Beranda / Romansa / Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan / Saya Cemburu Tapi Bapak Nggak Nyadar

Share

Saya Cemburu Tapi Bapak Nggak Nyadar

Penulis: Juniarth
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
"Han?"

Aku mendongak lalu meraup udara yang ada di dalam kabin pesawat kelas VIP ini sebanyak mungkin untuk memberi keyakinan pada diri sendiri. Harus totalitas!

"Saya butuh jawabanmu."

Kepalaku mengangguk pelan.

"Jelasin pelan-pelan. Yang penting pesannya sampai ke saya."

Dan .... inilah saatnya melepaskan busur racun yang pertama dan semoga tepat sasaran di jantung Pak Akhtara.

"Sebelumnya ... saya ucapin makasih banyak sama Bapak karena udah bantuin saya ngelunasi perumahan untuk kedua orang tua. Juga, saya merasa sangat diterima dengan baik sama kedua orang tua Bapak tanpa ngelihat status sosial keluarga saya yang udah ... bangkrut."

Pak Akhtara tidak mengatakan apapun dan beliau hanya memperhatikanku.

"Saya ini anak tunggal, Pak. Kadang capek juga kerja sendirian nggak ada yang bantuin untuk menghidupi kedua orang tua. Bahkan di ibu kota pun, saya sendirian. Nggak punya teman berkeluh kesah. Mau curhat sama sahabat, takutnya malah disebarluasin."

"Tapi, saya bersyukur k
Juniarth

enjoy reading ...

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (6)
goodnovel comment avatar
Miyuk Kaslan
amit amit,jihan kamu mulai keterlaluan,kamu akan menyakiti hati akhtara lagi.sadar jihan,jangan bucin sama hadsa
goodnovel comment avatar
Arbainah
jihan jangan main2 sama pa aktara,nanti kamu juga yg kelimpungan kalau singa d bangunin mana ad dia nggak nerkam
goodnovel comment avatar
Vid
ih jahat banget si jihan..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Saya Disini, Untukmu!

    Bukan ciuman sekilas, tapi aku mencium pipi Pak Akhtara selama lima detik. Beliau tidak menolak ciuman yang kuberikan. Hanya saja ekspresi wajahnya tampak menegang karena sikapku yang bekerja diluar prediksi. Aku tidak pernah menunjukkan sisi romantis atau perhatian yang mendalam pada beliau. Tapi begitu kami berlibur ke Maldives, aku mendadak berubah seperti perempuan yang cinta mati padanya. Pantas dan wajar jika Pak Akhtara terkejut dan selalu berkata membutuhkan waktu untuk mengenalku. Tapi masalahnya, aku yang tidak mau menunggu lebih lama lagi. Karena aku juga dikejar oleh waktu. Usai mencium pipinya, aku kembali memeluk Pak Akhtara untuk menyembunyikan rasa malu karena berpikir ini terlalu agresif. Oh ayolah, ciuman! Bekerjalah dengan baik hingga ke dasar hati Pak Akhtara! Buat beliau bertekuk lutut padaku secepat mungkin! Aku kembali menyandarkan kepalaku di dada beliau dan lagi-lagi aku bisa mendengarkan detak jantungnya yang menggila. Semoga saja itu efek dari racu

  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Atau Layani Saya?

    "Maaf, Han. Bukan maksud saya ambil kesempatan dalam kesempitan. Murni saya meluk kamu sambil tiduran karena tadi suhu badanmu turun. Saya cuma mau menjaga suhu tubuhmu biar nggak kedinginan. Tapi saya sendiri malah ketiduran. Sekali lagi, maaf." Perlahan Pak Akhtara bangun dari tidurnya di sebelahku dengan wajah kurang bersahabat. Apakah beliau merasa tertuduh dengan pertanyaanku? "Bapak mau kemana?" Beliau batal menurunkan kakinya ke lantai lalu menatapku. "Siap-siap mau makan malam. Saya lapar. Apa kamu nggak lapar?" Aku tidak memberi jawaban apapun namun hatiku berkata jika perbuatan baiknya tadi memiliki arti yang begitu besar terhadap kesehatanku. Beliau menjagaku dengan baik dan hanya Pak Akhtara sajalah satu-satunya penolongku di Maldives. Hanya beliau lah yang kukenal di sini. "Pak?" Panggilku dengan menahan lengan kanannya. Beliau kembali urung menurunkan kakinya ke lantai lalu menoleh ke arahku. "Apa?" Aku teringat akan tujuan besarku di Maldives dan sederet s

  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Saya Minta Maaf, Istriku!

