Home / Romansa / Dating with Celebrity / Love is in The Air [6]

Share

Love is in The Air [6]

Author: Indah Hanaco
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Entah bagaimana, Maxim selalu mampu meredakan ketakutan yang tak pernah dikisahkan Kendra pada dunia. Maxim menjadi penyeimbang bagi hidup gadis itu. Maxim juga menjadi tempat Kendra membagi perasaannya yang tetap tidak bisa memaafkan Djody. Di depan Maxim, Kendra merasa aman. Karena lelaki itu tidak menghakiminya. Maxim bisa memahami walau tak sepenuhnya setuju dengan keputusan Kendra.

“Lebih suka seperti sekarang? Maksudnya?” Maxim tampak tak paham.

“Ya begini, aku tidak perlu menjawab telepon dari Ayah,” kata Kendra dengan suara lirih. “Aku tidak tahu harus bicara apa. Aku juga merasa menjadi orang munafik kalau berbasa-basi bertanya kabar dan sebagainya, padahal hatiku sungguh tidak nyaman. Aku belum siap untuk mengobrol dengan Ayah seperti yang seharusnya.”

Maxim menepuk-nepuk punggung tangan Kendra yang berada dalam genggamannya selama beberapa saat. Keheningan mengelilingi pasangan itu. Di depan mereka, nyaris tiap detik ada kendaraan yang berlalu-lala

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Dating with Celebrity   Love is in The Air [7]

    “Kalau aku berada di posisimu, mungkin aku juga akan melakukan hal yang sama sepertimu, Ken,” Maxim mengakui. “Jadi, aku bisa memahami keputusanmu itu.”Suaranya dipenuhi nada simpati yang membuat Kendra merasa sudah memilih teman bicara yang tepat. Namun tetap saja Kendra mendebat kekasihnya.“Kalau begitu, kenapa kamu memintaku memaafkan Ayah? Kamu sudah mendengar ceritaku, kan? Ayah tega menceraikan Ibu dan menikah lagi, padahal kondisi Ibu sedang tidak sehat. Lalu, Ayah menikah lagi walau pernikahan keduanya pun cuma bertahan beberapa tahun. Bagiku, itu bentuk pengkhianatan. Meski Ayah tak pernah ketahuan selingkuh saat masih menjadi suami Ibu.”Maxim tersenyum. “Aku memintamu memaafkan karena itu akan membuang beban yang masih kamu tanggung. Atau paling tidak sedikit meringankan. Kamu masih terlalu muda untuk memikul semuanya sendiri. Selain itu, Ibu sekarang sudah tidak ada. Apa ada gunanya kalau kamu tetap marah p

  • Dating with Celebrity   I Love You [1]

    Perbincangan di antara mereka tampaknya lebih serius dibanding yang diniatkan Maxim. Jika kondisinya memungkinkan, lelaki itu sungguh ingin memeluk kekasihnya, demi untuk menenangkan Kendra. Dia tahu betapa berat beban yang ditanggung gadis itu. Dari semua cerita yang bersedia dikisahkan Kendra pada Maxim dalam berbagai kesempatan, dia paham kepedihan yang ditanggung gadis itu.Hebatnya Kendra, gadis itu begitu tangguh. Kendra bukanlah tipikal gadis cengeng yang sangat suka mengeluh. Meski menanggung beban begitu berat, Kendra menghadapi semuanya dengan gagah. Hingga Maxim pun kian mencintai Kendra. Dia bahagia karena Kendra memilih untuk menitipkan hati gadis itu padanya. Kendra sudah membuat Maxim merasa sebagai laki-laki istimewa.Maxim meremas tangan Kendra yang berada di genggamannya. Lelaki itu sama sekali tak mengucapkan kalimat apa pun. Dia menunggu hingga gadis tercintanya kembali membuka mulut. Maxim menyediakan telinga dan segenap perhatiannya untuk mendenga

  • Dating with Celebrity   I Love You [2]

