“Aku sungguh tidak percaya jika ini masih ada,” kalimat yang keluar dari bibir Airin membuat Rafael merangkul wanita yang ada di sampingnya itu.
Tulisan yang mengukir nama keduanya dan janji mereka jika mereka nanti akan menjadi pasangan hidup.
“Ya benar, masih ada itu artinya jika kita dipertemukan kembali kita memang ditakdirkan untuk menjadi pasangan sesuai dengan tulisan ini.”
Airin meraba tulisan di depannya seakan tidak percaya jika apa yang mereka tuliskan akan menjadi kenyataan di masa yang akan datang.
‘Apa ini jawaban dari doa ku’ batin Airin
Rafael segera mengambil kedua tangan Airin , mengenggamnya dengan erat setelahnya Rafael berjongkok di hadapan wanita itu.
“Airin di tempat ini dulu aku mengutarakan perasaanku kepadamu sebagai seorang kekasih, saat ini pula di tempat yang sama aku juga ingin kembali mengutarakan perasaanmu untuk menjadikanmu pendamping hidupku untuk selama &n
“Apa ? bagaimana bisa ? “ ucap Airin saat baru saja menerima panggilan telepon dari nomor yang tidak dikenalnya yang mengaku menolong Rafael yang mengalami kecelakaan. “Baiklah saya segera kesana.” Ucap Airin berlalu begitu saja mengabaikan Bima yang sudah menunggu jawabannya. “Rin, ada apa ?” ulang Bima lagi. “Mas Rafael Bim, dia mengalami kecelakaan aku berangkat dulu.” Gegas Airin keluar meninggalkan lobby yang secara kebetulan ada taxi yang juga baru saja berhenti. Airin yang panik langsung masuk saja ke dalam taxi itu tanpa berpikir panjang, tujuaannya hanya satu segera tiba di rumah sakit dimana kekasihnya dibawa. Rafael sedang keluar kantor bersama Satya yang mengemudikan mobilnya menemui investor di Dragon restoran dari beberapa menit yang lalu, agenda di kementrian diajukan hingga mau tidak mau Airin tidak bisa mendampingi sang CEO, Bimalah yang bersama Airin hendak menuju kantor kementrian, namun saat keduanya masih berada di lobby Airin mal
“Iya Rin, aku tahu , aku paham aku juga tidak percaya jika sepupuku itu harus mengalami hal mengerikan seperti ini, aku tidak akan tinggal diam Rin, aku akan membuat pelakunya dihukum berat.”“Aku setuju Bim” sahut Airin disela sela tangisannya.“Kamu bisa ceritakan bagaimana ceritanya tiba – tiba kamu keluar dalam kondisi panik tadi” tanya Bima yang baru ingat jika ingin menanyakan hal itu, demi menyaksikan peristiwa di depannya membuat Bima hampir lupa.“Aku tadi menerima telepon katanya dari orang yang menolong mas Rafa katanya mas Rafa mengalami kecelakaan parah dan langsung dilarikan ke rumah sakit, aku diminta untuk menyusul aku tidak tahu saat aku keluar lobby tiba-tiba ada taxi langsung berhenti, tanpa bertanya aku langsung masuk saja ke taxi itu , namun aku baru merasa ada yang tidak beres saat taxi malah mengambil arah yang berlawanan dari rumah sakit kemudian kami sudah ada diluar kota tiba – tiba
“Rin apa aku salah lihat” Bima segera mengucek matanya lagi demi melihat ada sepupunya berada di hadapannya, sedangkan Airin hanya menatap ke arah kekasihnya itu tanpa mata berkedip , air mata terus menggenang di pelupuk matanya tanpa sedikitpun merespon pertanyaan Bima.“Fa..aku tahu ini gak mudah, tapi kami ikhlas bila kamu harus pergi untuk selama – lamanya meski harus dengan cara tragis begini, walau jujur kami gak bisa menerima ini tapi kita bisa apa Fa, kamu tenanglah bersama Tuhan di sana gak usah pakai gentayangan begini meski caramu meninggal gak wajar Fa” cerocos Bima saat dia merasa melihat bayangan sepupunya itu dengan jelas.“Lagian mana ada roh gentayangan jam segini, adanya juga ntar malaman Fa, kamu jangan kecepatan keluarnya Fa, kami masih sedang mencari jasatmu untuk kami makamkan dengan layak, kami janji untuk menemukan jasatmu Fa” tangis Bima pecah saat melihat sepupunya itu malah terus berjalan
