Kegelisahaan Bowo semakin menjadi-jadi,dia pun tidak menghentikan Mobil nya di tepi jalan raya dan merenung kan semua kata-kata Bulan,Bowo sulit menghubungi Bulan,karena posisi Bulan sudah berada di dalam pesawat dan secara otomatis ponsel sudah di non aktif kan.[["kenapa pikiran ku jadi kacu seperti ini,ya Allah lindungi lah kekasih ku Bulan dan juga Abah Jaya dalam perjalanan nya"]] gumam Bowo dalam hati.Lambat laun suasana hati Bowo mulai membaik,karena dia tidak ngin larut dalam kegelisahan nya yang terlalu dalam,maka dia melajukan Mobil nya kembali dan menuju ke kampus,kali ini dia tidak menjemput Mili karena jarak nya sudah lumayan jauh,jadi Mili pun berangkat dengan mengendarai Mobil nya sendiri.Setelah sampai di kampus Bowo lebih banyak diam dan merenung,apa pun itu tetap saja dia memikir kan Bulan,karena sebelum dia bisa berbicara dengan Bulan dia tidak akan bisa merasa tenang,Bowo duduk di bawah pohon yang di sekeliling nya terdapat tempat duduk."Mas kok gak jemput Mili
Tapi walaupun Bowo sudah mendapat kan kabar dari Bulan,tetap saja perasaan hati nya tidak tenang,Bowo tetap merasa ada sesuatu yang Bulan sembunyikan dari nya.Sementara itu di Singapur Bulan dan Abah nya sedang menunggu antrian untuk kemo,Abah Jaya tidak pernah sedetik pun meninggal kan Bulan sang putri kesayangan nya."Neng,apa tidak sebaik nya kamu jujur saja pada Bowo!"ucap Abah Jaya."Bulan takut Mas Bowo kawatir Bah,jadi mungkin nanti saja setelah pulang pelan-pelan Bulan akan menceritakan semua nya sama Mas Bowo,"sahut Bulan yang saat itu sudah mengenakan pakaian dari rumah sakit tersebut."ok,Abah setuju,untuk sekarang lebih baik kamu fokus saja dulu dengan pengobatan kamu Neng,semoga saja semua nya berjalan dengan lancar ya Neng,""Aamiin Abah,Bulan minta maaf ya sama Abah,karena Bulan sudah membuat Abah kawatir dan repot!"ucap Bulan dengan tatapan sendu."Abah tidak pernah merasa kerepotan Neng,apa pun itu kamu putri Abah satu-satu nya,dan semua masalah kamu itu sudah tentu
Tapi karena Mili sudah membaik maka Bowo pun berpamitan kepada pak kusuma untuk kembali kerumah nya,dan pak Kusuma pun mengiyakan,setelah itu Bowo melajukan Motor nya dengan cepat dan dalam hitungan menit saja Bowo sudah sampai di rumah nya,setelah memasuk kan Motor nya kembali ke garasi Bowo pun langsung masuk kedalam ruamah,tapi saat melintasi ruang makan Mak Ijah pun memanggil nya."Den,Aden dari mana,itu tadi sarapan nya sudah saya siap kan,tapi karena Den Bowo pergi,jadi Mak beresin lagi,dan ini makan siang sudah siap Den?"tanya Mak Ijah dengan sangat sopan."terima kasih Mak,saya baru saja dari rumah Pak Kusuma,dan saya masih kenyang Mak,"jawab Bowo yang tampak lesu."Den Bowo kenapa,Mak lihat kok sedih wajah nya?"Mak Ijah pun peduli dengan majikan nya itu."Bowo baik-baik saja Mak,"jawab Bowo masih terlihat lesu."Den Bowo kalau ada masalah cerita saja sama Mak,soal nya Mak lihat wajah Den Bowo sedikit agak lesu,"ucap Mak Ijah yang terus menatap wajah Bowo,dan Bowo pun mulai me
Minggu telah berlalu dan hari itu saat nya Bulan kembali dari singapur,Bowo pun bergegas ke bandara untuk menjemput nya,pagi-pagi sekali dia berangkat dari rumah nya karena tidak ingin terlambat lagi seperti sebelum nya,pesawat yang Bulan tumpangi belum mendarat,tapi Bowo sudah bersiap menunggu di bandara,ada rasa senang,cemas dan juga binging,karena sejak dia jadian dengan Bulan ini untuk pertama kali nya dia bertatap muka lagi dengan Bulan.Kurang lebih satu jam Bowo menunggu,dan akhir nya pesawat yang Bulan tumpangi pun mendarat juga,dengan segera Bowo berhambur menuju ke pintu keluar,dan tampak Bulan serta Abah nya sudah melenggang di lorong jalan keluar dari bandara,jantung Bowo seketika berdetak kencang saat melihat Bulan yang terlihat cantik dan anggun dengan balutan hijab sederhana dan pakaian sederhana juga,namun Bulan tetap terlihat menarik."Assalamu'alaikum Abah,Mbak Bulan"Bowo menyapa Abah Jaya lalu mencium punggung telapak tangan Abah Jaya,dia juga menyapa Bulan dan lalu
