Urusan kebakaran pabrik sudah tuntas , pihak kepolisian memburu Bastian. Mereka sudah mengintai saat Bastian masuk ke dalam hotel dan menemukan ada nama Bastian sedang check in di salah satu kamar hotel ini.Berbekal kartu identitasnya sebagai anggota kepolisian membuat mereka dengan mudah mendapatkan informasi terkait targetnya.“Kenapa kita tidak segera masuk ?” tanya anggota kepolisian yang berpakaian santai kala Satya memintanya tidak segera masuk saat mendapati Bastian bersama wanitanya sedang masuk ke dalam kamar itu.“Biarkan dulu mereka berninu ninu sebelum dijebloskan ke dalam penjara.”“Astaga kamu ini ya..”“He he he, berikan kesempatan terlebih dahulu kepada mereka hitung – hitung kita berbuat kebaikan, gak usah khawatir target lepas, kita berjaga di depan pintu kamar mereka. Mereka juga gak bakalan kabur lewat jendela, secara jendela mereka langsung menghadap sungai di bawah sono, k
Pagi ini Rafael membawa kedua orang tuanya beserta keluarga dari Airin yang kebetulan masih di Jakarta berlibur ke Maldives, tempat yang eksotik sekali.Beberapa peristiwa tidak menyenangkan yang dirasakan oleh istrinya membuat Rafael berinisiatif mengajaknya liburan agar moodnya tetap terjaga dengan baik.Rafael memang penuh kejutan terhadap istrinya, tentu saja Airin menangis haru saat mendapati Rafael juga memikirkan keluarganya serta tanpa sepengetahuannya mengajak keluarganya berlibur.“Kenapa malah nangis, apa ada hal yang mas lakukan membuatmu sedih sayang.” Rafael yang mendapati airmata istrinya menggenang di pelupuk mata indah Airin itu, di rengkuhnya tubuh cintanya itu dalam pelukannya.Airin menggelengkan kepalanya saat mendapatkan pertanyaan suaminya.“Lha ini kamu nangis.”“Aku nangisnya bukan sedih mas, tapi terharu karena mas memikirkan keluargaku juga. Mengajak keluargaku berlibur seperti ini ent
Bima bersama Satya sedang berada di kediaman Danu Winara mewakili keluarga Dirgantara untuk menghadiri pemakaman Danu Winara yang akhirnya harus menghembuskan nafas terakhirnya setelah tidak kuat menahan serangan jantung yang menimpanya.Rafael dan Bramantyo hanya bisa mengucapkan belasungkawa mereka lewat sambungan video call mengingat mereka saat ini masih ada di Maldives.Mengenakan pakaian serba hitam dan tak lupa kacamata bermerk bertengger di hidung mancungnya , penampilan pria semi bule ini begitu menarik perhatian para pelayat terutama kaum hawa.“Pak Bima.” Satya menyenggol lengan Bima yang kebetulan sedang duduk disebelahnya.“Hmm,” sahut Bima sembari tetap fokus memainkan ponsel pintarnya.“Bapak lihat tuh banyak pasang mata kaum hawa terutama yang muda- muda pada melirik ke arah bapak, tahu nggak pak,” bisik Satya .“Ya tahulah, ini salah satu resiko punya wajah tampan dan badan bag
Rafael sedang bersiap – siap kembali ke kantor bersama istrinya, keduanya sudah kembali dari liburan.Keluarga Airin pun juga sudah kembali ke Malang.Airin yang memang sedari dulu terbiasa mandiri dan tidak bisa diam begitu saja di rumah tetap merasa nyaman bekerja.“Kamu beneran gak apa – apa kembali bekerja ?” tanya Rafael sembari memperhatikan istrinya yang sedang memakaikan dasi dilehernya.“Aku gak apa – apa mas, bukannya banyak beraktifitas dianjurkan sama dokter Luna.”“Ya kamu benar, tapi jangan terlalu lelah.” Rafael segera membungkukkan badannya saat istrinya selesai memasangkan dasi dengan sempurna, dielusnya perut buncit istrinya seraya berbisik kepada calon anaknya.“Daddy yakin kamu kelak akan menjadi manusia kuat dan bisa melindungi mommy mu, secara kamu gak pernah rewel di dalam sana, Daddy sayang sama kamu nak.”“Sama mommynya enggak nih.” Protes Airin yang sedari tadi diam mendapati tingkah suaminya bermain - main dengan perutnya.Cup cup ciuman diberikan Rafael di
