Home / Romansa / Deadline Cinta Akira / Part.16 Akira Harus Pulang

Share

Part.16 Akira Harus Pulang

Author: Ana'na Bennu
last update Last Updated: 2021-11-30 11:01:56

           "Baiklah. Besok pagi segera urus administrasi perijinan langsung di kantor," ucap Ramdan. 

          "Terima kasih banyak, Pak. Kalau begitu saya pamit pulang ya, mau packing," ujarnya girang. 

          Sementara Ramdan yang belum beranjak dari duduknya nampak termangu. Melihat antusiasnya gadis itu pergi meninggalkan dirinya. Ia mendengar percakapan Akira dengan sang kakak. Gadis itu begitu peduli kepada keluarganya khususnya sang ibu. Itulah sebabnya tanpa berpikir panjang ia langsung memberinya ijin cuti. 

          Namun jauh di lubuk hati, ada perasaan tak rela bila gadis itu pergi. Sepertinya Ia akan merasa kehilangan sosok ceria yang kini mulai akrab dengan dirinya. 

          "Semoga ibunya cepat sembuh agar Akira bisa kembali ke kantor lagi," harapny
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Deadline Cinta Akira   Part.17 Kesulitan Biaya

    "Mama ... Ira sudah datang, Mak ,,,!" teriak Akira sambil berlari memeluk ibunya yang masih terbaring di ranjang pasien. "Aduh jangan kencang-kencang peluknya, Ra. Mama kan masih sakit," tegur Sari yang melihat ibunya meringis saat Akira dengan sekonyong-konyong memeluk ibunya. "Eh maaf, Ma. Ira lupa hehe," ucapnya cengengesan. Ia begitu sedih melihat ibunya yang terbaring lemah. Tak terlihat sosok yang selalu menceramahinya dengan cerewet. Akan tetapi ia tak ingin menunjukan kesedihannya di depan ibu. Ia justru harus tetap ceria agar ibunya pun semangat untuk sembuh. "Mama cepat sembuh yah. Ayok kita pulang ke rumah. Ira jauh-jauh ke sini kan nggak mau lama-lama di rumah sakit. Maunya di rumah saja sama

    Last Updated : 2021-11-30
  • Deadline Cinta Akira   Part 18. Ketemu Calon

    Part 18. Ketemu Calon Pov Akrom Ibu menelpon meminta aku untuk menjemput Akira di bandara. Wah Akira akan datang? apakah aku harus senang? entahlah belum ada perasaan apapun untuknya. Akira adalah gadis yang dijodohkan denganku. Ia adalah putri bungsu dari Om Baharuddin, sahabat karib ayahku. Hari itu, saat aku sedang berada di Makassar, baru saja selesai mengontrol toko kain kami yang letaknya tak jauh dari bandara. Langsung saja aku datang ke bandara untuk menjemput Akira. Bagaimana wajahnya, yah? seingatku saat kecil dulu, tubuhnya lumayan gendut sehingga tak jarang dirinya menjadi bahan ejekan anak-anak nakal di sekolah. Akan tetapi, walaupun anak itu bertubuh gempal gerakannya lumayan gesit. Ia bahkan kuat berlari mengejar anak-anak yang berani mengejek dirinya dengan sebutan 'Ira gendut'. Entah apa yang dia lakukan kepada mereka yang

    Last Updated : 2021-12-06
  • Deadline Cinta Akira   Part 19. Bos Kangen

    Kupacu mobil dengan kecepatan tinggi, sepintas dapat dilihat beberapa pria yang berada di sisi mobil terlihat kesal. Mungkin karena kami tak berhenti. Sudah menjadi rahasia umum bila berada di terowongan ini tak boleh berhenti, hal itu demi keamanan pengendara. Pasalnya, sering terjadi perampokan dengan modus minta bantuan karena mobil mogok. Ternyata mereka adalah orang orang jahat yang ingin merampok mobil yang berhenti. "Bagaimana jika orang-orang itu betul butuh bantuan?" tanya Akira. "Tidak. Mereka hanya mencari korban pengendara baru. Biasanya setelah kendaraan berhenti, mereka akan membagi tugas mengelabui pengendara, lalu mengambil barang-barang berharga korban," tutur Akrom. "Oh begitu yah. Untung saja kita tidak berhenti," sahut Akira. &nb

    Last Updated : 2021-12-10
  • Deadline Cinta Akira   Part 20. Tambah Cuti

    Part 20. Tambah Cuti Rencana Akrom mengajak Akira berjalan-jalan ke Pantai Pallette disambut gembira oleh keluarga Akira. Terutama Halimah, walau kondisi fisiknya belum begitu sehat, akan tetapi ia sangat bersemangat untuk ikut dalam acara bersama keluarga Akrom itu. Mereka berangkat bersama kedua orangtua Akrom yaitu Wibisono dan Maryam. Akrom mengendarai mobilnya dengan membawa Akira dan keluarganya. Sementara Ayah dan ibu Akrom membawa kendaraan sendiri. "Sudah lama sekali kita tidak berkumpul seperti ini, yah?" ucap Halimah kepada Maryam saat mereka baru saja tiba di lokasi yang dituju. "Iya. Semoga saja anak-anak kita mau menyatukan keluarga kita yah, Mah," sahut Maryam senang.