    Tuna Stuffed Chapati. Salah satu menu makanan yang dipesan Pak Akhtara dan modelnya seperti sambal ikan klotok di Indonesia. Ada nasi dan sambalnya juga. "Kenapa, Han? Mau nyoba menu saya?" Sejujurnya ikan laut gorengnya sangat harum sekali. Tapi aku malu untuk mencicipinya. Dan aku merasa salah pilih menu Banana Flower Salad. Yaitu salad yang disajikan di lembaran kelopak bunga pisang dengan rasa sedikit kecut dan pedas. Cita rasa yang tidak sesuai dengan lidahku sama sekali. "Sini. Saya suapin." Pak Akhtara menyendokkan sesuap nasi dan lauk lalu menyodorkannya ke mulutku. "Enak?" Kepalaku mengangguk dengan terus mengunyahnya. "Mau saya pesenin kayak gini?" "Emang boleh, Pak?" "Yang penting bayar, Han." Jika tadi Pak Akhtara bersikap biasa saja, maka sekarang beliau menunjukkan sisi perhatiannya dengan memesankanku menu yang sama dengannya. "Habisin, Han. Biar kamu ada tenaga barangkali mau mendebat saya." Aku memanyunkan bibir sambil terus menikmati menu tuna stuf

  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Baru Sempat Atau Dengan Yang Lain?

    "Pak!" Tetiba saja Pak Akhtara menyingkirkan guling yang ada di tengah-tengah kasur lalu kini beliau berada di atasku. Mau apa memangnya? "Han, cukup! Jangan bilang cinta lagi ke saya atau lihatin wajah saya kayak tadi!" Beliau berkata pelan namun tegas dengan mata menatapku intens. Sedang kedua tangannya bertumpu di kedua sisi tubuhku yang setengah berbaring di kasur. "Ke ... kenapa, Pak?" Tanyaku lirih dengan perasaan gugup. "Karena ucapan cintamu dan perhatianmu yang betubi-tubi itu bikin saya bisa khilaf. Apa kamu siap kalau saya khilaf?" Kepalaku langsung menggeleng tegas dengan mata membola. Aku hanya mencintai hartanya, tidak lebih! "Makanya, jangan mancing-mancing saya terlalu jauh. Saya nggak mau kamu jadi nggak nyaman sama hubungan kita yang baru dimulai ini. Meski kamu itu sah mau saya apa-apakan, tapi saya mau ada keselarasan dalam pernikahan kita. Biar kamu dan saya sama-sama nyaman menjalaninya." "Kalau pun memang kamu jodoh saya tapi kita dipertemukan deng

  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Tampil Terbuka Di Depan Pak Akhtara

    "Mas, kok kamu bilang gitu?"Siapa yang tidak panas hati ketika baru menelfon Mas Hadza ditengah tidak tahunya aku bagaimana cara mencari sinyal, tapi begitu terhubung dia langsung marah dan main tuduh. "Ck! Siapa yang nggak bingung kalau kamu nggak ngabarin apapun dari kemarin! Entah kamu udah sampai Maldives atau pesawatmu ada masalah! Aku nungguin pesan dari kamu, Han! Mau tanya juga mau tanya siapa! Beneran, aku persis orang bego nungguin pesan dari kamu!" Ini adalah kali pertama aku mendengar Mas Hadza meluapkan emosinya. Kasar, menyakitkan, dan aku mendadak tidak nyaman. Tapi tidak salah karena yang membuatnya begini adalah akibat salahku yang tidak memberi kabar sejak kemarin."Aku nggak ada sinyal, Mas! Aku nggak ngerti kalau ke luar negeri harus pasang kartu yang bisa untuk di luar negeri juga.""Apa kamu nggak bisa minta sinyal dari saudaramu atau orang hotel cuma lima menit aja untuk ngabarin aku? Atau emang kamu terlalu sibuk sampai lupa ngasih kabar ke aku?! Jangankan ak

