Beranda / CEO / Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella) / Bab 325. Kau Pikir Semudah Itu Bisa Membunuhku?

Share

Bab 325. Kau Pikir Semudah Itu Bisa Membunuhku?

Penulis: Abigail Kusuma
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-05 14:46:25

“Pembunuh utama ibumu adalah aku. Bukan Xian Lim.”

Suara dari arah belakang menyentak mengejutkan Stella. Dengan mata yang masih memerah, Stella mengalihkan pandangannya menatap tajam sosok wanita paruh baya yang melangkah mendekat padanya. Sepasang iris mata abu-abu Stella tampak memendung kemarahan.

“Nyonya?” Xian Lim bangkit berdiri. Dia menundukan kepala kala melihat Gilly datang di hadapannya.

Gilly menggerakan kepalanya, meminta Xian Lim untuk berada di belakangnya. Pun Xian Lim segera menurut, dan segera berada tepat di belakang Gilly.

“Apa maksud ucapanmu? Dan siapa sebenarnya kau!” seru Stella dengan nada meninggi. Napasnya memburu. Sorot matanya terbendung penuh amarah. Stella tidak pernah mampu mengendalikan emosi jika menyangkut ibunya.

“Bukankah sebelumnya aku sudah mengatakan padamu?” Gilly tersenyum anggun. “Aku adalah saudara tiri ibumu, Stella. Dan kematian ibumu karena aku yang membunuhnya. Aku yang memerintahkan Xian Lim untuk membunuh ibumu tepat disaat melahirkanm
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 326. Darah Lebih Kental dari Air

    “Kau pikir semudah itu bisa membunuhku?”Suara Sean berseru dengan keras dan lantang memasuki ruangan di mana Stella disekap. Tampak Gilly dan Xian Lim terkejut melihat Sean bisa masuk ke dalam bersama dengan beberapa yang yang ikut di belakangnya.Anak buah Gilly segera memblokir jalan Sean kala mendekat. Ya, anak buah Sean tidak ada yang bisa ikut masuk ke dalam karena harus menghadapi anak buah Gilly di depan ruangan ini. Yang ada di belakang Sean hanya ada Tomy, Ken, dan Kelvin yang turut membantu.Gilly mengibaskan rambutnya dengan anggun. Keterkejutannya hanya beberapa detik. Kini Gilly tersenyum puas melihat kehadiaran Sean. Tepat di saat Gilly bergerak maju maka Xian Lim akan langsung mengikuti Gilly.“Welcome to my home, Sean Geovan.” Gilly menyambut dengan senyuman licik di wajahnya.“How dare you kidnap my wife. You know who am I, right?” Sean berdesis dengan nada penuh geraman kemarahan. Terlihat sepasang iris mata cokelat Sean terhunus begitu tajam pada Gilly.Gilly terta

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-05
  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 327. Semua Telah Berakhir

    “Dominic?”Sean terperanjat terkejut melihat adik bungsunya datang. Tak hanya Sean tapi Ken dan Tomy pun terkejut melihat kehadiran Dominic. Tampak Sean menatap dingin adiknya yang berani datang di tempat ini. Dalam benak Sean adalah bagaimana adiknya tahu dirinya ada di sini.“Kenapa kau di sini?” seru Sean seraya terus menghunuskan tatapan dingin pada Dominic yang mendekat padanya. Sesaat Sean menyipitkan matanya memberikan tatapan waspada. Ya, Sean takut ada yang menyerang adiknya tiba-tiba. Itu yang membuat Sean harus tetap waspada. Dia tak ingin musuhnya sampai mengambil kesempatan kala seperti ini.“Aku tidak ke sini sendirian.” Dominic menjawab dengan nada dingin, dan raut wajah tanpa ekspresi. Tatapannya tak lepas menatap Gilly yang kini menatapnya. “Dad dan Mateo ada di sini,” lanjutnya yang sontak membuat Sean, Ken, dan Tomy terkejut.“Ah, William ada di sini? Kenapa yang datang hanya putranya? Kenapa bukan dia langsung? Apa dia tega anak-anaknya mati terbunuh?” Gilly tertaw

