Share

Bab 144. Stella Siuman

Marsha membelai lembut pipi Stella. Dia merapikan rambut panjang dan hitam legam milik menantunya itu yang sedikit berantakan di bantal. Sesaat Marsha menatap Stella lembut. Hatinya teriris melihat keadaan Stella saat ini. Marsha tidak tega melihat menantunya tertidur dengan bantuan alat pernapasan. Ditambah dengan vonis dokter yang Marsha dengar membuatnya sangat terluka. Wanita mana yang tidak hancur ketika tidak bisa memiliki anak?

Tanpa sadar, bulir air mata Marsha menetes membasahi pipinya. Banyangan tentang betapa hati Stella terluka mendengar semua itu selalu muncul dalam benaknya.

“Selamat pagi, Bibi…” Alika dan Chery melangkah menghampiri Marsha yang tengah menjaga Stella. Mereka menundukan kepalanya dengan sopan ke hadapan Marsha. Ya, sebelumnya Alika sudah mendengar dari Kelvin bahwa Marsha, ibu Sean datang.

Marsha mengalihkan pandangannya, menatap dua wanita cantik di hadapannya. “Pagi, apa kalian teman Stella?” tebaknya yang menduga.

“Iya, Bibi. Kami teman Stella. Namaku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status