Jeslin langsung membuang pandangannya, dia pikir apa yang dia pikirkan, Jeslin menggelengkan kepalanya dengan cepat."Apa yang aku pikirkan?." Batin Jeslin."Mungkin aku akan pergi sendiri untuk mengurusi persoalan ini jika semua tidak selesai tepat pada waktunya, 2 * 24 jam aku akan menunggu kabar dari kalian" suara Dominic kembali terdengar."Baik tuan" laki-laki yang ada di hadapan Dominic langsung menjawab dengan cepat sembari menundukkan kepalanya."Aku pikir ini adalah jam makan siang, anda dan istri anda sepertinya belum mendapatkan makan siang, tuan" dan sebelum laki-laki itu beranjak pergi di berusaha untuk mengingatkan Dominic. seolah-olah laki-laki tersebut tahu betul dengan kebiasaan buruk dari atasannya itu.Dan ketika Dominik mendengar laki-laki itu bicara soal makan siang seketika dia cukup terkejut dan langsung menoleh ke arah jam yang ada di pergelangan tangannya."Oh shit" seketika laki-laki tersebut mengumpat di dalam hatinya.Dominic pikir pekerjaan yang menumpuk
Mansion utama keluarga Jeslin,Makan malam."Jadi benar-benar akan pergi ke Swiss dan menyelesaikan proyek kerjasama disana?."Suara ayah Jeslin terdengar membaca keadaan di tengah makan malam semua orang."iya, jadi pa." Dominic menjawab seadanya."Itu...aku pikir ini memasuki cuaca musim dingin di sana, aku agak kesulitan jika menghadapi cuaca dingin, aku butuh tempat yang hangat dan bisa terserang demam atau bersin-bersin setiap kali ya berhadapan dengan cuaca ini terlalu dingin." Jeslin mencoba untuk mengambil kesempatan bicara sebenarnya dia ingin menolak ajakan dari kakak iparnya tersebut, mencoba menggunakan alasan atas kelemahannya agar dia tidak berangkat pergi bersama kakak iparnya tersebut.Mendengar apa yang diucapkan oleh jeslin, membuat Dominic agak menaikkan ujung alisnya."Ini bukan persoalan rumit, jangan khawatir soal apapun, kita akan mencari tempat tinggal yang cukup nyaman di mana tempat tersebut terdapat penghangat ruangan yang cukup ekstra dan juga perapian di d
mendengar apa yang diucapkan oleh kakak ipar nya soal kamar yang kursi sahaya tinggal satu jelas aja membuat perempuan itu mendengus dengan kesal dan menatap kearah laki-laki tersebut dengan tatapan tidak percaya, Jeslin langsung mendengus kemudian dia berusaha untuk menghela nafas nya kasar." mana mungkin hotel sebesar ini tidak menyisakan kamar," dia jelas aja tidak mempercayai ucapan kakak ipar nya, dia pikir laki-laki itu pasti membohongi diri nya." aku akan pergi untuk memastikan ya kembali dan aku yakin apakah mendapatkan kamar kosong untuk aku tempati nanti " dia jelas aja bersikeras menatap kearah dominic dengan tatapan tidak suka.Jeslin percaya jika dia pasti bisa mendapatkan kamar kosong di hotel berbintang lima tersebut, perempuan itu yakin itu hanya akal akal-akalan dari kakak ipar nya, dominic sengaja ingin membelenggu dirinya, sengaja mendapatkan satu kamar untuk mereka dan ingin membuat dia cukup kesulitan dengan keadaan.Dia yakin laki-laki tersebut pasti membuat da
