Home / Romansa / Daughter For Sale / Sakit Hati Yang Lama Terpendam

Share

Sakit Hati Yang Lama Terpendam

Author: Zinnia Azalea
last update Last Updated: 2023-09-18 12:38:22

Riani terbuyar dari lamunannya. Ia segera meninggalkan area Gazebo. Riani menggendong tas usang berwarna krem yang sudah ia pakai semenjak duduk di bangku SMA. Tak lupa Riani juga menjinjing kotak berbahan plastik yang jadi tempat menyimpan gorengannya. Saat akan masuk ke dalam area produksi, tangan Riani di tarik oleh seseorang.

"Ri, mau lemper dua dong sama tahunya tiga," ucap salah seorang teman dekat Riani yang juga menjadi operator produksi yang bernama Asti. Gadis itu langsung memesan karena perutnya amat keroncongan. Maklum saja, Asti tadi tidak sempat sarapan di rumah.

"Gak ada. Gorengannya abis, Ti," Riani menatap wajah temannya.

"Lah, kok bisa?" Asti menimpali.

"Tadi ada mobil yang ngelakson. Akunya kaget dan jatuh. Jadi aja barang dagangannya berserakan di jalan," jawab Riani. Kebetulan Kenzo ada tak jauh dari mereka. Kenzo memang sedang ke area produksi untuk mencari manajer produksi.

"Kamunya ga apa-apa?" Asti mengambil tangan Riani dan memperhatikannya dengan seksama. Takut ada luka berarti di tubuh sahabatnya.

"Gak apa-apa kok," Riani membuang wajahnya saat melihat Kenzo berdiri tak jauh dari mereka. Pria itu tengah menatap ke arahnya.

"Siapa yang nabrak kamu, Ri? Dia ganti rugi gak, Ri? Terus gimana hari ini kamu dapet uang?" Asti memberondong Riani dengan beberapa pertanyaan sekaligus.

"Tenang aja. Dia ganti kok walau dia gak minta maaf," sindir Riani lagi. Tentu saja Kenzo mendengar jelas apa yang dikatakan oleh orang yang dibencinya itu.

"Gak punya sopan santun banget itu orang, Ri! Coba aja aku ada di sana. Pasti aku getuk kepalanya," sewot Asti dengan kesal.

"Yakin kamu bakal getok dia? Orangnya ada di pabrik ini lho!!" Riani tersenyum kecil melihat Asti yang berucap dengan berapi-api.

"Dia di sini? Siapa, Ri? Tentu aja aku getok kepala dia pake gagang sapu. Sekarang juga aku getok kepala dia," Asti mencari orang yang dimaksud Riani.

"Mana orangnya?" Asti mengedarkan pandangannya menatap orang yang berlalu lalang satu persatu.

"Tuh orangnya!" Riani menunjuk Kenzo dengan wajahnya.

Asti tersentak melihat siapa orang yang dimaksud oleh Riani. Ia pun langsung lemas begitu tahu orang yang Riani tunjuk. Sedangkan Kenzo menautkan alisnya dengan geram saat mendengar Asti akan memukulnya dengan ujung sapu.

"Kenapa, Ti?" Riani tersenyum lebar saat melihat nyali temannya itu menciut seperti kerupuk yang di siram oleh kuah bakso.

"Maksud kamu obos kita? Kalau Tuan Kenzo aku gak berani ah. Takut dipecat. Aku masih butuh uang. Aku masuk ya, Ri?" Asti dengan cepat masuk ke pintu yang menghubungkan dengan bagian produksi.

"Katanya mau kamu getok kepalanya," Riani tertawa. Ia ikut masuk menyusul Asti. Tak lupa, Riani menyimpan terlebih dahulu tas dan jaketnya di loker.

Riani memang tidak merasa segan dengan Kenzo. Baginya Kenzo sama seperti dirinya. Manusia biasa. Riani tidak perlu berlaku sok baik. Riani tidak ingin membeda-bedakan orang hanya karena status sosialnya. Tapi meski demikian, gadis itu tidak memperlihatkan kebenciannya. Ia masih berprilaku dengan sopan karena bagaimana pun Kenzo adalah atasannya.