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-05
  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 328. Kesedihan Dibalik Kebahagiaan

    “Frans, di mana putra kita? Kenapa Ken belum juga tiba juga?” Suara Karin terisak dalam pelukan Frans. Pun Alika menangis dalam pelukan Chery. Serta Charotte—kembaran Kelvin menangis dalam pelukan Arsen.“Sabar, Karin. Putra kita pasti baik-baik saja. Aku yakin Itu.” Frans mengecup kening Karin. Mengeratkan pelukan pada istrinya itu.Suasana di depan rumah sakit begitu mencekam dan penuh ketegangan. Mereka semua menunggu Ken dan Tomy yang tengah ada di perjalanan menuju rumah sakit membawa Kelvin yang terkena luka tembak. Ya, kini semua keluarga tengah berada di depan rumah sakit menunggu kehadiran Ken. Mereka sudah mendapatkan kabar kalau Kelvin tertembak kala membantu Sean menolong Stella. Pun Laura dan Raymond juga ada di rumah sakit itu. Beruntung Laura dan Raymond menunda keberangkatan mereka ke Yunani.Semua orang yang ada di sana di landa kecemasan. Frans, Karin, Laura, Raymond, Marsha, Selena, dan Miracle, Charlotte, Arsen, Lea, Regan—terlihat begitu cemas. Kelvin terkena luka

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-05
  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 329. Kesedihan Dibalik Kebahagiaan II

    “Tidakkkk!!! Ini tidak mungkin! Kau bohong! Suamiku masih hidup! Kembalikan suamiku!” teriak Alika dengan tangis yang mendera. Tubuh Alika melemah. Kepalanya memberat. Hingga ketika Alika jatuh pingsan—Raymond langsung menangkap tubuh Alika. Tidak hanya Alika; Karin pun jatuh pingsan dalam pelukan Frans. Semua orang berduka. Charlotte menangis keras dalam pelukan Arsen. Sama halnya dengan Selena, Miracle, dan Marsha yang saling berpelukan menangis. Chery yang juga menangis dalam pelukan Ken. Pun Lea yang menangis dalam pelukan Regan.Para petugas medis langsung datang membawa Alika, dan Karin masuk ke dalam ruang pemeriksaan. Sedangkan kini Frans merengkuh bahu Charlotte—putrinya. Ya, Karin dan Alika kini ditemani oleh Chery, Lea dan Laura. Frans dan Charlotte memilih untuk menatap terakhir Kelvin dari balik kaca. Terlihat wajah Frans tampak begitu frustasi. Beberapa kali Raymond berusaha menguatkan Frans tapi nyatanya pria paruh baya itu tak bisa tangguh jika menyangkut anak-anaknya

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-05
  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 330. Masalah yang Masih Belum Selesai

    “Mom? Kenapa Daddy, Kak Sean, Domini, dan Mateo belum juga kembali? Ponsel mereka juga tidak bisa dihubungi, Mom. Ke mana mereka?” Bulir air mata Miracle tidak mampu tertahan. Dia bukan hanya mencemaskan keadaan suaminya saja, namun Miracle juga mencemaskan keadaan ayah dan juga saudara laki-lakinya. “Iya, Mom. Mereka ke mana? Kenapa belum juga datang? Semuanya baik-baik saja kan, Mom?” Air mata Selena pun menetes. Tak sanggup tertahan. Kecemasan dan ketakutan melanda dirinya. Sama seperti yang dirasakan oleh Miracle.Marsha terdiam sejenak. Tatapannya menatap hangat kedua putri kembarnya itu. Tak dipungkiri Marsha pun merasakan ketakutan yang dirasakan kedua putri kembarnya. Namun, Marsha harus tetap kuat dan tidak boleh membuat kedua putrinya semakin takut.“Sayang … tidak akan terjadi sesuatu pada mereka. Semuanya akan baik-baik saja. Sudah jangan sedih,” ucap Marsha seraya mengelus pipi kedua putri kembarnya itu.Miracle menyeka air matanya berusaha menguatkan diri. “Sekarang di