"Kamu ingin menyulitkan diri mu sendiri?," Dominic bertanya cepat, cukup tidak suka mendengar apa yang diucapkan adik iparnya.Tidur di kursi sofa jelas saja terdengar tidak baik, itu sangat buruk menurutnya. Lagi-lagi itu pikir sangat sulit sekali membuat adik iparnya menuruti apa keinginannya."Lebih menyulitkan lagi jika aku tidur di kursi sofa, berhentilah membuat ku tersudut dan tidak memiliki pilihan lain kak, kau dan aku adik dan kakak ipar, jangan membuat ku terus merasa bersalah dan jijik dengan diri ku sendiri," entahlah Jeslin hanya merasa kesal dengan keadaan, dia pikir Dominic selalu saja berhasil menyudutkan dirinya dengan berbagai macam cara.Tinggal satu kamar jelas sangat menyulitkan, Apalagi jika mereka harus berbagi kasur dan tidur bersebelahan dia jelas takut kembali lagi-lagi laki-laki itu akan mengukung dirinya dalam cengkramannya dan dia benci hal ini."Aku masih berusaha untuk menghargai pernikahan kamu dan kak Nayla." Lanjut Jeslin lagi kemudian."Setidaknya
Lewat tengah malam,Hotel xxxxxxxxx,Swiss.Cuaca Swiss terlihat mulai tidak baik-baik saja, musim dingin jelas telah menebal, salju bahkan terlihat turun dengan deras di balik kaca jendela kamar hotel yang mereka tempati. laki-laki tersebut menatap kearah Jeslin yang sudah terlelap sejak tadi di atas kasur empuk mendominasi berwarna putih, dia tahu adik iparnya jelas lelah dalam perjalanan panjang ditambah cuaca dingin membuat semakin lelap tidur Jeslin saat ini.Dominic tampak bergerak mendekati Jeslin, memilih duduk di sisi kanan di mana perempuan tersebut terlelap saat ini, pandangan matanya sama sekali enggan lari, menikmati wajah cantik dalam balutan usia muda dan bulu mata lentik juga lesung pipi yang selalu membuat nya tergila-gila.Laki-laki tersebut secara perlahan menggerakkan jemari-jemari dari tangan kanan kokohnya tersebut, menyentuh lembut permukaan rambut Jeslin secara perlahan, merapikan anak-anak rambut dan beberapa lembar rambut yang menutupi wajah cantik adik iparn
hotel xxxxxxxxx,pusat kota,Swiss.Jeslin menggeliat pelan didalam tidurnya saat dia merasakan sesuatu yang basah dan dingin menyentuh bibirnya, membuat perempuan tersebut mengernyitkan dahi nya untuk beberapa waktu. Tapi sayangnya rasa kantuk masih menghantam dirinya, membuat perempuan itu mencoba kembali menenggelamkan dirinya dalam tidurnya.Tapi kali ini rasa basah dan dingin di bibirnya berubah menjadi hangat dan penuh, sesuatu seolah-olah menenggelamkan bibirnya begitu dalam di ikuti sebuah sentuhan yang mulai menjelajahi bagian perutnya secara perlahan. Kini dalam percobaan kesadaran penuh Jeslin berusaha membuka bola mata nya, membuat Jeslin sadar jika Dominic sudah ada di atas tubuh nya."Kak?," Jeslin terkejut, dia langsung berusaha memundurkan tubuhnya saat menyadari telapak tangan laki-laki tersebut sudah menyentuh lembut dada kanan nya."Sulit sekali membangunkan kamu Jess," dan seperti tanpa dosa Dominic berkata seperti itu, melepaskan genggaman nya pada dada Jeslin dan
Pertanyaan Jeslin jelas terdengar berat, membuat Dominic memilih diam untuk waktu yang cukup lama.Bagaimana perlakuan nya dengan Jeslin?, apa dia perlu menjawab nya?."Berhentilah berlaku baik pada ku, aku benci melakukan nya, tetaplah berlaku baik pada kakak dan lupakan semuanya kak," Jeslin pada akhirnya bicara kembali, dia masih menatap punggung Dominic.Alih-alih menoleh kearah Jeslin atau menjawab pertanyaan dari Jeslin, laki-laki tersebut lebih memilih diam dan pada akhirnya Dominic menyelesaikan menggunakan pakaiannya. Diam dan membisu menjadi pilihan Dominic saat ini, baginya dia tidak perlu berkoar-koar soal bagaimana dirinya yang sebenarnya, apakah dia pernah berlaku baik pada Nayla atau tidak.Bagi Dominic lamban laut Jeslin akan tahu sendiri bagaimana dirinya dan Nayla selama ini, bagaimana sikap nya dan apakah dia mencintai perempuan itu atau tidak. Dan sejak kapan Dominic tertarik pada Jeslin, biarlah semua menjadi rahasia dirinyBohong jika Jeslin tidak menunggu jawaba