Sepeninggal Riani dan Asti, Kenzo mendelikan matanya kesal. Tangannya mengepal. Kenzo sangat muak melihat wajah Riani. Hal itu tak lepas dari masa lalu mereka. Pikiran Kenzo pun melayang ke beberapa tahun lalu saat mereka duduk di bangku SMA.

Flashback...

"Ken, kayanya aku gak bisa sama kamu lagi. Kamu terus terusan bully sahabat aku. Itu hal yang paling aku gak suka. Riani orang baik," Shakilla, gadis berparas cantik duduk di depan Kenzo dengan wajah yang datar.

"Maksudnya? Kamu minta putus?" Wajah Kenzo berubah menjadi penuh amarah saat cinta pertamanya itu meminta berpisah darinya. Memang sejak kecil Kenzo menyukai Shakila. Bisa dibilang, Shakila ada gadis satu satunya yang ia sukai. Shakilla dan Kenzo memang teman dari kecil karena kedua orang tua mereka bersahabat dengan baik.

"Iya. Aku gak suka kamu bully Riani terus. Kamu kan tahu Riani itu sahabat aku," Shakila berucap tanpa beban.

"Tega kamu ya, Sha? Demi anak si ODGJ itu kamu mau putusin aku!!" Kenzo menggebrak meja kantin dengan kasar. Sontak semua orang yang ada di sana menatap ke arah mereka.

"Jaga mulut kamu ya, Ken! Walau bapaknya sakit gangguan mental, tapi Riani gak pernah kan rugiin kamu dan yang lain? Aku paling benci orang yang suka mengolok-olok orang lain!!" Shakila menunjuk wajah Kenzo. Hal itu yang membuat harga diri Kenzo begitu terluka, pasalnya tidak ada yang berani menunjuk dirinya seperti Shakila.

"Pasti si anak ODGJ itu yang pengaruhin kamu kan?" Kenzo menautkan alisnya.

"Riani cuma bilang kamu itu orang jahat, Ken. Dia juga kasih tahu aku kebusukan kamu di belakang. Kemarin kamu anterin cewek lain pulang kan?" Shakila menyilangkan tangannya di dada.

"Si anak ODGJ itu bilang gitu?" Kenzo bertambah murka.

"Iya. Kamu selingkuh kan dari aku?" Shakila memperjelas .

"Sha, gak ada yang selingkuhin kamu. Kemarin aku tebengin saudara aku pulang. Emangnya salah?" Kenzo berterus terang, karena dirinya memang mengantarkan saudaranya yang sedang tidak enak badan.

"Halah, gak usah alesan! Pokoknya kita putus!!" Shakila membuat keputusan. Padahal Riani tidak pernah mengadu apapun padanya. Shakila hanya menyebut nama Riani agar Kenzo dapat mengakui perbuatannya. Tapi hal itulah yang membuat kebencian Kenzo untuk Riani kian berkobar.

Seminggu setelah mereka putus, Shakila sudah mendapat gandengan baru. Laki-laki itu adalah kakak kelasnya sekaligus ketua ekstrakurikuler bela diri. Kenzo yang tahu Shakila sudah move on darinya merasa sangat sakit hati.

"Ken, mereka jadian karena si Riani yang kenalin," teman dari Kenzo memanas-manasi.

Entah kabar dari siapa. Tapi Riani tidak pernah sekalipun menjadi mak comblang bagi siapa pun. Tak ada waktu dengan masalah cinta-cintaan. Bagi Riani, hidupnya sudah sangat rumit. Riani tidak ingin memperumit dengan mengenal cinta-cintaan. Kenzo menyangka Riani sengaja mengenalkan pria itu pada Shakila untuk menghancurkannya. Amarah dan kebencian Kenzo kepada Riani pun semakin tidak terbendung. Kenzo berpikir Riani sangat ingin menjadikan Shakila sebagai objek untuk balas dendam padanya.

Flashback Off....

Kenzo menghirup udara yang seakan menipis dan membuangnya dengan kasar. Hatinya kembali bergejolak ketika mengingat cinta pertamanya menuduhnya berselingkuh dan kemudian Shakila dengan cepat menggantikan Kenzo dengan pria lain. Kenzo harus merelakan hubungan asmaranya dengan Shakila kandas.

"Aku menunggu momentum untuk menghancurkan anak si ODGJ itu!!!" Rutuk Kenzo dalam hati. Ia pun berlalu dari sana dengan bara di dadanya yang kian berkobar.

