***Ketika Sean sedang rapat, Sarah duduk di ruang kerja kakaknya itu. Ia bersandar di sofa karena sebenarnya masih merasa sangat lelah. Tak lama, pintu ruangan terbuka, dan Sean mendapati adiknya sedang tertidur. Ia tersenyum melihat wajah adiknya, bahkan saat tidur Sarah terlihat sangat cantik. Wajar saja, jika Kevin buru-buru ingin menikahinya.Sean duduk di sebelah adiknya, mengamati wajahnya yang tampak kelelahan. Tak lama, seseorang masuk ke ruangan. Ia melirik ke arah suara yang menyapanya."Yuta, Paman ingin bicara denganmu," ucap Vino. Lalu kedua matanya melihat seorang gadis yang sedang tidur di sofa. Ia tersenyum. "Apa kamu membawa pacarmu saat jam kantor?" sindirnya.Sean tertawa mengejek. "Apa Paman sampai lupa dengan wajah Ibu? Dia adalah adikku, Harumi."Kedua mata Vino langsung terbelalak. Sarah yang mendengar suara bising langsung membuka matanya dan terbangun. "Kak, aku tertidur," ucapnya dengan suara serak.Lalu ia mendapati orang lain di ruangan itu. Vino terkejut
***Mata Sarah sembab karena terus menangis sepulang dari makam almarhum Elang. Ia terus mengingat masa lalu yang indah bersama lelaki itu dan juga Nisa. Kenangan indah itu harus berakhir saat Elang menyelamatkannya.Nisa yang terus melihat Sarah menangis langsung menghampirinya. "Jelek! Nanti kalau kamu terus menangis, Kak Elang pasti tak akan berhenti mengejekmu dan memanggilmu 'mata panda'," ucap Nisa.Sarah hanya tersenyum. Ia benar-benar tidak bisa menyembunyikan rasa sedihnya, terus dihantui rasa bersalah yang belum bisa ia hilangkan. "Maafkan aku," lirihnya."Aku bosan mendengar kata itu. Setiap kali mengingat hari ulang tahun Kak Elang, pasti kamu mengatakan omong kosong itu! Aku benci mendengar kamu mengatakan kata itu," ujarnya."Aku belum bisa memaafkan diriku sampai saat ini. Aku benar-benar merasa bersalah karena Kak Elang pergi gara-gara aku," sesal Sarah.Nisa menghela napas. Memang sangat menyakitkan mengingat kepergian kakaknya itu, tapi ia tidak bisa mengutuk takdir
***Sudah jam sembilan malam, Shopia masih saja menahan Sarah berada di kamarnya. Beberapa hari ini memang Sarah tidur dengan gadis kecil itu, membuat Kevin cemburu. Mood Kevin di kantor pun kena imbasnya. Bagaimana ia bisa bersaing dengan anaknya sendiri? Kevin sudah mengatakan pada anaknya bahwa bundanya tidak harus menemaninya tidur setiap hari. Namun, Shopia tetap tak peduli.Kevin menghampiri kamar anaknya, dan Shopia hanya memasang wajah cemberut.“Kenapa Papi ke sini? Papih tidak diundang ke kamar Shopia,” seru Shopia sambil rebahan memeluk Sarah.“Sayang, biasanya kamu semangat kalau Papi datang ke kamarmu. Kenapa akhir-akhir ini kamu tidak senang?” tanyanya.“Sekarang sudah ada Bunda. Kalau Papi datang ke sini, pasti Papi nyuruh Bunda ikut Papi,” balasnya.“Sayang, anak Papi kan sudah besar. Masa tidurnya masih ditemani? Kalau nanti Shopia punya adik, bagaimana?”“Kita tidur bertiga dan Papi tidur sendirian.”