Kak Nayla berselingkuh? tidak mungkin bukan? bagaimana bisa kakak nya berselingkuh?.Jeslin jelas mencoba mengatur degub jantung nya, dia terlihat kacau, menunda keinginan untuk mandi, karena panggilan yang dia terima barusan menghancurkan seluruh pemikiran nya. Jeslin menyentuh keningnya untuk beberapa waktu, mencoba menetralisir perasaan nya yang kacau balau.Tidak, dia pikir tidak mungkin kakak nya berselingkuh, perempuan itu bukan type orang yang akan mengkhianati pasangannya sendiri, dia pikir kakak nya type orang yang cukup setia.Ditengah kebingungan Jeslin, perempuan tersebut berusaha mengambil handphone yang dijatuhkan oleh nya tadi, dia menggigit bibir bawahnya sembari meletakkan handphone tersebut ke atas meja. Pada akhirnya Jeslin berusaha untuk memundurkan langkah dan tubuh nya, mengabaikan handphone Dominic yang kembali berdering kali ini.Dia bingung, apakah harus mengangkat nya kembali atau tidak, mencoba kembali mengintip siapa yang menghubungi laki-laki tersebut, ini
Dalam Senja yang temaramKutaburkan abu orang yang aku cintaiJangan kau tanya bagaimana rasanyaSeolah-olah dunia berputar dalam kehampaanKini baru aku sadari setelah terpisah kematianTidak ada tempat untuk kita saling bertemu kembali di siniSheena.*****Begitu abu terakhir telah di taburkan dan terlepas dari tangannya, gadis tersebut baru ingat ini bagian akhir dari pertemuan dalam kehampaan, Sheena berusaha tegar sambil menahan tangisnya dimana dia menatap ujung laut yang tidak pernah terlihat."Beristirahatlah dengan tenang, bu," Batin nya."Aku sudah berusaha hingga tetes penghabisan, jangan menyalahkan ku, karena aku sudah sampai pada puncak dimana kemampuan ku berada." Lagi dia bergumam, menatap Senja yang mulai memadam, membiarkan sang pembawa sampan mengarungi laut dan kembali ke tanah dimana dia berpijak biasanya. Suara deru mesin memekakkan telinga, di abaikan Sheena karena suara pemikiran nya jauh lebih tebal di balik hati nya.Dia menghela pelan nafasnya untuk beberap
Catatan = Season baru kisah berbeda, Jeslin dan Dominic end di bab sebelumnya.Mulai bab ini season SHEENA DAN SKY ANDARAM******Bagian Gedung tersembunyipinggiran kota Paris.Derap langkah sepatu terdengar memecah keheningan malam, suara layar monitor pengatur detak jantung menggema memecah suasana dan terus memekakkan telinga semua orang, beberapa orang berpakaian serba putih bergerak dengan cepat menampilkan ekspresi wajah panik mereka mendekati satu sosok tubuh seorang gadis yang tidak berdaya.Gadis tersebut seolah-olah tenggelam dalam ke indahkan dalam alam bawah sadar nya, memilih enggan bangun karena merasa apa yang ada di hadapannya tidak penting lagi, terlalu lama berlalu bukan satu dua hari bukan pula satu dua bulan tapi sudah melewati tahun dan membuat khawatir orang-orang.Selang-selang yang menancap di tubuh nya terus berusaha untuk menyelamatkan nya, bahkan nafas nya dibantu dengan alat-alat mengerikan, bahkan saat masa kritis tiba tidak jarang AED (automated external
