Beranda / Romansa / Dalam Penjara Bos Mafia / Bab 12. Bukti Yang Mengejutkan

Share

Bab 12. Bukti Yang Mengejutkan

Penulis: Melvii_SN
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-20 08:00:53

Udara malam terasa dingin saat Tiffany melangkah masuk ke dalam restoran kecil yang terletak di sudut kota. Tempat ini cukup terpencil, jauh dari keramaian, hanya diterangi lampu-lampu kuning redup yang memberi kesan hangat namun misterius.

Ia berjalan perlahan, matanya menelusuri setiap sudut ruangan, mencari seseorang yang sudah menunggunya. Suasana di dalam restoran cukup sepi. Hanya ada beberapa pelanggan yang duduk menikmati makanan mereka dalam keheningan.

Di pojok ruangan, duduk seorang pria dengan rambut gondrong, mengenakan jaket kulit hitam yang terlihat sudah lusuh. Ia mengangkat wajahnya begitu melihat Tiffany mendekat.

"Akhirnya kau datang juga," sapa lelaki itu pelan, suaranya dalam dan sedikit serak seperti saat mereka teleponan.

Tiffany berhenti di hadapannya, menatap pria itu dengan waspada. "Jasper?" panggilnya memastikan.

Pria itu menyunggingkan senyum tipis, lalu mengangguk. "Duduklah."

Sejenak, Tiffany menel
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Dalam Penjara Bos Mafia    Bab 13. Tawaran Dari Musuh

    "Belum mati? M-maksudmu, ayahku masih ...?" Tiffany mengangkat kepalanya, memandang ke arah Jasper. "Ya." Jasper mengangguk, tahu apa yang ingin Tiffany ucapkan. Menyandarkan punggungnya ke kursi, Jasper kembali melanjutkan, "Ayahmu disekap oleh Damien di mansionnya. Tepat di sebuah ruangan khusus yang tak bisa dimasuki sembarang orang." Spontan saja pernyataan itu membuat Tiffany menggeleng, serasa tidak percaya, "Bagaimana mungkin, Jasper? Ayahku sudah lama meninggal, aku sendiri yang menyaksikan berita kematiannya —""Sayangnya itu hanya rekayasa, Fanny," potong Jasper cepat, "Itu semua adalah rencana Damien yang ingin semua orang tahu bahwa ayahmu sudah mati, termasuk kau." Menggigit bibir bawahnya kuat-kuat, hatinya serasa diremas-remas, Tiffany ingin menangis kencang, "Jika benar ayahku masih hidup, itu artinya selama ini aku dibohongi oleh tuan Damien?" lirihnya nampak tersiksa. "Tapi, kenapa dia menyekap ayahku, Jas?"Jasp

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-20
  • Dalam Penjara Bos Mafia    Bab 14. Interogasi Menegangkan

    Tiffany memandang intens sederet angka yang tertera di layar ponsel Jasper. Deretan angkanya terlihat acak, yakni '596870'. "I-ini kode untuk apa?" tanya Tiffany kebingungan. Raut wajah Jasper berubah serius, ia menautkan jari jemarinya seraya berkata, "Kode ini akan membuka pintu menuju ruangan tempat ayahmu disekap. Damien menguncinya menggunakan sistem keypad elektronik. Kau hanya punya satu kesempatan. Jika salah memasukkan kode lebih dari tiga kali, alarm mansion akan berbunyi, dan mereka akan tahu ada penyusup." Jantung Tiffany berdegup lebih kencang. Ia menggenggam kertas itu erat, seakan takut informasi itu tiba-tiba menghilang dari genggamannya. "Bagaimana kau bisa mendapatkan kode ini, Jasper?" tanyanya dengan suara nyaris berbisik. Jasper tersenyum tipis, tetapi senyumnya tidak membawa ketenangan. "Kami memiliki orang dalam di jaringan Damien. Tidak banyak yang tahu tentang ruangan itu, bahkan an

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-20
  • Dalam Penjara Bos Mafia    Bab 15. Hampir Ketahuan