    “Sssh, jangan menangis, Kendra-ku. Aku paham apa yang kamu rasakan,” gumam Maxim dengan suara membujuk.“Aku bukannya tidak ingin mencoba berbaikan dengan Ayah, Max. Karena ada kalanya aku sangat merindukan Ayah. Tapi, tetap saja aku kesulitan memaafkannya. Walau belakangan aku baru tahu kalau selama ini beliau rutin menemui Ibu di Bandung. Yang begitu dominan di ingatanku cuma saat Ayah meninggalkan rumah. Seperti yang pernah kubilang, di mataku, Ayah mengkhianati Ibu. Mengkhianati keluargaku,” desah Kendra dengan suara pelan.Maxim akhirnya berdiri dari tempat duduknya dan menarik Kendra ke dalam pelukan. Dia tak peduli andai ada tetangga Kendra yang melihat adegan itu. Tangan lelaki itu mengelus punggung Kendra dengan gerakan lamban. Air mata Kendra yang berusaha ditahan, akhirnya tumpah. Gadis itu tersedu pelan di dekapan Maxim. Selama nyaris satu menit, tak ada yang membuka mulut. Hanya terdengar isakan halus Kendra.Maxim ingin meng

  • Dating with Celebrity   I Love You [3]

    Hingga dua minggu kemudian, Maxim dan Kendra agak kesulitan menyesuaikan jadwal untuk bertemu. Maxim masih harus membereskan pekerjaan yang seolah tak ada habisnya. Apalagi dia juga harus menyiapkan diri untuk terbang ke Singapura dan berada di negara itu selama satu minggu.Di sisi lain, Kendra pun tak kalah sibuk. Apalagi saat itu menjelang ulang tahun The Matchmaker yang berencana menyiapkan lima episode spesial Dating with Celebrity. Otomatis, beban pekerjaan gadis itu pun bertambah berkali lipat.Sempat terpikir oleh Maxim untuk datang ke kantor Kendra untuk membawakan makan siang kejutan untuk gadis itu. Namun dia benar-benar tak punya waktu. Akhirnya, dia hanya memesan makanan untuk diantarkan pada gadis kesayangannya. Maxim sengaja menggunakan layanan pesan antar dari restoran yang letaknya tak terlalu jauh dari kantor The Matchmaker.“Hei, kamu sukses mengejutkanku hari ini,” sapa Kendra via telepon. “Max, terima kasih untuk makan sian

  • Dating with Celebrity   I Love You [4]

    Maxim mengecup rambut Kendra. Tiap kali mendekap gadis ini, Maxim selalu dipenuhi oleh perasaan damai yang luar biasa. Dia sulit menggambarkan perasaan yang dikecapnya dengan detail. Yang pasti, Maxim merasa bahwa hidup akan baik-baik saja sepanjang dia bersama dengan Kendra.“He-eh. Dua minggu yang terasa panjang. Apa boleh buat, Max. Kita berdua sama-sama sibuk,” gumam Kendra. Gadis itu menempelkan pipi kanannya di dada Maxim. Kedua tangan Kendra melingkari pinggang Maxim.“Dulu hidupku baik-baik saja. Tak pernah merindukan seseorang sampai seperti ini hanya karena jarang bertemu dalam kurun waktu dua minggu.” Maxim tertawa kecil. “Dua minggu, lho! Bukan waktu yang panjang. Tapi gara-gara kamu, dua minggu bisa jadi siksaan mengerikan,” ucapnya.Tangan kanan Maxim terangkat untuk membelai rambut Kendra. Sesaat kemudian, gadis itu merenggangkan pelukan dan menatap Maxim dengan wajah agak mendongak. “Gara-gara aku, ya? Se

  • Dating with Celebrity   I Love You [5]

    Kendra tergelak hingga isi gelas yang dipegangnya nyaris tumpah. Gadis itu buru-buru menaruh gelas susunya ke atas meja kaca. Maxim mengambil kopinya sebelum duduk di sofa, tepat di sebelah kanan Kendra. Kopinya ditaruh di sebelah gelas susu milik sang pacar.Tiap kali Kendra datang, ruang kerja Maxim berubah lebih semarak dan nyaman. Entah kenapa. Dia tak pernah menemukan alasannya meski berusaha mencari tahu. Maxim tak pernah tahu jika seseorang bisa memberi efek seserius itu padanya.“Bagaimana harimu, Ken? Pekerjaan masih bertumpuk sampai kapan?”“Minggu depan sepertinya sudah mulai normal. Tapi, senormal-normalnya jam kerjaku, tetap saja tak bisa sampai di rumah di bawah jam enam sore. Hari ini bisa lebih cepat keluar dari kantor karena memang tak terlalu banyak pekerjaanku. Kemarin sudah diborong,” aku Kendra. Dia bersandar di sofa. Maxim menggenggam tangan kanan kekasihnya. “Hariku seperti biasa, tidak ada yang menarik.