    Last Updated : 2021-12-13
  • Deadline Cinta Akira   Part 21. Benih Cinta

    Part 22. Benih Cinta Setelah memberi penjelasan kepada ibunya bahwa dirinya harus kembali bekerja karena tak mendapatkan ijin tambahan. Akhirnya dengan berat hati Akira dibolehkan kembali oleh ibunya. Dengan catatan segera kembali 3 bulan kemudian untuk menikah dengan Akrom. Bila tidak, maka harus ada pria yang datang melamar dan itu jauh lebih baik dari Akrom. Akira hanya mengelus dada mendengar pernyataan ibunya. Hal itu bukanlah perkara yang mudah. "Baiklah, Mak ... akan kubawakan pria pesanan mama itu. Tunggu saja yah," ucapnya tertawa sambil memeluk ibunya dengan erat. "Ira pergi, Mak ... jaga kesehatan ya," ucapnya sambil mengecup wajah sang Ibu. "Iya, kamu juga jangan lupa kembali 3 bu

    Last Updated : 2021-12-16
  • Deadline Cinta Akira   Part22. Cemburu

    Ucapan Ramdan seketika membuat wajah gadis itu bersemu merah, tak disangka pria itu memperhatikan dirinya yang diam- diam mencuri pandang ke arahnya. "Ah aku terciduk, deh ... dasar mata nakal!" umpatnya pelan menahan malu. Sementara Ramdan hanya tersenyum. Perlahan dalam hatinya merasakan debar kehangatan. Suasana seketika berubah menjadi canggung. Tak banyak yang mereka bicarakan, tangan gadis itu sibuk menyetel nasyid. Lalu terdengar alunan merdu milik grup nasyid asal negeri jiran, Raihan. "Senyumlah ... ah ... ah ... senyum tanda senang, senyum tanda syukur, senyum sedekah yang paling mulia ...," Akira terlihat fokus pada jalan beraspal yang mulai padat kendaraan. Mobil terus bergerak menuju utara Kota Bontang, setela

    Last Updated : 2021-12-19
  • Deadline Cinta Akira   Part24. Penggoda

    Part 24. Gadis Penggoda Hari mulai beranjak gelap, Akira termenung di sudut ruangan. Matanya nanar menatap lurus ke arah jendela yang menampakan hilir-mudik kendaraan yang berseliweran di sekitar bangunan berlantai 3 itu. Pikirannya melayang memikirkan sosok Edy yang begitu mengharapkan dirinya. Sejak pertemuan kemarin, pria itu tak pernah lagi menyapa atau sekedar tersenyum saat berpapasan dengannya. Sikapnya tampak begitu dingin saat menatapnya. Ia sadar telah menyebabkan pria itu marah dengan keputusannya. Padahal dirinya sungguh tak ingin menyakiti hati orang lain. Apalagi seseorang yang pernah dekat dengannya. Akan tetapi dirinya harus apa? menerima permintaan pria itu untuk menjadi kekasih? itu tidak mungkin. Karena yang menjadi kekasih baginya adalah orang yang betul-betul serius untuk menikahinya. &n

    Last Updated : 2021-12-26
  • Deadline Cinta Akira   Part23. Rencana Gila

    Part 23. Rencana Gila Rasa ini sungguh gila hingga membuatku ingin terus bertanya apa yang kau rasa terhadapku, Akira? apa mungkin kita bisa bersama menjalin kisah indah dalam takdir hidup yang digariskan Tuhan? pikirku percaya diri. Atau kita hanya akan terus bercerita sambil makan tanpa mengungkap rasa? Akira adalah wanita muslim yang taat. Sangat jauh berbeda dengan aku bukan? yang sedari kecil tak pernah mengenal Tuhan. Kehidupanku hanya berkisar pada harta dan wanita, kulakukan semua yang ingin kulakukan tanpa ada yang melarang. Kurasa melibatkan Tuhan dalam urusan hati bukanlah sesuatu yang penting. Jadi apa salahnya aku mencoba? Rasa ini menggangguku siang dan malam, tak pernah dalam hidup aku ditolak dan berharap hari ini gadis itu berubah pikiran dan mau menerimaku. Sudah berkali-kali aku memintanya menjadi kekas