Pada akhirnya nyonya Adam kehilangan kata-kata, dia memilih diam tidak banyak bicara. Meksipun sebenarnya sangat kecewa dengan Nayla tapi dia tidak tahu harus berkata apa. "Maafkan aku, ma." Ucap Nayla pelan dalam balutan penyesalan yang mendalam."Mama belum siap untuk terlalu banyak berinteraksi dengan mu, pergilah sementara hingga mama merasa perasaan Mama baik-baik saja." Wanita itu bicara tanpa mau menoleh ke arah putrinya tersebut di mana rasa kecewa ya begitu besar jelas menghantam dirinya.Nayla memilih tidak protes dan tidak membela dirinya karena dia tahu betul Jika dia salah, pada akhirnya perempuan itu memilih untuk sementara pergi dari rumah dan Dominic pada akhirnya benar-benar benar-benar menikah dengan Jeslin udah mau tidak mau para anggota keluarga menerimanya.*****Mansion utama Dominic.Disebuah kamar mandi mendominasi berwarna hitam putih, Dominic terlihat mengguyur tubuh nya dengan air dan mencoba menghilang kan sejuta perasaan didalam hati nya. Pada akhirnya di
Masih di kediaman Dominic,Ruang keluarga.Nyonya Adam terlihat kehilangan kata-katanya gimana dia membiarkan tangan kirinya menyentuh keningnya untuk beberapa waktu. Sejak datang ke kediaman Dominic terlalu banyak kejutan yang terjadi dan dia dengar gimana pada akhirnya Apa yang diucapkan oleh Putri sebelumnya benar-benar membuatnya setengah mati dan untungnya dia tidak pingsan oleh keadaan.Pernikahan yang digelar tempo hari adalah pernikahan yang sejak awal bukan diberikan kepada putri sulingnya melainkan Putri bungsunya, Jeslin."Permainan apa ini?" Wajar saja dia bertanya sembari menahan cukup jantungnya yang tidak baik-baik saja menetap ke arah suaminya untuk beberapa waktu di mana dia ingin tahu tentang kenyataan yang masih terlalu sulit untuk dia pahami."Aku masih tidak paham dengan apa yang baru terjadi, Adam." Dia terus bicara untuk meminta penjelasan dari suaminya tersebut."Maksudku bagaimana bisa pernikahannya diganti? Bukankah kemarin yang kita nikahkan adalah Nayla dan
Laki-laki itu tahu suara siapa yang menggema di belakang sana, dia menaikkan ujung bibirnya, sengaja membalikkan tubuhnya sambil menggendong Jeslin."Ada apa dengan Jeslin?" Dan kembali suara itu menggema, terlihat khawatir melihat perempuan itu di gendong oleh Dominic.Itu adalah tuan Adam dan nyonya Adam.Jeslin yang masih terlelap di dalam tidurnya tiba-tiba merasa ada kebisingan di sekitarnya, perempuan itu sedikit tersentak dari tidurnya di mana Pada akhirnya dia mencoba untuk bangun dari tidur lelapnya. Dan ketika perempuan itu membuka bola matanya jelas saja dia terkejut karena dia berada di dalam pangkuan dan pelukan kakak iparnya."Kak?"Jeslin agak gelagapan mencoba untuk turun dari gendongan Dominic.Nyonya Adam jelas saja langsung mengurutkan keningnya di mana dia tadinya bergerak mendekati putrinya tersebut. Tuan Adam tidak kalau bingung dan terkejut di mana dia ikut mengurutkan keningnya dan menatap tidak mengerti dengan apa yang terjadi dan apa yang dilakukan oleh menant
Mansion utama Dominic,Kamar utama Dominic.Nayla terlihat bergetar, dia diam sambil menatap apa yang ada di kepala ranjang laki-laki tersebut. Jantung Nayla jelas tidak baik-baik saja, berbagai macam perasaan menghantam dirinya saat ini. "Apa-apaan ini?" Dia bergumam di dalam hati.Ada kemarahan dan ketidaksukaan yang dia lihat saat ini, dia harus bertemu Dominic dan laki-laki itu harus menjelaskan apa yang terjadi saat ini pada diri nya.Nayla bergegas keluar dari kamar tersebut, tidak dia pikirkan soal apapun saat ini, dia mencoba mencari handphone nya yang dia pikir dia letakkan didalam tas di mobil nya."Nona?" Saat baru melangsungkan kaki nya ke luar dari kamar tersebut Nayla dikejutkan oleh satu suara."Maaf, makanan dan teh hangat untuk anda sudah disiapkan." Seorang pelayan bicara dengan cepat pada Nayla.Hal itu membuat Nayla agak terkejut saat dia menyadari wanita itu bicara dengan dirinya. Sejenak dia diam sembari mengerutkan keningnya seolah-olah berpikir ada beberapa w
