Hanya butuh waktu 2 hari , polisi dibantu anak buah Satya sudah bisa menemukan titik terang dalam kebakaran yang memang ada unsur kesengajaan ini, beruntung pihak customer di luar negeri memahami kondisi yang terjadi di pabrik pengalengan ikan ini sehingga mereka tidak mempermasalahkan jika pengiriman barang ke tempat mereka sedikit terlambat.Berbagai barang bukti yang tertinggal di lokasi kejadian sudah diamankan, beberapa orang dalam perusahaan pun sudah dicurigai saat ini sedang diamati oleh beberapa anak buah Satya yang menyamar sebagai karyawan disana begitupun dengan salah satu anak buah Johan disisipkan juga di pabrik itu.Produksi barang sudah berjalan normal kembali. Tampak Handoyo tersenyum saat mendapati pesan yang berisi pesan transferan masuk ke rekeningnya dari seseorang yang sudah menggunakan jasanya untuk membuat kekacauan di pabrik dimana dia bekerja.Handoyo yang sedang butuh uang karena habis kalah taruhan jelas menerima tawaran dari pria berkumis tebal yang menyur
Urusan kebakaran pabrik sudah tuntas , pihak kepolisian memburu Bastian. Mereka sudah mengintai saat Bastian masuk ke dalam hotel dan menemukan ada nama Bastian sedang check in di salah satu kamar hotel ini.Berbekal kartu identitasnya sebagai anggota kepolisian membuat mereka dengan mudah mendapatkan informasi terkait targetnya.“Kenapa kita tidak segera masuk ?” tanya anggota kepolisian yang berpakaian santai kala Satya memintanya tidak segera masuk saat mendapati Bastian bersama wanitanya sedang masuk ke dalam kamar itu.“Biarkan dulu mereka berninu ninu sebelum dijebloskan ke dalam penjara.”“Astaga kamu ini ya..”“He he he, berikan kesempatan terlebih dahulu kepada mereka hitung – hitung kita berbuat kebaikan, gak usah khawatir target lepas, kita berjaga di depan pintu kamar mereka. Mereka juga gak bakalan kabur lewat jendela, secara jendela mereka langsung menghadap sungai di bawah sono, k
Pagi ini Rafael membawa kedua orang tuanya beserta keluarga dari Airin yang kebetulan masih di Jakarta berlibur ke Maldives, tempat yang eksotik sekali.Beberapa peristiwa tidak menyenangkan yang dirasakan oleh istrinya membuat Rafael berinisiatif mengajaknya liburan agar moodnya tetap terjaga dengan baik.Rafael memang penuh kejutan terhadap istrinya, tentu saja Airin menangis haru saat mendapati Rafael juga memikirkan keluarganya serta tanpa sepengetahuannya mengajak keluarganya berlibur.“Kenapa malah nangis, apa ada hal yang mas lakukan membuatmu sedih sayang.” Rafael yang mendapati airmata istrinya menggenang di pelupuk mata indah Airin itu, di rengkuhnya tubuh cintanya itu dalam pelukannya.Airin menggelengkan kepalanya saat mendapatkan pertanyaan suaminya.“Lha ini kamu nangis.”“Aku nangisnya bukan sedih mas, tapi terharu karena mas memikirkan keluargaku juga. Mengajak keluargaku berlibur seperti ini ent
Bima bersama Satya sedang berada di kediaman Danu Winara mewakili keluarga Dirgantara untuk menghadiri pemakaman Danu Winara yang akhirnya harus menghembuskan nafas terakhirnya setelah tidak kuat menahan serangan jantung yang menimpanya.Rafael dan Bramantyo hanya bisa mengucapkan belasungkawa mereka lewat sambungan video call mengingat mereka saat ini masih ada di Maldives.Mengenakan pakaian serba hitam dan tak lupa kacamata bermerk bertengger di hidung mancungnya , penampilan pria semi bule ini begitu menarik perhatian para pelayat terutama kaum hawa.“Pak Bima.” Satya menyenggol lengan Bima yang kebetulan sedang duduk disebelahnya.“Hmm,” sahut Bima sembari tetap fokus memainkan ponsel pintarnya.“Bapak lihat tuh banyak pasang mata kaum hawa terutama yang muda- muda pada melirik ke arah bapak, tahu nggak pak,” bisik Satya .“Ya tahulah, ini salah satu resiko punya wajah tampan dan badan bag