******

Sepulang kerja, Riani langsung pulang ke rumahnya. Ia mengucap salam begitu sampai di rumah dan menyimpan kotak plastik kosong di atas meja makan.

"Wih, abis nih jualan kamu!!" Tuti, sang ibu tiri keluar dari dalam kamar.

"Iya. Bapak mana, Bu?" Riani celingukan mencari keberadaan ayahnya.

"Bapak kamu jualan permen kapas lagi. Mana uang kamu hari ini?" Tuti menjulurkan tangannya. Bersiap menerima uang yang Riani peroleh hari ini.

"Uang hari ini buat nebus obat Bapak yang udah abis. Kenapa Bapak jualan, Bu? Bukannya Bapak kemaren ngomongnya ngaco lagi? Kenapa ibu biarin jualan?" Riani menjawab dengan panik.

"Halah, biarin aja! Bapak kamu pasti pura-pura ngomong ngelantur biar dia gak disuruh kerja," jawab Tuti dengan sinis.

"Astagfirullah, Bu. Kan ibu tahu Bapak sakit udah bertahun-tahun," Riani mengusap dadanya.

"Ya, terus? Dia kan tetep harus kasih nafkah buat ibu," Tuti melengos.

"Bu, bukannya Riani udah kerja ya buat biayain keperluan Gita dan untuk kebutuhan rumah tangga?" Riani berkata dengan sedih. Gita adalah adik Riani, tepatnya anak dari hasil pernikahan Pak Andi dengan Bu Tuti.

"Makanya kerja lagi dong. Uang kamu gak cukup. Ibu pengen kaya ibu-ibu yang lain. Pake baju bagus, pake emas," Tuti mendelikan matanya tidak suka.

"Bu Tuti, hayu kita kumpulan Bank Emok!" Ajak salah satu warga yang melintas depan rumah mereka. Kebetulan pintu Rumah Riani terbuka.

"Iya, Bu. Hayuk!!" Tuti bersemangat.

"Ibu ngambil pinjeman lagi, Bu? Ya Allah!" Pekik Riani. Sudah dapat dipastikan jika dirinyalah yang akan kena imbasnya untuk membayar.

"Ya lah. Kenapa? Gak boleh? Jangan pernah larang ibu ini itu! Kamu ini hanya anak sambung! ingat!" Tuti berkata hal yang menyakitkan hati Riani. Padahal Riani sudah menganggapnya sebagai ibu kandung.

"Bu, tapi kan pasti Riani yang bayar, Bu," Riani memelas.

"Gak akan. Ibu lagi diajarin buat dapet duit secara online. Kemarin ibu menang. Siapa tau nanti menang lagi!" Tuti melangkahkan kakinya menuju pintu untuk keluar dari rumah kontrakannya.

"Bu, ibu judi maksudnya?" Riani merasa tidak mengerti.

"Udahlah gak usah banyak cingcong! Nyari duit aja yang rajin!!" Tuti menutup pintu dengan kasar hingga membuat Riani terlonjak kaget.

Related chapters

  • Daughter For Sale   Kedatangan Kenzo

    Riani bekerja seperti biasa, pekerjaannya adalah memilah baju yang sudah di finishing. Dia ditempatkan di posisi Quality control atau sering disingkat dengan QC. Riani harus bersikap profesional. Jiika sudah melangkah ke pabrik, Riani akan melupakan semua masalahnya di rumah. Riani mencoba untuk fokus dengan segala kewajibannya sebagai pekerja. Riani sadar posisi QC memerlukan ketelitian yang sangat tinggi. "Segera bersihkan area kerja kalian! Hari ini ada Tuan Kenzo yang akan melakukan audit di tempat produksi bersama cliennya dari Jepang!" Seru ketua regu yang bernama pak Roby. "Oke, Pak!" Jawab semua karyawan produksi dengan serempak. Dengan cepat, mereka mengambil sapu, pengki, dan peralatan kebersihan yang lain. Mereka fokus memeriksa meja kerja mereka sedetail mungkin. Mereka tak ingin terkena SP atau mendapat surat teguran karena area kerja yang kotor. Sejak Kenzo mengambil alih perusahaan, semua aturan sangatlah ketat. Kebersihan area kerja menjadi hal yang sangat diperhatik