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-05
  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 331. Kau Masih Memilikiku dan Anak-Anak Kita

    “Tuan Sean.” Sang pelayan berucap dengan sopan seraya menundukan kepalanya kala Sean melangkah masuk ke dalam ruang rawat Stella.“Di man Tomy?” tanya Sean dingin dengan sorot mata lekat pada pelayan yang ada di hadapannya.“Tuan Tomy sedang keluar sebentar, Tuan. Beliau ingin mengambil dokumen penting yang Anda butuhkan.” Sang pelayan menjawab dengan sopanSean terdiam sejenak mendengar apa yang diucapkan oleh pelayan itu. Tentu dia tidak perlu lagi bertanya. Karena Sean sudah mengerti dokumen apa yang dimaksud oleh pelayannya.“Kau boleh pergi sekarang. Biarkan aku yang menjaga istriku,” ucap Sean dingin dan tegas.“Baik, Tuan. Saya permisi.” Sang pelayan segera menundukan kepalanya, lalu pamit undur diri dari hadapan Sean.Kini Sean melangkah mendekat pada istrinya—yang sejak tadi tengah duduk di ranjang seraya menatap ke luar jendela. Sean sudah lihat istrinya itu terus melamun.“Kau lihat apa di luar?” Sean semakin mendekat, lalu duduk di tepi ranjang. Refleks, Stella mengalihkan

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-05
  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 332. Tidak Ada Alasan Membencimu

    Sean membelai pipi Stella seraya merapikan anak rambut yang menutupi wajah cantik istrinya itu. Beberapa kali Sean memberikan kecupan di bibir sang istri. Ya, kini Stella tengah tertidur pulas dalam dekapannya. Sean bersyukur Stella mampu mengatasi emosinya. Setelah banyaknya masalah yang terjadi istrinya itu masih tetap berusaha kuat. Pun kandungan Stella baik-baik saja. Sepertinya ketiga bayinya yang ada di kandungan sang istri memberikan kekuatan pada Stella.“Hmmm…” Pelupuk mata Stella mulai bergerak. Dia menggeliat dalam pelukan Sean. Hingga ketika Stella membuka matanya tatapan matanya menangkap wajah sang suami. Dengan mata yang masih membengkak, Stella mengulas senyuman di wajahnya pada suaminya itu.“Kenapa kau tidur sebentar sekali, hm? Kau tidur hanya satu jam, Sayang.” Sean mencium hidung Stella. Lalu dia mengeratkan pelukannya pada sang istri. “Tidurlah. Aku akan menjagamu.”“Aku tidai mengantuk lagi, Sean. Istirahatku sudah cukup.” Stella mendongakan kepalanya, menatap s

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-05
  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 333. Surat Peninggalan Angie Walter

    “Jenniver, aku harus kembali ke ruang rawatku. Kau istirahatlah dulu. Tidak usah pikirkan apa pun. Nanti aku akan meminta asistenku menjaga Theo selama kau ada di rumah sakit.”Suara lembut Stella berujar berpamitan pada Jenniver. Dia harus segera kembali ke ruang rawatnya. Dan tentu, Stella ingin Jenniver memulihkan keadaannya. Menerima kenyataan adalah hal yang tidak mudah.“Iya, Stella. Terima kasih. Kau juga jaga kesehatanmu, ya?” jawab Jenniver dengan begitu hangat dan tatapan lembut pada Stella.Stella tersenyum, dan menganggukan kepalanya. “Iya, Jenniver. Aku pasti menjaga kesehatanku. Kau tidak perlu cemas.”Kini Sean mendorong kursi roda Stella, dan hendak meninggalkan ruang rawat Jenniver. Namun tiba-tiba langkah Sean terhenti kala melihat Tomy berlari masuk ke dalam ruang rawat Jenniver dengan begitu tergesa-gesa. “Tuan,” sapa Tomy cepat kala tiba di depan Sean.“Ada apa, Tomy? Kenapa kau berlari seperti itu?” tanya Sean seraya menatap dingin Tomy yang berdiri di hadapan