“Aku gak mau menduga – duga Bim, kita lihat saja nanti.”Tak butuh waktu lama keduanya pun sudah tiba di kantor polisi dan dipertemukan dengan pengemudi taxi yang bernama Martono alias Tono.Bima secara reflek memberikan bogemnya ke muka Tono, Bima betul – betul tidak bisa menahan emosinya terhadap pria di depannya.“Stop pak Bima jangan main hakim sendiri disini,” tegur petugas kepolisian.“Apa motif loe hah” bentak Bima pada Tono.“Jadi begini pak Bima, kami tadi sudah mengintrogasi Tono dia hanya orang bayaran yang disuruh oleh seseorang untuk mencelakai bu Airin.”“Siapa yang menyuruh dia” potong Bima tak sabar mendengar penjelasan petugas kepolisian.“Bim….jangan emosi” bisik Airin yang duduk disebelahnya berusaha menenangkan Bima.“Yang menyuruh seorang wanita bernama Marsha itu menurut pengakuan dari saudara Tono, benar begit
‘Dasar Tono sialan, bisa – bisanya mulutnya ember jadi lelaki ,pakai ngomong yang sebenar – benarnya lagi, mana semua percakapanku sama dia ternyata direkam bukti transfer juga di perlihatkan bisa apa aku kalau sudah begini, dasar sial.’ Rutuk Marsha dalam hatinya.Saat ini Marsha baru saja menjalani pemeriksaan dan di tempatkan di salah satu sel kantor polisi untuk sementara sebelum di pindahkan ke tempat lain.“Kasurnya mana bu buat tidur ?“ tanya Marsha pada petugas yang mengantarkannya ke selnya.“Itu kan kasur kamu pikir apa,” tunjuk petugas wanita pada kasur busa tipis dengan sprei usang .“Ibu gimana sih itu bukan kasur ,keset di rumah saya saja masih jauh lebih bagus ketimbang ini.”“Kalau tahu keset di rumah kamu lebih bagus dari kasur ini ,kenapa kamu malah buat masalah dan harus mendekam disini, makanya lain kali sebelum bertindak mikir , ayo masuk sana.&rdq
(Aku kirimkan bukti jika ucapanku beberapa waktu yang lalu tidak bohong) pesan dari Gani rekan Mario itupun terbaca oleh Mario.Tampak kejadian di mall saat istrinya bersama laki – laki lain tampak mesra, pakaian yang dikenakan Dita pun sama dengan pakaian yang saat ini dipakainya demikian pula paper bag yang dibawa sama dengan nama toko dimana mereka masuk tadi.Tidak hanya itu , Gani juga mengirimkan foto Dita bersama pria itu cek in di salah satu hotel, foto saat keduanya berpelukan bercumbu sembari masuk ke kamarnya pun ikut dikirimkan pula.(Maaf, bukannya aku ingin mencampuri urusan rumah tanggamu,sebagai teman aku hanya mengingatkan saja, soal percaya atau tidak itu bukan urusanku) tulis Gani lagi.(Thanks bro atas infonya,maaf jika kemarin – kemarin aku sempat meragukanmu) balas Mario.( No problem, aku hanya tidak mau kamu jadi laki – laki bodoh yang mau saja dikibuli istri sendiri, dulu kamu sudah jadi laki – laki
“Apa yang kamu lakukan pada menantuku , Dahlia !” tegur Rosa dengan keras. Untung tadi saat Dahlia hendak menampar Airin ada tangan Nugie yang sudah terlebih dahulu memegang tangan itu.Nugie memang ke toilet terlebih dahulu beruntung sudah kembali di saat yang tepat begitupun dengan Rosa.“Bu..bu Rosa,” ucap Dahlia terkejut , dia sama sekali tidak menduga perbuatannya ketahuan oleh Rosa.“Kamu tidak apa – apa sayang, mana yang luka ?” Rosa memeriksa wajah Airin dengan seksama memastikan wanita di depannya ini tidak ada luka.“Aku gak apa – apa kok ma,sungguhan mama tidak usah khawatir ya,” tersungging senyum manis di bibir Airin membuat Rosa ikut tersenyum, namun senyum itu mendadak hilang saat Rosa menoleh ke arah Dahlia. Tatapan mata Rosa sangat tajam terhadap istri dari sahabat suaminya itu.“Jaga bicaramu terhadap menantuku jika kamu tidak tahu apa – apa! gak mama gak anak
Mario yang sedang berdiri hendak keluar dari ruangannya tampak tersentak mendengar ucapan Monica tentang istrinya.‘Jadi begini kelakuanmu Dit, kenapa aku jadi orang yang terakhir tahu, aaah betul – betul bodoh kenapa aku jadi sebodoh ini’ rutuk Mario dalam hatinya.“Mon, tolong ke ruangan saya,” titah Mario pada Monica setelah beberapa saat Mario bisa menguasai hatinya yang sedang tidak baik – baik saja.“Ya pak ,ada yang bisa saya kerjakan ?” tanya Monica saat sudah berada di ruangan Mario.“Tentu saja ada, duduklah dulu,” Monica kemudian duduk di kursi yang berada di depan meja Mario, awalnya memang Mario membahas masalah laporan keuangan dari beberapa penjualan terakhir. Mario tampak menyimak semua laporan Monica dengan serius.“Jadi seperti itu pak, datanya sebentar lagi akan saya kirim ke email pak Mario, ada lagi yang bapak perlukan ?”“Sejak kapan kamu tahu