“Kalau adik bayi harus tidur sama bundanya dong, jangan ada orang y
***Akhirnya, malam ini Nisa pergi ke pelantikan Sean sebagai Direktur Utama. Acara malam ini juga sekaligus memperkenalkan Sarah dan mengumumkan kabar pernikahannya dengan Kevin. Nisa hanya duduk di pojok, tidak ingin terlalu terlibat dalam acara malam ini. Ia tersenyum melihat Sarah yang begitu cantik dan penuh rona bahagia. Ia bersyukur, setelah mendung berlalu, kini matahari terbit di wajah itu.Tak sengaja, matanya melihat kedua orang tuanya yang sedang berbincang dengan pasangan masing-masing. Nisa tak bisa menyembunyikan rasa sedihnya. Ia sungguh ingin memeluk kedua orang tuanya saat ini, ingin menyapa mereka dan mengatakan bahwa ia sangat rindu. Tapi, jika ia melakukannya, kedua orang tuanya pasti akan membencinya. Mereka tidak suka memiliki anak seperti dirinya, yang menurut mereka membuat malu keluarga besar.Daripada kedua orang tuanya melihatnya dan mengacuhkannya, ia memutuskan untuk pergi. Nisa beranjak dari duduknya dan mencari tempat sepi yang tidak akan dikunjungi ora
***Sean menatap Nisa tak berkedip, wajahnya memerah karena gugup saat Nisa menatapnya balik. Ketika ia hendak menghampiri perempuan itu, pamannya mendahului dan mengajaknya berbicara."Yuta, selamat atas pelantikanmu. Ini anak perempuan Paman yang kedua. Namanya Adisty."Gadis itu tersenyum, menatap Sean dengan ramah. "Halo, Kak. Saya Adisty. Senang akhirnya bisa bertemu langsung dengan orang yang sedang hangat diperbincangkan. Selamat ya, Kak, atas pelantikanmu," ucap Adisty."Terima kasih. Aku juga senang akhirnya bisa bertemu anak kedua Paman Vino," balas Sean datar."Paman ingin menawarkan Adisty menjadi sekretarismu. Kamu belum mempunyai sekretaris baru kan? Kebetulan Adisty lulusan dari luar negeri. Pasti dia bisa membantumu," kata Vino."Sayang sekali kalau Adisty hanya bekerja jadi sekretaris di perusahaan. Lebih baik jangan mengubur potensinya yang luar biasa itu. Lebih baik, kamu bekerja di perusahaan yang memang sesuai bakatmu," ujar Sean menolak."Tidak apa-apa, Adisty sa
***Hampir sepekan Kevin berada di Singapura. Setelah urusannya selesai, ia langsung pulang ke Jakarta. Kali ini, suasananya sangat berbeda. Ada rumah yang harus ia tempati dan pelukan yang sangat ia rindukan. Semua yang ada pada diri Sarah membuatnya candu—suara, senyuman, rengekan, bahkan kemarahannya.Kevin menyuruh Sarah dan Shopia menginap di penthouse, karena ia ingin suasana yang lebih intim. Di rumahnya terlalu banyak pelayan, sedangkan di penthouse, hanya ada mereka bertiga. Ia ingin menghabiskan waktu dengan dua bidadarinya itu.Kevin membuka matanya dan mencari keberadaan istrinya. Sarah tidak ada di sampingnya, membuatnya beranjak dengan agak malas untuk mencarinya.Ketemu! Mataharinya itu sedang berada di dapur. Ia tersenyum melihat jelmaan bidadari itu ternyata memang ada. Ya, istrinya adalah bidadari yang sudah semesta pilihkan hanya untuknya.Kevin memeluk Sarah dari belakang dan mengecup pipi istrinya singkat, lalu dagunya ia rapatkan di atas bahu kanan Sarah."Kenapa
***Sarah sudah bersiap-siap menuju rumah pamannya. Hari ini ia akan pergi ke rumahnya yang saat ini ditempati oleh Pamannya itu. Banyak kenangan di rumah itu, Sarah sudah mengingat semuanya. Ia merasa pilu, merasa menyesal kenapa Ayah dan Ibunya meninggal secara tragis.Kevin melihat istrinya sedang melamun, lalu ia memegang pundak Sarah dan perempuan itu tersenyum kepadanya."Jika belum siap datang, jangan dipaksakan. Kakakmu juga tidak akan mempermasalahkannya," ucap Kevin.Sarah menggelengkan