Playlist :
Maroon 5 - Animals•••
Megan mengeluh, merasakan dingin air menyentuh setengah kakinya. Ia sedikit membungkuk, menatap ke dalam kolam cukup lama. Memerhatikan bayangan wajahnya samar di dalam sana. Megan menyadari bahwa saat ini Markus adalah pemiliknya. Apapun yang terjadi, Markus punya alasan untuk menariknya kembali, menyeret keras-keras ke dalam pelukan hangat nya.
"Apa yang kau lakukan di sana?"tanya seseorang, siaga memecah lamunan gadis itu. Megan menoleh cepat, memeriksa suara baritone yang ia dengar begitu dekat.
"Markus!"
"Kau bisa
Playlist: Fall Out Boy - Centuries•••••Satu unit black van keluar dari mansion Markus, tampak bergerak cepat. Taylor mengedarkan mata pada dua pria yang mengapit tubuhnya. Memastikan senjata laras panjang yang mereka pegang, lalu beralih pada pria yang duduk menghadap depan, pria dengan potongan rambut klasik Pompadour meliriknya dari spion, sambil menggerakkan handgun jenis revolver."Aku harap, kau tidak melakukan hal bodoh seperti tadi pagi,"peringat pria itu. Menatap dua bola mata Taylor lewat spion."Hal bodoh itulah
Playlist: Alec Benjamin - Let Me Down Slowly ( cover ) •••••"Jadi, kau penasaran dengan saran ku?"tanya Alexander, menatap serius. Markus mengulum bibir, mengedarkan mata nya ke arah Billy dan Milla yang duduk di hadapannya."Ya! Megan tidak ingin menikah,"keluh Markus berat."Alasannya?"tanya Milla cepat."Trauma. Megan takut jika sesuatu hal terjadi di pernikahannya seperti kemarin,"ulas Markus, mencoba mengambil kesimpulan dari apa yang pernah mereka bicarakan.
Playlist : Avril Lavigne- Head Above Water••••••"Berkas pernikahan mu selesai!"pesan Alexander dengan pesan teks yang terkirim langsung ke ponsel Markus. Pria itu tersenyum tipis, melirik ke arah Megan yang masih tertidur pulas di ranjang. Licik memang, namun sangat di sayangkan karena hal itulah yang mampu membuatnya menarik dan menekan Megan dalam satu ikatan kuat yang tidak akan pernah ia lepas. Markus bersumpah, menjanjikan kesetiaan untuk gadis itu."Kau mau kemana?"tegur Megan, mendadak sadar dari tidurnya. Mengerjipkan mata, menatap lekat sosok
Playlist : Camila Cabello - Never Be the Same••••"Sir, muatan siap!"tegur seorang pria tinggi, yang berdiri tegak sekitar dua meter dari Fabizio."Bagaimana dengan orang-orang yang ikut di dalam kapal?"tanya Fabizio."Mereka sudah berada di pinggir perairan, sir,"jawabnya lagi. Fabizio mengangguk pelan, meraih ponsel miliknya untuk mengabari Markus."Aku akan melepaskan kapal selam nya jika kau sudah mentransfer uang nya,"jelas Fabizio seraya menatap ke arah pintu."Uang m
Megan mengepal kedua tangannya. Melangkah menjauh menuju utara backyard mansion. Ia berdiri tegap saat sampai di pinggir kolam kaca seluas empat meter yang terhubung dengan galeri mobil Alexander."Megan,"tegur Markus, membuat gadis itu menoleh."Begini Kah caramu memperlakukan ku?"tanya Megan lantang, memerhatikan Markus mendekat."Semua akan mudah jika kau tidak menolak!""Aku sudah katakan alasanku, kau tidak berhak memaksaku!"pertegas Megan, mengepal kedua tangannya lekat. Menatap tajam tanpa berpaling dari Markus sedikitpun."Alasanmu yang membuatku harus bertindak licik,"jawab Markus, memandangi wajah Megan yang kini berada di hadapannya cukup dekat.
