Share

Bab 7

Author: skybby
last update Last Updated: 2023-12-17 14:19:19

Sepertinya tak ada pekerjaan yang lebih menyenangkan selain pekerjaan Kaisar. Saat Heru menawarkan pekerjaan ini kepada Kaisar, terlintas di pikirannya bahwa bekerja sebagai bodyguard identik dengan berkelahi dengan musuh, kehidupan yang gelap, serta ancaman musuh. Tapi prediksi Kaisar salah, ia dipekerjakan untuk menjadi teman bermain. Ya, teman bermain.

Di satu sisi Kaisar merasa senang karena pekerjaan nya mudah tapi gajinya besar. Tapi di lain sisi ia merasa aneh dan kurang nyaman jika bermain seperti anak kecil dengan Kara. Dia sudah dewasa, 25 tahun sudah tidak cocok untuk bermain masak-masakan dan monopoli, 'kan?

Bodyguard juga identik dengan jas hitam serta kacamata hitam. Tapi Kaisar hanya memakai kaos biasa. Lelaki itu tidak terlihat seperti sedang bekerja, ia nampak seperti orang biasa yang kerjaannya cuma di rumah saja. Memang dari awal Anton mengatakan padanya untuk bersikap seperti orang biasa saja atau berpura-pura menjadi bagian dari keluarganya. Alasannya adalah unt
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Dalam Jeratan Bodyguard Tampan   Bab 8

    Sudah waktunya makan malam, Kara dan Anton sudah berada di meja makan. Para pembantu menyiapkan berbagai makanan di atas meja. Berbagai lauk tersedia untuk memanjakan lidah mereka berdua. "Homeschooling kamu gimana? Lancar, kan? "tanya Anton. Kara mengangguk. "Lancar kok, ""Gimana dengan Sean?""Sean baik, dia pinter ngajarinnya,"ucap Kara. Selain pintar Sean juga baik. Ia ramah dan murah senyum, membuat siapapun merasa nyaman berada di sampingnya termasuk Kara.Anton lega, ia tak salah mencari guru private untuk anaknya. Setidaknya ia tak akan pusing-pusing mencari guru baru untuk anaknya. Anton memakan hidangan didepannya dengan lahap. Kara nampak tak selera makan, ia hanya mengaduk-aduk makanannya. Anton sadar dengan hal itu. "Kenapa, Kara? Makanannya tidak enak?"tanya Anton. Kara menggelengkan kepalanya. "Ada yang mau Kara tanyain sama Papah, ""Tanya apa?"Kara nampak ragu untuk bertanya, tapi ia sangat penasaran dengan hal yang ingin ia tanyakan ini. Kara memberanikan di

    Last Updated : 2023-12-18
  • Dalam Jeratan Bodyguard Tampan   Bab 9

    Grita tengah duduk di halte bis. Ia memilih berjalan dari kantor menuju halte untuk menaiki bis ketimbang menaiki ojek online seperti biasanya. Karena biaya naik bis lebih murah daripada naik ojek online. Grita sedang menghemat uangnya, dengan sisa uang di dompet ia berharap masih bisa bertahan hidup untuk sebulan ke depan. Walaupun sudah malam, masih ada beberapa orang yang menunggu di halte. Ya setidaknya Grita tidak menunggu bis sendiri. Ponsel Grita berbunyi, ada panggilan telefon masuk. "Halo, ibu."Terdengar sautan dari telefon. "Kak, ini Aya. "Bukan suara ibunya. Yang terdengar adalah suara remaja perempuan bernama Aya yang merupakan adik kandung Grita. "Kenapa, Ya? Tumben nelfon."Aya tak langsung menjawab, ada jeda beberapa detik sampai ia menjawabnya. "Ibu masuk rumah sakit, "Grita terkejut."Hah? Ibu sakit apa? "Terdengar suara Aya menghela nafas, suaranya gemetar menahan tangis. "Kanker kelenjar getah bening stadium tiga. "Lagi, Grita di buat terkejut dengan u