    Last Updated : 2023-09-21
  • Daughter For Sale   Niat Jahat Tuti

    Tuti menghitung uang yang tersisa di dompet. Di dompetnya hanya tersisa sepuluh ribu rupiah. Kemarin uang gaji Riani ia pergunakan untuk ulang tahun anak kesayangannya, Gita. Tuti mendecakan lidahnya saat mengingat tanggal berapa Riani mendapatkan gaji, dan itu masih tiga Minggu lagi. Sangat lama. Kepala Tuti pusing tujuh keliling. Selain karena bahan pokok sudah habis, hari ini pun ada bank keliling yang akan meminta setoran untuk cicilan hutangnya. Ah, membayangkannya saja pusing bukan kepalang! "Tuti, ayo kita kumpulan! Si bapak adminnya udah ada tuh!" Seru tetangga Tuti, ia mengajak rekannya itu untuk berkumpul di rumah salah satu warga untuk menyetorkan cicilan. "Ya!" Sahut Tuti malas. Meskipun Tuti tak punya uang, ia wajib mengikuti perkumpulan itu. Semua duduk di teras salah satu rumah warga. Semua warga menyetorkan sejumlah uang pada pekerja bank yang dipercaya sebagai penagih. Kini giliran Tuti, namun ia tak bisa menyempilkan sejumlah uang di buku catatan utangnya. "Maaf,

    Last Updated : 2023-10-02
  • Daughter For Sale   Daughter For Sale

    Kenzo tengah asyik bermain billiard di ruangan khusus yang ada di rumahnya. Sesekali pria tampan dan jangkung itu tersenyum puas ketika bola yang ia pukul masuk secara akurat ke dalam lubang."Hebat lu, Ken!" Teman yang menemaninya bermain billiard memberikan pujian. Kenzo pun meletakan tongkat billardnya dengan asal. Kenzo kemudian mendudukan dirinya di atas sofa, sedangkan tangannya sibuk membuka minuman kemasan dingin yang akan ia teguk."Gimana kerjaan lu?" Teman Kenzo yang bernama Ardy terduduk di samping Kenzo. Pria itu memang terbiasa memanggil sapaan Gue-Lu karena dirinya berasal dari ibu kota."Ya gitu gitu aja!" Jawab Kenzo sembari meneguk minuman yang ada di tangannya. Setelah puas menuntaskan dahaganya, Kenzo menyimpan botol minuman itu di atas meja kecil."Mumet gak sih lu harus kerja keras tiap hari?" Ardy mengambil ponsel boba merk terbaru yang baru saja rilis bulan ini."Ya namanya kerja. Mumet sih pasti. Lagian gak tiap hari gue sibuk," Kenzo ikut mengeluarkan ponsel d

    Last Updated : 2023-10-02
  • Daughter For Sale   Usaha Tuti

    Kenzo tidak menyia-nyiakan waktu, keesokan harinya ia mengirimkan pesan agar Riani datang ke apartemen miliknya malam ini. Kenzo pun menggunakan nama samaran saat dirinya berhubungan dengan Tuti via medsos. Kenzo memperkenalkan dirinya sebagai Om Deni yang berusia 60 tahun. Di tempat lain, Tuti tampak senang karena Riani akan dijadikan alat pemu*s n*fsu pria tua. Tuti memutar otaknya agar Riani bisa datang ke apartemen milik Kenzo."Gimana caranya buat nih anak datang ke alamat si tua bangka Deni?" Tuti memijat keningnya yang seakan terus berdenyut. Ia terus menatap alamat apartemen yang Kenzo kirimkan padanya.Bak gayung bersambut, saat Tuti tengah sibuk memikirkan cara Riani datang kepada Kenzo, seorang tetangganya mengetuk pintu rumah Tuti dengan sangat keras."Ada apa sih? Kaya mau gerebek pasangan selingkuh aja?" Semprot Tuti kepada seorang pria yang seumuran dengannya."Ti, itu si Andi!!" Tetangga Tuti tampak mengatur nafasnya yang cepat. Terlihat pria paruh baya itu sangat panik