  • Dating with Celebrity   I Love You [6]

    Kendra terkekeh setelah menatap Maxim lekat-lekat. “Kamu serius mau mengajakku ke Singapura?”“Serius. Baru terpikirkan kemarin, sih. Kamu kan bisa mengambil cuti, Ken. Lagi pula, setelah semua hal yang kamu alami, kamu berhak untuk sedikit bersenang-senang. Walau yah ... sudah pasti kamu banyak kutinggal-tinggal karena aku punya setumpuk agenda. Tapi, menurutku itu lebih baik, sih. Ketimbang aku pergi sendiri.”“Lebih baik untuk siapa? Kamu atau aku?” goda Kendra.“Ya buat kita berdua. Masa kamu lebih suka kutinggal seminggu penuh ketimbang ikut ke Singapura. Urusan tiket dan akomodasi, jangan dicemaskan.” Mendadak, Maxim teringat satu hal. Karena itu, dia buru-buru menambahkan, “Eh iya, aku tetap akan memesan dua kamar untuk kita, kok! Seperti waktu di Bandung. Jangan kamu kira aku bakalan....”“Aku tahu,” tukas Kendra, tawanya masih bersisa. “Kenapa jadi grogi begitu, Max? Ka

  • Dating with Celebrity   I Love You [7]

    Kendra membalas tatapan Maxim selama sesaat. Lalu dia menjawab sambil memandang Maureen, “Oke, Mbak. Saya mau saja. Tapi mungkin baru bisa setelah Maxim pulang dari Singapura. Itu pun lebih enak saat akhir pekan. Karena saat ini pekerjaan saya sedang bertumpuk, Mbak.”Maureen memetik jari di udara dengan wajah semringah. “Tidak masalah. Memang paling ideal itu saat akhir pekan. Waktunya lebih leluasa karena tak kejar-kejaran dengan pekerjaan.” Perempuan itu membenahi letak tali tas di bahunya. “Terima kasih ya, Ken. Kami tidak akan menjahatimu, kok! Kami justru sangat senang karena akhirnya Maxim punya pasangan juga. Jadi, itu harus dirayakan,” kelakarnya. “Pokoknya, nanti kabari Maxim kapan waktu yang tepat. Sisanya, serahkan padaku.”“Mbak, jangan jadi drama queen begitu! Nanti Kendra malah takut,” protes Maxim. “Kenapa kamu begitu heboh hanya karena aku punya pacar, sih? Tiap kali Darien digo

Latest chapter

  • Dating with Celebrity   Epilog

    Seperti dugaan Sean, Maxim meradang sepulang dari Singapura dan mendapati kekasihnya sudah berkantor di tempat Sean. Lelaki itu berusaha keras membuat Kendra mempertimbangkan tawaran untuk bergabung di Buana Bayi. Ketika ditolak, Maxim mulai mengomel. Dia bahkan merasa bahwa Kendra sok idealis. Juga pemilik The Matchmaker yang sudah membuat keputusan tidak masuk akal. Bla bla bla.Kendra sampai merasa pelipisnya berdenyut. Padahal, gadis itu sudah berjuang untuk memberi tahu Maxim dengan bahasa seringan mungkin. Dia pun sengaja menunda mengabari sang kekasih setelah Maxim kembali bekerja di hari Senin. Kendra mendatangi ruang kerja Maxim setelah jam kantor usai.Awalnya, Maxim begitu senang karena pacarnya datang berkunjung. Namun begitu diberi tahu bahwa Kendra sudah empat hari bekerja di kantor Sean, Maxim pun langsung menunjukkan kekesalannya. Lelaki itu juga tak senang karena Kendra tak mengatakan apa pun saat didesak Rossa untuk mengundurkan diri. Sean yang menyus

  • Dating with Celebrity   Langkah Baru [6]

    Kendra terpana mendengar kata-kata Sean barusan. “Kamu ... apa?”Sean tidak buru-buru menjawab. Lelaki itu bersandar di kursinya dengan gaya santai. “Sebelumnya, aku cuma bilang kalau aku melakukan ini bukan karena Maxim. Tapi karena kamu sendiri, Ken.”Kendra yang tak paham maksud lelaki itu, mengerutkan glabelanya. “Maksudmu?”“Begini. Selama kamu mewakili The Matchmaker, aku menilai bahwa kamu adalah orang yang berkomitmen pada pekerjaan. Punya kemauan keras juga. Contoh nyata yang tak terbantahkan adalah bagaimana kamu bisa membujuk Maxim sehingga akhirnya bersedia mengikuti acara kencan yang masih diejeknya sebagai acara norak sampai detik ini. Buatku, itu adalah poin plus, Ken.”“Aku boleh menganggap itu sebagai pujian?” gurau Kendra.“Tentu saja! Karena itu memang pujian, kok!” sahut Sean. “Nah, sekarang kita sampai pada poin utamanya, yaitu tawaran pekerjaan yang