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-05

Bab terbaru

  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 356. Ending Scene (Tamat)

    Beberapa bulan kemudian …Venice, Italia.Stella menatap hangat Shawn, Stanley, dan Steve yang tengah bermain saling mengejar sambil memakan ice cream di tangan mereka. Ya, tentu Stella tak perlu cemas karena Sean menyiapkan enam pengasuh khusus untuk ketiga anak kembar mereka dan sepuluh pengawal yang selalu berjaga-jaga mengawasi Shawn, Stanley, dan Steve. Terutama ketika mereka berlibur seperti ini maka penjagaan Sean sangat ketat.Kini tatapan Stella mulai teralih pada Savannah yang tertidur pulas dalam pelukannya. Putri kecilnya itu sangat cantik dan menggemaskan. Tangan Savannah peris seperti gulungan roti gemuk. Pipi bulat seperti bakpau. Bayi perempuannya memang sangat cantik dan menggemaskan.“Stella, apa kau masih ingin tinggal di New York? Atau kau ingin kita segera kembali ke Jakarta?” tanya Sean sembari menatap sang istri.Stella tersenyum hangat. “Biarkan saja kita di sini dulu, Sean. Anak-anak kita memiliki banyak teman di sini. Aku tidak tega memisahkan mereka dengan t

  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 355. Extra Part Sembilan

    Suara tangis bayi memecahkan kesunyian ruang persalinan. Stella meneteskan air matanya kala mendengar suara tangis bayi itu. Tak hanya Stella yang menteskan air mata tapi Sean yang selalu ada di sisinya pun sampai menteskan air mata. Setelah sekian lama akhirnya mereka kembali memiliki seorang anak lagi. Berawal dari rasa putus asa Stella nyatanya memiliki akhir yang indah. Tentu semua karena Sean yang memberikan dukungan luar biasa untuk Stella.“Tuan Sean … Nyonya Stella … selamat bayi Anda perempuan.” Sang dokter berucap langsung membuat Sean dan Stella tak henti meneteskan air mata mereka. Ya, Tuhan begitu baik pada mereka. Harapan mereka memiliki anak perempuan terwujud.“Sean … anak kita perempuan,” isak Stella.“Iya … anak kita perempuan. Terima kasih, Sayang.” Sean memberikan kecupan di bibir istrinya. Derai air mata mereka tak henti berlinang.“Nyonya Stella, silahkan lakukan proses IMD.” Dokter menyerahkan bayi mungkin itu ke dalam gendongan Stella. Sesaat Sean menatap Stell

  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 354. Extra Part Delapan

    “Nyonya, apa hari ini kita memasak menu Indonesian Food?”Suara pelayan bertanya pada Stella yang tengah sibuk di dapur. Ya, hari ini Stella akan kedatangan tamu special yaitu Jenniver—sepupunya. Jenniver tengah berlibur bersama Theo ke New York. Dan karena Jenniver akan datang, Stella mengundang Kelvin, Alika, Ken, dan Chery untuk datang. Hal itu yang membuat Stella sibuk di dapur. Stella memang memiliki chef khusus dan pelayan tetapi tetap saja dalam hal memasak, Stella tetap turun tangan sendiri. Namun kali ini porsinya berbeda. Stella tidak banyak melakukan apa pun. Dia hanya mengontrol saja. Mengingat kandungannya sudah membesar.“Masak saja, Mbak. Masak Indonesian Food juga. Jenniver dan Theo suka sekali dengan menu rawon dan ayam sayur. Tolong masak menu itu. Ah, satu lagi jangan lupa sambal goreng kentang.” Stela berujar memberi perintah pada sang pelayan dengan nada lembut.“Baik, Nyonya.” Sang pelayan menundukan kepalanya, lalu kembali memulai memasak membantu pelayan lainn