kepalanya. "Aku harus ke sana, melihat rumahku. Apa mereka merubahnya," ucapnya meyakinkan suaminya kalau ia baik-baik saja."Jangan memasang wajah sedih di hadapan mereka!" pintanya."Tentu! Aku tidak akan memasang wajah sedih di hadapan orang yang sudah menghancurkan keluargaku. Aku ingin mengikuti permainan mereka, dengan pura-pura masih hilang ingatan," balas Sarah dengan yakin. "Hubby, mereka sangat jahat pada keluargaku, mereka manusia penuh kepalsuan. Aku ingat pembicaraan mereka, saat
*** Nisa mematut dirinya di depan cermin, memakai lipstik warna coral dan merapikan riasannya. Tiba-tiba, perutnya bermasalah dan ia langsung masuk ke toilet. Baru beberapa detik di dalam toilet, ia mendengar beberapa gadis menggosip tentangnya.“Kamu tahu Nisa?”“Nisa, sekretaris Miss Anna?”“Iya, dia. Dia kan terkenal.”“Terkenal sebagai player, kan?”“Benar. Dia selalu mencari lelaki kaya untuk dikencani. Setelah bosan dan ada lelaki yang lebih kaya, dia akan mengincar mangsa barunya. Sekarang, dia berhasil berdansa dengan Yuta Nakamoto, pewaris Irawan Mega Pratama. Kabarnya, di bawah kepemimpinannya saat ini, banyak investor yang tertarik pada perusahaannya.”“Dia kan sangat tampan dan mirip Oppa-oppa Korea. Kok mau ya, dia sama bekasannya Nisa?”“Katanya, awalnya Pak Yuta itu naksir Miss Anna dan malah digoda sama cewek player itu.”“Berarti kita harus berguru padanya, biar gampang menggaet lelaki kaya.”“Ih, aku sih ogah. Sampah tetap sampah, meski dipoles sebaik apapun.” Merek
***Akhirnya, Sarah melahirkan anak pertamanya setelah menahan kontraksi selama dua belas jam. Anak pertamanya lahir tentu dengan drama, di mana Kevin selalu dibentak dan rambutnya dijambak oleh Sarah ketika menahan rasa sakit kontraksi. Namun, perjuangan Kevin tak sebanding dengan perjuangan istrinya yang melahirkan anaknya dengan selamat ke dunia. Anak laki-lakinya sangat cantik, meskipun jenis kelaminnya adalah laki-laki. Wajah bayi laki-laki itu, meskipun kata orang pasti akan berubah-ubah, sangat mirip dengan Sarah.“Ini Adiknya Kakak, Pi?” tanya Shopia dengan takjub.“Iya, Kak. Bagaimana? Kakak sayang enggak sama Adik bayi?” Kevin bertanya balik.Shopia langsung mengangguk cepat. “Tentu saja, sangat sayang. Tapi, ini Adik bayinya perempuan, yah?” tanya Shopia.“Laki-laki dong,” sahut Kevin.“Kalau laki-laki, kenapa Adik bayinya cantik?” tanya Shopia heran.“Karena
***"Kamu mau konsep resepsi yang bagaimana?" tanya Zeline pada Nisa."Aku bingung," balas Nisa."Loh, kok bingung?" Zeline menatap Nisa yang sedang bimbang.Nisa menghela napasnya. "Aku bingung, ini seperti mimpi. Aku takut saja, bahwa saat ini aku sedang tertidur," ungkap Nisa.Zeline menghembuskan napasnya. "Ini bukan mimpi! Dan kamu juga tidak sedang tertidur. Sebulan lagi kalian akan menikah, kan?" tanyanya."Kami memutuskan akan menikah setelah Sarah melahirkan saja, mungkin setelah anak Sarah sudah berumur tiga bulan, baru kami akan menikah," jawab Nisa."Kenapa harus menunggu anak Sarah berusia tiga bulan?""Aku yang mau. Aku enggak mau membuat Sean dan Sarah kecapean mengurus pernikahanku. Apalagi Sarah, dia sangat antusias dan ingin menyiapkan segalanya untukku. Lagian juga, Sean masih harus berjuang dengan proyek-proyeknya yang belum goal. Aku tidak ingin membuat