  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Memanjakanmu Selayaknya Istri Saya

    Pak Akhtara itu sebenarnya lelaki yang cukup perhatian. Bagaimana tidak perhatian jika begitu keluar dari kamar, beliau langsung menggandeng tanganku sedang satu tangannya yang lajn membawa tas berisi pakaian ganti kami untuk menyelam.Bahkan beliau tidak melepaskan tanganku sama sekali begitu sampai di sebuah mini yacht yang disewa olehnya. "Ayo, Han."Beliau melompat lebih dulu ke atas yacht dengan mengulurkan tangannya padaku. Karena yacht sedikit terombang-ambing karena gelombang laut yang datang. "Saya takut, Pak!" "Pegang tangan saya lalu lompat. Nanti kamu saya tangkap. Tenang aja. Percaya sama saya."Bagaimana tidak takut jika yacht itu terus bergerak naik turun. "Takut, Pak!" Lalu hembusan angin pantai menerpa rambutku hingga setengah berantakan. "Ayo, Han! Ada saya!" Aku menggenggam tangan Pak Akhtara erat lalu melompat ke arah yacht. Tapi aku melompat di waktu yang salah hingga membuat kakiku menapak miring. Lalu Pak Akhtara meraihku dalam dekapannya ketika akan terg

  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Mengabdikan Jiwa Ragaku Padamu

    Usai membersihkan diri dan petugas hotel membawakan makan siang, Pak Akhtara mengajakku kembali duduk di teras kamar kami yang menghadap laut. Sejuk dan menyenangkan sekali.Dengan memakai baby dol alias baju tidur warna biru dengan potongan pendek hingga terlihat jenjang kaki indahku, aku duduk bersila di hadapan Pak Akhtara. Di tengah-tengah kami tersaji makan siang khas Maldives. Belum selesai kami makan siang bersama, tiba-tiba saja Pak Akhtara memilih menyudahinya. "Kenapa, Pak?" Beliau menggeleng lalu menghadap lautan yang berkilau karena pantulan cahaya matahari."Apa menunya nggak cocok sama selera Bapak?" Lalu beliau menoleh ke arahku, "Lihat kamu pakai baju pendek-pendek bikin kepala saya pusing, Han."Aku menghentikan kunyahan lalu menatap Pak Akhtara dengan alis terangkat. Jujur sekali beliau ini?"Kamu tahu kenapa saya tadi diving sendirian? Hampir setengah jam lamanya."Kepalaku menggeleng sebagai jawaban dengan menatap beliau lekat."Karena kepala saya pusing banget,

  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Kamu Cantik, Wangi, dan ... Seksi

    "Pak, hujan."Rintik-rintik hujan mulai membasahi kawasan tempat kami menginap selama di Maldives. Rencananya Pak Akhtara yang akan mengajakku melihat Sea Of Star yang berada di Vaadhoo Island. Yaitu sejenis plankton yang mengeluarkan cahaya di malam hari hingga membuat lautan yang di Vaadhoo Island seperti dipenuhi lampu-lampu warna biru cantik. Atau sejenis kunang-kunang laut. Hal indah yang tidak ada di lautan Jakarta dan hanya ada di Maldives saja. Alhasil aku memberengut kecewa karena satu keindahan Maldives harus terlewat karena rintik hujan. Tidak mungkin jika kami nekat pergi ke sana saat hujan seperti ini. Beliau kemudian berjalan ke arahku yang berdiri di teras kamar lalu menengok ke luar. "Alamat batal lihat sea of star nih, Han.""Sayang banget, Pak. Padahal saya udah ngarep banget."Kemudian beliau menarik lenganku agar berdiri memunggunginya. Lalu beliau begitu saja melingkarkan tangannya di perutku dan menumpukan dagunya di pundakku. Sontak aku terkejut dan sediki

