Part 20. Tambah Cuti
Rencana Akrom mengajak Akira berjalan-jalan ke Pantai Pallette disambut gembira oleh keluarga Akira. Terutama Halimah, walau kondisi fisiknya belum begitu sehat, akan tetapi ia sangat bersemangat untuk ikut dalam acara bersama keluarga Akrom itu.
Mereka berangkat bersama kedua orangtua Akrom yaitu Wibisono dan Maryam. Akrom mengendarai mobilnya dengan membawa Akira dan keluarganya. Sementara Ayah dan ibu Akrom membawa kendaraan sendiri. "Sudah lama sekali kita tidak berkumpul seperti ini, yah?" ucap Halimah kepada Maryam saat mereka baru saja tiba di lokasi yang dituju. "Iya. Semoga saja anak-anak kita mau menyatukan keluarga kita yah, Mah," sahut Maryam senang.Part 22. Benih Cinta Setelah memberi penjelasan kepada ibunya bahwa dirinya harus kembali bekerja karena tak mendapatkan ijin tambahan. Akhirnya dengan berat hati Akira dibolehkan kembali oleh ibunya. Dengan catatan segera kembali 3 bulan kemudian untuk menikah dengan Akrom. Bila tidak, maka harus ada pria yang datang melamar dan itu jauh lebih baik dari Akrom. Akira hanya mengelus dada mendengar pernyataan ibunya. Hal itu bukanlah perkara yang mudah. "Baiklah, Mak ... akan kubawakan pria pesanan mama itu. Tunggu saja yah," ucapnya tertawa sambil memeluk ibunya dengan erat. "Ira pergi, Mak ... jaga kesehatan ya," ucapnya sambil mengecup wajah sang Ibu. "Iya, kamu juga jangan lupa kembali 3 bu
Ucapan Ramdan seketika membuat wajah gadis itu bersemu merah, tak disangka pria itu memperhatikan dirinya yang diam- diam mencuri pandang ke arahnya. "Ah aku terciduk, deh ... dasar mata nakal!" umpatnya pelan menahan malu. Sementara Ramdan hanya tersenyum. Perlahan dalam hatinya merasakan debar kehangatan. Suasana seketika berubah menjadi canggung. Tak banyak yang mereka bicarakan, tangan gadis itu sibuk menyetel nasyid. Lalu terdengar alunan merdu milik grup nasyid asal negeri jiran, Raihan. "Senyumlah ... ah ... ah ... senyum tanda senang, senyum tanda syukur, senyum sedekah yang paling mulia ...," Akira terlihat fokus pada jalan beraspal yang mulai padat kendaraan. Mobil terus bergerak menuju utara Kota Bontang, setela
Part 24. Gadis Penggoda Hari mulai beranjak gelap, Akira termenung di sudut ruangan. Matanya nanar menatap lurus ke arah jendela yang menampakan hilir-mudik kendaraan yang berseliweran di sekitar bangunan berlantai 3 itu. Pikirannya melayang memikirkan sosok Edy yang begitu mengharapkan dirinya. Sejak pertemuan kemarin, pria itu tak pernah lagi menyapa atau sekedar tersenyum saat berpapasan dengannya. Sikapnya tampak begitu dingin saat menatapnya. Ia sadar telah menyebabkan pria itu marah dengan keputusannya. Padahal dirinya sungguh tak ingin menyakiti hati orang lain. Apalagi seseorang yang pernah dekat dengannya. Akan tetapi dirinya harus apa? menerima permintaan pria itu untuk menjadi kekasih? itu tidak mungkin. Karena yang menjadi kekasih baginya adalah orang yang betul-betul serius untuk menikahinya. &n