Mili pun tidak perduli meski dirinya telah terlambat,karena niat nya ke kampus untuk menemui Bowo,bukan untuk belajar,Mili seakan sudah tidak ingat dengan yang nama nya malu,sesampai nya di kampus dia pun langsung turun dan mencari Bowo,semua orang dia tanyai di mana keberadaan Bowo,dan ada salah seorang Mahasiswa yang memberi tau bahwa Bowo sedang berada di perpustakaan,saat itu Bowo sedang mencari materi untuk dia persentasi kan nanti di kelas,spontan Mili pun langsung menuju ke perpustakaan kampus untuk menemui Bowo."Mas Mili mau bicara!"tiba-tiba saja Mili sudah duduk di samping Bowo,dan sontak Bowo pun menoleh kaget."Mbak Mili,saya kira Mbak tidak ke kampus,ini sudah jam berapa Mbak?"tanya Bowo yang menunjuk jam di tangan nya,karena saat itu jam sudah menunjuk kan pukul 11:12 WIB,dan itu artinya jam kampus sudah berjalan cukup lama."saya ke sini bukan ingin belajar Mas,tapi saya ke sini mau ketemu sama Mas Bowo,"jawab Mili dengan suara sedikit berbisik dan penuh tekanan,karena
"Mas Bowo!"sapa Bulan yang sudah berdiri di belakang Abah Jaya."iya Mbak,sudah bangun Mbak?"tanya Bowo yang berdiri karena Bulan mendekati nya lalu mencium punggung tangan nya."Mas sudah lama?"Bulan balik bertanya."belum Mbak,"jawab Bowo."sudah lumayan lama Neng,"Abah Jaya menimpali nya."kok gak bangunin Bulan Bah,"ucap Bulan yang terlihat sudah mulai segar kembali."Mbak kan sedang istirahat,jadi saya yang larang Abah ataupun Bik Inah untuk membangun kan Mbak Bulan,"sahut Bowo dengan tersenyum lega karena melihat wajah cantik Bulan kembali segar."gak apa-apa Mas kan Bulan sudah baikan,"sahut Bulan lagi.Karena Bulan sudah menemani Bowo,maka Abah Jaya pun pamit untuk kembali ke kamar nya,setelah Abah Jaya meninggalkan mereka,Bulan pun mengajak Bowo untuk menemani nya berjalan-jalan di taman belakang rumah nya."Mas,temani Bulan ke taman belakang yuk!"pinta Bulan yang berdiri terlebih dahulu."iya sayang,yuk!"sahut Bowo dengan senyum manis nya,lalu mereka berdua berjalan beriring
Kini mereka sudah berkumpul di pendopo,Bowo dan Bulan pun sudah duduk berdampingan,sedangkan Bu Salsa dan juga senior yang lain juga sudah berada di samping Bu Salsa,tapi rapat belum di mulai karena masih menunggu Mili yang belum juga datang."Bowo,sudah lima belas menit kita menunggu,kenapa Mili belum datang juga?"tanya Bu Salsa."saya juga kurang tau Bu,tunggu biyar saya hubungi Mbak Mili!"jawab Bowo yang langsung merogoh ponsel nya dari dalam tas."ok,"sahut Bu Salsa.Dan Bowo pun langsung menghubungi Mili,berkali-kali dia menghubungi nya tapi tidak juga di angkat oleh Mili,tapi Bowo mencoba nya sekali lagi dan kali ini Mili mengangkat nya.["Assalamu'alaikum,Mbak di mana,kami sudah menunggu lama Mbak?"] tanya Bowo dari dalam telfon.["Wa'alaikumsalam,sorry Mas Mili gak bisa datang,kalian mulai saja!"] sahut Mili dan langsung mematikan ponsel nya,Bowo pun langsung melihat ponsel nya dan menyimpan nya kembali."gimana?"tanya Bu Salsa yang sedikit memajukan dagu nya."Mbak Mili tidak
Setelah mereka memilih meja,mereka pun memesan makanan,selama menunggu makanan tiba,Bulan pun menanyakan perihal sikap Mili yang aneh."Mas,kenapa dengan kak Mili,kok agak jutek gitu ya?"tanya Bulan yang sangat penasaran."maaf kan sikap Mili ya sayang,sejujur nya Mas ingin cerita sama kamu,tapi Mas takut kamu jadi kepikiran sayang,"jawab Bowo lesu."kenapa Mas,cerita aja!"ucap Bulan yang penasaran ingin tau."tapi Mas minta setelah Mas cerita,kamu jangan kepikiran ya sayang,dan jangan di masuk kan ke dalam hati juga fikiran kamu ya sayang,"sahut Bowo yang sebenar nya sangat kawatir."iya Mas gak apa-apa cerita aja!"ucap Bulan yang mendesak Bowo untuk bercerita.Sebelum bercerita Bowo pun menarik nafas panjang,dia sebenar nya ragu untuk bercerita,tapi karena Bulan terus mendesak akhir nya Bowo pun cerita,Bowo bercerita dengan sangat hati-hati,saat menceritakan nya pun hati Bowo merasa resah,dada nya terus berdebar debar,sedangkan Bulan mendengarkan nya dengan sangat serius."jadi sebe