Playlist : Prisoner - Raphael Lake, Aaron Levy, Daniel Ryan Murphy••••••Markus berdiri tegap, menatap jernihnya air kolam yang ada di depan kamar Megan. Ia tersenyum tipis, menang atas segala rencana yang ia susun. Drug Enforcement Administration(DEA) melakukan pengejaran resmi pada Blanca Teressa bersama Andrea Kaden, Sergio berhasil membawa Taylor kembali ke sisinya, dan hal yang paling penting untuk ia rayakan malam ini, Megan resmi menjadi miliknya, istrinya."Hey sayang,"tegur Megan, membuat Markus menoleh cepat. Pria itu mengulum senyuman, menatap jelas wanitanya dari ke
Playlist : Lea Michele - If You Say So••••••Dor!!Sebuah peluru terlepas dari sarangnya. Menghantam tubuh Andrea yang sejak tadi berusaha bertahan. Secara mendadak, napas seakan terhenti, kabut bayangan yang masih ingin ia lihat tergambar jelas, mengambang seperti kabur pekat yang menghantui perjalanan nya selama ini. Ia menutup mata, berharap Tuhan mungkin akan memberi kesempatan, melepaskan dari jerat dua peluru tajam yang kini bersarang di tubuhnya. Hingga Andrea jatuh, terjun bebas dari bibir tebing
Phoenix, merupakan nama baru yang di sematkan untuk kartel Blanca Teressa. Setelah berhasil lolos dari DEA, wanita itu menjalin relasi kuat bersama Geogre Savalas untuk membangun kekuatan kartel nya kembali. Menurut seorang informan, Blanca bisa lolos karena bantuan dari dalam untuk melenyapkan bukti. Namun, hingga saat ini pihak DEA belum mampu mencari sesuatu hal yang bisa mendukung pengakuan tersebut.George Savalas, merupakan pemasok terbesar nomor tujuh dunia. Pria pencinta uang itu menguasai kota-kota yang ada di Kolombia, Kosta Rika,Chili, Paraguay dan tengah bersikeras untuk memasok barangnya ke dalam garis Mexico. Peperangan ini memanas, saat akuntan kartel Vargas Mexico —Jordan Williamson, tewas terbunuh. Hal inilah, yang cukup membuat Markus khawatir beberapa hari terakhir. Blanca bertindak, menarik Megan ke tengah pertempuran agar Markus mendesak Marina untuk memberikan
"Sudah aku katakan padamu, Alther. Anak ini penuh masalah!"tuding Jenifer lantang, menatap marah pada Leon."Jaga ucapan mu Mrs. Smith,"bela George."Apa kau mencoba mengancam ku?"tanya Jenifer, tanpa mengalihkan tatapannya. Leon menunduk, meremas tangan Alicia yang bergetar. Wanita itu menelan ludah, mengamati wajah putranya yang terluka cukup parah."Kau merasa terancam?""Jelas. Bukankah kau gembong narkoba? Berapa banyak yang sudah kau bunuh demi bisnis kotor itu? Hmm?""Hentikan Jenifer!"peringat Alther."Kau ingin membela mereka? Kau tidak lihat bagaimana keadaan Jayler karena anak sialan ini?"
Mississipi, Biloxi, Amerika serikat. 2 minggu pernikahan Taylor dan Andrea. "Allison,"Markus memanggil, mengusik permainan Allison yang tampak seru. Ia menghabiskan berjam-jam waktu hanya untuk kubus rubik. Lagi dan lagi, meski terlihat membosankan, permainan itu adalah hal terbaik yang selalu ingin ia kuasai."Hmm,"gumamnya pelan, tidak melirik ke sumber suara sedikitpun. Markus mendekat, memerhatikan jari-jari mungil putrinya. Sekolah terbaik dunia, The Rosey, memastikan Allison lulus tes. Nilai akademis nya sempurna.