  • Dating with Celebrity   Langkah Baru [5]

    “Oke. Memangnya kamu kira aku ini laki-laki bawel yang akan melapor ini-itu pada Maxim? Nanti juga dia akan tahu,” kata Sean. “Tapi memang berita ini bikin aku kaget setengah mati. Tidak menyangka ada drama baru hanya karena kamu dan Maxim berpacaran. Lalu, masih ditambah lagi dengan Aiden. Ck ck ck.” Sean geleng-geleng kepala.“Itu bukan salahku,” Kendra membela diri, merujuk pada Aiden.Sean menyeringai. “Kamu ternyata penuh pesona ya, Ken. Aku tak bisa membayangkan seperti apa reaksi Maxim kalau dia tahu bahwa ada laki-laki kelas kakap yang jadi pesaingnya. Siap-siap saja diikuti pengawal pribadi yang akan memastikan kamu tidak diganggu oleh laki-laki mana pun,” guraunya.Kendra mencebik tapi akhirnya dia malah tertawa. Gadis itu merasa geli membayangkan Maxim yang pencemburu itu mengetahui jika ada pria lain yang menyukai Kendra. Namun di sisi lain, Kendra tahu Maxim sudah berjuang untuk sedikit berubah sehingg

  • Dating with Celebrity   Langkah Baru [4]

    Pertanyaan Sean itu mengagetkan Kendra. Tadinya dia mengira lelaki itu menelepon cuma untuk menganggunya karena Maxim sedang berada di Singapura. Atau sekadar memamerkan hubungan dengan pasangan kencan pilihan Sean di acara Dating with Celebrity yang masih berlanjut hingga kini.“Kamu tahu dari mana?” Kendra balik bertanya. Dia merasa heran karena Sean bisa mengetahui informasi itu.“Bisakah kamu datang ke kantorku, Ken? Kurang nyaman kalau harus bicara di telepon. Sementara sepuluh menit lagi aku harus bertemu dengan salah satu klien,” pinta Sean. “Aku punya waktu luang di atas jam tiga.”Kendra menjawab tanpa pikir panjang, “Oke. Aku akan ke kantormu. Mumpung sedang jadi pengangguran dan tak punya jadwal meeting dengan klien,” guraunya.“Sip, kutunggu ya, Ken.”“Eh iya, tolong jangan dulu ngomong apa pun soal ini pada Maxim ya, Sean,” sergah Kendra sebelum l

  • Dating with Celebrity   Langkah Baru [3]

    Setelah meninggalkan mantan kantornya, Kendra langsung pulang. Dia sempat mampir ke supermarket untuk berbelanja beberapa kebutuhan. Gadis itu juga membeli camilan dalam jumlah lumayan banyak. Mungkin dia akan menghabiskan satu minggu ke depan dengan bersantai di depan televisi sembari menikmati aneka makanan kecil.Selama ini, Kendra memang ingin mencari pekerjaan yang sesuai dengan disiplin ilmunya. Namun, itu menjadi cita-cita yang sengaja ditangguhkannya. Hingga detik ini, Kendra sama sekali belum serius berusaha untuk mencari pekerjaan lain di luar The Matchmaker. Akan tetapi hari ini dia harus menghadapi kenyataan yang sama sekali tak pernah terbayangkan. Jauh lebih mudah berimajinasi bahwa dirinya akan meninggalkan The Matchmaker atas keinginan sendiri, bukan karena dipaksa untuk membuat pilihan.Membayangkan dia sudah resmi menjadi pengangguran, Kendra pun menjadi luar biasa cemas. Mendadak, masa depannya terlihat buram dan gelap. Apa yang akan dilakukann

  • Dating with Celebrity   Langkah Baru [2]

