Share

Bab 38 Pulau Pribadi

Author: Dama Mei
last update Last Updated: 2025-04-06 15:19:59

Dante menggenggam pergelangan tangan Belle dengan erat, membawanya melewati lorong-lorong villa mewah di pulau pribadinya itu. Sementara itu Belle hanya bisa mengikuti di belakangnya. Masih merasa tidak percaya bahwa dia benar-benar ada di sini—di pulau pribadi Dante Hudson. Terjebak di antara pria itu dan rahasia pertunangan Eddie dan Cassie.

Dante berhenti di depan sebuah pintu kayu besar berukiran rumit. Lalu mendorongnya terbuka dengan mudah. “Ini kamar kita,” ucapnya santai.

Belle melangkah masuk, matanya membulat saat melihat interior ruangan itu.

Kamar ini lebih besar dari seluruh isi rumahnya. Langit-langit tinggi dengan lampu gantung kristal berkilauan di tengah ruangan. Tempat tidur berukuran king size dengan seprai putih bersih. Tepat di depan ranjang, ada jendela kaca raksasa yang langsung menghadap ke laut biru jernih, dengan ombak yang bergulung tenang di kejauhan.

Dante berjalan ke dalam ruangan dengan santai. Sementara Belle masih terpaku di tempatnya
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Dalam Genggaman Tiran Tampan   Bab 39 Tetap Melindungimu

    Setelah selesai menunjukkan kamar mereka, Dante mengajak Belle menuju salah satu gedung megah di pulau itu. Dari luar, bangunan itu tampak seperti klub eksklusif dengan desain arsitektur modern dan elegan.Belle melangkah dengan hati-hati di samping Dante, merasa tidak nyaman dengan situasi ini. Dia tahu The Dominion Club bukanlah sekadar perkumpulan biasa. Mereka adalah kelompok elite yang memiliki kekuasaan dan pengaruh besar di dunia bisnis dan politik. Dan sekarang, dia akan bertemu langsung dengan para anggotanya.Dante menarik tangan Belle dengan santai, membawanya lebih jauh ke dalam ruangan hingga mereka berhenti di sebuah sudut di mana dua pria tengah bercakap-cakap.Lex dengan setelan tiga potong warna abu-abu gelap, menyandarkan tubuhnya pada meja. Ekspresinya riang namun penuh selidik saat matanya tertuj

    Last Updated : 2025-04-08
  • Dalam Genggaman Tiran Tampan   Bab 40 Akal Sehat

    Dante melangkah dengan cepat, wajahnya gelap dan rahangnya mengatup rapat. Amarah menggelegak dalam dadanya, mendidih tanpa kendali.“Siapkan jet. Aku pulang sekarang,” Suaranya dingin saat memberi perintah pada salah satu staf yang bertanggung jawab atas transportasi pribadinya.Lex dan Jamie yang kebetulan melihat Dante, buru-buru menghampiri.“Apa yang terjadi?” Lex bertanya dengan dahi berkerut.Jamie menatapnya tajam, mendeteksi sesuatu yang tidak beres. “Kenapa mendadak pergi? Kau baik-baik saja?”Dante tidak menjawab. Dia hanya terus berjalan menuju dermaga tempat speedboat yang akan membawanya ke pesawat pribadi sudah disiapkan.Le

    Last Updated : 2025-04-08
  • Dalam Genggaman Tiran Tampan   Bab 41 Manusia Biasa

    Di ruang rapat utama, seorang manajer pemasaran berdiri dengan gugup. Tangannya berkeringat saat memegang laporan yang baru saja dipresentasikannya. Dante duduk di ujung meja panjang, jemarinya mengetuk-ngetuk permukaan kaca dengan ritme lambat—pertanda buruk.“Ini hasil kerja kalian selama sebulan terakhir?” Suara Dante dingin, tanpa emosi. Tapi cukup tajam untuk membuat semua orang di ruangan menahan napas.Manajer itu menelan ludah. “Kami mengalami sedikit penurunan angka, tapi—”Dante melempar dokumen itu ke meja dengan keras. Membuat kertas-kertas berhamburan. “Penurunan?” Dia tertawa kecil, sinis. “Sejak kapan aku membayar kalian untuk ‘penurunan’?” tekannya.Tak ada yang berani berbicara. Kehe

    Last Updated : 2025-04-09
  • Dalam Genggaman Tiran Tampan   Bab 42 Pernikahan Bisnis