Rafael sedang bersiap – siap kembali ke kantor bersama istrinya, keduanya sudah kembali dari liburan.Keluarga Airin pun juga sudah kembali ke Malang.Airin yang memang sedari dulu terbiasa mandiri dan tidak bisa diam begitu saja di rumah tetap merasa nyaman bekerja.“Kamu beneran gak apa – apa kembali bekerja ?” tanya Rafael sembari memperhatikan istrinya yang sedang memakaikan dasi dilehernya.“Aku gak apa – apa mas, bukannya banyak beraktifitas dianjurkan sama dokter Luna.”“Ya kamu benar, tapi jangan terlalu lelah.” Rafael segera membungkukkan badannya saat istrinya selesai memasangkan dasi dengan sempurna, dielusnya perut buncit istrinya seraya berbisik kepada calon anaknya.“Daddy yakin kamu kelak akan menjadi manusia kuat dan bisa melindungi mommy mu, secara kamu gak pernah rewel di dalam sana, Daddy sayang sama kamu nak.”“Sama mommynya enggak nih.” Protes Airin yang sedari tadi diam mendapati tingkah suaminya bermain - main dengan perutnya.Cup cup ciuman diberikan Rafael di
Paul tampak terdiam saat sedang dalam perjalanan menuju ke hotel tempatnya menginap, dia yang sudah 2 hari menunggu di Indonesia agar bisa bertemu Rafael terpaksa harus gigit jari saat mendapati jika rencananya belum – belum sudah tercium oleh Rafael.Ada rasa kesal dan malu tentunya yang dialami oleh Paul, kesal karena batal bisa bekerjasama dengan perusahaan besar itu, dan malu saat anaknya pun ditolak mentah – mentah.Hati kecil Paul jelas bisa memahami penolakan Rafael terhadap Laura anaknya , mengingat Rafael sudah beristri apalagi istrinya pun juga sedang hamil, apa yang dikatakan Rafael juga ada benarnya tidak bisa urusan pribadi dicampur dengan bisnis.Namun rengekan Laura membuat Paul sedikit menutup hatinya. Paul bisa memahami bagaimana kecewanya Laura saat mendengar kalimat Rafael apalagi perlakuan Rafael terhadap istrinya tadi.Paul sangat tahu sejak masih kuliah dulu Laura sering menceritakan tentang pria yang bisa mengoyakkan hat
Waktu berganti dengan cepat, saat ini seluruh keluarga besar Dirgantara group beserta keluarganya sudah stand by di kantor cabang masing – masing menunggu bus jemputan yang akan membawa mereka menuju perkebunan yang banyak terdapat villa – villa disana.Rafael beserta rombongannya juga ada di dalam satu bus khusus yang dimana ada Bima, papa mamanya serta seluruh ART di rumahnya dibawa serta kecuali satpam, pun demikian dengan Amar dan Satya ikut bersama Rafael, anak buah Satya yang lain juga sudah di tempatkan di rumah Rafael menggantikan Amar.Menempuh perjalanan yang cukup macet akhirnya iring – iringan rombongan Dirgantara sudah tiba di tempat tujuan.Bergegas dibawah komando masing – masing pimpinan cabang mereka segera meletakkan barang-barangnya di masing – masing villa sesuai dengan penempatannya.Rafael menggandeng pinggul istrinya dan membawanya menuju vila khusus untuk rombongannya, Rafael terlihat semakin protektif
“Calon bayinya laki – laki dan tampak sehat sekali, detak jantungnya juga bagus, semuanya normal semoga nanti persalinan berjalan dengan lancar.” Ucapan dokter Luna membuat Rafael beserta istrinya tersenyum lebar.Meski bagi mereka mau laki – laki atau perempuan sama saja, terpenting perkembangannya baik mereka sudah tentu sangat bersyukur.Usia kandungan Airin yang semakin membuncit semakin membuat Rafael memaksa istrinya untuk beristirahat di rumah saja. Airin tidak menolaknya, sepulang dari rumah sakit Rafael pun segera mengantar istrinya pulang setelahnya baru ke kantor.Sesibuk – sibuknya Rafael, dia tidak pernah melewatkan perkembangan calon anaknya yang ada di dalam perut istrinya. Rafael tidak pernah absen dalam menemani istrinya kontrol.“Bagaimana kalau kita ke mall, kita belum beli perlengkapan bayi sayang .”“Apa mas Rafa hari ini tidak ada agenda penting di kantor ?”&l
