Beranda / CEO / Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella) / Bab 197. Jangan Aneh-Aneh, Stella!

Share

Bab 197. Jangan Aneh-Aneh, Stella!

Penulis: Abigail Kusuma
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-21 20:11:04

“Sean, aku dengar Dominic ada di Jakarta. Apa kau tidak mau meminta Dominic memperlajari bisnis lebih dalam? Kau hanya mengajarkan sekilas padanya. Dia pasti belum benar-benar memahami.” Kelvin berujar seraya menyesap whisky di tangannya. Dia duduk di depan Sean dengan kaki kanan yang bertumpu pada kaki kirinya. Kini Kelvin tengah berada di ruang kerja Sean. Setelah selesai meeting, Kelvin langsung masuk ke dalam ruang kerja Sean dan memilih bersantai sejenak di sana.

Sean mengembuskan napas kasar. “Aku belum bisa melepas sepenuhnya Dominic untuk belajar. Dia masih terlalu muda. Usianya masih delapan belas tahun. Paling tidak aku menunggu sampai satu atau dua tahun lagi. Aku ingin dia matang dalam pendidikannya. Setelah itu baru aku bisa meminta Dominic mengurus perusahaan.”

Ya, Sean memang terkenal sangat perfectionist. Dia selalu mengutamakan pendidikan tinggi jika ingin terjun dalam perusahaan. Memang benar praktek lebih akan cepat unggul dari pada sebuah teori. Akan tetapi bagi Se
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 198. Maaf Membuatmu Cemburu

    Sean mengusap wajahnya kasar melihat Stella yang masih mendiaminya. Ya, sejak kejadian di mana dirinya melarang Stella melakukan tindakan konyol, membuat Sean harus menerima istrinya itu mendiami dirinya. Bahkan tadi malam Stella tidur dengan memunggunginya. Kali ini Sean tidak berhasil membujuk sang istri. Karena tepat di mana foto aktor yang disukai oleh Stella dipindahkan oleh Sean; Stella langsung tak mau bicara. Membujuk pun sia-sia karena Stella memilih tetap diam. Hingga mau tidak mau Sean memilih untuk membiarkan Stella marah padanya untuk satu malam. Tentu Sean tidak mungkin bisa jika sang istri mendiaminya lebih dari satu malam. Cukup satu malam saja sudah membuat hidup Sean tersiksa.“Sayang.” Sean hendak melangkah mendekat pada sang istri yang tengah duduk di sofa kamar. Namun, saat baru saja Sean mendekat; Stella langsung membuang wajahnya tak mau melihat ke arah Sean.Sean mengembuskan napas kasar. “Kau marah karean aku menurunkan foto aneh itu?” tanyanya dengan nada ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-21
  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 199. Menganggap Kau yang Mengidam

    Keesokan hari, Stella bangun lebih awal. Ya, mengingat sejak kemarin dia selalu bangun siang. Sebagai seorang istri tentu saja Stella tidak mau sampai pelayan yang menyiapkan pakaian untuk suaminya. Walau tak bisa dipungkiri kehamilan membuat Stella mudah sekali mengantuk. Bahkan Stella yang sangat jarang tidur di siang hari pun, kini begitu menyukai tidur di siang hari. Sebenarnya dengan banyak beristirahat, Stella bisa menekan rasa mualnya. Selain itu rasa mual Stella mulai teratasi dengan cake-cake manis yang dikirim oleh Marsha, ibu mertuanya. Well, sejak hamil banyak yang begitu memanjakan Stella.“Jas sudah.”“Kemeja sudah.”“Dasi sudah.”“Arloji dan sepatu juga sudah.”“Apa lagi yang belum, ya?”Stella bergumam seraya mengetuk dagunya dengan telunjuknya. Menatap segala kebutuhan sang suami. Dia tengah memastikan segala kebutuhan suaminya itu telah dia siapkan.“Aku akan berangkat ke kantor siang hari.” Sean berdiri di ambang walk-in closetnya, menatap Stella yang tengah menyiap

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-21
  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 200. Cukup Bagus untuk Seorang Pemula

