pangeran tidak ada bedanya dengan Ashley kecil. Semua orang juga bisa mengatakan pangeran dengan lembut, tetapi berbeda sekali dengan Ash.Senang dan benci bercampur. Senang karena bisa bertemu lagi dengan sahabat masa kecil, serta benci karena pelaku sebenarnya adalah wanita yang ingin dinikahi.Jordi tidak bisa mengatakan sekarang, jika tahu Ash adalah orang yang memiliki kekuatan abu kematian. Tidak ingin melihat pelaku sekaligus pujaan hati kehilangan nyawa dengan cepat."Kamu duduk saja dulu. Aku akan memanggil yang lain." Ash memberi senyuman manis pada Jordi sebelum pergi.Senyuman yang persis di mana Ashley selalu bersama Jordi, entah di kamar, maupun hutan. Suara panggilan pangeran juga membuat Jordi selalu teringat. "Kenapa di saat yang bersamaan, aku jatuh hati padanya?" gumamnya dengan memegang kepala.Ketukan halus pada pintu kamar yang terbuka membuat Donny menoleh. S

  • Deadly Ash   31. Patut Dicurigai

    Pintu kamar tertutup dari dalam. Air mata sudah tidak menetes, tetapi masih ada basah di pipi. Kehilangan sang ibu tidak membuat Jordi melupakan hal yang membuatnya bingung tadi.Satu-satunya peti besar yang dijadikan jalan keluar dari rumah, kembali dibuka. "Ke mana semua barang-barang tadi?" Barang yang muncul untuk pengalihan sudah menghilang.Namun, mata Jordi menangkap adanya satu benda yang tersangkut pada batu panjang. Sebuah topi yang sempat dipegang Opsir Benny.Dari dalam hingga luar, Jordi memperhatikan topi tersebut berulang-ulang. "Bukankah aku pernah memberi topi ini pada seseorang?"Di hari ulang tahun, Jordi memang mendapat banyak hadiah, tetapi dia juga memberi hadiah pada pelayan yang sudah bekerja keras. "Banyak pelayan pria yang kuberi topi. Bagaimana salah satu di antara mereka bisa tahu?"Ingatan di masa lalu mengenai siapa yang tahu akan peti kembali terulang. Jordi memang pernah menyuruh pelayan untuk membuat jalan rahasia,

  • Deadly Ash   30. Sangat Berhati-Hati II

    Seluruh anggota terduduk lesu di ruang tamu. Sudah ketiga kalinya anggota keluarga tewas, walau belum tentu. Air mata terus menetes di pipi lembut mereka.Menangis dengan dibaluti ketidakpercayaan terlihat di wajah Donny. Semua orang di ruang tamu diperhatikan satu per satu. Mau orang asing atau keluarga sekali pun, Donny akan terus mengawasi dengan ketat."Ini sudah tidak bisa dibiarkan, Yah! Jika hanya Opsir Benny yang bekerja, kita semua bisa meninggal di tangan Blair!" Stuart berseru. Lagi dan lagi, harus menahan amarah pada Ava yang telah berbohong."Kenapa? Kenapa Blair memiliki niat jahat pada kita? Balas dendam apa yang dia maksud?" Ava bersuara, setelah bisa mengontrol diri dari kesedihan. Ibu mertua yang telah dianggap sebagai ibu kandung, kini sudah tidak ada lagi.Stuart sebagai anak pertama sudah hafal dengan perilaku sang ayah. Membunuh pelayan, jika ada kesalahan besar. Pertanyaan yang membuat Donny teringat di masa lalu pun dilontarkan. "M

  • Deadly Ash   29. Sangat Berhati-Hati

    Kekacauan kembali muncul di pagi hari. Opsir Benny datang kembali ke rumah Keluarga Rider untuk memberitahu ada jasad di hutan. Sontak membuat Donny terkejut bukan main."Apa Anda sangat yakin, jika jasad itu adalah istri saya?" Donny kembali bertanya untuk mencari keyakinan."Itu hanya perkiraan saya. Jasad tersebut akan diautopsi terlebih dulu. Mungkin membutuhkan waktu lama,, karena jasad tersebut hampir tidak tersisa." Opsir Benny menjelaskan. "Saya tahu ini sangat berat untuk Anda. Jika hasil autopsi mengatakan benar bahwa jasad tersebut adalah istri Anda, maka saya harus tetap mengatakannya pada Anda."Tiba-tiba, kerah seragam Opsir Benny dicengkeram oleh Donny. "Anda sudah dua kali tidak menemukan pelaku pembunuhan, dan tidak bisa mendapatkan data Ashley Collins. Jika kali ini tidak bisa menemukan pelaku, saya akan menutut Anda, karena cara kerja Anda yang buruk!"Suara Donny yang menggelegar di rumah yang hening membuat anggota keluarga berkumpul.

  • Deadly Ash   28. Membantu Kepergian Adik

    Pintu kamar terbuka setengah. Donny melihat ada Ava berdiri di depan kamar. "Ada apa? Kenapa mengganggu?"Ava melihat ada yang tertidur di ranjang, begitu juga dengan Donny yang bertelanjang dada. "Seharusnya, aku tidak mengganggu. Kupikir, Ayah tidak ada di rumah, jadi aku yang akan mengurus ibu. Lanjutkan kembali, Yah."Belum ditutup rapat, Ava kembali bertanya. "Oh, ya. Ayah lihat Ash, tidak? Aku tidak menemukannya di rumah ini. Sudah kuhubungi, ternyata ponselnya ada di kamar.""M-mungkin, dia pergi lupa membawa ponsel. Ayah tidak melihatnya sedari tadi." Pintu kamar ditutup begitu saja di depan Ava.Melihat mertua yang sedang asik bermesraan membuat Ava agak cemburu. Tidak, Ava bukan mencintai Donny. Ava membayangkan, jika bisa bermesraan dengan Gerry, karena Gerry adalah cinta pertamanya.Terima kasih untuk Ava yang sudah mengetuk pintu. Ash memakai pakaian, dan memilih pergi dari kamar Donny. Hal ini tidak bisa dilanjutkan. "Paman, saya piki

  • Deadly Ash   27. Main Belakang

    "Ibu!" Ash dalam wujud Erine memanggil dari kamar Jordi. "Kemarilah!"Tentunya Marry merasa sangat senang. Semenjak Blair pergi, tidak ada agi wujud Erine di hadapannya. Rasa rindu dari sang ibu pada putri kesayangan kembali muncul. "Anakku!""Ikut Erine saja, Bu. Ibu pasti bosan berada di rumah ini, 'kan? Kita akan pergi dari sini melalui peti itu." Ash kembali membuka peti jalan rahasia, dan menyuruh Marry untuk turun lebih dulu.Kamar Jordi dibiarkan terbuka, tetapi tidak dengan peti. Karena Ash yang terakhir turun, peti tersebut pun ditutup dari dalam."Kita ada di mana, Erine?" Marry memperhatikan sekeliling dengan rasa takut. Sebelumnya, dia tidak berani pergi sendiri ke tempat yang jauh, jika tidak ada yang menemani. Namun sekarang, sudah ada Erine di sebelahnya. Erine palsu. Lebih tepatnya seperti itu."Seperti yang Ibu lihat sendiri. Kita sedang berada di hutan. Mereka tidak akan menemukan kita di sini. Kita pergi yang jauh, ya?" ajak Ash

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status