Bab terbaru

  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Beri Saya Maaf

    POV AKHTARA“Maaf katamu?” Tanya Farhan dengan suara sinis.“Waktu Jihan merawat Akhtira sendirian, dihina orang lain perempuan nggak benar karena melahirkan tanpa suami, lalu Akhtira dihina anak haram, siapa yang jadi tameng untuk mereka heh?!”Aku tidak menjawab dan hanya menatap Farhan. Membiarkan dia menyelesaikan ucapannya. “Aku!” Dia menepuk dadanya dengan wajah benar-benar kesal.“Bukan kamu! Yang tiba-tiba datang ngambil semua yang aku usahakan!” ucapnya dengan menunjuk dadaku.“Kamu memang ayah kandung Akhtira, tapi aku yang lebih banyak berjasa ke mereka! Aku menyayangi mereka itu tulus!”“Dan Jihan nggak mungkin berpaling kalau bukan karena kamu pakai acara pura-pura mau mati! Biar apa, heh?! Dapat simpati Jihan dengan cara pintas? Iya?!”Kepalaku menggeleng dengan menatap Farhan yang begitu kecewa dan sakit hati.“Munafik!”“Saya nggak perlu menjelaskannya ke kamu karena saya tahu kamu nggak butuh itu, Far.”Tanpa berkata lagi, Farhan kemudian menaiki motornya dengan eksp

  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Lebih Baik Selesai

    POV AKHTARA [Pesan dariku : Han, saya mau ke rumahmu malam ini. Apa boleh?]Aku menunggu jawaban Jihan dengan sangat tidak sabaran. Menit demi menit itu terasa sangat lama sekali. Kemana dia? Mengapa sedang tidak online?Setelah lima menit dan mondar-mandir sendiri di dalam apartemen, aku kembali melihat ponsel yang masih saja belum menunjukkan ada notifikasi dari Jihan.Baru kemarin Jihan bertamu ke apartemenku, dan hari ini aku langsung bergerak cepat. Memangnya mau menunggu apa?Ting …Aku segera meraih ponsel yang ada di meja dengan harap-harap cemas semoga saja itu dari Jihan.Dan ...[Pesan dari Jihan : Maaf, Pak. Mau apa memangnya?]Kemudian aku langsung menekan gambar telfon dan terhubung ke nomer Jihan. Aku merasa berbicara langsung itu lebih jelas dan gamblang dari pada mengatakannya melalui pesan singkat.“Halo?”“Saya mencintai kamu, Han.”Ini mungkin terlihat sangat frontal dan tidak sabaran. Karena aku langsung mengatakan isi hatiku kepada Jihan tanpa ada basa basi sama

  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Sisa Cinta

    POV AKHTARAJihan kemudian menoleh dengan mata berkaca-kaca kemudian dia berdiri tanpa membawa paper bag. Lalu dia berjalan ke arahku hingga terlihat jelas ekspresi wajahnya.Kecewa, sedih, dan marah bercampur menjadi satu.“Ketika Bapak mau pergi meninggalkan saya dan Akhtira, setelah nyuruh Faris datang ke rumah dengan memberikan deretan surat berharga beserta rekening berisi uang yang nggak main-main banyaknya, kenapa Bapak nggak angkat telfon saya?”“Kenapa Bapak main pergi aja waktu itu?”Lalu air matanya kembali jatuh setetes membasahi pipi.“Bapak ngasih saya dan Akhtira harta sebanyak itu lalu pergi gitu aja, saya kayak merasa semuanya bisa Bapak hargai pakai uang!”Kemudian air mata Jihan makin deras membasahi pipinya. Bahkan bibirnya ikut bergetar menahan isak tangis.“Saya tahu Bapak itu kaya, tapi kenapa semuanya selalu Bapak putuskan sendiri tanpa dengerin saya dulu! Kenapa Bapak selalu menilainya pakai uang?! Bapak punya hati dan cinta kan?! Kenapa nggak mencoba menggunak