    Last Updated : 2023-12-22
  • Dalam Jeratan Bodyguard Tampan   Bab 10

    Pagi ini di kediaman Anton dihebohkan dengan adanya kotak hitam misterius yang tergeletak di depan gerbang. Pak Adi, selaku satpam rumah yang pertama kali menemukannya. Awalnya pak Adi pikir kotak tersebut adalah paket yang dipesan oleh orang rumah. Tapi ketika dilihat tidak ada nama pengirim dan untuk siapa paket misterius itu. Jadi pak Adi membawanya ke pos tanpa memberi tahu orang rumah terlebih dahulu. Lalu orang kedua yang mengetahuinya adalah Kaisar. Ia bersama pak Adi memeriksa kotak misterius itu. "Buka aja, Pak, "ucap Kaisar.Pak Adi menolak. "Jangan! Kita belum tau untuk siapa paket ini. ""Ya kalau gak dibuka gimana kita bisa tau buat siapa paket ini. Siapa tau ada petunjuk di dalamnya,"Pak Adi terus menolak dengan alasan takut kalau di dalam kotak itu ada bom. Alasan yang tidak masuk akal karena kotak itu sangat ringan seperti tidak ada isi di dalamnya. Bi Ina yang sedang mengantarkan sarapan kepada satpam akhirnya mengetahui keberadaan kotak misterius tersebut. Wanit

    Last Updated : 2023-12-23
  • Dalam Jeratan Bodyguard Tampan   Bab 11

    Kara dan Kaisar sudah menunggu cukup lama tapi Anton tak kunjung keluar dari ruang kerjanya. Kara sampai mengantuk, matanya berkali-kali terpejam namun ia paksakan untuk tetap terjaga. Kaisar menyadari itu, ia meminta Kara untuk tidur saja tetapi jawaban gadis itu tetap sama, yaitu tidak. "Nona bisa bertanya pada tuan besok. Sekarang Nona tidur saja ini sudah malam,"ucap Kaisar. Kara hendak protes tapi terpotong oleh ucapan Kaisar. "Tidak ada penolakan. Pergi sendiri atau saya antar? "ucap Kaisar tegas. Ia menatap mata Kara dalam, membuat yang ditatap langsung salah tingkah. "A-aku bi-bisa sendiri!" Kara berjalan cepat menuju kamarnya untuk mengindari lelaki ini, lebih tepatnya menghindari tatapan matanya yang sangat dalam itu. Kaisar menatap punggung kecil itu yang perlahan menghilang dibalik tembok. Setelah memastikan bahwa Kara benar-benar masuk ke kamar, Kaisar keluar dari rumah. Tidak mungkin ia menunggu Anton keluar dari ruang kerjanya dan menanyakan apa isi dari kotak miste

    Last Updated : 2023-12-26
  • Dalam Jeratan Bodyguard Tampan   Bab 12

    Pagi ini suasana hati Anton tampak buruk. Tatapan matanya dingin serta tak ada senyuman seperti biasanya. Setelah minum secangkir kopi, ia bergegas pergi tanpa makan apapun. Niat Kara untuk bertanya tentang kotak misterius itu pun terurungkan. Kara memikirkan apa penyebab ayahnya menjadi sedikit berubah sifatnya akhir-akhir ini. Apakah karena kotak misterius itu atau mungkin Anton masih marah karena Kara menanyakan penyebab kematian ibu dan abangnya?Kara keluar rumah, ia melihat Kaisar yang tengah duduk sambil menyeruput kopi di teras rumah depan. Ia langsung menghampiri Kaisar. "Gimana tadi malam? Orangnya ke tangkap?" Kaisar menoleh ke arahnya lalu menggelengkan kepalanya. Kara duduk di kursi samping Kaisar. "Dia tidak datang, "ucap Kaisar. Matanya lurus ke depan, menatap halaman rumah yang luas. Perjuangannya tadi malam sia-sia, orang yang dia tunggu tidak datang. Satu teko kopi membantunya untuk tetap terjaga hingga saat ini, tapi tidak dengan Pak Adi, pria paruh baya itu te