    Last Updated : 2023-10-31
  • Daughter For Sale   Riani Setuju

    "Ibu jual Riani?" Riani berkata setengah berbisik."Gak ada yang jual kamu, Ri. Kebetulan ada yang tertarik sama kamu dan mau kasih uang dengan catatan kamu jadi simpanan dia. Jangan jadi gadis bodoh, Ri! Kita selama ini udah hidup susah. Mungkin ini cara tuhan buat ngangkat drajat hidup kita!" Tuti berkata sambil menatap tajam pada Riani."Tuhan ngangkat derajat kita? Aku tidak ngerti sama jalan pikiran ibu. Bu, ini tuh dosa besar. Ibu sadar engga?" Air mata meleleh di wajah ayu gadis itu."Ri? Ayo kita duduk, Nak!" Tuti berpura-pura bersikap lembut.Tuti menuntun putri sambungnya itu untuk duduk di kursi panjang yang ada di pelataran rumah sakit. Tuti merasa jika Riani harus di bujuk secara baik-baik. Riani pun patuh. Tak lupa ia menghapus air mata yang sudah membasahi pipinya dengan ibu jari."Ri, selama ini memang ibu selalu menghina, marah-marah sama bapak kamu. Tapi percayalah, Ri. Ibu sangat sayang sama Bapak. Ibu sayang sama dia walau Bapak kamu udah gak normal kaya kita," Tuti

    Last Updated : 2023-11-03
  • Daughter For Sale   Lakukan Tugasmu dengan Benar!

    Di sinilah Riani berada. Matanya tengah menatap pintu apartemen yang akan menjadi tempat kenestapaan hidupnya yang baru. Riani melangkah mundur, berusaha menyelamatkan tubuh dan harga dirinya. Tapi sekelebat wajah ayahnya hadir di pelupuk mata. Akan seperti apa jadinya jika Riani kabur dari pria yang ia ketahui bernama Om Deni? Riani meraup oksigen sebanyak-banyaknya. Jadi, akan seperti ini kah akhir hidupnya? Setetes air mata menetes dari matanya yang sayu. Riani menatap bel dengan sangat lama. Tangannya yang gemetar kemudian memencet bel apartemen mewah itu.Ceklek...Pintu terbuka. Akan tetapi, Riani tidak melihat pria ber*ngsek itu. Riani memindai ruangan dari depan pintu. Ingin melihat pria keji yang akan menghancurkan hidupnya. Tapi ia tidak melihat siapa pun di sana."Masuk!" Suara bariton pria membuyarkan lamunan Riani. Dadanya seakan dihimpit oleh batu yang amat besar di dasar jurang yang dalam. Dadanya sangat sesak bak tenggelam di Palung Mariana. Riani meneguk salivanya,

    Last Updated : 2023-11-04
  • Daughter For Sale   Alasan Kenzo

    "Selangkah saja kamu keluar dari kamarku, lihat apa yang akan terjadi dengan ayahmu esok hari!" Ancam Kenzo yang membuat langkah Riani terhenti seketika."Memangnya apa yang bisa kamu lakukan?" Riani mencoba menantang pria tampan itu. Ia masih belum tahu apa yang bisa teman SMA nya itu lakukan."Benar kamu ingin tahu?" Kenzo terbangun dari kasur empuk itu. Langkahnya mendekat ke arah Riani. Riani semakin waspada dengan pergerakan yang Kenzo buat."Kamu tidak akan bisa macam-macam!" Riani menggelengkan kepalanya."Aku bisa membuat ayahmu dijemput malaikat maut esok hari," Kenzo berbisik di telinga Riani."Apa maksudmu?" Riani terkesiap mendengar ucapan Kenzo."Kamu lupa aku memiliki banyak uang? Asal kamu tahu, rumah sakit tempat ayahmu di rawat adalah milik kakekku. Aku tinggal menyuruh seseorang untuk menyuntikan sesuatu pada infusan ayahmu. Dan Duaaarrr! Kamu akan melihat ayahmu di ruang jenazah," Kenzo tersenyum miring menikmati raut wajah ketakutan Riani."Jangan, Kenzo! Aku mohon