    Kendra meninggalkan kantor The Matchmaker dengan kehebohan di belakangnya. Karena gadis itu memang tak menyembunyikan fakta yang sebenarnya. Dia tak mau kelak pengunduran dirinya malah diikuti dengan tuduhan ini-itu yang sama sekali tak benar. Karena tentunya Kendra tak lagi ada di biro jodoh itu untuk membela diri.Paling tidak, Kendra merasa berhak memberi tahu kebenaran versi dirinya. Terserah saja jika dianggap sikapnya kekanakan. Apakah setelah ini Rossa akan berkoar-koar tentang versinya yang bisa saja berbeda, itu masalah lain. Kendra tak mau memikirkan hal itu dan memusingkan sesuatu yang tak bisa dikontrolnya.“Kamu betul-betul harus mengundurkan diri?” Neala masih tak percaya. Kendra sengaja mengajak Neala dan Pritha ke ruang rapat supaya mereka bisa bicara bertiga dengan leluasa. Gadis itu merasa berutang penjelasan pada keduanya, orang-orang terdekat Kendra di The Matchmaker.“Iya. Untuk apa aku bohong?” komentar Kendra dengan

  • Dating with Celebrity   Langkah Baru [1]

    Keluar dari ruangan Rossa, kepala Kendra terasa berputar. Dia berharap semuanya cuma mimpi buruk yang kebetulan datang bertandang tanpa aba-aba. Akan tetapi, Kendra tahu yang ini bukan mimpi.Demi menenangkan diri, gadis itu buru-buru menuju toilet yang bersebelahan dengan pantri. Dia butuh waktu untuk memikirkan apa yang akan dilakukan saat ini. Langsung pulang atau menunggu hingga jam kerja berakhir? Masing-masing ada risikonya.Jika Kendra langsung pulang, pasti dia akan menghadapi banyak pertanyaan dari rekan sejawatnya. Padahal, Kendra merasa saat ini dia butuh ruang untuk bernapas. Karena ada banyak sekali kejutan yang didapatnya hari ini. Bertubi-tubi pula.Sementara jika gadis itu menunggu hingga jam kantor berakhir dan berpura-pura tak terjadi sesuatu, sisa hari ini mungkin akan berjalan lancar dan aman. Dia bisa menghindari hujan pertanyaan mengapa harus mengundurkan diri hari ini. Kecuali Rossa memutuskan untuk meminta Kendra meninggalkan kantor secep

  • Dating with Celebrity   Sapuan Badai [11]

    Tubuh Kendra menegang selama beberapa sekon. Dia menatap Rossa dengan kening berkerut. “Ini serius, Mbak?” Kendra mencari tahu. “Saya harus putus dari Maxim?”“Tidak ada yang mengharuskan,” sahut Rossa cepat. “Tadi kan saya cuma bertanya. Kalau saya memintamu putus dari Maxim, bagaimana? Apa kamu bersedia?”Kendra menjawab di detik yang sama, “Tidak, Mbak. Maaf. Saya tidak melihat alasan kenapa saya dan Maxim harus putus. Kami tidak melanggar kontrak apa pun. Selain itu secara etika, saya juga tidak merasa ada masalah. Karena saya dan Maxim berpacaran berbulan-bulan setelah syuting Dating with Celebrity selesai. Tidak ada ‘cinta lokasi’ selama saya mengurusi Maxim sebagai klien kita.” Kendra membuat tanda petik di udara.Rossa beranjak dari tempat duduknya. Perempuan itu melangkah ke arah kulkas kecil di sudut ruang kerjanya. Rossa mengambil dua kaleng soda. Salah satunya diserahkan

  • Dating with Celebrity   Sapuan Badai [10]

    Rossa tersenyum masam. “Tapi versi Judith tidak seperti itu. Kamu menjadi orang ketiga yang membuat hubungannya dengan Maxim menjadi jauh. Intinya, Judith mengkritik keras kebijakan-kebijakan The Matchmaker sehingga ada klien yang akhirnya malah berpacaran dengan pegawai di sini dan meninggalkan pasangan kencan yang sudah dipilih. Menurut kamu, mendengar tuduhan semacam itu dilontarkan oleh salah satu peserta kencan sekaligus sponsor acara Dating with Celebrity, apa yang harus saya lakukan?”Pertanyaan Rossa itu sungguh sulit untuk dijawab. Karena bukan kapasitas Kendra untuk mengajari perempuan itu apa yang harus dilakukan atau sebaliknya. Namun kalimat-kalimat bosnya yang menempatkan Kendra sebagai si penggoda, menyedot konsentrasi gadis itu lebih besar. Dia mustahil diam saja tanpa membela diri.“Tuduhan Judith sama sekali tidak benar, Mbak. Saya tak pernah menjadi orang ketiga yang merusak hubungannya dengan Maxim. Seperti yang saya bilang tadi, k

DMCA.com Protection Status