    Last Updated : 2023-12-28
  • Dalam Jeratan Bodyguard Tampan   Bab 13

    Ternyata di ujung gang ada satu jalan yang mengantarkan mereka menuju hutan. Grita takjub karena ia baru tahu bahwa ada hutan di kota mereka, entahlah mungkin karena ia sibuk bekerja jadi tidak tahu dengan kotanya sendiri. Dodi dan Grita berjalan menelusuri jalan setapak masuk kedalam hutan. Sekeliling mereka hanya ada pohon-pohon besar tinggi. "Tentang lelaki tadi, kau bilang aku akan menjadi rekannya, maksudmu apa?"tanya Grita. Dodi menoleh, ia tersenyum kecil. "Maksudmu Iden? Dia salah satu anak buahku. Karena kau akan bekerja padaku itu berati dia juga akan menjadi rekanmu, "ucap Dodi. Grita menggerutu kesal, lelaki kasar nan menyeramkan itu akan menjadi rekannya? Oh sungguh malang sekali nasibnya. Grita menghela nafas kasar, Dodi menoleh dan menatap Grita kebingungan. "Ada apa?"Grita menggelengkan kepalanya, mengatakan bahwa tidak ada apa-apa. Dodi langsung melepaskan jas hitam miliknya dan memberikannya kepada Grita. Gadis itu menerimanya dengan raut wajah kebingungan. "U

    Last Updated : 2023-12-29
  • Dalam Jeratan Bodyguard Tampan   Bab 14

    Semenjak malam dimana kotak misterius ditemukan, sifat Anton jadi berubah dan ia lebih sering mengurung dirinya di kamar atau ruang kerjanya. Ia jadi jarang berinteraksi dengan anak satu-satunya, Kara. Anton sengaja pulang larut malam, pukul 1 malam ia baru pulang kerumah. Keadaan rumah sudah sangat sepi,tentu saja karena mereka semua sudah tidur. Hanya Kaisar dan Pak Adi yang masih terjaga di pos satpam. Anton membuka pintu ruang kerjanya. Ia menekan sakelar lampu dan pemandangan pertama yang ia lihat adalah kondisinya sangat berantakan. Buku-buku yang seharusnya tertata rapi di rak berhamburan, serta foto-foto yang juga berhamburan dilantai. Anton berjongkok dan mengambil salah satu foto. Di foto itu terlihat istrinya, Widya tengah tersenyum lebar. Ia nampak sangat cantik dengan dres putih, tapi kecantikan itu tertutupi oleh coretan spidol merah yang menutupi wajah cantik Widya. Dibelakang foto terdapat tulisan yang juga ditulis dengan spidol merah. Pelacurmu mati! Hahaha. "Baj

    Last Updated : 2023-12-31
  • Dalam Jeratan Bodyguard Tampan   Bab 15

    "Tenang saja, dia hanya kelelahan."Semua yang ada di dalam ruangan itu bernafas lega, lalu sang dokter pamit pulang. Hanya menyisakan Kara, Bi Ina dan Anton yang masih terbaring tak sadarkan diri. Bi Ina mengusap punggung Kara, menenangkan gadis yang sedaritadi masih menangis. "Sudah jangan menangis, Tuan cuma kelelahan,"ucap Bi Ina. Kara mengusap air matanya. Bi Ina mengajak gadis itu untuk keluar dari kamar Anton, Kara awalnya menolak. Ia mengatakan ingin menemani ayahnya hingga siuman. Bi Ina dengan sabar mengatakan kepada gadis itu untuk jangan mengganggu Anton dan membiarkannya untuk istirahat dahulu, Anton pasti sangat kelelahan karena bekerja terus setiap hari. Kara akhirnya menurut. Dibantu oleh Bi Ina, gadis itu berjalan keluar kamar Anton dengan terpincang-pincang. Kaki Kara sudah diperban dengan baik, sudah tidak memakai sobekan kaos Kaisar lagi. Kara bersikeras ingin turun ke lantai bawah tapi Bi Ina menolak, kakinya sedang terluka. Menuruni tangga dengan kaki yang terl