  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Kalian Tetap Bahagia Tanpa Saya

    POV AKHTARATujuh hari aku berada di tanah suci untuk benar-benar menghambakan diri pada Tuhan. Segala urusan duniawi kukesampingkan.Aku benar-benar mengharap ampunan turun bersama dengan kesungguhanku saat bersujud, menengadahkan tangan, dan tetesan air mata penyesalan.Kugunakan waktu itu sebaik mungkin dengan memperbanyak ibadah. Aku hanya pulang ke hotel jika benar-benar mengantuk.Aku tidak tahu apakah pemeriksaan keseluruhan terhadap kesehatanku itu lolos ataukah tidak. Bila lolos dan dinyatakan cocok, setidaknya aku telah membasuh jiwaku di tanah suci sebelum kembali pada sang Khaliq.Tapi bila tidak lolos, aku harap Tuhan memberi jalan kehidupan yang lebih baik. Karena aku sudah tidak lagi muda dan waktunya lebih fokus pada ibadah serta keluarga.Faris melambaikan tangannya begitu aku keluar dari pintu kedatangan penerbangan luar negeri. Dengan menggeret koper, aku menghampirinya yang menatapku dengan pandangan berkaca-kaca.Dia sudah kuanggap seperti adik dan langsung merangk

  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Kehilangan Kamu Yang Pernah Sangat Mencintaiku

    POV AKHTARA Faris yang berdiri di samping itu kemudian menatapku penuh keterkejutan. Pun dengan dokter yang kuajak berbicara dan masih memegang hasil laboratorium pasien yang menderita sakit keras itu. "Pak, apa ... maksudnya?" Tanya dokter itu. "Maksud saya seperti yang dokter pikirkan."Dokter itu kemudian menatap Faris dengan penuh keterkejutan. Pasalnya mana ada orang yang sudi mendonorkan hatinya dengan terang-terangan seperti aku?Mungkin mereka pikir aku sedang main-main dengan hal ini. Padahal aku benar-benar merasa bahwa ini adalah titik balik untuk memperbaiki diri dan mendapatkan ampunan dari Tuhan atas semua kesalahanku. "Pak Akhtara, maaf. Ini bukan perkara sederhana, Pak. Mendonorkan hati itu tidak sama dengan mendonorkan ginjal. Manusia punya dua ginjal dan masih bisa bertahan hidup dengan satu ginjal. Tapi kalau hati ... manusia hanya punya satu, Pak. Kalau itu diambil, maka --- ""Saya mati. Begitu kan alurnya?" Jawabku tenang. Dokter dan Faris saling bertatapan d

  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Terima Kasih Untuk Segalanya

    POV AKHTARA“Mas, mau gendong Tira nggak?” Tanya Abid dengan suara sangat lirih.Aku yang tengah duduk di bangku belakang sambil menatap keluar jendela mobil pun beralih atensi pada adikku itu.Dia tengah memangku putraku, Akhtira, yang sudah tertidur dengan lelap. Sedang kedua anaknya masing-masing dipangku istrinya dan Papa. Hanya aku saja yang tidak memangku anak kecil.Kemudian aku melongok ke arah putraku itu. Dia benar-benar damai terlelap di atas pangkuan adikku. Dan selalu enggan untuk berdekatan denganku.“Apa dia nanti nggak kebangun, Bid?” Tanyaku dengan suara sama lirihnya.“Pelan-pelan aja, Mas.”Lalu aku mengusap pipi halusnya itu dengan ibu jari untuk memastikan apakah Akhtira benar-benar sangat terlelap. Ternyata putraku itu tetap tidur dengan sangat pulas.“Kayaknya dia kecapekan habis main air terus perutnya kenyang. Jadi deh ngorok.”Aku menahan tawa karena guyonan Abid lalu mengangguk dengan mengulurkan kedua tangan untuk menerima putraku.Galau di hati yang sedari

  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Apa Kamu Tidak Ada Waktu?

