Sebulan setelah resmi bercerai akhirnya Mario menikahi Dita, ada banyak drama saat pernikahan mereka hendak dilangsungkan.
Dita yang tidak mau pernikahan dilakukan dengan biasa saja, awalnya kedua orang tuanya menolak rencana pernikahan mereka, baik Zain maupun Wati sudah memiliki penilaian negative terhadap Mario saat mereka menyaksikan sidang perceraiannya dulu, namun Mario sudah berjanji dihadapan keduanya akan belajar dari pengalaman rumah tangga sebelumnya dan tidak ingin gagal lagi,juga desakan dari Dita akhirnya mau tidak mau restu diberi meski dengan tidak sepenuh hati, apalagi semakin kesini hubungan keduanya sudah semakin tidak terkendali.
Demi memenuhi pernikahan impian Dita, mau tidak mau Mario harus menguras habis tabungannya yang sebenarnya tidak terlalu banyak, dan Dita juga menambahkan dengan uang pribadinya , terpenting bagi Dita mantan istri dari Mario harus meyaksikan dan merasa iri karena pernikahannya dulu tidak sebesar ini.
Airin sudah mene
Di gedung dimana resepsi pernikahan Mario dengan Dita dilaksanakan tampak ramai tamu, Dita tidak main – main dengan pesta pernikahannya ini yang ditujukan khusus untuk memanas – manasi Airin, bahkan Dita tidak memikirkan lagi berapa rupiah yang sudah dikeluarkan olehnya untuk menambah uangnya Mario hanya demi membuat hari Airin kecewa.Rianti dan Elisa juga tampil tidak kalah kerennya, keduanya benar – benar kagum dengan Dita yang tidak berhitung untuk pernikahannya ini.“Kak Mario kali ini tidak salah pilih istri ya bu, punya ipar tajir gini aku juga seneng,” bisik Elisa pada ibunya.“Ibu juga seneng lah Lis, udah a kamu jangan banyak bicara ada tamu yang mau salaman minggir sana dulu.”Dita serta Mario tampak tersenyum lebar seraya menerima salam dari para tamu yang mengucapkan salam atas pernikahan mereka meski beberapa teman kantor tampak mencibir.“Hasil merebut suami orang saja bangga , li
“Aku sungguh tidak percaya jika ini masih ada,” kalimat yang keluar dari bibir Airin membuat Rafael merangkul wanita yang ada di sampingnya itu.Tulisan yang mengukir nama keduanya dan janji mereka jika mereka nanti akan menjadi pasangan hidup.“Ya benar, masih ada itu artinya jika kita dipertemukan kembali kita memang ditakdirkan untuk menjadi pasangan sesuai dengan tulisan ini.”Airin meraba tulisan di depannya seakan tidak percaya jika apa yang mereka tuliskan akan menjadi kenyataan di masa yang akan datang.‘Apa ini jawaban dari doa ku’ batin AirinRafael segera mengambil kedua tangan Airin , mengenggamnya dengan erat setelahnya Rafael berjongkok di hadapan wanita itu.“Airin di tempat ini dulu aku mengutarakan perasaanku kepadamu sebagai seorang kekasih, saat ini pula di tempat yang sama aku juga ingin kembali mengutarakan perasaanmu untuk menjadikanmu pendamping hidupku untuk selama &n
“Apa ? bagaimana bisa ? “ ucap Airin saat baru saja menerima panggilan telepon dari nomor yang tidak dikenalnya yang mengaku menolong Rafael yang mengalami kecelakaan. “Baiklah saya segera kesana.” Ucap Airin berlalu begitu saja mengabaikan Bima yang sudah menunggu jawabannya. “Rin, ada apa ?” ulang Bima lagi. “Mas Rafael Bim, dia mengalami kecelakaan aku berangkat dulu.” Gegas Airin keluar meninggalkan lobby yang secara kebetulan ada taxi yang juga baru saja berhenti. Airin yang panik langsung masuk saja ke dalam taxi itu tanpa berpikir panjang, tujuaannya hanya satu segera tiba di rumah sakit dimana kekasihnya dibawa. Rafael sedang keluar kantor bersama Satya yang mengemudikan mobilnya menemui investor di Dragon restoran dari beberapa menit yang lalu, agenda di kementrian diajukan hingga mau tidak mau Airin tidak bisa mendampingi sang CEO, Bimalah yang bersama Airin hendak menuju kantor kementrian, namun saat keduanya masih berada di lobby Airin mal