    Waktu menunjukan pukul satu siang. Sean dan Stella baru saja selesai makan siang. Seperti biasa Sean lebih menyukai hidangan Prancis sedangkan Stella tentu saja hidangan Indonesia. Tidak sia-sia Sean menamah chef di rumahnya. Karena terbukti Stella selalu meminta makanan tradisional Indonesia. Kalau seperti ini Sean tidak perlu lagi dipusingkan dengan nama-nama makanan yang tidak pernah dia tahu. Meski Sean memiliki darah Indonesia dari sisi ibunya tetapi Sean tidak tahu semua makanan tradisional Indonesia. Semua karena Sean tidak lahir dan besar di Indonesia. Sejak kecil Sean memang lebih menyukai hidangan Prancis atau pun Italia. Ada beberapa menu makanan Indonesia yang Sean sukai namun itu pun sangat jarang dia makan. Akan tetapi, sejak menikah dengan Stella, tentu makanan yang tersaji di atas meja makan penuh dengan hidangan Indonesia.“Sean, tadi chef yang membuatkanku gado-gado sangat enak. Ah, tadi juga nasi liwetnya sangat enak. Chef baru kita mampu mengolah masakan dengan bai

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-21
  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 201. Sebuah Tantangan

    “Baiklah, Stella. Lebih baik kita menjadi penonton saja. Bagaimana kalau suamiku dan kakakku bertarung? Siapa yang paling hebat di anatara mereka. Sepertinya terdengar sangat asik, bukan?”Suara Miracle berucap dengan nada santai, namun membuat Stella terkejut. Kini Stella mengalihkan pandangannya menatap Miracle. Tampak wajah Stella menatap tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Miracle.“Miracle, tapi—”“Deal. Apa kau takut, Geovan?” Mateo menyunggingkan senyuman misterus pada Sean. Dia menyela ucapan Stella.Sean tersenyum sinis. “Let’s play the game, De Luca.”“Alright.” Mateo menggerakan tangannya, meminta anak buahnya untuk mengambilkan pistol untuk Sean. Dan dengan santai, Sean menerima pistol itu dan tersenyum penuh arti. Sedangkan Stella langsung menelan salivanya susah payah. Tampak wajah Stella yang begitu ketakutan. Ya, yang Stella takutkan adalah Sean terluka.“S-Sean, lebih baik jangan.” Stella menarik kaus Sean, menatap sang suami untuk tidak menyentuh pistol itu.

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-22
  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 202. Seperti Seekor Citah Galak

    “Alika, kapan Stella akan masuk kuliah?” Chery bertanya sambil menikmati makanannya bersama dengan Alika di kantin. Ya, seperti biasa suasana akan sepi jika tidak ada Stella. Baik Alika dan Chery sudah terbiasa dengan adanya Stella di sisi mereka.“Kalau tidak salah saat kemarin aku menghubungi Stella, dia bilang Sean memintanya untuk beristirahat tiga hari. Artinya lusa, Stella sudah diperbolehkan masuk kuliah,” jawab Alika memberitahu.Chery menganggukan kepalanya. “Baguslah. Aku juga sudah merindukannya. Oh, ya, Alika, Bagaimana kalau kita main tebak-tebakan?”“Main tebak-tebakan? Apa maksudmu?” tanya Alika yang bingung seraya mengerutkan keningnya. Tampak Alika tidak mengerti dengan apa yang dikatakan oleh temannya itu.Chery mengulas senyuman hangat di wajahnya sambil berkata riang, “Kita main tebak-tebakan. Maksudku kita menembak anak Stella laki-laki atau perempuan. Bagaimana? Kau setuju, tidak?”Alika menganggukan kepalanya cepat. Wajahnya sumiringah bahagia. “Ayo, kita main t

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-22
  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 203. Teguran dari Sean

    Selama beristirahat tiga hari di rumah, Stella banyak menghabiskan waktu bersantai dan terkadang Stella mengajak Alaska bermain. Ya, selama itu juga Stella tidak lagi menonton Drama Korea kesukaannya. Pasalnya, dia mengingat terakhir kali Sean meminta dirinya untuk mulai menyukai film action romance. Walau sebenarnya Stella masih takut menonton action romance tapi tetap saja Stella memberanikan diri. Tentu semua itu karena demi Sean. Dia pun tak menampik aktor Hollywood benar-benar menggoda. Itu alasan Stella mulai betah menonton film-film barat yang direkomendasikan Sean.Kini Stella tengah duduk bersantai di taman belakang rumahnya, menikmati pagi yang cerah. Sebelumnya dokter meminta Stella untuk berjemur di pagi hari. Vitamin D akan sangat baik untuk pertumbuhan bayi dan memperkuat tulangnya. Sesaat Stella memejamkan mata, menikmati embusan angin yang menyentuh kulitnya. Raut wajahnya tampak bahagia melihat cuaca pagi yang cerah.Tatapan Stella mulai teralih pada bunga-bunga yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-22
  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 204. Ingin Buah Salak