Part 23. Rencana Gila Rasa ini sungguh gila hingga membuatku ingin terus bertanya apa yang kau rasa terhadapku, Akira? apa mungkin kita bisa bersama menjalin kisah indah dalam takdir hidup yang digariskan Tuhan? pikirku percaya diri. Atau kita hanya akan terus bercerita sambil makan tanpa mengungkap rasa? Akira adalah wanita muslim yang taat. Sangat jauh berbeda dengan aku bukan? yang sedari kecil tak pernah mengenal Tuhan. Kehidupanku hanya berkisar pada harta dan wanita, kulakukan semua yang ingin kulakukan tanpa ada yang melarang. Kurasa melibatkan Tuhan dalam urusan hati bukanlah sesuatu yang penting. Jadi apa salahnya aku mencoba? Rasa ini menggangguku siang dan malam, tak pernah dalam hidup aku ditolak dan berharap hari ini gadis itu berubah pikiran dan mau menerimaku. Sudah berkali-kali aku memintanya menjadi kekas
Part 25. Masa Lalu Gita Rasa sakit yang pernah digoreskan seseorang memang tak mudah hilang begitu saja. Walaupun sudah berlalu bertahun-tahun lamanya. Sakit itu tak akan hilang sebelum menemukan obat yang bisa menyembuhkan luka itu. "Kamu pasti tidak akan menyangka gadis polos yang sering dibuly cewek-cewek sombong dan dengan perhatian kau bela, itu adalah aku," ucap Gita lirih. Gadis itu sedang duduk di cafe tak jauh dari kantor. Datang lebih awal ke kantor caranya menjadi karyawan teladan di kantor sehingga dengan mudah menarik simpati para atasan karena kedisiplinannya dalam bekerja. Ia sedang berbalas pesan dengan seseorang. [Tahu nggak, hubungan kami semakin dekat, loh. Kamu pasti tidak akan menyangka lelaki itu
Part 26. Kasih Tak Sampai Merlyn kekasih Ramdan. Gadis cantik berpostur tubuh ala model dengan banyak kawan. Sangat serasi bersama Ramdan. Sementara Aku? sudahlah cupu, tak punya kawan dengan wajah pas-pasan malah nyaris buruk rupa. Pikir Mala saat melihat kedekatan Ramdan dan Merlyn. "Jadi kamu yang bernama Mala? pintar sih, tapi nggak punya teman, Kan? duhh kasihan sekali, Yah," cibir Merlyn menghampiri Mala saat sedang duduk di kantin kampus. "Eh hati-hati, loh, ntar kita dilaporin ke Ramdan kalau bersikap kasar sama Mala," ejek Santi yang ikut bergabung bersama kedua kawannya. "Ah masa sih? Ramdan siapa? Cowok aku?" tanya Merlyn dengan nada mengejek. "Duhh atut akuh," timpal yang lain tertawa. &nbs
Part30. Ingin Menikah Setelah mengikuti rangkaian meeting bersama jajaran direksi dan beberapa pengusaha dan pemerintah setempat. Ramdan segera kembali ke Bontang. Kali ini ia tak bersama Gita, mengingat perbuatan gadis itu kemarin malam membuatnya memutuskan untuk memesan mobil lain untuknya. Hal itu dilakukan untuk menghindari situasi tak diinginkan saat berdua dengannya. Ia tahu seseorang yang memiliki obsesi berlebihan akan bertindak di luar nalar. Rasa di hatinya bercampur antara marah dan kecewa dengan sikap rendah gadis itu. "Bapak kok tega banget sih sama saya?" kata Gita tak terima saat diminta untuk naik taksi online. "Itu biar kamu nggak bertindak macam-macam. Sudah, naik saja, atau mau tinggal di sini!" ucap Ramdan ketus.
Part 27. Ditinggal Bos Sakit hati atas perlakuan geng Marlyn sewaktu kuliah, memang menjadi rasa perih yang tak terobati bagi Gita alias Mala. Benih-benih cinta yang dulunya ada untuk Ramdan pun kini berubah menjadi obsesi untuk bisa membalas rasa sakit hatinya. Meskipun Ramdan sempat menolong gadis itu dari bully geng Merlyn, namun tetap saja ia masih sakit hati saat pernyataan cintanya ditolak. "Aku harus bisa taklukkan kamu, Bos. Apapun caranya, harus bisa," gumam Gita saat duduk di depan cermin sembari memegang foto Ramdan. *** Pagi itu, penampilan Gita terl