konsentrasinya jadi pecah.""Kan bisa akad dulu
***Sarah melihat suaminya hanya diam saja dari tadi. Kevin memang sangat cemburu saat tadi Hansen dengan sengaja memujinya di depan lelaki itu. Wajah suaminya langsung muram dan tidak mengatakan satu patah kata pun.Setelah sampai di kamar, Kevin langsung mengganti bajunya dengan piyama dan tidur tanpa bicara apa pun. Sarah hanya bengong, menatap suaminya yang langsung tertidur tanpa melakukan ritual setiap mau tidur. Biasanya, Kevin selalu mengajak ngobrol janin yang ada dalam perutnya, menceritakan harinya, dan selalu memeluknya serta menunggunya sampai terlelap.Sarah menggelengkan kepalanya. Cemburu suaminya itu memang tidak pernah berubah, seperti anak kecil. Sarah mencuci kaki, tangan, dan juga membersihkan wajahnya. Setelah mengganti bajunya dengan gaun tidur, ia berbaring di sebelah Kevin yang posisinya membelakanginya.Sarah mengelus punggung Kevin. “Hubby, masa gitu aja cemburu sih. Tadi kan Hansen bercanda aja,” ucap Sarah memulai
***Setelah melaksanakan resepsi pernikahan yang sangat megah, Zeline dan Bastian mengadakan pesta kebun yang sangat privat. Hanya keluarga dan teman dekat yang menghadirinya, karena pesta ini bertujuan untuk saling bertemu setelah masing-masing sibuk dengan urusan masing-masing.Shopia tidak ikut karena sedang menginap di rumah sahabatnya, Yonna. Setelah berkenalan dengan teman barunya itu, Shopia menjadi lebih rajin belajar. Ketika Shopia mengatakan akan menginap di rumah Yonna, Kevin dan Sarah tentu saja mengizinkannya.“Shopia tumben akrab sama temannya?” tanya Nisa.“Teman baru di sekolahnya. Anaknya asyik dan pintar, jadi Shopia senang akhirnya bisa punya sahabat,” balas Sarah.“Bagaimana kandunganmu? Bayinya sebentar lagi mau launching, jadi enggak sabar,” seru Nisa.“Perkembangannya sangat baik. Aku deg-degan memang mau melahirkan, agak takut. Aku takut nanti bisa melahirkan atau tidak,&rdquo
***Usia kandungan Sarah sudah menginjak tujuh bulan, perutnya semakin membesar dan sudah mulai kelihatan. Ia sudah mulai sulit untuk tidur. Kevin selalu menuruti apa yang diinginkan oleh Sarah, apalagi Shopia. Anak kecil itu selalu memijit kepala Bundanya."Perutmu semakin besar, tapi badanmu tetap kecil," ucap Zeline."Memang tadinya aku kecil kan, ini naik juga kok berat badanku. Naik delapan kilo," kata Sarah."Aku ingin hamil juga, sudah dua bulan tapi belum juga ada tanda-tanda. Malah saat ini aku lagi datang tamu bulanan. Jadi aku sedih," lirih Zeline."Duh, kamu yah. Baru juga dua bulan. Lihat banyak pasangan yang belasan tahun pun masih menanti. Mereka tetap bersyukur dan sabar menantinya. Jangan banyak pikiran, nanti jadi sugesti loh," kata Sarah."Bukannya aku tidak mau bersyukur, tapi sedih sih saat aku ketemu teman dan kerabat, terus mereka bilang, 'Kamu sudah isi belum?' atau 'Kok belum isi sih, sudah dua bulan belum ada kabar
***Hari yang ditunggu akhirnya tiba juga. Hari ini, Zeline akan memulai babak awal dalam kehidupannya. Hari ini, Bastian akan mengucap janji pada Tuhan untuk mengikatnya. Zeline sangat cantik, meski polesan riasannya sangat sederhana tapi tidak melunturkan aura bahagianya itu.Sarah dan Nisa yang akan menjadi pendamping Zeline. Sarah tersenyum melihat kegugupan adik iparnya itu, mengingat perasaan yang sama saat di Jepang. Namun, dulu ia melaksanakan akad di ranjang rumah sakit.