    Last Updated : 2023-12-31

Latest chapter

  • Dalam Jeratan Bodyguard Tampan   Bab 95

    "Bodoh!"Dodi menggebrak meja dengan keras hingga semua orang yang ada diruangan itu terkejut. Grita menoleh kearah Sean yang terlihat biasa saja dengan reaksi Dodi, seperti ini bukan kali pertama Sean melihat Dodi seperti ini. Pria paruh baya itu berdiri dari kursinya lalu mendekati Sean."Apa yang kau pikirkan sebenarnya?" ucap Dodi dengan tatapan kesalnya. Sean tak bereaksi."Saya hanya mengikuti rencana yang sudah dibuat sebelumnya," jawab Sean dengan tenang."Lalu apa yang kau dapatkan? tak ada kan?"Seam terdiam. Memangnya apa yang Dodi harapkan pada misi ini? ia dipasangkan dengan seseorang yang bahkan belum pernah berkecimpung di dunia seperti ini sebelumnya, apalagi Grita sepertinya gadis baik-baik. Tentu sulit bagi Sean untuk melakukan tugasnya, menurutnya bahkan lebih mudah melakukan ini sendirian."Memang belum menemukan apa-apa, ini baru pertama kalinya kami bekerja sama."Dodi mendengus, lalu beralih ke Grita. Gadis itu tampak ragu dan gelisah. Dodi menatapnya dingin,"A

  • Dalam Jeratan Bodyguard Tampan   Bab 94

    "Iya, dia kekasihku."Baik Kara maupun Pak Adi sama-sama terdiam, sedang mencerna ucapan Kaisar. Kara mengepalkan tangannya di sisi tubuhnya, menatap pria dihadapannya lalu tersenyum sinis. Pak Adi melirik Kaisar dengan tatapan tajam, seolah menuntut penjelasan lebih lanjut. "Pantas saja. Kalian bekerja sama untuk menghancurkan keluarga ku?" sinis Kara.Kaisar menggelengkan kepalanya, "Tidak, sama sekali tidak."Pak Adi melirik Kaisar dengan tatapan tajam, seolah menuntut penjelasan lebih lanjut. Tapi lelaki itu masih terdiam seolah enggan untuk berucap atau menjelaskan barang sepatah kata pun."Kau ingin aku percaya? Setelah semua ini?" Kara tertawa kecil, penuh sindiran. "Kekasihmu itu wanita yang mendekati ayahku dan tiba-tiba saja muncul di sekelilingku? Jangan bilang ini semua kebetulan."Kaisar tetap berdiri tegak, meski sorot matanya menunjukkan kegelisahan, mereka sedang mencurigainya saat ini. "Aku tahu ini sulit dipercaya, tapi aku tidak pernah berkhianat padamu atau keluar

  • Dalam Jeratan Bodyguard Tampan   Bab 93

    Grita telah benar-benar menghilang dari pandangan Kara. Gadis itu menghela napas kasar, emosinya masih menggebu-gebu. Dua pria yang berdiri di belakangnya tetap terdiam, seakan menimbang kata-kata mereka dengan hati-hati setelah menyaksikan perubahan sikap Kara yang begitu drastis barusan."Siapa yang membiarkan wanita itu masuk?" tanya Kara dengan nada dingin, tatapannya tetap lurus ke depan, tidak sekalipun melirik ke belakang.Pak Adi dan Kaisar saling berpandangan, seolah melempar tanggung jawab satu sama lain. Pak Adi menatap Kaisar dengan isyarat halus, mendorongnya untuk berbicara sebelum amarah Kara semakin memuncak.Namun, Kaisar tetap diam.Pak Adi menghela napas berat. Ia bisa merasakan ketegangan yang semakin menggantung di udara."Maaf, Non. Ini salah Pak Ad—""Saya."Sebuah suara tiba-tiba memotong, membuat Pak Adi terhenti di tengah kalimatnya."Saya yang mengizinkan dia masuk."Kara berbalik cepat, langkahnya mantap saat ia mendekat ke Kaisar. Sorot matanya tajam, penu