    Valeria Hudson duduk di belakang meja kerjanya yang luas. Jari-jarinya yang ramping membolak-balik halaman proposal pernikahan bisnis yang baru saja dirancangnya. Senyum puas tersungging di bibirnya setelah mendengar laporan dari Lawrie.“Jadi, Dante benar-benar sudah tidak mengejar wanita itu lagi?” tanya Valeria, meskipun dia sudah tahu jawabannya.Lawrie mengangguk. “Benar, Nyonya. Dari sumber yang dapat dipercaya, Tuan Dante telah kembali fokus pada pekerjaannya. Beliau tidak terlihat lagi mendekati Isabella Monaghan atau melakukan suatu urusan yang berkaitan dengan wanita itu,”Valeria bersandar di kursi dengan ekspresi puas. Dia mengangkat cangkir teh yang baru saja dituangkan oleh pelayan, menyeruputnya dengan anggun.“Bagus. Su

    Last Updated : 2025-04-09
  • Dalam Genggaman Tiran Tampan   Bab 43 Keberanian

    Angin malam berhembus lembut saat Belle keluar dari toko bunga, mengunci pintu dengan satu tangan. Sementara tangannya yang lain sibuk menggenggam tas kecil. Cahaya lampu jalan berpendar temaram di trotoar, membingkai siluet seorang pria yang berdiri bersandar di mobil sport hitam yang diparkir tak jauh darinya."Eddie," panggil Belle. Sedikit terkejut melihatnya sudah menunggu di sana."Kau lambat sekali," ujar Eddie sambil membuka pintu untuk Belle."Aku harus memastikan semuanya beres sebelum pergi," balas Belle sambil masuk ke dalam mobil."Baiklah, nona pekerja keras,” tukas Eddie, mencubit lembut hidung Belle. “Kali ini, aku yang akan membuat malammu menyenangkan,"Mobil melaju dengan kecepatan sedang, menyu

    Last Updated : 2025-04-10
  • Dalam Genggaman Tiran Tampan   Bab 44 Dante Hudson

    Belle tengah sibuk merapikan rangkaian bunga mawar putih ketika sinar matahari sore menyelinap melalui jendela besar tokonya. Hari ini toko cukup ramai. Seorang pelanggan baru saja pergi setelah membeli buket besar untuk ulang tahun istrinya. Dan Belle masih harus merangkai beberapa pesanan lainnya untuk dikirim keesokan hari.Tangannya cekatan mengikat pita satin pada buket peony merah muda ketika sesuatu di meja kasir menarik perhatiannya. Sebuah ponsel hitam.Jantungnya berdebar pelan. Itu adalah ponsel yang diberikan Dante. Belle menggigit bibir, jari-jarinya terhenti di atas pita satin yang belum dia ikat.Tanpa sadar, tangannya terulur meraih ponsel itu. Dia menggenggamnya erat, merasakan dinginnya casing metalik di kulitnya. Sebagian kecil dalam dirinya berkata bahwa mungkin Dante mengirim sesuatu

    Last Updated : 2025-04-10
  • Dalam Genggaman Tiran Tampan   Bab 45 Pria Berbahaya

    Fabian yang menunggu Dante di dalam mobil hitam mewah yang terparkir tak jauh dari sana, langsung turun dan membuka pintu untuk tuannya. Tanpa sepatah kata, Dante melangkah masuk ke dalam mobil.Fabian masuk ke kursi pengemudi, menatap Dante melalui kaca spion. "Kita kembali ke kantor, Tuan?"Dante menatap lurus ke depan dengan tatapan tajam. “Tidak. Hari ini hari pertemuanku dengannya,”Fabian hanya mengangguk dan menyalakan mesin mobil. Dengan satu gerakan halus, mobil melaju meninggalkan toko bunga itu.Fabian melirik Dante melalui kaca spion dengan ragu. "Tuan, apakah Anda yakin ingin menemui Evelyn Sinclair sekarang?"Dante menyandarkan punggung pada jok mobil, menatap kosong ke luar jendela. Pikirannya masih

    Last Updated : 2025-04-11
  • Dalam Genggaman Tiran Tampan   Bab 46 Kebencian Vicky