    Last Updated : 2023-11-06
  • Daughter For Sale   Pembicaraan

    Tuti dan Gita kini sedang ada di Mall yang ada di pusat kota. Mereka kini sedang berbelanja dengan uang yang diberikan oleh Kenzo. Sisa uang yang mereka peroleh senilai 145 juta, karena Kenzo memang memberi DP 200 juta untuk membeli Riani. 55 juta Tuti pergunakan untuk biaya rumah sakit suaminya."Bu, kapan si pria tua itu bakal transfer sisanya?" Ucap Gita sembari menenteng banyak sekali belanjaan di tangannya. Ia memang membeli banyak sekali barang hari ini."Engga tau. Biarin aja dulu beberapa hari ini. Biar si Riani muasin dia dulu. Nanti dua hari lagi Ibu chat si Om Deni biar dia cepet transfer sisanya," jawab Tuti yang kini tengah mengelus rambutnya yang baru saja di smoothing."Jangan kelamaan ya, Bu? Gita pengen beli mobil," Gita tersenyum membayangkan dirinya menyetir kuda besi dan memamerkannya di hadapan teman-temannya."Iya. Kamu tenang aja ya, Nak! Ibu pasti bikin kamu seneng," Tuti mengelus rambut putrinya."Makasih ya, Bu? Gita sayang sama ibu," Gita tersenyum senang."

    Last Updated : 2023-11-07

Latest chapter

  • Daughter For Sale   Tamat

    Mobil Kenzo tiba di sebuah daerah yang sangat asri. Wilayahnya terdiri dari pegunungan yang begitu hijau dan sejuk. Tak lama hamparan sawah semakin memanjakan mata. Ya, mobilnya kini sudah sampai di kampung halaman Andi, ayah dari Riani. "Terima kasih Kakak masih mau mengajakku pergi!" Gita menangis terisak. Kenzo terdiam. Hatinya merasa sesak. Apakah ini benar benar hari perpisahan mereka? Kenzo melirik Riani. Wanita itu terlihat tidak bergairah Semenjak kepergian sang ayah, keceriaan Riani seolah hilang tak berbekas. "Kakak masih punya nurani," Riani berusaha meraup oksigen sebanyak-banyaknya. Satu sisi hatinya yang lain, Riani begitu marah pada Gita. Akan tetapi, bagaimana pun Andi tak akan senang bila ia meninggalkan sang adik di kota. Terlebih ia sudah tidak memiliki tempat bernaung dan sanak saudara yang bisa menyayangi. Hanya dirinya kini yang dimiliki oleh Gita. Riani berharap Gita dapat merubah segala sikap buruknya dan berubah menjadi pribadi yang baik. Keduanya k

  • Daughter For Sale   Mengakhiri Perjanjian

    Meski enggan melepaskan, akan tetapi Kenzo tidak memiliki alasan untuk menahan wanita itu lebih lama di sisinya. Kenzo yang sudah menyukai Riani pun seolah tak rela dengan perpisahan mereka. Akan tetapi, ingin menahan pun Kenzo sudah tak mempunyai ancaman agar Riani mau berada di sisinya. "Ada Shakilla yang akan menggantikanku," ucap Riani yang membuat Kenzo menggelengkan kepalanya. Riani seakan tak peduli. Ia segera membawa kopernya keluar dari apartemen Kenzo. Pria jangkung itu terlihat mencekal tangannya dan menghadap jalan wanita cantik itu. Langkah Riani pun terhenti karena cekalan dari mantan bosnya. "Setidaknya biarkan aku mencarikan tempat tinggal yang nyaman untukmu. Kau mau ke mana malam-malam seperti ini? Di luar kejam, Ri. Tidak akan ada yang berbaik hati padamu," ucap Kenzo. "Aku bisa pergi ke mana pun yang aku mau. Kau tak perlu khawatir, aku mempunyai uang yang cukup," Riani seakan tak ingin tergoyahkan untuk pergi dari sana. "Tolong biarkan aku mengantarmu! S

