Share

201. Semesta Sedang Bercanda

***

Mata Sarah sembab karena terus menangis sepulang dari makam almarhum Elang. Ia terus mengingat masa lalu yang indah bersama lelaki itu dan juga Nisa. Kenangan indah itu harus berakhir saat Elang menyelamatkannya.

Nisa yang terus melihat Sarah menangis langsung menghampirinya. "Jelek! Nanti kalau kamu terus menangis, Kak Elang pasti tak akan berhenti mengejekmu dan memanggilmu 'mata panda'," ucap Nisa.

Sarah hanya tersenyum. Ia benar-benar tidak bisa menyembunyikan rasa sedihnya, terus dihantui rasa bersalah yang belum bisa ia hilangkan. "Maafkan aku," lirihnya.

"Aku bosan mendengar kata itu. Setiap kali mengingat hari ulang tahun Kak Elang, pasti kamu mengatakan omong kosong itu! Aku benci mendengar kamu mengatakan kata itu," ujarnya.

"Aku belum bisa memaafkan diriku sampai saat ini. Aku benar-benar merasa bersalah karena Kak Elang pergi gara-gara aku," sesal Sarah.

Nisa menghela napas. Memang sangat menyakitkan mengingat kepergian kakaknya itu, tapi ia tidak bisa mengutuk takdir
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status