Hari yang ditunggu tiba, hari ini tepatnya pukul 10.00 pemberkatan pernikahan Rafael dengan Airin akan dilaksanakan. Seluruh keluarga Airin yang berada di Malang sejak dua hari sebelum pernikahan sudah berada di Jakarta, mereka sementara menempati apartement elit Rafael dan Bima yang kebetulan letaknya bersebelahan.
Mua sejak pagi – pagi sekali sudah berada di aparteman maupun di kediaman Bramantyo untuk melaksanakan tugasnya merias ,sedangkan Airin dan Rafael beserta orang tuanya masing – masing sudah berada di hotel, hanya kerabat mereka yang masih berada di apartemen dan di kediaman Bramantyo, setelah resepsi baru semuanya menginap di hotel bintang lima yang menjadi tempat dilaksanakannya resepsi pernikahan.
Jangan ditanya bagaimana kerumunan para awak media yang sejak kemarin sudah standby di hotel mewah milik keluarga Dirgantara itu. Moment pernikahan anak tunggal dan sekaligus pewaris kerajaan bisnis Dirgantara tentu tidak akan dilewatkan begitu
Seseorang dilokasi yang jauh dari tempat pemberkatan pernikahan tampak tersenyum membayangkan segala rencananya yang akan dilaksanakan oleh beberapa orang suruhannya.“Maaf jika aku harus melakukan cara seperti ini pada kalian,” ucap orang itu yang kemudian duduk manis di kursi rumahnya.“Bagaimana ?” tanya wanita yang baru saja masuk dan duduk disampingnya.“Kita tinggal menunggu berita baiknya saja, kamu tenang saja.”Di hotel tepatnya di ballroom lokasi pernikahan Rafael dengan Airin, tanpa orang tahu ada seorang pria sedang melirik ke arah rekannya, keduanyapun menganggukan kepalanya.Keduanya segera bergerak menuju titik yang dirasa cukup aman untuk membuat sedikit kegaduhan di ballroom ini, agar konsentrasi terpecah.Pendeta sudah memulai acaranya dan semuanya menyimak dengan serius hingga akhirnya saat yang ditunggupun tiba, Rafael dan Airin diminta untuk berdiri dan mengucapkan janji suci di depan
Ballroom tampak semakin meriah, tamu – tamu sudah mulai berdatangan, aparat keamanan dibantu para bodyguard memeriksa tamu yang datang dengan pemeriksaan berlapis.Tentu para tamu tidak berani protes, mereka sangat tahu siapa keluarga Dirgantara itu tentu saja mereka tidak akan main – main dengan keamanan pernikahan pewaris tunggal dari keluarga konglomerat kelas satu di negeri ini.“Gila, nikahnya konglomerat megah banget gak kaleng – kaleng, ini baru di pintu masuk didalam apalagi.” Puji salah satu tamu kepada rekannya.“Ya iyalah,gak usah bicara kita sudah pada tahu.”Tampak pula diantara tamu – tamu yang datang ada Mario beserta ibu dan adiknya sementara Dita belum tampak batang hidungnya.“Kita tunggu dia sampai kapan , jam segini belum datang juga,” gerutu Rianti sedang Mario hanya melihat jam di tangannya tidak ada keinginan untuk menjawab pertanyaan ibunya , sudah hampir 10 menit m
Danu tampak kesal saat sampai dengan malam hari belum mendapatkan kabar apapun dari orang yang sengaja dia sewa untuk membuat kekacauan di pernikahan Rafael.Danu awalnya enggan untuk mengambil tindakan seperti ini, namun desakan istrinya juga kondisi Marsha membuatnya gelap mata, apalagi saat Dahlia juga mengeluh bagaimana dia dipermalukan oleh Rosa di restoran, tentu saja cerita Dahlia tidak benar, Dahlia segaja mengarang cerita hingga membuat Danu murka dibuatnya.Saat Danu mendapat laporan jika rencana pertama gagal tentu saja dia kesal sehingga melakukan rencananya yang kedua.Berjalan mondar mandir kesana kemari sembari tangannya memegang ponsel menunggu berita dari orang yang disewanya.Danu sudah gelap mata hingga dia lupa hubungan baiknya dengan Bramantyo, bahkan Danu juga lupa jika 65% saham di perusahaannya adalah milik Bramantyo bahkan sampai saat ini Rafael pun tak segan – segan memberikan proyeknya kepada perusahan Danuwinara.