    Sofia—asisten Evelyn, berdiri dengan ekspresi serius. Di tangannya terdapat sebuah folder hitam tebal berisi informasi yang baru saja dikumpulkan tentang Dante Hudson.“Ini semua tentang Dante Hudson, dan wanita yang Anda tanyakan, Nyonya” ucap Sofia sambil menyerahkan folder itu pada Evelyn.Evelyn menerima folder tersebut dan membukanya dengan penuh rasa ingin tahu. Matanya tajam menelusuri setiap lembar informasi yang telah dikumpulkan Sofia.“Isabella Monaghan … “ Evelyn membaca nama itu dengan nada meremehkan. “Si gadis toko bunga yang berhasil membuat pria seperti Dante Hudson jatuh cinta?”Sofia mengangguk pelan. “Sepertinya Dante Hudson terobsesi padanya. Berdasarkan catatan yang berhasil saya kumpulkan, Dant

    Last Updated : 2025-04-11

Latest chapter

  • Dalam Genggaman Tiran Tampan   Bab 60 Titik Lemah

    Dante duduk di kursi utama ruang rapat, satu tangan menggenggam pena sementara yang lain bertumpu di meja kayu gelap. Para eksekutif di sekelilingnya tengah membahas strategi ekspansi bisnis.Kemudian, ponselnya bergetar di atas meja. Sebuah panggilan masuk.Dante melirik layar dan langsung mengerutkan kening. Nate.Dia bisa merasakan tatapan Fabian dari sisi kanan, tetapi Dante tidak memberikan reaksi apa pun. Dia meraih ponselnya dengan gerakan santai, tetapi hatinya mulai merasakan sesuatu yang ganjil. Nate tidak pernah menghubunginya lagi setelah dipecat.Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Dante bangkit dari kursinya dan berjalan keluar ruang rapat."Apa maumu, Nate?" sentak Dante emosi.

  • Dalam Genggaman Tiran Tampan   Bab 59 Kehilangan Akal Sehat

    Nate duduk sendirian di pojok bar, jemarinya melingkari gelas bourbon yang sudah setengah kosong. Musik jazz mengalun pelan di latar belakang, bercampur dengan suara gelak tawa dan dentingan gelas dari meja-meja di sekitarnya. Tetapi Nate tidak memedulikan semua itu.Matanya menatap kosong ke dalam gelas, pikirannya dipenuhi oleh satu nama—Dante.Dante Hudson.Dulu, Nate mengaguminya. Menghormatinya. Bahkan menganggap Dante sebagai seseorang yang tak tersentuh. Tapi sekarang? Pria itu telah berubah.Semuanya dimulai sejak Belle masuk ke dalam kehidupan Dante. Sejak saat itu, Dante tidak lagi sama. Tidak lagi menjadi pria yang dulu Nate kenal—seseorang yang berdiri tanpa ragu di puncak kekuasaan, seseorang yang mengendalikan segalanya dengan tangan besi.

  • Dalam Genggaman Tiran Tampan   Bab 58 Menyesal

    Belle melangkah keluar dari rumah sakit dengan napas yang berat. Dadanya terasa sesak oleh penghinaan yang baru saja dia terima. Dia tidak tahu apa yang lebih menyakitkan. Kenyataan bahwa dia dianggap tidak pantas berada di dekat Eddie, atau bahwa seseorang dengan mudah menilainya hanya berdasarkan latar belakangnya.Langkahnya semakin cepat saat dia menuju halte bus di seberang jalan. Dia tidak ingin Eddie tahu tentang ini.Belle menggigit bibir bawahnya, mencoba menahan air mata yang hampir jatuh. Konyol. Seharusnya dia sudah terbiasa dengan dunia seperti ini—dunia orang-orang kaya yang menganggap segalanya bisa diatur. Termasuk siapa yang boleh dan tidak boleh masuk dalam kehidupan mereka.Bus berhenti di depannya. Dengan cepat, Belle naik dan duduk di dekat jendela. Menatap ke luar tanpa benar-benar

  • Dalam Genggaman Tiran Tampan   Bab 57 Memperbaiki Semua

    Tanpa pikir panjang, Belle bangkit dari kursinya. "Liam, selesaikan makananmu," katanya buru-buru.Liam mengangkat alis, bingung. "Belle, kau mau ke mana?""Aku akan kembali," jawab Belle singkat sebelum berlari keluar restoran.Angin malam menerpa wajahnya saat dia menyeberang jalan dengan cepat. Langkahnya mantap menuju mobil yang terparkir agak jauh dari restoran.Saat dia semakin mendekat, dia bisa melihat siluet seseorang di balik kaca gelap mobil itu. Dante.Belle tidak ragu. Dia berdiri di sisi pintu pengemudi, mengetuk kaca mobil dengan kuat. "Dante!" teriak Belle.Tidak ada respons.Belle mengetuk lagi, lebih keras kali ini. "