    POV AKHTARAAku harus tetap professional dengan tidak mencampuradukkan urusan pribadi dengan urusan pekerjaan. Meski terasa sulit dengan tidak memikirkan penolakan Jihan saat aku sedang bekerja seperti ini.Permintaan Jihan yang tidak bersedia rujuk adalah sebuah keputusan yang tidak boleh kupaksa. Dia memiliki hak yang harus kuhormati sekalipun itu melukai hatiku.Cintaku pada sesama manusia telah habis di Jihan.Meski Humaira begitu baik secara sifat dan iman, tetap saja aku selalu terbayang Jihan. Bukankah akan makin menyakiti Humaira jika dia mengerti jika hatiku masih tertambat pada Jihan?“Mungkin jika Bu Jihan sudah menikah lagi, Bapak akan benar-benar bisa melepas dan melupakannya. Karena pintu untuk mendapatkannya benar-benar telah tertutup,” ucap Faris.Aku menghela nafas panjang dengan menatap gelas minumku yang mengembun. Kami sedang makan malam bersama karena aku tidak mau makan malam sendirian. Kebetulan tempat tinggal Faris tidak jauh dari apartemen tempatku berteduh.“M

  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Tetap Memilih Dia

    POV AKHTARAKarena putraku, Akhtira, sedang duduk di pangkuan seorang lelaki dengan menghadap wajah orang itu. Bahkan senyum putraku terlihat mengembang penuh tawa apalagi saat lelaki itu menyerukkan kepalanya ke arah dada putraku.Tira kembali tertawa terpingkal karena geli dan mencengkeram rambut lelaki itu. Semakin Tira terpingkal, dia semakin menyerukkan kepalanya ke dada putraku hingga tawa keduanya menguar bebas dan membuatku … iri.Lelaki yang masih memakai kemeja putih dan celana kain hitam khas pakaian ASN itu, apakah dia yang bernama Farhan?Seorang aparatur sipil negara yang berstatus duda dan sedang mendekati Jihan.Karena lelaki itu sibuk menyerukkan kepalanya di dada putraku, dia tidak menyadari kehadiranku yang menatap ke arahnya dengan penuh rasa iri dan sedih.Iri karena putraku bisa seakrab itu dengannya. Padahal aku ini ayah biologisnya.Dan sedih karena aku belum pernah sekalipun menggendong putraku sama sekali.Sudah berapa lama mereka bersama? Sudah berapa lama le

  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Seperti Lupa Cara Bernafas

    POV AKHTARA“Saya panggilin Papa biar Tira dipangku Papa. Jadi Bapak bisa menyentuh Tira.”Aku sedikit mengerutkan kening mendapati jawaban Jihan.“Kenapa harus sama Papamu?”“Kita ini udah bukan suami istri secara agama, Pak. Kalau kita berdekatan, nanti jadi dosa.”Mulutku terkunci ketika Jihan berkata seperti itu. Satu kenyataan yang hampir kulupakan bahwa wanita yang sangat kucintai ini sebenarnya telah terlepas dari genggamanku secara agama.Statusnya hanya istri secara hukum negara.Tapi aku ingat perkataan Papa bahwa masih memiliki kesempatan untuk mendapatkan Jihan kembali dengan rajin mengunjungi Tira.Ketika Jihan hendak berdiri, aku berkata …“Tolong kamu dudukkan aja Tira di kursi. Nggak usah panggil Papamu.”Karena aku yakin jika Papanya Jihan akan membuat pembatas antara aku dan Tira. Apalagi jika putraku itu menangis karena baru pertama kali bertemu denganku.Jihan mengangguk lalu membujuk Tira untuk duduk di kursi. Putraku itu nampak tidak kooperatif namun Jihan terus m

DMCA.com Protection Status