  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 353. Extra Part Tujuh

    Stella mengembuskan napas panjang kala mengingat laporan dari pengawal sang suami tentang kejadian di Central Park. Kejadian di mana Stanley membuat seorang gadis kecil menangis karena membuang permen pemberian gadis itu. Sungguh, Stella sangat sedih karena putranya bertindak demikian. Meski mertuanya sudah memberikan nasehat pada ketiga putranya tapi tetap saja Stella merasa gagal mendidik ketiga putranya.“Apa kalian hanya ingin diam saja? Tidak mau bilang apa-apa pada, Mommy?”Suara Stella menegur ketiga putranya yang tengah duduk di hadapannya itu. Ya, kini Stella berada di kamar Shawn. Kamar Shawn, Stanley, dan Steve memang terpisah. Tetapi karena Stella ingin berbicara dengan ketiga putranya maka tanley dan Steve mendatangi kamar Shawn. Tampak ketiga bocah laki-laki kembar itu menunduk. Tentu mereka tahu mereka akan mendapatkan teguran dari ibu mereka.“Mommy ini salahku. Maafkan aku, Mommy,” ucap Stanley dengan suara polosnya.Stella menarik napas dalam-dalam, dan mengembuskan

  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 352. Extra Part Enam

    Saat pagi menyapa Shawn, Stanley, dan Steve sudah begitu tampan dengan setelan celana pendek dan kaus berwarna hitam dengan logo Gucci di tengah baju ketiga bocah itu. Ya, Shawn, Stanley, dan Steve tampak begitu bersemangat karena hari ini mereka akan pergi bersaam dengan kakek dan nenek mereka. Sejak tadi malam memang ketiga bocah itu sangat bersemangat.“Anak Mommy tampan sekali.” Suara Stella dengan lembut berucap sambil menatap ketiga putra kembarnya. Stella mendekat pada Shawn, Stanley, dan Steve bersama dengan Sean yang ada di sisinya.“Daddy … Mommy …” Shawn, Stanley, dan Steve menghamburkan tubuh mereka pada Sean dan Stella yang mengampiri mereka.“Kalian mirip sekali seperti Daddy,” ucap Stella sembari mengurai pelukan ketiga putranya itu. Sean yang ada di samping Stella sejak tadi melukiskan senyuman hangat pada Shawn, Stanley, dan Steve.“Tentu saja, Mommy. Nanti saat kami dewasa kami akan seperti Daddy. Kami akan hebat.” Shawn, Stanley, dan Steve berucap serempak dan penuh

  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 351. Extra Part Lima

    “Mommy … akhirnya Mommy pulang. Kami merindukan, Mommy.”Stanley dan Steve menghamburkan tubuh mereka kala melihat Stella pulang bersama dengan Shawn. Sudah sejak tadi Stanley dan Steve menunggu ibu mereka pulang. Ya, Stella memang sengaja meminta Stanley dan Steve pulang lebih dulu bersama sopir kala tadi Stella harus menyelesaikan masalah Shawn yang memukul Felix. Tentu Stella tak membiarkan Stanley dan Steve menunggu di ruang guru. Pasalnya Stella tak ingin Stanley dan Steve membuat masalah. Sungguh, ketiga anak kembarnya itu sangatlah kompak. Sudah cukup masalah Shawn membuat Stella sakit kepala. Stella tidak ingin sampai Stanley dan Steve juga ikut membuat masalah.Stella membalas pelukan Stanley dan Steve sembari memberikan kecupan di puncak kepala kedua putranya itu. “Mommy juga merindukan kalian. Apa kalian sudah makan?”“Sudah, Mommy. Kami sudah makan.” Stanley dan Steve menjawab dengan kompak. Lalu mereka melihat ke atah Shawn yang sejak tadi hanya diam. “Kak, kami tadi mau