    "Kenapa aku harus memberitahu Tuan setiap orang yang kutemui? Aku hanya ingin bersantai sebentar, Tuan. Lagipula, aku tahu Tuan mengawasi ku. Kalau aku melakukan sesuatu yang mencurigakan, pasti Tuan sudah tahu lebih dulu, 'kan?" Bukannya mengalah atau takut, Tiffany justru melontarkan kalimat di luar ekspektasinya sendiri. Sungguh, dia tidak bermaksud lancang, hanya saja lidahnya mendadak sulit di kontrol. Sejurus kemudian ia langsung menundukkan wajah, "Ma-maaf, Tuan. Aku tidak bermaksud tidak sopan," katanya lirih, merapatkan mata berharap Damien memaklumi. Tetapi, reaksi lelaki itu justru lebih jauh dari yang ia duga. Alih-alih puas atau membiarkannya, pria itu justru tampak semakin kesal. Tatapan tajamnya menembus Tiffany seperti belati, rahangnya mengeras, dan nafasnya terdengar lebih berat dari sebelumnya. "Kau sudah berani membentakku?" dengus Damien, tanpa peringatan meraih pergelangan t

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-20
  • Dalam Penjara Bos Mafia    Bab 16. Peringatan

    Aroma kopi hitam menguar ke udara saat Tiffany dengan cekatan menuangkan kopi ke dalam cangkir Damien. Sejak tadi malam hingga pagi ini, tidak ada obrolan yang terjadi antara mereka, tepat setelah Tiffany menolak memberi jawaban atas pertanyaan terakhir tuannya. "Silakan, Tuan," ucap Tiffany menyodorkan cangkir ke depan pria yang duduk dengan singkat angkuh tak pernah luntur. Kemudian, Tiffany menyajikan roti panggang dan telur setengah matang, dilengkapi buah potong yang tersusun rapi di piring porselen putih. "Ini sarapannya," imbuhnya. Sekilas, ekor mata Damien melirik cangkirnya. Kemudian meraih, meniup uap panas yang mengepul sebelum akhirnya menyeruput beberapa kali. Dirasa cukup, ia taruh kembali kopi ke tempatnya. "Hari ini aku akan pulang terlambat, banyak urusan yang harus diselesaikan," ucap Damien memecah keheningan di antara mereka. "Iya, Tuan," jawab Tiffany dengan tenang, k

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-21
  • Dalam Penjara Bos Mafia    Bab 17. Menemukan Ruangan Rahasia

    Sekarang, Tiffany berdiri di tengah aula utama mansion. Matanya memindai setiap sudut dengan seksama. Megah, satu kata yang cukup untuk mendefinisikan nuansa bangunan seluas seribu hektar itu.Langit-langitnya tinggi dihiasi lampu kristal yang menggantung, menerangi ruangan dengan sinar keemasan. "Ah, aku baru sadar bahwa tempat ini bukan hunian biasa," gumamnya pelan. Puas memandangi, kini Tiffany mulai menyusuri salah satu koridor panjang di sisi kanan mansion. Langkahnya pelan, hanya suara gesekan lembut antara sol sepatu dan lantai yang terdengar. Sudah lama tinggal di sana, namun baru detik ini Tiffany menyadari keberadaan lukisan-lukisan besar dalam bingkai emas, yang membuatnya terasa semakin kecil. Menoleh ke kiri kanan secara bergantian, untuk mengingat detail yang diharapakan dapat membantunya menemukan penjara rahasia. "Rasanya aku sudah berjalan sangat jauh, tapi kenapa jalurnya membuatku semakin bingung?" Tiffany mengerny

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-21
  • Dalam Penjara Bos Mafia    Bab 18. Ketahuan

    "Oke, pelan-pelan saja. Jangan sampai ketahuan," ujarnya setelah tiba di dapur, dan berbelok memasuki satu ruangan. Namun, belum sempat bergerak lebih dalam. Terdengar suara langkah kaki mendekat. Hal itu membuat jantung Tiffany serasa ingin melompat dari sarang. Cepat-cepat ia bersembunyi di balik rak kayu besar. "Belum apa-apa, sudah ada saja yang mengejutkan." Tap! Tap! Tap! Suara langkah itu kian mendekat, dan tak lama kemudian terdengar suara knop pintu terbuka. "Apakah aman?" "Tentu saja." Mati-matian Tiffany menahan napas saat mendengar dua suara dari lelaki berbeda, ia tahu betul siapa mereka. Tidak lain anak buah Damien yang berjaga di ruang penyimpanan anggur tersebut. "Ya Tuhan, apa yang harus kulakukan? Bagaimana kalau mereka menemukan ku?" Menggeleng kecil, "Tidak tidak, tidak boleh. Jangan sampai aku ketahuan, Tuan Damien pasti akan curiga nanti." Akan tetapi, sepertinya semesta m

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-21
  • Dalam Penjara Bos Mafia    Bab 19. Siapa Yang Menelepon?