“Iya Rin, aku tahu , aku paham aku juga tidak percaya jika sepupuku itu harus mengalami hal mengerikan seperti ini, aku tidak akan tinggal diam Rin, aku akan membuat pelakunya dihukum berat.”“Aku setuju Bim” sahut Airin disela sela tangisannya.“Kamu bisa ceritakan bagaimana ceritanya tiba – tiba kamu keluar dalam kondisi panik tadi” tanya Bima yang baru ingat jika ingin menanyakan hal itu, demi menyaksikan peristiwa di depannya membuat Bima hampir lupa.“Aku tadi menerima telepon katanya dari orang yang menolong mas Rafa katanya mas Rafa mengalami kecelakaan parah dan langsung dilarikan ke rumah sakit, aku diminta untuk menyusul aku tidak tahu saat aku keluar lobby tiba-tiba ada taxi langsung berhenti, tanpa bertanya aku langsung masuk saja ke taxi itu , namun aku baru merasa ada yang tidak beres saat taxi malah mengambil arah yang berlawanan dari rumah sakit kemudian kami sudah ada diluar kota tiba – tiba
“Rin apa aku salah lihat” Bima segera mengucek matanya lagi demi melihat ada sepupunya berada di hadapannya, sedangkan Airin hanya menatap ke arah kekasihnya itu tanpa mata berkedip , air mata terus menggenang di pelupuk matanya tanpa sedikitpun merespon pertanyaan Bima.“Fa..aku tahu ini gak mudah, tapi kami ikhlas bila kamu harus pergi untuk selama – lamanya meski harus dengan cara tragis begini, walau jujur kami gak bisa menerima ini tapi kita bisa apa Fa, kamu tenanglah bersama Tuhan di sana gak usah pakai gentayangan begini meski caramu meninggal gak wajar Fa” cerocos Bima saat dia merasa melihat bayangan sepupunya itu dengan jelas.“Lagian mana ada roh gentayangan jam segini, adanya juga ntar malaman Fa, kamu jangan kecepatan keluarnya Fa, kami masih sedang mencari jasatmu untuk kami makamkan dengan layak, kami janji untuk menemukan jasatmu Fa” tangis Bima pecah saat melihat sepupunya itu malah terus berjalan
“Aku gak mau menduga – duga Bim, kita lihat saja nanti.”Tak butuh waktu lama keduanya pun sudah tiba di kantor polisi dan dipertemukan dengan pengemudi taxi yang bernama Martono alias Tono.Bima secara reflek memberikan bogemnya ke muka Tono, Bima betul – betul tidak bisa menahan emosinya terhadap pria di depannya.“Stop pak Bima jangan main hakim sendiri disini,” tegur petugas kepolisian.“Apa motif loe hah” bentak Bima pada Tono.“Jadi begini pak Bima, kami tadi sudah mengintrogasi Tono dia hanya orang bayaran yang disuruh oleh seseorang untuk mencelakai bu Airin.”“Siapa yang menyuruh dia” potong Bima tak sabar mendengar penjelasan petugas kepolisian.“Bim….jangan emosi” bisik Airin yang duduk disebelahnya berusaha menenangkan Bima.“Yang menyuruh seorang wanita bernama Marsha itu menurut pengakuan dari saudara Tono, benar begit