  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 350. Extra Part Empat

    “Shawn, Mommy tidak mau kau menggunakan kekerasan lagi. Tidak bagus, Nak. Kalau pun temanmu salah, kau bisa menegurnya tanpa harus memukul. Kalau kau menggunakan kekerasan sama saja kau main hakim sendiri, Shawn. Mommy tidak pernah mengajarkanmu untuk seperti itu.”Suara Stella menegur putra pertamanya itu. Nada bicaranya tegas tapi tetap lembut. Ya, Stella dan Shawn baru saja keluar dari ruang guru. Jika Stanley, dan Steve sudah lebih dulu pulang lain halnya dengan Shawn yang tadi ditahan di ruang guru. Itu kenapa Stella datang ke sekolah karena ulah putra pertamanya yang memukul teman sekolahnya. Tentu saja Shawn memukul bukan tanpa alasan. Bocah laki-laki kecil itu memukul temannya karena teman sekolahnya itu berani mencium pipi Katharina—putri bungsu Ken dan Chery. Dan hari ini Stella ke sekolah mendatangi guru tidak bersama dengan Sean. Kesibukan Sean yang membuat suaminya itu tidak bisa hadir. Pun Stella tidak memaksa untuk Sean menemaninya. Mengingat belakangan ini Sean terlalu

  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 349. Extra Part Tiga

    Suara tangis bocah kecil perempuan memasuki mansion, membuat Chery yang tengah membaca laporan perkembangan butik miliknya langsung terkejut. Tampak Chery segera meletakan laporan di tangannya ke atas meja. Wanita itu terburu-buru menghampiri suara tangis itu. Tentu Chery tahu itu adalah suara tangis putri kecilnya.“Katharina … kau kenapa, Nak? Kenapa menangis, Sayang?” Chery bersimpuh di depan Katharina—putri kecilnya yang tak kunjung berhenti menangis.“Nyonya, tadi di sekolah ada sedikit masalah.” Sang pengasuh menundukan kepalanya di depan Chery. “Masalah?” Chery bangkit berdiri. Lalu dia menatap Clovis—putra sulungnya yang sejak tadi hanya diam. “Clovis, ada apa, Nak? Kenapa adikmu menangis seperti ini? Apa kau tidak menjaga adikmu? Kan Mommy sudah bilang, kau harus menjaga adikmu dengan baik.” Chery menegur putranya dengan nada yang pelan, namun tersirat sedikit marah.Clovis Kendrick Jefferson adalah anak laki-laki pertama dari Ken dan Chery. Saat ini Clovis berusia empat tah

  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 348. Extra Part Dua

    PranggggSebuah guci mahal pecah begitu saja akibat tendangan seorang bocah perempuan kecil. Pecahan beling itu memenuhi lantai. Beruntung pecahan beling tak mengenai bocah perempuan cantik itu. Tidak hanya sendirian tapi bocah laki-laki yang merupakan saudara kembarnya juga ada di hadapannya. Mereka terlalu asik bermain sampai-sampai memecahkan guci di ruang keluarga. Ya, kini kedua bocah laki-laki dan perempuan itu begitu panik kala melihat guci pecah. Wajah mereka tampak ketakutan. Baru saja mereka melarikan diri dari pengasuh yang menjaga mereka. Tapi malah mereka mendapatkan masalah.“Tuan Muda … Nona Muda …” Seorang pengasuh terlihat sangat panik melihat pecahan guci itu.“Kami tidak sengaja.” Luke dan Lydia memasang wajah merengut agar tak disalahkan.“Astaagaaa Luke … Lydia … ada apa ini?” Suara Alika berseru seraya melangkah memasuki ruang keluarga. Seketika raut wajah Alika berubah melihat guci kesayangannya dengan harga fantastis itu pecah. Kini sepasang iris mata hitam Al

DMCA.com Protection Status