  • Daughter For Sale   Tekad Riani

    Riani menatap gundukan tanah yang penuh dengan bunga berwarna warni di atasnya. Wanita cantik itu mengusap nisan sang ayah dengan air mata yang terus berderai. Kini orang yang selalu ia perjuangkan kebahagiaannya sudah pergi."Bagaimana Riani menjalani hidup ini tanpa Bapak?" Riani memeluk nisan sang ayah dan menangis tersedu-sedu.Kenzo, Yogi dan Ardi yang hadir pun hanya berdiri di belakang Riani. Mereka menundukan kepalanya. Perasaan bersalah lebih mendominasi diri Kenzo. Dirinya memberikan perawat yang lalai dalam menjaga Andi. Jika saja Andi tidak di bawa paksa oleh Gita dan Tuti, pasti pria itu kini masih hidup."Maut, jodoh, rejeki Allah yang ngatur!!" Ucap Ardi yang seakan tahu apa yang dipikirkan oleh Kenzo.Kenzo memang menceritakan semua peristiwa yang Andi alami pada kedua sahabatnya. Penyesalan dirasakan Kenzo semakin besar kala menyadari jika kini Riani sudah kehilangan sosok cinta pertamanya."Bapak!" Gita berjongkok dan mengusap nisan Andi yang satunya. Mata gadis itu

  • Daughter For Sale   Kepergian Andi

    Riani telah sampai di rumah sakit tempat Andi dirawat. Wanita itu ke rumah sakit diantar langsung oleh Kenzo. Pria paruh baya itu kini tengah menjalani perawatan intensif di ruang ICU. Riani mendekat ke arah pintu dengan berderai air mata. Tampak di sana Gita dan Tuti tengah terduduk di kursi yang ada di depan ruangan ICU."Kalian lagi!!" Riani menjerit dan menghampiri Tuti dan Gita.Bak kehilangan kendali, Riani langsung menjambak rambut Gita dengan beringas. Tak ia hiraukan teriakan Tuti dan Kenzo yang mencoba melerainya. Kenzo semakin keras menarik Riani dari Gita yang hanya diam tak melawan. Gadis itu terus terisak karena syok melihat kondisi Andi yang saat ini dinyatakan koma."Kamu ini anak kandungnya! Bisa-bisanya kamu culik bapak buat kamu sia-siakan! Mikir kamu, Ta! Selama ini aku dan bapak sayang sama kamu. Bapak selalu sayang dan engga pernah membeda-bedakan kita!" Teriak Riani yang tak tahan dengan tingkah adik tirinya.Jika Tuti, Riani bisa memaklumi karena wanita itu sed

  • Daughter For Sale   Kesedihan Yang Mendalam

    Riani mencoba menelfon nomor ayahnya, tapi nomornya tidak aktif. Hal itu membuat Riani resah. Apalagi dirinya belum sama sekali melihat ayahnya yang telah diberi rumah baru oleh Kenzo. Kenzo menatap Riani dengan cemas. Entah mengapa ia belum rela jika Riani harus pergi saat ini juga. Padahal sudah ada Shakilla di sisinya seperti yang Kenzo idam-idamkan beberapa tahun ini. "Kenzo, aku ingin bertemu Bapak," Riani langsung berdiri dari duduknya. Ia memegang tangan Kenzo dengan penuh harap pria itu dapat mengantarkannya pada Andi. "Aku sedang ada urusan di kantor. Dua hari lagi aku akan mengantarkanmu ke sana," Kenzo berjanji walau ia sendiri tidak tahu pasti kapan Andi akan ditemukan. "Dua hari lagi? Mengapa sangat lama?" Riani mencebikan bibirnya. "Aku harus bekerja agar bisa menggajimu," jawab Kenzo seraya berlalu dari hadapan Riani. "Tapi kamu janji ya bawa aku ke sana dua hari lagi?" Riani mengejar Kenzo yang berjalan ke arah dapur. "Iya. Aku janji," Kenzo mengambil gel

  • Daughter For Sale   Andi Yang Malang

    Andi meringkuk di atas kasur usang yang ada di kontrakan istri dan anaknya. Andi memang dibawa ke kontrakan Tuti. Akan tetapi, karena takut di cari oleh Kenzo, mereka pun berpindah kontrakan dan menyewa kontrakan yang memiliki dua kamar. Uang kontrakan baru itu didapatkan karena Gita mendaftar aplikasi pinjaman online. Andi berguling ke sana ke mari. Ia terus mendengar suara orang-orang memanggil namanya. Andi mengambil bantal dan menutupi telinganya dengan harapan suara-suara itu menghilany. Andi memang menderita skizofrenia. Ia sering mendengar suara-suara yang menurutnya seperti sebuah bisikan. Akan tetapi, suara-suara itu akan menghilang jika Andi rutin meminum obat. "Bangun kamu!" Tuti membuka pintu dengan kasar dan menatap suaminya dengan nyalang. Ia terlihat membawa semangkuk nasi dan juga obat yang harus Andi minum hari ini."Ri, Riani?" Andi berharap putri sulungnya yang datang."Engga ada si Riani. Nih makan!" Tuti menyimpan nasi yang hanya di lumuri kecap itu di atas kasu