  • Dalam Jeratan Bodyguard Tampan   Bab 92

    Sean kembali mengetukkan jemarinya ke kemudi, kali ini lebih keras dari sebelumnya. Ia mencoba sekali lagi, menekan tombol di alat komunikasinya, berharap ada suara yang menyambutnya di sisi lain. Tapi tetap saja, hanya ada kesunyian yang mengganggu.Ia menghela napas, menatap rumah besar itu dengan mata tajam. Tidak ada tanda-tanda Grita keluar, dan itu membuatnya semakin tidak tenang. Seharusnya, ia bisa mendengar setidaknya suara langkah kaki atau suara samar dari dalam rumah. Tapi sekarang? Tidak ada apa-apa."Brengsek," gumamnya.Sean mengamati alat komunikasinya dengan saksama. Tidak ada indikasi bahwa alat itu mati total, tapi juga tidak menangkap sinyal apa pun. Seakan ada sesuatu yang menghalangi transmisi antara dirinya dan Grita.Matanya beralih ke atas rumah. Mungkinkah ada sistem penghalang sinyal di tempat ini? Anton bukan orang sembarangan, dan jika rumah ini memang memiliki perlindungan khusus, tidak aneh jika alat komunikasi biasa seperti miliknya menjadi tidak bergun

  • Dalam Jeratan Bodyguard Tampan   Bab 91

    Sean mengetuk-ngetukkan jarinya ke kemudi, matanya tak lepas dari sosok Grita yang masih berdiri di depan pintu rumah besar itu. Sudah hampir sepuluh menit sejak ia masuk, dan bukannya segera melanjutkan rencana mereka, perempuan itu justru larut dalam percakapan dengan seorang pria bernama Kaisar, kalau dia tidak salah ingat.“Harusnya dia sudah bergerak ke dalam,” gumam Sean pelan.Dari balik kaca mobil yang sedikit tertutup embun, ia tida bisa melihat ekspresi Grita karena ia membelakangi nya dan jarak terlalu jauh. Sementara Kaisar, pria itu berdiri dengan sikap yang lebih kaku, tapi tatapannya seakan berusaha membaca sesuatu dari mata Grita.Sean mengerutkan kening. Apa mereka memiliki hubungan? Dia tahu Grita tidak punya riwayat di tempat ini, tapi ia juga tidak menduga ada orang yang bisa membuatnya bertahan selama itu hanya untuk berbicara. Apa dia sedang merayu Kaisar agar lebih mudah mendapatkan informasi? Atau ini sesuatu yang lebih pribadi?Sean mengernyit heran kenapa ala

  • Dalam Jeratan Bodyguard Tampan   Bab 90

    Suasana pagi masih sepi ketika Grita dan Sean melaju dengan mobil hitam tanpa plat menuju rumah Anton. Jalanan yang mereka lalui masih basah akibat hujan semalam, menciptakan pantulan samar dari lampu jalan yang belum sepenuhnya padam. Embun masih menyelimuti dedaunan di pinggir trotoar, dan hanya sesekali ada kendaraan lain yang melintas.Di dalam mobil, Sean duduk di kursi kemudi dengan santai, tapi matanya penuh waspada. Tangannya yang bersarung kulit menggenggam setir dengan ringan, namun sorot matanya memperhatikan setiap detail di sekitar mereka. Grita duduk di sebelahnya, mengenakan pakaian sederhana yang membuatnya tampak seperti warga biasa yang hendak berkunjung ke suatu tempat. Namun, di balik penampilannya yang biasa itu, ada ketegangan yang hanya bisa dirasakan oleh orang-orang yang tahu tujuan sebenarnya.Grita menyandarkan punggungnya ke kursi, menutup matanya sejenak. "Lo yakin ini bakal berhasil?""Gue ga pernah ragu. Gue tau ini pertama kali lo lakuin hal begini, waj