Di sisi lain.Jeslin terlihat sedikit gelisah saat dirinya di bawa keluar dan Dominic berkata agar dia menunggu laki-laki tersebut di dalam mobil saja. Perempuan itu pikir apakah akan ada pertarungan yang terjadi pada Dominic dan Jerry. Di khawatir hal buruk terjadi pada dua orang tersebut. Meskipun tidak menyukai Jerry tapi setidaknya dia tidak ingin Dominic menyakiti Jerry secara terlalu mengingat Dia tahu betul bagaimana sifat kakak iparnya tersebut. Laki-laki itu bisa melakukan apapun sesuai dengan keinginannya dan terkadang tidak pernah diduga."Apakah hal yang buruk akan terjadi di dalam? Maksudku tidak akan ada baku hantam atau tembak menembak bukan?" Jeslin bertanya pada laki-laki yang membawanya tadi dan membiarkannya masuk ke dalam mobil."Aku takut ada yang terluka di dalam sana seandainya Dominic melakukan hal yang nekad." Bocah perempuan itu lagi sembari dia menatap para laki-laki yang kini secara perlahan hendak menutup pintu mobil di mana dia berada.Laki-laki itu adala
Dominic masuk kedalam tanpa banyak bicara, membuat Jerry terkejut setengah mati. Jerry berusaha mengangkat senjata nya tapi sayang.Klatakkkkk.Klatakkkkk.Dua laki-laki masuk menyusul Dominic tepat dibelakang nya, mereka mengangkat senjata membuat Jerry terkejut setengah mati."Apa-apaan ini?" Jerry bertanya, menaikkan ujung alisnya. Terkejut karena keadaan dan menatap Dominic untuk beberapa waktu."Kau bisa menebak apa ini bukan?" Dominic bicara, dia begitu tenang, berdiri sambil menatap kearah Jeslin, laki-laki tersebut merentangkan tangannya dan menunggu Jeslin masuk ke dalam pelukannya.Jeslin jelas saja ikut terkejut, tidak menyangka Dominic benar-benar datang kesana untuk menyelamatkan dirinya."Kak?," Dalam balutan ketakutan, perempuan itu langsung berhamburan mendekati Dominic."Jes." Jerry berteriak kesal dan panik, marah melihat Jeslin mengabaikan dirinya.Alih-alih peduli teriakan Jerry, Jeslin lebih memilih untuk mendekati Dominic dan merasa dilindungi oleh laki-laki ters
Dominic terus memacu kecepatan mobilnya ke arah depan tempat peduli pada bagian sisi kiri kanan dan juga depannya. Targetnya saat ini adalah dia harus sampai pada tujuan tepat waktu bersamaan dengan sebuah pesan masuk melalui handphonenya. Laki-laki itu buru-buru mengambil handphonenya dengan tangan kiri dan mencoba membuka pesan di sana ingin tahu apa isi pesan tersebut.Sejenak laki-laki itu mengeratkan rahangnya saat dia melihat sebuah gambar di dalam sana. Foto seorang laki-laki dengan tatapan tajamnya terlihat berdiri bersama Jeslin di samping sang adik ipar nya tersebut."Berani-beraninya kau bermain-main denganku, breng'sek." Laki-laki itu bicara sembari mengeram.Api kemarahan terlihat jelas dari balik wajah laki-laki itu, di mana Dominic akan memastikan lagu-lagu yang ada bersama Jeslin akan merasakan betapa mengerikannya saya laki-laki itu berani mencari masalah dengan nya.*******Dominic menatap sebuah bangunan yang ada di hadapannya untuk beberapa waktu dia masih menghisa