    Last Updated : 2021-12-27

Latest chapter

  • Deadline Cinta Akira   Part 57. Ulat Bulu Datang

    Part57. Ketika Ulat Bulu Datang Pagi itu Mufidah berencana untuk menemani putranya di rumah. Setelah beberapa hari sebelumnya ia selalu pergi meninggalkan demi restorannya yang sedang berkembang pesat. Meskipun ada Yanti orang kepercayannya yang bisa menghandel, tetap saja ia harus memantau secara langsung agar tidak terjadi kecurangan dalam pengelolaan keuangan di setiap cabang resto miliknya. "Sayang, bagaimana kakinya? apa masih sering terasa sakit?" tanyanya pada Ramdan yang sedang berjalan mengelilingi kolam renang yang ada di sayap kanan rumah mereka. "Baik," jawabnya cuek. Lelaki itu bahkan tak menoleh saat Mufidah berjalan menghampirinya. "Obat nya sudah diminum, Nak?" katanya sambil berdiri tak jauh dari putranya yang kini duduk di tepi kolam. Lelaki itu membiarkan kakinya tenggelam dal

  • Deadline Cinta Akira   Part56. Sepi

    Part56. SepiPoV Ramdan "Bi ...! tolong ambilkan ponsel saya di kamar!" teriakku pada Bi Ijum. Wanita itu segera berjalan tergesa menuju kamarku. Tak lama kemudian datang dengan ponsel di tangannya. "Ini, Den," ucapnya sopan. "Ada lagi yang perlu Bibi bantu?" tanyanya sebelum berlalu. "Tidak ada. Trima kasih, Bi," sahutku. "Oh ya, Mama biasa pulang jam berapa dari restonya?" tanyaku. "Biasanya sore kalau normal, Den. Tapi kalau sedang sibuk Nyonya bisa sampai malam," jelasnya. "Kalau butuh apa-apa, panggil Bibi saja, Den," katanya tersenyum. Wanita paruh baya itupun berlalu dari hadapan

  • Deadline Cinta Akira   Part 55. Berpisah

    Part 55. Berpisah "Saya pamit pulang ya, Pak." Lelaki itu tak menyahut, padahal posisi kami tidak jauh, hanya berjarak 1 meter pasti dia bisa mendengar ucapanku. Tapi kenapa tak merespon, apa dia melamun? "Pak ! saya pamit mau pulang," kataku lagi mengeraskan suara. Ia menoleh dan menatapku intens dari atas hingga ke bawah, seperti sedang menilai penampilanku. "Kenapa pulang? Apa kamu lelah membantuku?" ucapnya pelan namun cukup membuatku tersindir. Ah lagi-lagi aku merasa serba salah. Aku pulang ini karena ingin menemui mamak dan keluarga, tapi meninggalkan lelaki yang telah mengalami kecelakaan karena berniat menjemputku ini rasanya sangat membuatku putus asa. "Tidak, Pak. Saya akan kembal

  • Deadline Cinta Akira   Part54. Amnesia

    Part54. Amnesia "Nggak usah sok baik, aku bisa jalan sendiri, Kok!" ketus Ramdan saat aku mencoba membantu bangkit dari posisinya yang kini terduduk di rumput taman. "Astaga orang ini, nggak bersyukur banget ada yang mau bantu! Coba kalau bukan bos ku sudah kutinggalkan dari tadi orang ini!" omelku kesal. "Apa kamu bilang?" sentaknya. "Eh ng--nggak ada bilang apa-apa kok, ayo jalan lagi! atau bapak mau istirahat dulu sambil makan? sahutku asal. "Tidak usah! saya jalan lagi saja!" ucapnya sambil berusaha bangkit dari duduknya dengan tangan bertopang pada tiang lampu taman. Jatuh bangun lelaki ini belajar berjalan, hingga terlihat bulir keringat menetes di dahinya. Wajah tampannya yang terlihat sedikit tirus