Paul tampak terdiam saat sedang dalam perjalanan menuju ke hotel tempatnya menginap, dia yang sudah 2 hari menunggu di Indonesia agar bisa bertemu Rafael terpaksa harus gigit jari saat mendapati jika rencananya belum – belum sudah tercium oleh Rafael.Ada rasa kesal dan malu tentunya yang dialami oleh Paul, kesal karena batal bisa bekerjasama dengan perusahaan besar itu, dan malu saat anaknya pun ditolak mentah – mentah.Hati kecil Paul jelas bisa memahami penolakan Rafael terhadap Laura anaknya , mengingat Rafael sudah beristri apalagi istrinya pun juga sedang hamil, apa yang dikatakan Rafael juga ada benarnya tidak bisa urusan pribadi dicampur dengan bisnis.Namun rengekan Laura membuat Paul sedikit menutup hatinya. Paul bisa memahami bagaimana kecewanya Laura saat mendengar kalimat Rafael apalagi perlakuan Rafael terhadap istrinya tadi.Paul sangat tahu sejak masih kuliah dulu Laura sering menceritakan tentang pria yang bisa mengoyakkan hat
Waktu berganti dengan cepat, saat ini seluruh keluarga besar Dirgantara group beserta keluarganya sudah stand by di kantor cabang masing – masing menunggu bus jemputan yang akan membawa mereka menuju perkebunan yang banyak terdapat villa – villa disana.Rafael beserta rombongannya juga ada di dalam satu bus khusus yang dimana ada Bima, papa mamanya serta seluruh ART di rumahnya dibawa serta kecuali satpam, pun demikian dengan Amar dan Satya ikut bersama Rafael, anak buah Satya yang lain juga sudah di tempatkan di rumah Rafael menggantikan Amar.Menempuh perjalanan yang cukup macet akhirnya iring – iringan rombongan Dirgantara sudah tiba di tempat tujuan.Bergegas dibawah komando masing – masing pimpinan cabang mereka segera meletakkan barang-barangnya di masing – masing villa sesuai dengan penempatannya.Rafael menggandeng pinggul istrinya dan membawanya menuju vila khusus untuk rombongannya, Rafael terlihat semakin protektif
“Calon bayinya laki – laki dan tampak sehat sekali, detak jantungnya juga bagus, semuanya normal semoga nanti persalinan berjalan dengan lancar.” Ucapan dokter Luna membuat Rafael beserta istrinya tersenyum lebar.Meski bagi mereka mau laki – laki atau perempuan sama saja, terpenting perkembangannya baik mereka sudah tentu sangat bersyukur.Usia kandungan Airin yang semakin membuncit semakin membuat Rafael memaksa istrinya untuk beristirahat di rumah saja. Airin tidak menolaknya, sepulang dari rumah sakit Rafael pun segera mengantar istrinya pulang setelahnya baru ke kantor.Sesibuk – sibuknya Rafael, dia tidak pernah melewatkan perkembangan calon anaknya yang ada di dalam perut istrinya. Rafael tidak pernah absen dalam menemani istrinya kontrol.“Bagaimana kalau kita ke mall, kita belum beli perlengkapan bayi sayang .”“Apa mas Rafa hari ini tidak ada agenda penting di kantor ?”&l
“Mas janji kan gak lama disana ?” tanya Airin sembari menggandeng lengan suaminya, keduanya sedang menuju teras , kebiasaan Airin sejak dia dirumah saja selalu mengantar suaminya bekerja sampai teras dan baru akan masuk ke dalam rumah saat mobil suaminya sudah berlalu pergi.“Andai saja tidak ada hal yang urgent untuk proyek mas di Jepang pasti mas akan lebih senang berada disini, doakan agar urusan suamimu ini segera selesai , mas berharap 3 hari disana bisa tuntas semua urusan.” Dikecupnya kening istrinya tak lupa perut buncit istrinya juga tak luput dari perhatian Rafael.“Hai baby boy, jaga mommy mu selama daddy tidak ada.” Setelahnya selesai melakukan ritual dengan istri dan calon anaknya ,Rafael pun tak lupa berpamitan dengan kedua orang tuanya.“Hei mau ngapain ?” tegur Rafael saat melihat sepupunya mendekat ke arah istrinya.“Mau coba berbicara sama baby boy juga sama seperti kamu,” sahut Bima asal tujuannya jelas menggoda sepupunya, selalu saja begitu keduanya tiada hari tanp