"Bagaimana keadaan mu?"tanya Taylor pada Andrea sambil menyatukan kedua tangan mereka."Aku masih tidak percaya kalau kau sekarang sudah menjadi istriku,"ungkap Andrea senang."Aku tidak tanya itu,"Taylor mengalihkan wajah, mengusap pipinya yang terasa panas. Malu. Andrea diam, mengulum bibir tanpa mengalihkan pandangannya dari Taylor. Wanita itu salah tingkah."Siapa namanya?"tanya Andrea mendadak. Sengaja, agar Taylor menoleh ke arahnya. Sungguh, Andrea selalu jatuh cinta jika melihat rona merah di wajah wanita itu."Maksudmu?""Kau punya ide nama yang bagus untuk anak kita?"Andrea sialan. Pertanyaannya membuat Taylor berdebar. Ia menelan ludah nya sekuat mungkin, memompa napas seb
Andrea memutar tubuhnya, ketika pintu gereja terbuka. Ia membulatkan mata, menatap dengan jantung berdebar. Tercengang kaku. Taylor berdiri, memasang senyuman tipis lewat bibir nya yang mungil. Wanita itu menarik napas, meremas lengan Markus yang mendampinginya menuju altar."Kau siap?"tanya Markus, ketika langkah Taylor terasa berat. Ia menahan tangis, sambil menggigit bibir.Bahu Andrea yang tadinya tegap, kini tertunduk, menarik napas nya panjang ketika menyadari air mata lebih dulu membasahi pelupuk mata."Ya,"jawab Taylor, menahan napasnya dalam. Kembali melanjutkan langkah yang mulai begitu ringan. Andrea menatapnya, bersama tangisan kecil yang begitu penuh arti.Megan dan Allison menunggu di barisan depan, tersenyum dan bertepu
"Kau mau pulang hari ini?"tanya Milla sambil mengaduk adonan cake nya. Megan mengangguk, memotong apel hijau dan mengunyahnya tanpa henti."Jam berapa?""Entahlah. Markus masih rapat di Ferrero tower,"jawab Megan memaksakan diri untuk bicara sebisanya."Hmm.. Aku dengar, Markus mempercayakan bisnis itu pada mantan kekasih mu yang berengsek itu,"sindir Milla."Mom... Axel hanya masa lalu.""Bagiku tidak. Keluarganya pernah menghina kita. Aku pernah menjambak rambut mommy nya, kau ingat?"sergah Milla. Terdengar tidak ingin kalah."I know mom, tapi aku tidak ingin ikut campur dalam bisnis Markus."
"Markus..!"sentak Megan, menahan salah satu pergelangan tangan pria itu. Markus menolak, menatap Megan tanpa suara."Aku hanya ingin melindungi Allison,"ucap Megan. ."Kau pikir aku tidak ingin melindungi keluargaku?"Markus bicara serak, mengedarkan pandangan di kedua kornea mata Megan."Dia hanya anak gembong narkoba,"tuduh Megan.Kali ini Markus diam, memikirkan kalimat yang baru saja di deklarasikan egois dari mulut Megan yang pedas. Tanpa mengalihkan pandangannya, Markus menyunggingkan bibir, menertawakan wanita yang berdiri tegap dengan tatapan nanar. "Anak gembong narkoba, katamu?"tanya Markus, dibalas anggukan cepat."Lalu apa yang pantas di sematkan pada Allison? Anak mantan
Hari ini Markus terbangun dengan secercah kegelapan yang tersisa di dalam hidupnya, berdiri tegap menghadap matahari seakan melawan rasa khawatir. Allison tumbuh besar, kuat dan cerdas layaknya penguasa yang sulit dihentikan. Queen Savage."Kau bangun pagi sekali,"Megan memeluk tubuh topless Markus dari belakang. Menyangga kepalanya di bahu tegap pria itu dan mengusap bulu halus yang tersebar mulai perut hingga dada. Tubuh kekar yang membuat Megan tidak berhenti memuji, mengumpat kasar ketika mereka bercinta."Everything,"balas Markus meraih kedua tangan Megan dan meremasnya erat."Ingin jujur padaku?"tanya Megan mengecup pundak berotot pria itu. Markus mengangguk, membuang napasnya kasar."Anak lak
"Aku sangat tidak suka melihat mu seperti ini,"protes Megan, mengusap luka di wajah Markus dengan salep."Ini perbuatan daddy-mu,"celetuk Markus, membuat Billy dan Milla menoleh bersamaan ke arahnya."What?"tandas Markus, melempar senyuman picik. Billy menatapnya tajam, lalu tiba-tiba bangkit dari tempat duduk nya dan bergerak mendekat."Shit,"umpat Megan pelan. Memangku kepalanya dengan tangan dan bersandar di sofa."Kau tahu apa yang ada di dalam otakku?"tanya Billy. Markus diam, menaikkan salah satu alisnya dan melipat kedua tangannya di dada."Billy tolonglah. Kita....""Aku sangat ingin membunuh mu,"u
"Allison, kau ingat Leon?"tanya Markus, membuat sorot mata gadis nya bergerak cepat."My horse?"Bukan. Tapi anak laki-laki yang pernah datang ke mansion bersama paman George,"ujar Markus, membuat kedua bola mata Allison bergerak memutar."Oh. Anak aneh itu,"ucap Allison singkat, lalu memasukkan sisa potongan Pizza kedalam mulutnya. Markus diam, menyatukan kedua tangannya tanpa mengalihkan pandangan, pria itu menunggu reaksi Allison."Dad aku pikir kau mati,"celetuk Allison."Aku?"tanya Markus tidak yakin dengan apa yang ia dengar."Hmm. Mommy menangis, jadi aku pikir kau mati,"ujar Allison enteng. Markus