Hari sudah hampir pukul 11 siang , keduanya baru saja terbangun dan mandi. Pasangan pengantin ini memang baru bisa tidur saat menjelang pagi hari, semalam keduanya sangat asyik melakukan penyatuan .“Mas.”“Hmm, apa sayang, sini mas bantu ,” Rafael segera mengambil alih hairdryer yang ada di tangan istrinya. Begitu lembut tangan Rafael menyibakkan rambut istrinya agar bisa segera kering.“Setelah ini kita turun ya mas, kasihan mereka pasti mencari kita yang sedari tadi tidak turun – turun.”“Kalau semisal kita turun dengan rambut basah aku pikir tidak masalah sayang, gak ada yang akan mempermasalahkan toh mereka akan paham, hanya Bima saja yang akan kebakaran jenggot dan bibirnya tidak terkontrol,” jawab Rafael seraya terus memainkan hairdyer itu ke rambut Airin dan tidak sekali dua kali Rafael mencium rambut istrinya yang harum dengan aroma shampoo yang menguar.“Auw..panas mas saki
“Gimana ma, mereka sudah berhasil kan melakukan rencana papa ?” tanya Marsha saat pagi itu mamanya mengunjunginya di lapas.Dahlia tidak tahu jika semalam suaminya sudah berkomunikasi dengan Baron.“Orang bayaran papamu tidak memberikan kabar apapun artinya rencana berhasil sayang,” jawab Dahlia seraya menyodorkan paper bag berisi makanan yang sengaja dia bawa untuk anaknya. “Kamu sambil makan mama temani kamu sambil kita ngobrol, sengaja mama membeli ini buat kamu,Sha.”Marsha wajahnya tampak tersenyum senang, dia sudah membayangkan bagaimana kejadian di pernikahan Rafael.“Kenapa senyuman kamu lebar banget lagi kesambet kamu,Sha ?” Dahlia heran melihat ekspresi anaknya.“Aku senang sekali hari ini ma, tugas mama dan papa tinggal satu lagi.”“Apalagi Sha, sini makan dulu gak usah membuat papa sama mama pusing.” Dahlia menyodorkan wadah yang sudah dia keluarkan dari dala
Satya baru saja menemui Rafael di kediamannya, mereka tampak berkumpul di ruang kerja Bramantyo.Selain Rafael dan Bima, juga Alex papa Bima yang masih berada di Indonesia untuk beberapa pekan mendatang. Tinggal Bramantyo yang mereka tunggu karena masih ke toilet.“Wajah pak bos sekarang jauh lebih cerah sejak jadi suami, uhui ,” ledek Satya yang dibalas senyum lebar dari Rafael.“Kamu juga buruan ganti statusmu jadi suami biar tahu alasannya kenapa kita jadi lebih ceria, jangan mau masuk dalam jajaran pria jomblo seperti Bima tuh,” ledek Rafael sembari duduk di sofa dekat Bima.“Belagu loe Fa, mentang – mentang sudah melewati trowongan Casablanca, tok cer gak nih rudal perkasa kamu aku perlu bukti dalam tempo yang sesingkat – singkatnya,” ledek Bima balik.“Kamu pikir ini proklamasi pakai tempo singkat, tunggu saja ntar kamu doa yang banyak sebagai calon uncle.”“Kok aku yang
Bramantyo tampak memainkan kukunya seraya duduk di depan meja kerja Danu, sesekali mata elangnya melirik ke arah sahabatnya yang tampak salah tingkah. Sementara Satya berdiri dalam diam di belakang Bramantyo.“Dan.”“Ya mas Bram.”“Kedatanganku kesini hanya untuk memastikan saja jika kondisimu baik – baik saja, aku khawatir ada apa denganmu di hari penting anakku kalian tidak datang,memang saat itu ada oknum yang sengaja ingin membuat kekacauan untunglah orang – orangku dibawa kendali Satya bekerja dengan baik hingga hal kecil itu tidak menganggu acara anakku, kamu tahu Dan kami tidak akan tinggal diam. Kami akan membuat perhitungan dengan orang yang ada dibelakang mereka, siapapun itu harus bertanggungjawab atas kekacauan yang hendak dia buat, siapapun itu, Danu.”“Sepertinya,orang – orang itu hanyalah orang bayaran jadi sangat mudah bagiku untuk mengorek keterangan dari mereka, kamu
Gunawan hanya bisa diam saat dirinya dikuliti oleh kedua wanita di depannya , memang sesal kemudian tidak ada gunanya lagi, Gunawan yang sudah diberikan kesempatan oleh Yolanda karena kesalahannya sekarang mengulangi lagi, hingga saat Yolanda membuangnya dari hidupnya Gunawan tidak bisa berbuat apa-apa.Gunawan sangat menyadari jika dirinya bukan siapa – siapa saat sebelum bertemu dengan Yolanda, benar kata Elisa dan Rianti jika dia laki – laki kere, namun cinta Yolanda yang besar membuat Yolanda tutup mata dan menerima kondisi Gunawan dengan apa adanya meski awalnya kedua orang tua Yolanda tidak merestui pernikahan mereka,namun akhirnya keduanya bisa meluluhkan dan mendapat restu dari keluarga Yolanda.Pelan namun pasti kehidupan Gunawan membaik, ditunjang dengan pekerjaan yang mapan di kantor papa mertuanya, namun sayangnya Gunawan semakin kesini semakin banyak tingkah salah satunya suka bermain perempuan.“Kamu dia masih seperti kemari