    Stella merentangkan kedua tangannya kala pagi menyapa. Dia menguap dan mengerjapkan matanya beberapa kali. Saat Stella sudah benar-benar membuka matanya, dia segera mengalihkan pandangannya melihat ke jam dinding—waktu menunjukan pukul tujuh pagi. Ya, hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu Stella. Akhirnya dia sudah bisa masuk kuliah. Tentu saja Stella menyambut dengan bahagia. Pasalnya selama beristirahat tiga hari di rumah, sudah sangat membosankan. Bahkan Stella tak bisa keluar rumah sedikit pun. Pun Stella tidak bisa membantah karenaa apa pun perkataan Sean harus diturutinya.“Sean—” Stella baru saja menoleh ke samping, namun seketika raut wajah Stella berubah mendapati Sean sudah tidak ada di ranjang. Bibirnya tertekuk. Matanya mulai berkaca-kaca. Stella membenci ini. Dia tidak suka jika dia bangun pagi tapi Sean sudah tidak ada di sampingnya.CeklekSuara pintu terbuka membuat Stella mengalihkan pandangannya ke arah pintu. Sayangnya wajah Stella masih tertekuk melihat Sean ya

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-22
  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 205. Melakukannya Demi Stella

    “Tuan.” Tomy menundukan kepalanya kala melihat Sean keluar dari lift. Tampak wajah Tomy menjadi bingung kala melihat raut wajah Sean begitu dingin dan tampak kesal.“Apa jadwalku hari ini?” Suara Sean bertanya dengan nada dingin dan sorot mata yang tegas. Sejak tadi Sean bahkan tak menjawab kala para karyawan menyapa dirinya. Hanya Tomy yang memiliki keberanian, tentu karena Tomy adalah asisten Sean. Mau tidak mau dalam keadaan Sean marah atau sedang tidak marah, Tomy harus tetap memberanikan diri untuk berbicara dengan Sean. “Sore ini anda bertemu dengan Tuan Mego, salah satu rekan bisnis ada dari Dubai,” jawab Tomy memberitahu. Kepalanya menunduk penuh hormat.Sean mengembuskan napas kasar. “Ikut aku ke ruanganku,” ucapnya dingin.“Baik, Tuan.” Tomy menjawab dengan cepat seraya melangkah mengikuti Sean yang sudah lebih dulu darinya.Namun, saat Sean baru saja masuk ke dalam ruang kerjanya, dia sedikit terkejut melihat Kelvin duduk di kursi tepat di depan kursi kerjanya sambil memb

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-22

Bab terbaru

  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 356. Ending Scene (Tamat)

    Beberapa bulan kemudian …Venice, Italia.Stella menatap hangat Shawn, Stanley, dan Steve yang tengah bermain saling mengejar sambil memakan ice cream di tangan mereka. Ya, tentu Stella tak perlu cemas karena Sean menyiapkan enam pengasuh khusus untuk ketiga anak kembar mereka dan sepuluh pengawal yang selalu berjaga-jaga mengawasi Shawn, Stanley, dan Steve. Terutama ketika mereka berlibur seperti ini maka penjagaan Sean sangat ketat.Kini tatapan Stella mulai teralih pada Savannah yang tertidur pulas dalam pelukannya. Putri kecilnya itu sangat cantik dan menggemaskan. Tangan Savannah peris seperti gulungan roti gemuk. Pipi bulat seperti bakpau. Bayi perempuannya memang sangat cantik dan menggemaskan.“Stella, apa kau masih ingin tinggal di New York? Atau kau ingin kita segera kembali ke Jakarta?” tanya Sean sembari menatap sang istri.Stella tersenyum hangat. “Biarkan saja kita di sini dulu, Sean. Anak-anak kita memiliki banyak teman di sini. Aku tidak tega memisahkan mereka dengan t

  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 355. Extra Part Sembilan

    Suara tangis bayi memecahkan kesunyian ruang persalinan. Stella meneteskan air matanya kala mendengar suara tangis bayi itu. Tak hanya Stella yang menteskan air mata tapi Sean yang selalu ada di sisinya pun sampai menteskan air mata. Setelah sekian lama akhirnya mereka kembali memiliki seorang anak lagi. Berawal dari rasa putus asa Stella nyatanya memiliki akhir yang indah. Tentu semua karena Sean yang memberikan dukungan luar biasa untuk Stella.“Tuan Sean … Nyonya Stella … selamat bayi Anda perempuan.” Sang dokter berucap langsung membuat Sean dan Stella tak henti meneteskan air mata mereka. Ya, Tuhan begitu baik pada mereka. Harapan mereka memiliki anak perempuan terwujud.“Sean … anak kita perempuan,” isak Stella.“Iya … anak kita perempuan. Terima kasih, Sayang.” Sean memberikan kecupan di bibir istrinya. Derai air mata mereka tak henti berlinang.“Nyonya Stella, silahkan lakukan proses IMD.” Dokter menyerahkan bayi mungkin itu ke dalam gendongan Stella. Sesaat Sean menatap Stell