‘Dasar Tono sialan, bisa – bisanya mulutnya ember jadi lelaki ,pakai ngomong yang sebenar – benarnya lagi, mana semua percakapanku sama dia ternyata direkam bukti transfer juga di perlihatkan bisa apa aku kalau sudah begini, dasar sial.’ Rutuk Marsha dalam hatinya.Saat ini Marsha baru saja menjalani pemeriksaan dan di tempatkan di salah satu sel kantor polisi untuk sementara sebelum di pindahkan ke tempat lain.“Kasurnya mana bu buat tidur ?“ tanya Marsha pada petugas yang mengantarkannya ke selnya.“Itu kan kasur kamu pikir apa,” tunjuk petugas wanita pada kasur busa tipis dengan sprei usang .“Ibu gimana sih itu bukan kasur ,keset di rumah saya saja masih jauh lebih bagus ketimbang ini.”“Kalau tahu keset di rumah kamu lebih bagus dari kasur ini ,kenapa kamu malah buat masalah dan harus mendekam disini, makanya lain kali sebelum bertindak mikir , ayo masuk sana.&rdq
(Aku kirimkan bukti jika ucapanku beberapa waktu yang lalu tidak bohong) pesan dari Gani rekan Mario itupun terbaca oleh Mario.Tampak kejadian di mall saat istrinya bersama laki – laki lain tampak mesra, pakaian yang dikenakan Dita pun sama dengan pakaian yang saat ini dipakainya demikian pula paper bag yang dibawa sama dengan nama toko dimana mereka masuk tadi.Tidak hanya itu , Gani juga mengirimkan foto Dita bersama pria itu cek in di salah satu hotel, foto saat keduanya berpelukan bercumbu sembari masuk ke kamarnya pun ikut dikirimkan pula.(Maaf, bukannya aku ingin mencampuri urusan rumah tanggamu,sebagai teman aku hanya mengingatkan saja, soal percaya atau tidak itu bukan urusanku) tulis Gani lagi.(Thanks bro atas infonya,maaf jika kemarin – kemarin aku sempat meragukanmu) balas Mario.( No problem, aku hanya tidak mau kamu jadi laki – laki bodoh yang mau saja dikibuli istri sendiri, dulu kamu sudah jadi laki – laki
10 tahun kemudianTampak remaja tampan sedang menggandeng gadis yang juga tak kala cantik, mereka baru saja keluar dari mobil yang mengantarnya ke sekolah.“Hati – hati kak El adik Oliv” ucap Amar kala mendapati anak majikannya itu sudah keluar dari mobilnya.“Makasih sudah diantarkan, uncle Amar hati – hati juga jangan ngebut nanti aku bilang ke daddy kalau ngebut.”“Beres adik Oliv, kalian jangan lupa belajar yang rajin.”Setelah keduanya masuk ke dalam pintu gerbang Amarpun segera berlalu meninggalkan sekolah internasional di depannya, saat ini Eliezer sudah duduk di bangku SMA sementara adiknya duduk di bangku SMP keduanya bersekolah di tempat yang sama.Selama kurun waktu 10 tahun banyak hal terjadi dalam kehidupan rumah tangga Airin dan Rafael. Mereka sungguh beruntung memiliki anak yang penurut, mereka saat ini tinggal di kediaman pribadi Rafael yang tidak jauh dari rumah Bramantyo
Demi tidak mendapatkan respon dari istrinya Rafaelpun mengikuti arah pandang Airin dan dilihatnya dari kejauhan ada Marsha datang bersama dengan mamanya.“Kamu jadi cemberut karena Marsha ya?”“Gak usah aneh – aneh ya mas!” ancam Airin kala mendapati Rafael terkekeh sesaat setelah menyebut nama wanita lain di hadapan istrinya.“Gak usah manyun begitu, ayo kita kesana.”“Mas..”“Sstt..” Rafael meletakkan jarinya di ujung bibir istrinya agar Airin terdiam. Rafael segera merangkul pinggang langsing istrinya serta membawanya menemui Marsha.“Nak Rafael..” sapa Dahlia yang terlebih dahulu melihat kedatangan Rafael bersama Airin. Wajah Airin yang awalnya jutek dan tidak enak di lihat tampak tersenyum di hadapan Dahlia dan Marsha, keduanya pun segera mengulurkan tangannya untuk menyambut kedatangan Marsha.“Kamu makin seger saja nak Rafael, semakin hari semak