10 tahun kemudianTampak remaja tampan sedang menggandeng gadis yang juga tak kala cantik, mereka baru saja keluar dari mobil yang mengantarnya ke sekolah.“Hati – hati kak El adik Oliv” ucap Amar kala mendapati anak majikannya itu sudah keluar dari mobilnya.“Makasih sudah diantarkan, uncle Amar hati – hati juga jangan ngebut nanti aku bilang ke daddy kalau ngebut.”“Beres adik Oliv, kalian jangan lupa belajar yang rajin.”Setelah keduanya masuk ke dalam pintu gerbang Amarpun segera berlalu meninggalkan sekolah internasional di depannya, saat ini Eliezer sudah duduk di bangku SMA sementara adiknya duduk di bangku SMP keduanya bersekolah di tempat yang sama.Selama kurun waktu 10 tahun banyak hal terjadi dalam kehidupan rumah tangga Airin dan Rafael. Mereka sungguh beruntung memiliki anak yang penurut, mereka saat ini tinggal di kediaman pribadi Rafael yang tidak jauh dari rumah Bramantyo
Demi tidak mendapatkan respon dari istrinya Rafaelpun mengikuti arah pandang Airin dan dilihatnya dari kejauhan ada Marsha datang bersama dengan mamanya.“Kamu jadi cemberut karena Marsha ya?”“Gak usah aneh – aneh ya mas!” ancam Airin kala mendapati Rafael terkekeh sesaat setelah menyebut nama wanita lain di hadapan istrinya.“Gak usah manyun begitu, ayo kita kesana.”“Mas..”“Sstt..” Rafael meletakkan jarinya di ujung bibir istrinya agar Airin terdiam. Rafael segera merangkul pinggang langsing istrinya serta membawanya menemui Marsha.“Nak Rafael..” sapa Dahlia yang terlebih dahulu melihat kedatangan Rafael bersama Airin. Wajah Airin yang awalnya jutek dan tidak enak di lihat tampak tersenyum di hadapan Dahlia dan Marsha, keduanya pun segera mengulurkan tangannya untuk menyambut kedatangan Marsha.“Kamu makin seger saja nak Rafael, semakin hari semak
Sore hari kala waktu sudah menunjukkan pukul 2 siang Dani yang selepas menjemput keluarga kakaknya di bandara Abdulrahman Saleh segera menuju ke kota Batu tempat dimana Yohana menginap di rumah bibinya.Yohana gadis asli Surabaya itu sehari sebelum ke rumah Dani sengaja ke rumah bibinya dulu. Dia tidak mau menginap ke rumah Dani karena belum memiliki ikatan apapun.“Semoga perjalanan kalian lancar.” Pesan bibi Yohana saat melepas keponakannya serta Dani untuk menuju kota Malang.“Terima kasih bibi, kami permisi.” Ucap Dani sembari mencium punggung tangan wanita paruh baya itu.Mengingat jika weekend banyak yang menuju kota Batu maka perjalanan Dani serta Yohana membutuhkan waktu hampir 1 jam untuk bisa sampai di kediaman Ningsih.Di tempat ini para pria dan wanita sudah selesai membersihkan diri, kaum wanita pun juga siap menyambut tamu mereka, hanya Olivia yang masih tertidur di pangkuan daddynya, balita ini tampaknya
Satya saat ini sudah berada di hadapan kedua orang tuan Anjani, Satya menyatakan keinginannya untuk menjalin hubungan serius dengan Anjani.Intensnya komunikasi diantara keduanya yang sama – sama menjadi pengawal keluarga Rafael membuat hubungan cinta monyet mereka bersemi kembali.Jelas saja Satya maupun Anjani merasa lega karena restu sudah mereka dapatkan dari orang tua kedua belah pihak.Apalagi ternyata ibu Satya adalah sahabat ibunya Anjani kala mereka masih duduk di bangku sekolah.“Ibu tidak menyangka jika kita akan berbesan dengan Hastuti,” ucap Yayuk ibu kandung Anjani saat bervideo call dengan calon besannya itu.Satya menceritakan tentang asal usul keluarganya kepada pak Arif dan ibu Yayuk akhirnya dari situ mereka tahu tentang Hastuti.Restu sudah di dapat oleh calon pasangan suami istri ini, kali ini keduanya menghabiskan waktu dengan berjalan –jalan di mall di kota Semarang tempat Anjani tinggal.