  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 354. Extra Part Delapan

    “Nyonya, apa hari ini kita memasak menu Indonesian Food?”Suara pelayan bertanya pada Stella yang tengah sibuk di dapur. Ya, hari ini Stella akan kedatangan tamu special yaitu Jenniver—sepupunya. Jenniver tengah berlibur bersama Theo ke New York. Dan karena Jenniver akan datang, Stella mengundang Kelvin, Alika, Ken, dan Chery untuk datang. Hal itu yang membuat Stella sibuk di dapur. Stella memang memiliki chef khusus dan pelayan tetapi tetap saja dalam hal memasak, Stella tetap turun tangan sendiri. Namun kali ini porsinya berbeda. Stella tidak banyak melakukan apa pun. Dia hanya mengontrol saja. Mengingat kandungannya sudah membesar.“Masak saja, Mbak. Masak Indonesian Food juga. Jenniver dan Theo suka sekali dengan menu rawon dan ayam sayur. Tolong masak menu itu. Ah, satu lagi jangan lupa sambal goreng kentang.” Stela berujar memberi perintah pada sang pelayan dengan nada lembut.“Baik, Nyonya.” Sang pelayan menundukan kepalanya, lalu kembali memulai memasak membantu pelayan lainn

  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 353. Extra Part Tujuh

    Stella mengembuskan napas panjang kala mengingat laporan dari pengawal sang suami tentang kejadian di Central Park. Kejadian di mana Stanley membuat seorang gadis kecil menangis karena membuang permen pemberian gadis itu. Sungguh, Stella sangat sedih karena putranya bertindak demikian. Meski mertuanya sudah memberikan nasehat pada ketiga putranya tapi tetap saja Stella merasa gagal mendidik ketiga putranya.“Apa kalian hanya ingin diam saja? Tidak mau bilang apa-apa pada, Mommy?”Suara Stella menegur ketiga putranya yang tengah duduk di hadapannya itu. Ya, kini Stella berada di kamar Shawn. Kamar Shawn, Stanley, dan Steve memang terpisah. Tetapi karena Stella ingin berbicara dengan ketiga putranya maka tanley dan Steve mendatangi kamar Shawn. Tampak ketiga bocah laki-laki kembar itu menunduk. Tentu mereka tahu mereka akan mendapatkan teguran dari ibu mereka.“Mommy ini salahku. Maafkan aku, Mommy,” ucap Stanley dengan suara polosnya.Stella menarik napas dalam-dalam, dan mengembuskan

  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 352. Extra Part Enam

    Saat pagi menyapa Shawn, Stanley, dan Steve sudah begitu tampan dengan setelan celana pendek dan kaus berwarna hitam dengan logo Gucci di tengah baju ketiga bocah itu. Ya, Shawn, Stanley, dan Steve tampak begitu bersemangat karena hari ini mereka akan pergi bersaam dengan kakek dan nenek mereka. Sejak tadi malam memang ketiga bocah itu sangat bersemangat.“Anak Mommy tampan sekali.” Suara Stella dengan lembut berucap sambil menatap ketiga putra kembarnya. Stella mendekat pada Shawn, Stanley, dan Steve bersama dengan Sean yang ada di sisinya.“Daddy … Mommy …” Shawn, Stanley, dan Steve menghamburkan tubuh mereka pada Sean dan Stella yang mengampiri mereka.“Kalian mirip sekali seperti Daddy,” ucap Stella sembari mengurai pelukan ketiga putranya itu. Sean yang ada di samping Stella sejak tadi melukiskan senyuman hangat pada Shawn, Stanley, dan Steve.“Tentu saja, Mommy. Nanti saat kami dewasa kami akan seperti Daddy. Kami akan hebat.” Shawn, Stanley, dan Steve berucap serempak dan penuh