  • Deadline Cinta Akira   Part53. Sadar

    Part53. Sadar Setelah menerima telpon dari mamak. Aku masuk ke ruangan Ramdan, kulihat kondisinya masih sama. Tidak ada perubahan. Padahal kata dokter Yusuf, ia akan sadar setelah 1 jam pasca operasi. Ini sudah hampir 2 jam belum tampak perubahannya. Ada apa ini? Aku mulai panik, begitu juga dengan Tante Mufidah dan om Fatih. "Kok belum sadar ya, Om?" Om Fatih hanya menggeleng tak mengerti. Sementara Tante Mufidah terus menggenggam tangan putranya. Sambil mengucapkan kalimat-kalimat memotivasi untuk bangun. "Coba kita hubungi dokter Yusuf," ucapnya sembari meraih ponsel dari sakunya. Aku memilih duduk di sisi lain ranjang pasien meraih mushaf yang kuletakkan di atas nakas, lalu membacanya dengan lirih. Kubaca terus hingga membuatku tenang. Tak lama ti

  • Deadline Cinta Akira   Part52. Sendu

    Part52. SenduPov Akrom "Rom, sedang sibuk tidak? aku mau bicara sesuatu." Pesan dari Akira kuterima. Gadis yang sedang coba untuk kucintai. Iya, saat ini aku sedang belajar untuk mencintainya. Tinggal hitungan hari dan kami akan segera menikah. Tetapi saat mendengar penuturannya ditelpon. Aku sungguh merasa menjadi lelaki yang tak dihargai. Hari itu Akira menelpon untuk memintaku membatalkan pernikahan kami. Ada- ada saja permintaan gadis itu. Aku jelas merasa heran mendengarnya, apalagi saat ia menjelaskan alasannya sungguh membuatku sakit hati. "Sebenarnya ... aku mencintai orang lain, Rom. Maaf, aku sepertinya tidak bisa melanjutkan perjodohan ini. Bisakah kamu menyampaikan kepada orangtuamu bahwa aku menolak untuk menikah denganmu?" tutur gadis itu.

  • Deadline Cinta Akira   Part51. Dilema

    Part 51. Dilema Pasca operasi pengangkatan cairan dalam otak Ramdan. Ada dua orang perawat mendorong ranjang pasien menuju ke ruang perawatan. Sementara itu kedua orang tua Ramdan bersama Akira berdiri bersisian di dekat pintu mengamati sosok yang masih belum sadar. Wajah mereka terlihat penuh harap bercampur cemas. Masing-masing berdoa dalam hati agar lelaki yang mereka cintai itu segera membuka mata dan berbicara seperti biasa. Menurut keterangan dokter Yusuf yang menangani Ramdan. Ia akan segera pulih dalam waktu 60 menit pasca operasinya. Ketiganya duduk mengelilingi ranjang pasien, menunggu waktu 1 jam yang terasa begitu lama. Akira yang merasa lapar karena belum mengisi perut sejak pagi, mau tidak mau terpaksa harus keluar untuk mencari makan. "Bu ... Ira mau keluar dulu yah. Mau mencari makanan, ib

  • Deadline Cinta Akira   Part50. Keluar Negeri

    Part 50. Keluar Negeri Sudah sepekan lebih Ramdan terbaring koma di rumah sakit. Bahkan beberapa kali kondisinya menurun, sehingga dokter yang menanganinya terpaksa memasangkan alat bantu pernafasan dan pemicu detak jantung. Sementara, Akira yang terus berada disisi Ramdan tidak dapat berbuat apa-apa. Hanya doa yang selalu ia panjatkan berharap calon suaminya itu cepat sadar dan pulih kembali. "Bos .. ayo bangun! Kamu sudah janji tidak akan meninggalkan aku kan?" ucap Akira sambil mengusap air matanya. Pagi itu, saat tengah menjaga Ramdan, tiba-tiba dokter datang membawa kabar baik. Bahwa untuk mempercepat pemulihan, pasien perlu dibawa berobat keluar negeri. "Bagaimana kondisinya. Apa sudah sadar?" tanya dokter. "Belum dokter. Tidak

  • Deadline Cinta Akira   Part49.Koma

    Bab 49. Koma Setelah dirawat selama seminggu belum juga ada tanda-tanda Ramdan akan sadar. Hampir setiap hari ada saja orang yang datang menyambangi kami. Berita mengenai musibah itu menyebar dengan cepat. Mereka datang secara bergantian, terkadang relasi kantor Ramdan, termasuk beberapa pejabat tinggi daerah yang mengenal Ramdan secara pribadi. Juga para karyawan kantor. Sebagian menyempatkan datang saat malam hari. Demikian juga Pak Agus sahabat Ramdan. Sementara itu, Om Fatih secara otomatis mengambil alih perusahaan. Ia turun langsung menggantikan pekerjaan putranya. Syukurlah kondisi perusahaan berjalan dengan baik. Tak ada kendala berarti, Andre dan Arya bekerja dengan baik bersama tim lainnya. Berdasarkan diagnosa dokter, Ramdan mengalami koma yang terjadi karena kerusakan sal

DMCA.com Protection Status