Hari ini tampak keluarga Rafael sedang berkemas – kemas untuk pulang kampung , rencananya mereka akan berangkat besok pagi menggunakan pesawat pribadi demi kenyamanan Olivia dan Eliezer yang sama – sama tidak bisa diam.“Sudah selesai, sekarang tinggal bersiap – siap ke acaranya Kamila.” Tanpa sadar Airin berbicara sendiri.Ya selepas mengantarkan suaminya sampai teras rumah, Airin segera masuk kembali ke kamarnya untuk beres – beres perlengkapan mereka. Membawa dua anak tentu bekal pakaian Airin jauh lebih banyak dari sebelumnya meski mereka hanya menginap 2 hari disana.Saat baru saja selesai berdandan ponsel Airin berbunyi ada nama Desi disana sedang memanggil dirinya.“Sudah siap belum nyonya.” Terdengar suara canda Desi dari seberang sana.“Apaan sih kamu ini,Des.”“Idih jangan suka ngambek ntar kecantikannya berkurang tahu rasa loe.”“Gampang kal
“Beneran bun Dani mau mengenalkan calon istrinya ?” terdengar suara Airin kala sedang berkomunikasi dengan bundanya mau tidak mau membuat Rafael yang baru saja selesai mandi segera mendekat ke a rah istrinya meski hanya mengenakan handuk yang melilit bagian bawah tubuhnya.“Dani beneran mau mengenalkan calon istrinya sayang ?”“Iya sabtu besuk Dani mengajaknya bertemu bunda.”“Puji Tuhan akhirnya Dani laku juga he he , siapa calon adik ipar aku ?”Airin hanya mengangkat kedua bahunya saja tanda dia memang tidak tahu, namun Ningsih yang mendengar pertanyaan dari menantunya segera menjawab pertanyaan Rafael. Airin memang mengaktifkan mode loudspeaker saat berkomunikasi dengan sang bunda sembari dia menyiapkan pakaian kerja suaminya.“Jadi kisah kakak terulang pada adiknya, sekretaris yang menikah dengan pimpinannya sendiri ceritanya nih bun.” Omongan Airin tentu saja membuat Rafael tersenyum
Yohana sungguh sangat terkejut menatap atasannya yang masih berjongkok disebelahnya, Keterkejutan Yohana membuatnya hanya mampu menutup mulutnya dengan kedua tangannya demi melihat kejadian di sebelahnya, saat mulai dapat menetralkan detak jantungnya gegas Yohana berdiri dari kursinya dan meminta Dani untuk berdiri.“Jangan bercanda pak, bapak tidak pantas berjongkok di depan saya begini, ayo berdiri pak.”“Siapa bilang aku bercanda, aku serius sedang meminangmu secara pribadi, maaf jika caraku kurang berkenan,bagaimana ?”“Tapi pak apa nanti kata…”“Kamu sudah memiliki kekasih ?” potong Dani yang langsung dijawab Yohana dengan menggelengkan kepalanya.“Jadi apa alasan kamu tidak menerimaku, atau aku tidak memenuhi kriteriamu ?”“Bu..bukan begitu pak, bapak tolong berdiri dulu kita bicara sembari duduk.” Tak sabar Yohana segera menarik tangan Dani agar segera berdiri, namun Dani tetaplah Dani yang akan tetap dengan posisinya sebelum Yohana memberikan jawaban.“Jawablah dahulu pertanya
Diskusi antara Dani dengan sekretarisnya akhirnya kelar, beberapa pekerjaan sudah mereka bahas saat ini.Yohana sekretaris yang sangat kompeten, dia sangat teliti sehingga sangat membantu Dani untuk urusan pekerjaannya.Bahkan jika Dani ada kepentingan harus ke Jakarta, Yohana sudah mampu menghandle pekerjaan yang diberikan kepadanya.Yohana saat ini sedang membereskan makan siang yang baru saja mereka nikmati, mereka memesan makanan simpel di kantin perusahaan Dirgantara ini melalui office girl dan mengantarkannya ke ruangan Dani.Di ruangan Dani yang nyaman terdapat meja kecil yang biasa digunakan oleh Dani untuk menikmati makan siangnya, saat Yohana sedang membereskan meja makan Danipun bergerak kembali melangkahkan kakinya menuju sofa tempat dimana dia tadi berdiskusi dengan Yohana.Secara spontan Dani merentangkan kedua tangannya menggerakkan badannya ke kanan dan ke kiri untuk merenggangkan ototnya yang terasa kaku.Yohana pun segera m
Meninggalkan hiruk pikuk dan kejadian beruntun di Jakarta, saat ini di kantor cabang Dirgantara group yang ada di Surabaya tampak Dani adik ipar Rafael sedang mengadakan meeting dengan salah satu perusahaan yang ingin menjalin kerjasama dengan Dirgantara Group.Tidak salah jika Rafael memberi kepercayaan kepada Dani, karena Dani bisa diandalkan. Dani sangat professional dalam bekerja pun demikian dengan Rafael, jika urusan pekerjaan mereka akan bersikap sebagaimana layaknya atasan dengan bawahan.Selama ini Rafael puas dengan hasil kerja Dani.Dalam meetingnya kali inipun Dani juga tampak serius saat mendengarkan presentasi dari pihak PT Ditex Indonesia, meski tidak sekali dua kali Dani menangkap dengan ekor matanya jika wanita yang menjadi sekretaris dari PT Ditex Indonesia bukannya fokus pada presentasi yang disampaikan oleh atasannya tetapi malah fokus melirik ke arah Dani.“Jadi itu yang bisa kami sampaikan pak Dani, jika ada hal yang kurang dari presen