  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 351. Extra Part Lima

    “Mommy … akhirnya Mommy pulang. Kami merindukan, Mommy.”Stanley dan Steve menghamburkan tubuh mereka kala melihat Stella pulang bersama dengan Shawn. Sudah sejak tadi Stanley dan Steve menunggu ibu mereka pulang. Ya, Stella memang sengaja meminta Stanley dan Steve pulang lebih dulu bersama sopir kala tadi Stella harus menyelesaikan masalah Shawn yang memukul Felix. Tentu Stella tak membiarkan Stanley dan Steve menunggu di ruang guru. Pasalnya Stella tak ingin Stanley dan Steve membuat masalah. Sungguh, ketiga anak kembarnya itu sangatlah kompak. Sudah cukup masalah Shawn membuat Stella sakit kepala. Stella tidak ingin sampai Stanley dan Steve juga ikut membuat masalah.Stella membalas pelukan Stanley dan Steve sembari memberikan kecupan di puncak kepala kedua putranya itu. “Mommy juga merindukan kalian. Apa kalian sudah makan?”“Sudah, Mommy. Kami sudah makan.” Stanley dan Steve menjawab dengan kompak. Lalu mereka melihat ke atah Shawn yang sejak tadi hanya diam. “Kak, kami tadi mau

  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 350. Extra Part Empat

    “Shawn, Mommy tidak mau kau menggunakan kekerasan lagi. Tidak bagus, Nak. Kalau pun temanmu salah, kau bisa menegurnya tanpa harus memukul. Kalau kau menggunakan kekerasan sama saja kau main hakim sendiri, Shawn. Mommy tidak pernah mengajarkanmu untuk seperti itu.”Suara Stella menegur putra pertamanya itu. Nada bicaranya tegas tapi tetap lembut. Ya, Stella dan Shawn baru saja keluar dari ruang guru. Jika Stanley, dan Steve sudah lebih dulu pulang lain halnya dengan Shawn yang tadi ditahan di ruang guru. Itu kenapa Stella datang ke sekolah karena ulah putra pertamanya yang memukul teman sekolahnya. Tentu saja Shawn memukul bukan tanpa alasan. Bocah laki-laki kecil itu memukul temannya karena teman sekolahnya itu berani mencium pipi Katharina—putri bungsu Ken dan Chery. Dan hari ini Stella ke sekolah mendatangi guru tidak bersama dengan Sean. Kesibukan Sean yang membuat suaminya itu tidak bisa hadir. Pun Stella tidak memaksa untuk Sean menemaninya. Mengingat belakangan ini Sean terlalu

  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 349. Extra Part Tiga

    Suara tangis bocah kecil perempuan memasuki mansion, membuat Chery yang tengah membaca laporan perkembangan butik miliknya langsung terkejut. Tampak Chery segera meletakan laporan di tangannya ke atas meja. Wanita itu terburu-buru menghampiri suara tangis itu. Tentu Chery tahu itu adalah suara tangis putri kecilnya.“Katharina … kau kenapa, Nak? Kenapa menangis, Sayang?” Chery bersimpuh di depan Katharina—putri kecilnya yang tak kunjung berhenti menangis.“Nyonya, tadi di sekolah ada sedikit masalah.” Sang pengasuh menundukan kepalanya di depan Chery. “Masalah?” Chery bangkit berdiri. Lalu dia menatap Clovis—putra sulungnya yang sejak tadi hanya diam. “Clovis, ada apa, Nak? Kenapa adikmu menangis seperti ini? Apa kau tidak menjaga adikmu? Kan Mommy sudah bilang, kau harus menjaga adikmu dengan baik.” Chery menegur putranya dengan nada yang pelan, namun tersirat sedikit marah.Clovis Kendrick Jefferson adalah anak laki-laki pertama dari Ken dan Chery. Saat ini Clovis berusia empat tah

  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 348. Extra Part Dua

    PranggggSebuah guci mahal pecah begitu saja akibat tendangan seorang bocah perempuan kecil. Pecahan beling itu memenuhi lantai. Beruntung pecahan beling tak mengenai bocah perempuan cantik itu. Tidak hanya sendirian tapi bocah laki-laki yang merupakan saudara kembarnya juga ada di hadapannya. Mereka terlalu asik bermain sampai-sampai memecahkan guci di ruang keluarga. Ya, kini kedua bocah laki-laki dan perempuan itu begitu panik kala melihat guci pecah. Wajah mereka tampak ketakutan. Baru saja mereka melarikan diri dari pengasuh yang menjaga mereka. Tapi malah mereka mendapatkan masalah.“Tuan Muda … Nona Muda …” Seorang pengasuh terlihat sangat panik melihat pecahan guci itu.“Kami tidak sengaja.” Luke dan Lydia memasang wajah merengut agar tak disalahkan.“Astaagaaa Luke … Lydia … ada apa ini?” Suara Alika berseru seraya melangkah memasuki ruang keluarga. Seketika raut wajah Alika berubah melihat guci kesayangannya dengan harga fantastis itu pecah. Kini sepasang iris mata hitam Al

DMCA.com Protection Status