    Sesampainya di lokasi spa bernama "La Belle Luxe", Tiffany melirik keluar jendela mobil dengan tatapan tak percaya. Bangunan yang berdiri megah di hadapannya tampak begitu eksklusif, dengan arsitektur modern yang didominasi kaca dan emas. Pintu masuknya menjulang tinggi, dengan papan nama elegan yang menunjukkan tempat ini bukanlah spa sembarangan.Tiffany turun dari mobil dengan langkah ragu. Matanya masih terpaku pada kemewahan tempat itu, pikirannya dipenuhi pertanyaan. Kenapa Damien sampai repot-repot mengirimnya ke sini? Apakah semua ini benar-benar hanya soal "menyambutnya dengan cantik"? "Silakan Nona," ujar pengawal mempersilakan Tiffany berjalan lebih dulu. "Terima kasih." Tiffany pun berjalan memasuki lobby, namun belum sempat melangkah lebih jauh, suara nyaring dari dalam tasnya menghentikan langkah. Tiffany langsung merogoh tas dan melihat layar ponselnya menyala.Hatinya berdegup lebih cepat. Ia segera menoleh ke

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-21
  • Dalam Penjara Bos Mafia    Bab 1. Awal Mula

    Tiffany tersungkur di lantai marmer yang dingin, tubuhnya gemetar di bawah tatapan tajam Damien Rael, bos mafia asal Italia yang sudah berkuasa selama hampir dua belas tahun. Pria itu berdiri tegak, tangannya memutar gelas berisi wine dengan santai, wajahnya tak menunjukkan sedikit pun rasa iba."Kenapa harus aku? Kenapa bukan kakakku saja? Dia yang menyebabkan Anda keracunan makanan, Tuan," suara Tiffany terputus-putus, menggeleng dengan histeris. "Bukan aku," lanjutnya hampir tak terdengar, air mata mengalir deras dari kedua matanya."Hidup adalah soal tanggung jawab, dan keluargamu memutuskan bahwa kau yang harus menanggung tanggung jawab itu," jawab Damien, suaranya tenang namun penuh ketegasan. "Tapi, Tuan ... Aku tidak tahu apa-apa tentang masalah kalian! Mereka bukan keluargaku! Mereka hanya orang yang memungut ku dari jalanan, lalu menjadikanku budak. Kami tidak ada hubungan darah!" Tiffany berteriak kencang, berharap kata-katanya dapat menyentuh hati pria yang tak tergoyahka

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-24

Bab terbaru

  • Dalam Penjara Bos Mafia    Bab 19. Siapa Yang Menelepon?

    Sesampainya di lokasi spa bernama "La Belle Luxe", Tiffany melirik keluar jendela mobil dengan tatapan tak percaya. Bangunan yang berdiri megah di hadapannya tampak begitu eksklusif, dengan arsitektur modern yang didominasi kaca dan emas. Pintu masuknya menjulang tinggi, dengan papan nama elegan yang menunjukkan tempat ini bukanlah spa sembarangan.Tiffany turun dari mobil dengan langkah ragu. Matanya masih terpaku pada kemewahan tempat itu, pikirannya dipenuhi pertanyaan. Kenapa Damien sampai repot-repot mengirimnya ke sini? Apakah semua ini benar-benar hanya soal "menyambutnya dengan cantik"? "Silakan Nona," ujar pengawal mempersilakan Tiffany berjalan lebih dulu. "Terima kasih." Tiffany pun berjalan memasuki lobby, namun belum sempat melangkah lebih jauh, suara nyaring dari dalam tasnya menghentikan langkah. Tiffany langsung merogoh tas dan melihat layar ponselnya menyala.Hatinya berdegup lebih cepat. Ia segera menoleh ke

  • Dalam Penjara Bos Mafia    Bab 18. Ketahuan

    "Oke, pelan-pelan saja. Jangan sampai ketahuan," ujarnya setelah tiba di dapur, dan berbelok memasuki satu ruangan. Namun, belum sempat bergerak lebih dalam. Terdengar suara langkah kaki mendekat. Hal itu membuat jantung Tiffany serasa ingin melompat dari sarang. Cepat-cepat ia bersembunyi di balik rak kayu besar. "Belum apa-apa, sudah ada saja yang mengejutkan." Tap! Tap! Tap! Suara langkah itu kian mendekat, dan tak lama kemudian terdengar suara knop pintu terbuka. "Apakah aman?" "Tentu saja." Mati-matian Tiffany menahan napas saat mendengar dua suara dari lelaki berbeda, ia tahu betul siapa mereka. Tidak lain anak buah Damien yang berjaga di ruang penyimpanan anggur tersebut. "Ya Tuhan, apa yang harus kulakukan? Bagaimana kalau mereka menemukan ku?" Menggeleng kecil, "Tidak tidak, tidak boleh. Jangan sampai aku ketahuan, Tuan Damien pasti akan curiga nanti." Akan tetapi, sepertinya semesta m