Sore hari kala waktu sudah menunjukkan pukul 2 siang Dani yang selepas menjemput keluarga kakaknya di bandara Abdulrahman Saleh segera menuju ke kota Batu tempat dimana Yohana menginap di rumah bibinya.Yohana gadis asli Surabaya itu sehari sebelum ke rumah Dani sengaja ke rumah bibinya dulu. Dia tidak mau menginap ke rumah Dani karena belum memiliki ikatan apapun.“Semoga perjalanan kalian lancar.” Pesan bibi Yohana saat melepas keponakannya serta Dani untuk menuju kota Malang.“Terima kasih bibi, kami permisi.” Ucap Dani sembari mencium punggung tangan wanita paruh baya itu.Mengingat jika weekend banyak yang menuju kota Batu maka perjalanan Dani serta Yohana membutuhkan waktu hampir 1 jam untuk bisa sampai di kediaman Ningsih.Di tempat ini para pria dan wanita sudah selesai membersihkan diri, kaum wanita pun juga siap menyambut tamu mereka, hanya Olivia yang masih tertidur di pangkuan daddynya, balita ini tampaknya
Satya saat ini sudah berada di hadapan kedua orang tuan Anjani, Satya menyatakan keinginannya untuk menjalin hubungan serius dengan Anjani.Intensnya komunikasi diantara keduanya yang sama – sama menjadi pengawal keluarga Rafael membuat hubungan cinta monyet mereka bersemi kembali.Jelas saja Satya maupun Anjani merasa lega karena restu sudah mereka dapatkan dari orang tua kedua belah pihak.Apalagi ternyata ibu Satya adalah sahabat ibunya Anjani kala mereka masih duduk di bangku sekolah.“Ibu tidak menyangka jika kita akan berbesan dengan Hastuti,” ucap Yayuk ibu kandung Anjani saat bervideo call dengan calon besannya itu.Satya menceritakan tentang asal usul keluarganya kepada pak Arif dan ibu Yayuk akhirnya dari situ mereka tahu tentang Hastuti.Restu sudah di dapat oleh calon pasangan suami istri ini, kali ini keduanya menghabiskan waktu dengan berjalan –jalan di mall di kota Semarang tempat Anjani tinggal.
Hari ini tampak keluarga Rafael sedang berkemas – kemas untuk pulang kampung , rencananya mereka akan berangkat besok pagi menggunakan pesawat pribadi demi kenyamanan Olivia dan Eliezer yang sama – sama tidak bisa diam.“Sudah selesai, sekarang tinggal bersiap – siap ke acaranya Kamila.” Tanpa sadar Airin berbicara sendiri.Ya selepas mengantarkan suaminya sampai teras rumah, Airin segera masuk kembali ke kamarnya untuk beres – beres perlengkapan mereka. Membawa dua anak tentu bekal pakaian Airin jauh lebih banyak dari sebelumnya meski mereka hanya menginap 2 hari disana.Saat baru saja selesai berdandan ponsel Airin berbunyi ada nama Desi disana sedang memanggil dirinya.“Sudah siap belum nyonya.” Terdengar suara canda Desi dari seberang sana.“Apaan sih kamu ini,Des.”“Idih jangan suka ngambek ntar kecantikannya berkurang tahu rasa loe.”“Gampang kal
“Beneran bun Dani mau mengenalkan calon istrinya ?” terdengar suara Airin kala sedang berkomunikasi dengan bundanya mau tidak mau membuat Rafael yang baru saja selesai mandi segera mendekat ke a rah istrinya meski hanya mengenakan handuk yang melilit bagian bawah tubuhnya.“Dani beneran mau mengenalkan calon istrinya sayang ?”“Iya sabtu besuk Dani mengajaknya bertemu bunda.”“Puji Tuhan akhirnya Dani laku juga he he , siapa calon adik ipar aku ?”Airin hanya mengangkat kedua bahunya saja tanda dia memang tidak tahu, namun Ningsih yang mendengar pertanyaan dari menantunya segera menjawab pertanyaan Rafael. Airin memang mengaktifkan mode loudspeaker saat berkomunikasi dengan sang bunda sembari dia menyiapkan pakaian kerja suaminya.“Jadi kisah kakak terulang pada adiknya, sekretaris yang menikah dengan pimpinannya sendiri ceritanya nih bun.” Omongan Airin tentu saja membuat Rafael tersenyum