  • Daughter For Sale   Perasaan Yang Nyata

    Rio kini telah dalam tahap penjajakan dengan seorang gadis cantik dan kaya raya yang dikenalkan oleh ayahnya. Ayahnya berkata jika gadis itu adalah pewaris dari perusahaan yang ada di ibu kota. Saat ini Rio dan gadis yang bernama Naya itu tengah makan malam di sebuah restoran fancy."Kamu manis ya?" Naya tersenyum saat ia menilik wajah Rio yang tampak dingin malam ini. Entah mengapa pria itu sangat tidak antusias dengan perkenalan mereka. Hatinya seakan tertinggal di Bali.Rio pikir ia akan segera melupakan Riani. Rio mengira jika perasaannya hanya rasa suka palsu belaka. Setelah mengetahui Riani adalah seorang asisten rumah tangga, dirinya pikir akan melupakan Riani dengan cepat. Baginya tak level sekali sang pewaris perusahaan seperti dirinya berkencan dengan gadis yang hanya seorang asisten rumah tangga. Tapi Rio salah. Riani seolah terus menari-nari di kepalanya dan mengusik hatinya yang paling dalam. Rio terus mengingat Riani. Pria itu tidak pernah seperti ini sebelumnya. Rio men

  • Daughter For Sale   Membawa Pergi

    Flashback....Tuti dan Gita datang ke rumah sakit tempat Andi di rawat. Mereka kecewa tatkala frontliner rumah sakit mengatakan jika Andi sudah pulang ke rumah. "Tolong apa anda tahu di mana suami saya berada? Kami adalah istri dan anaknya. Kami ingin bertemu dengan Pak Andi," Tuti menatap frontliner berjilbab biru muda itu dengan penuh harap."Mohon maaf, Ibu. Data pasien adalah rahasia rumah sakit. Kami tidak bisa memberi tahu di mana alamat pasien. Jika ibu dan adik adalah keluarganya, lantas mengapa kalian tidak tahu di mana yang bersangkutan tinggal?" Selidik Frontliner berwajah cantik itu."Nah itu masalahnya, ayahku dibawa oleh seseorang yang mengaku keluarganya. Padahal beliau sama sekali tidak memiliki keluarga lagi. Justru kami yang harus mempertanyakan kredibilitas rumah sakit ini, mengapa pasien bisa dibawa pulang oleh orang lain?" Gita yang sedari tadi berdiri di belakang Tuti maju beberapa langkah hingga kini ia berhadapan dengan frontliner itu."Semua yang mengambil pa

  • Daughter For Sale   Keberadaan Andi

    Kenzo tengah mengemudikan mobilnya menuju apartemen. Pria itu menatap tajam jalanan yang sudah mulai lengang karena malam sudah semakin larut. Kenzo mencengkram kemudi mobilnya, menandakan ada hal yang membuatnya tidak senang. Pria itu kemudian menepi ke pinggir jalan yang ia rasa aman untuk mengangkat panggilan dari seseorang. Kenzo langsung menggeser ikon hijau ketika melihat orang suruhannya menelfon."Bagaimana? Apa sudah ketemu?" Kenzo bertanya dengan dingin."Belum, Tuan," orang di sebrang sana menyahut dengan takut."Lalu, kenapa kamu menelfonku? Dasar bodoh!" Sungut Kenzo dengan kesal."Sepertinya Pak Andi dibawa ke pemukiman yang tidak terjangkau oleh kita," orang kepercayaan Kenzo menjawab dengan takut."Lalu? Mengapa tidak kau jangkau tempat persembunyian ibu dan anak itu? Jangkau tempat di mana dia di sembunyikan!!" Kenzo menaikan suaranya beberapa oktaf."Baik, Tuan.""Dengar! Jika dia tidak ditemukan. Kau dan anak buahmu yang akan berada dalam masalah!" Ancam Kenzo denga

DMCA.com Protection Status