  • Dalam Penjara Bos Mafia    Bab 17. Menemukan Ruangan Rahasia

    Sekarang, Tiffany berdiri di tengah aula utama mansion. Matanya memindai setiap sudut dengan seksama. Megah, satu kata yang cukup untuk mendefinisikan nuansa bangunan seluas seribu hektar itu.Langit-langitnya tinggi dihiasi lampu kristal yang menggantung, menerangi ruangan dengan sinar keemasan. "Ah, aku baru sadar bahwa tempat ini bukan hunian biasa," gumamnya pelan. Puas memandangi, kini Tiffany mulai menyusuri salah satu koridor panjang di sisi kanan mansion. Langkahnya pelan, hanya suara gesekan lembut antara sol sepatu dan lantai yang terdengar. Sudah lama tinggal di sana, namun baru detik ini Tiffany menyadari keberadaan lukisan-lukisan besar dalam bingkai emas, yang membuatnya terasa semakin kecil. Menoleh ke kiri kanan secara bergantian, untuk mengingat detail yang diharapakan dapat membantunya menemukan penjara rahasia. "Rasanya aku sudah berjalan sangat jauh, tapi kenapa jalurnya membuatku semakin bingung?" Tiffany mengerny

  • Dalam Penjara Bos Mafia    Bab 16. Peringatan

    Aroma kopi hitam menguar ke udara saat Tiffany dengan cekatan menuangkan kopi ke dalam cangkir Damien. Sejak tadi malam hingga pagi ini, tidak ada obrolan yang terjadi antara mereka, tepat setelah Tiffany menolak memberi jawaban atas pertanyaan terakhir tuannya. "Silakan, Tuan," ucap Tiffany menyodorkan cangkir ke depan pria yang duduk dengan singkat angkuh tak pernah luntur. Kemudian, Tiffany menyajikan roti panggang dan telur setengah matang, dilengkapi buah potong yang tersusun rapi di piring porselen putih. "Ini sarapannya," imbuhnya. Sekilas, ekor mata Damien melirik cangkirnya. Kemudian meraih, meniup uap panas yang mengepul sebelum akhirnya menyeruput beberapa kali. Dirasa cukup, ia taruh kembali kopi ke tempatnya. "Hari ini aku akan pulang terlambat, banyak urusan yang harus diselesaikan," ucap Damien memecah keheningan di antara mereka. "Iya, Tuan," jawab Tiffany dengan tenang, k

  • Dalam Penjara Bos Mafia    Bab 15. Hampir Ketahuan

    "Kenapa aku harus memberitahu Tuan setiap orang yang kutemui? Aku hanya ingin bersantai sebentar, Tuan. Lagipula, aku tahu Tuan mengawasi ku. Kalau aku melakukan sesuatu yang mencurigakan, pasti Tuan sudah tahu lebih dulu, 'kan?" Bukannya mengalah atau takut, Tiffany justru melontarkan kalimat di luar ekspektasinya sendiri. Sungguh, dia tidak bermaksud lancang, hanya saja lidahnya mendadak sulit di kontrol. Sejurus kemudian ia langsung menundukkan wajah, "Ma-maaf, Tuan. Aku tidak bermaksud tidak sopan," katanya lirih, merapatkan mata berharap Damien memaklumi. Tetapi, reaksi lelaki itu justru lebih jauh dari yang ia duga. Alih-alih puas atau membiarkannya, pria itu justru tampak semakin kesal. Tatapan tajamnya menembus Tiffany seperti belati, rahangnya mengeras, dan nafasnya terdengar lebih berat dari sebelumnya. "Kau sudah berani membentakku?" dengus Damien, tanpa peringatan meraih pergelangan t