  • Dalam Jeratan Bodyguard Tampan   Bab 89

    Dari jendela gedung tua yang hampir seluruh kacanya buram oleh debu, Grita bisa melihat lampu-lampu kota menyala redup, menandakan hari sudah semakin larut. Dia duduk di kursi kayu yang sudah usang, salah satu kakinya terangkat ke atas sandaran kursi, sementara sebelah tangannya bermain-main dengan korek api. Api kecil menyala dan padam berulang kali di antara jarinya, menciptakan cahaya yang sesekali menyorot wajahnya.Di depannya, pria yang menjadi partnernya duduk bersandar di kursinya, tangannya menyilang di dada. Dodi keluar dari ruangan dan membiarkan mereka berdua menyusun rencana. Tatapan partner Grita tak lepas dari beberapa lembar kertas yang tersebar di meja, rumah Anton, foto beberapa sudut penting, dan catatan kecil yang ditulis dengan tergesa-gesa.“Jadi, lo mau masuk lewat mana?” tanyanya akhirnya, tanpa mengalihkan pandangan dari peta.Grita menghentikan permainan koreknya, menutupnya dengan bunyi kecil yang nyaring di ruangan sunyi itu. “Gue masuk lewat gerbang depan.

  • Dalam Jeratan Bodyguard Tampan   Bab 88

    Pagi itu matahari nampaknya akan bersinar cerah, tapi kantor terasa lebih sunyi dari biasanya. Bukan karena jumlah pegawai berkurang, tapi karena satu orang yang seharusnya duduk di ruangan utama tidak kunjung muncul, Anton.Grita sudah sampai di kantor sejak pukul 07:30, berharap menemukan Anton sudah ada di ruangannya seperti biasa. Namun, meja kerjanya kosong. Ia menunggu hingga pukul 08:00. Lalu 09:00. Hingga akhirnya, waktu menunjukkan pukul 11:00.Tidak ada tanda-tanda Anton akan masuk. Tidak ada panggilan darinya. Tidak ada pesan.Ponselnya mati.Grita sebagai sekretaris pribadinya tidak tahu di mana keberadaan bos mereka.Saat jam makan siang, Grita memilih menuju cafe depan kantor sendirian menikmati segelas kopi dingin. Ia membuka ponselnya dan mengirimkan pesan kepada seseorang.Tak lama kemudian balasan muncul.'Apa yang terjadi?'Balasan pesan dari Dodi. Grita memilih menceritakan semua yang terjadi pada Anton beberapa hari ini, tentang sifatnya yang sedikit berubah hingg

  • Dalam Jeratan Bodyguard Tampan   Bab 87

    Mobil hitam itu melaju kencang, meninggalkan perumahan mewah di kejauhan. Lampu-lampu kota berkelebat melewati jendela, menciptakan bayangan samar di wajah penyusup yang masih berusaha menormalkan napasnya. Sementara itu, pengemudi tetap fokus di jalan, tak mengucapkan sepatah kata pun.Tak butuh waktu lama sebelum mereka tiba di sebuah bangunan tua di pinggiran kota. Dari luar, tempat itu tampak seperti gudang terbengkalai, tetapi di dalamnya ada aktivitas yang jauh dari kata kosong. Beberapa orang berseliweran di antara tumpukan peti kayu dan meja-meja serta senjata di atasnya.Begitu mereka masuk, suasana langsung berubah. Semua mata tertuju pada si pengirim kotak yang baru saja kembali."Bos sudah menunggu," ucap seseorang, menepuk bahunya.Tanpa bicara, pria ini berjalan melewati lorong sempit, menuju sebuah ruangan dengan lampu redup. Di dalam, duduk seorang pria paruh baya dengan jas hitam, Dodi. Tatapannya tajam, dan ada secangkir kopi yang masih mengepul di mejanya. Disini Do

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status