Yohana sungguh sangat terkejut menatap atasannya yang masih berjongkok disebelahnya, Keterkejutan Yohana membuatnya hanya mampu menutup mulutnya dengan kedua tangannya demi melihat kejadian di sebelahnya, saat mulai dapat menetralkan detak jantungnya gegas Yohana berdiri dari kursinya dan meminta Dani untuk berdiri.“Jangan bercanda pak, bapak tidak pantas berjongkok di depan saya begini, ayo berdiri pak.”“Siapa bilang aku bercanda, aku serius sedang meminangmu secara pribadi, maaf jika caraku kurang berkenan,bagaimana ?”“Tapi pak apa nanti kata…”“Kamu sudah memiliki kekasih ?” potong Dani yang langsung dijawab Yohana dengan menggelengkan kepalanya.“Jadi apa alasan kamu tidak menerimaku, atau aku tidak memenuhi kriteriamu ?”“Bu..bukan begitu pak, bapak tolong berdiri dulu kita bicara sembari duduk.” Tak sabar Yohana segera menarik tangan Dani agar segera berdiri, namun Dani tetaplah Dani yang akan tetap dengan posisinya sebelum Yohana memberikan jawaban.“Jawablah dahulu pertanya
Diskusi antara Dani dengan sekretarisnya akhirnya kelar, beberapa pekerjaan sudah mereka bahas saat ini.Yohana sekretaris yang sangat kompeten, dia sangat teliti sehingga sangat membantu Dani untuk urusan pekerjaannya.Bahkan jika Dani ada kepentingan harus ke Jakarta, Yohana sudah mampu menghandle pekerjaan yang diberikan kepadanya.Yohana saat ini sedang membereskan makan siang yang baru saja mereka nikmati, mereka memesan makanan simpel di kantin perusahaan Dirgantara ini melalui office girl dan mengantarkannya ke ruangan Dani.Di ruangan Dani yang nyaman terdapat meja kecil yang biasa digunakan oleh Dani untuk menikmati makan siangnya, saat Yohana sedang membereskan meja makan Danipun bergerak kembali melangkahkan kakinya menuju sofa tempat dimana dia tadi berdiskusi dengan Yohana.Secara spontan Dani merentangkan kedua tangannya menggerakkan badannya ke kanan dan ke kiri untuk merenggangkan ototnya yang terasa kaku.Yohana pun segera m
Meninggalkan hiruk pikuk dan kejadian beruntun di Jakarta, saat ini di kantor cabang Dirgantara group yang ada di Surabaya tampak Dani adik ipar Rafael sedang mengadakan meeting dengan salah satu perusahaan yang ingin menjalin kerjasama dengan Dirgantara Group.Tidak salah jika Rafael memberi kepercayaan kepada Dani, karena Dani bisa diandalkan. Dani sangat professional dalam bekerja pun demikian dengan Rafael, jika urusan pekerjaan mereka akan bersikap sebagaimana layaknya atasan dengan bawahan.Selama ini Rafael puas dengan hasil kerja Dani.Dalam meetingnya kali inipun Dani juga tampak serius saat mendengarkan presentasi dari pihak PT Ditex Indonesia, meski tidak sekali dua kali Dani menangkap dengan ekor matanya jika wanita yang menjadi sekretaris dari PT Ditex Indonesia bukannya fokus pada presentasi yang disampaikan oleh atasannya tetapi malah fokus melirik ke arah Dani.“Jadi itu yang bisa kami sampaikan pak Dani, jika ada hal yang kurang dari presen