“Jangan terlalu gugup,” ucap Sarah.Zeline mengangguk. “Aku sangat terharu. Aku akan menjadi seorang istri dalam beberapa menit lagi.”“Dan kamu akan menuai pahala setelah menjadi seorang istri,” timpal Sarah.“Babak baru dalam hidupku saat ini telah dimulai,” ujar Zeline penuh semangat. Mereka bertiga saling merangkul dengan haru.***Setelah akad diucapkan dengan lancar, yang otomatis membuat Bastian da
***Sarah akhirnya bisa tersenyum dengan senang ketika suaminya memenuhi keinginannya yang sedang ngidam. Tanpa Sarah ketahui, ternyata Kevin langsung menghubungi kenalannya di Bandung dan meminta secara khusus pada manajemen bubur ayam Mang Haji Oyo untuk membuatkan bubur ayam untuk istrinya.Setelah permintaannya disanggupi, akhirnya Sarah dan Kevin berangkat ke Bandung jam dua dini hari, waktu di mana sebagian besar orang terlelap. Kevin dan Sarah tiba di Bandung dalam waktu kurang lebih tiga jam. Sungguh tidak pernah terpikir oleh Kevin untuk jauh-jauh datang ke Bandung hanya demi bubur ayam. Semua ini demi istrinya, demi memenuhi ngidamnya, dan juga karena ia sudah berjanji. Kevin menatap istrinya yang makan dengan lahap, menghabiskan empat mangkok bubur ayam.Sarah merasa senang karena perutnya akhirnya kenyang.“Terima kasih, Hubby. Sudah memenuhi keinginanku dan dedek bayi di dalam perut,” ucap Sarah manja.“Kan aku sudah
***Sarah melihat kecemburuan di wajah Sean. Ia tersenyum, merasa senang karena baru kali ini melihat wajah kakaknya yang seperti tomat. Jelas terlihat, sebab Sean memiliki kulit seputih susu.“Kakak cemburu, ya?” tanya Sarah sambil tertawa kecil.“Enggak juga. Kakak hanya sebal sama lelaki itu!” jawab Sean pura-pura tenang.“Masa sih? Kok aku enggak percaya, ya?” timpal Sarah.“Kakak enggak suka lihat lelaki genit.”Sarah tersenyum lagi, merasa gemas karena kakaknya tidak mengakui bahwa dirinya sedang cemburu. “Kak, kalau cemburu bilang saja, jangan malu!”“Siapa yang cemburu? Kakak enggak pernah cemburu, itu hanya untuk laki-laki yang putus asa,” bela Sean.“Ah! Kata siapa? Cemburu itu tanda cinta loh. Memang jangan terlalu cemburu, tapi cinta akan bekerja jika ada rasa cemburu. Tanpa cemburu, cinta terasa membosankan dan hambar.”Sean
***Hari ini, Nisa menemani Sarah seharian. Mood sahabatnya itu luar biasa berubah. Bukan hanya suaminya yang kewalahan menghadapi sifat Sarah saat hamil, tetapi Nisa juga harus sabar dan membenarkan apa yang diyakini sahabatnya. Prinsip Nisa saat ini adalah jangan pernah membantah Sarah jika ingin semuanya baik-baik saja.Usia kehamilan Sarah sudah hampir memasuki lima bulan. Waktu terasa sangat cepat berlalu. Selama itu juga, perasaan Nisa terhadap Sean semakin memuncak, meski terkadang ada satu titik di mana ia merasa ragu pada dirinya sendiri. Masa lalunya yang rumit membuatnya merasa tidak percaya diri dan tidak pantas berada di sisi lelaki itu.Nisa terkejut melihat porsi makan Sarah yang meningkat tiga kali lipat. Awal kehamilan, sahabatnya itu malah sulit makan. Tetapi sekarang, semua makanan terus dicicipi Sarah.“Wah, Adek bayi kayaknya senang kalau Bundanya makan ini,” seru Sarah bersemangat.“Jangan kebanyakan dong! In