  • Dalam Penjara Bos Mafia    Bab 14. Interogasi Menegangkan

    Tiffany memandang intens sederet angka yang tertera di layar ponsel Jasper. Deretan angkanya terlihat acak, yakni '596870'. "I-ini kode untuk apa?" tanya Tiffany kebingungan. Raut wajah Jasper berubah serius, ia menautkan jari jemarinya seraya berkata, "Kode ini akan membuka pintu menuju ruangan tempat ayahmu disekap. Damien menguncinya menggunakan sistem keypad elektronik. Kau hanya punya satu kesempatan. Jika salah memasukkan kode lebih dari tiga kali, alarm mansion akan berbunyi, dan mereka akan tahu ada penyusup." Jantung Tiffany berdegup lebih kencang. Ia menggenggam kertas itu erat, seakan takut informasi itu tiba-tiba menghilang dari genggamannya. "Bagaimana kau bisa mendapatkan kode ini, Jasper?" tanyanya dengan suara nyaris berbisik. Jasper tersenyum tipis, tetapi senyumnya tidak membawa ketenangan. "Kami memiliki orang dalam di jaringan Damien. Tidak banyak yang tahu tentang ruangan itu, bahkan an

  • Dalam Penjara Bos Mafia    Bab 13. Tawaran Dari Musuh

    "Belum mati? M-maksudmu, ayahku masih ...?" Tiffany mengangkat kepalanya, memandang ke arah Jasper. "Ya." Jasper mengangguk, tahu apa yang ingin Tiffany ucapkan. Menyandarkan punggungnya ke kursi, Jasper kembali melanjutkan, "Ayahmu disekap oleh Damien di mansionnya. Tepat di sebuah ruangan khusus yang tak bisa dimasuki sembarang orang." Spontan saja pernyataan itu membuat Tiffany menggeleng, serasa tidak percaya, "Bagaimana mungkin, Jasper? Ayahku sudah lama meninggal, aku sendiri yang menyaksikan berita kematiannya —""Sayangnya itu hanya rekayasa, Fanny," potong Jasper cepat, "Itu semua adalah rencana Damien yang ingin semua orang tahu bahwa ayahmu sudah mati, termasuk kau." Menggigit bibir bawahnya kuat-kuat, hatinya serasa diremas-remas, Tiffany ingin menangis kencang, "Jika benar ayahku masih hidup, itu artinya selama ini aku dibohongi oleh tuan Damien?" lirihnya nampak tersiksa. "Tapi, kenapa dia menyekap ayahku, Jas?"Jasp

  • Dalam Penjara Bos Mafia    Bab 12. Bukti Yang Mengejutkan

    Udara malam terasa dingin saat Tiffany melangkah masuk ke dalam restoran kecil yang terletak di sudut kota. Tempat ini cukup terpencil, jauh dari keramaian, hanya diterangi lampu-lampu kuning redup yang memberi kesan hangat namun misterius.Ia berjalan perlahan, matanya menelusuri setiap sudut ruangan, mencari seseorang yang sudah menunggunya. Suasana di dalam restoran cukup sepi. Hanya ada beberapa pelanggan yang duduk menikmati makanan mereka dalam keheningan.Di pojok ruangan, duduk seorang pria dengan rambut gondrong, mengenakan jaket kulit hitam yang terlihat sudah lusuh. Ia mengangkat wajahnya begitu melihat Tiffany mendekat."Akhirnya kau datang juga," sapa lelaki itu pelan, suaranya dalam dan sedikit serak seperti saat mereka teleponan. Tiffany berhenti di hadapannya, menatap pria itu dengan waspada. "Jasper?" panggilnya memastikan.Pria itu menyunggingkan senyum tipis, lalu mengangguk. "Duduklah."Sejenak, Tiffany menel

  • Dalam Penjara Bos Mafia    Bab 11. Permintaan Yang Ditolak

    Setelah beberapa hari di Amerika, Damien dan Tiffany akhirnya kembali ke Italia. Mansion megah milik Damien berdiri kokoh di atas bukit, menghadap ke arah kota yang gemerlap. Meski tempat itu begitu luas dan mewah, bagi Tiffany rasanya seperti penjara tak kasat mata. Pagi ini, Tiffany berdiri di balkon kamarnya, memandang hamparan taman yang hijau. Namun, pikirannya berkecamuk. Semakin lama ia tinggal di bawah kendali Damien, semakin ia merasa kehilangan kebebasan. Menarik napas panjang, "Aku tidak bisa terus begini, aku harus bergerak mencari tau kebenaran tentang Tuan Damien. Sekarang aku sudah di Italia, dan alamat cafe yang diberikan pria misterius itu ... ada di negara ini," lirihnya. "Malam ini, aku harus menemuinya," ujar Tiffany penuh tekad, tapi sebelum itu ada satu hal yang ingin ia lakukan. Wanita itu berjalan ke ruang kerja Damien yang ada di sebelah timur. "Permisi, Tuan." "Masuk."

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status