  • Dalam Genggaman Tiran Tampan   Bab 56 Menjawab Segalanya

    Setelah seharian bekerja, Dante duduk di kursi kantornya dengan tangan yang bertaut di depan wajah. Fabian berdiri di dekat pintu, memegang tabletnya sambil melirik sekilas jadwal sang majikan.“Jadwal Anda kosong malam ini,” kata Fabian tenang.Dante terdiam beberapa detik sebelum akhirnya mengangkat kepala. “Antar aku ke rumah Belle,” ucapnya pelan.Fabian tidak menunjukkan ekspresi terkejut. Dalam hati dia sudah menduga ini akan terjadi. Dante bisa saja berusaha bersikap seolah Belle tidak berarti apa-apa, tetapi tindakannya selalu berlawanan dengan kata-katanya.Tanpa banyak bicara, Fabian mengangguk dan segera mengatur perjalanan mereka. Mobil melaju tenang di bawah langit malam yang gelap, lampu-lampu kota berkedip samar di kejauhan. Dante duduk di kursi belakang, pandangannya kosong menatap ke luar jendela.Sesampainya di depan rumah Belle, mobil berhenti perlahan. Dante tidak langsung turun. Dia hanya duduk di sana, menatap rumah yang tampak sunyi dari balik kaca. Lampu di dal

  • Dalam Genggaman Tiran Tampan   Bab 55 Pasangan Kuat

    Keesokan paginya, Belle keluar dari rumah dengan wajah yang tampak lelah dan mata yang sedikit sembab. Dia bahkan tidak sempat sarapan. Pikirannya dipenuhi dengan kekhawatiran tentang cara membantu keluarganya yang sedang hancur.Namun saat Belle melangkah keluar dari pintu rumah, dia terkejut melihat sosok Eddie yang berdiri di depan pagar. Bersandar pada mobilnya."Eddie?" Belle mengernyit, bingung."Kau mau ke mana?" tanya Eddie."Aku... ingin mencari pekerjaan. Aku harus melakukan sesuatu untuk membantu Mom dan Dad,"Eddie mendekat, berdiri tepat di hadapan Belle. "Jangan selalu berlagak kalau kau sendirian," ucapnya. “Aku akan selalu melindungimu,”Belle terdiam. Hatinya bergetar mendengar kata-kata Eddie. “Bagaimana kalau kau coba ini?” Eddie menyerahkan ponselnya, yang menunjukkan sebuah posisi di rumah sakit milik keluarga Kingsley.Belle terdiam menatap Eddie. "Kau tahu aku bukan dokter atau perawat, kan? Aku bahkan tidak punya pengalaman di bidang medis," ujar Belle dengan

  • Dalam Genggaman Tiran Tampan   Bab 54 Sedang Terluka

    Belle duduk di sudut kamar, memeluk kedua lututnya sambil menatap kosong ke luar jendela. Langit senja yang seharusnya indah terasa kelabu di matanya.Semuanya terjadi begitu cepat. Terlalu rapi. Terlalu sempurna untuk disebut sebagai kebetulan. Namun, siapa yang membenci keluarganya sampai tega menghancurkan mereka seperti ini?Tanpa sadar, air mata Belle kembali mengalir. "Apakah ini hukuman darimu, Dante?" isaknya.Belle menggigit bibirnya. Dia tahu Dante pria yang kejam, tapi... tidak mungkin Dante tega menghancurkan hidupnya sampai seperti ini, kan? Tapi siapa lagi yang bisa melakukannya?Di luar, Eddie masih berdiri di depan rumah Belle. Dia tahu wanita itu sedang terluka. Tetapi Belle terlalu keras kepala untuk membiarkan siapa pun masuk ke dalam dinding pertahanannya.“Apa benar ini ulahmu, Dan?” gumam Eddie, mendongak menatap rumah Belle.***Malam itu, Eddie langsung menghubungi seseorang yang selama ini menjadi "telinga dan mata" Dominion Club di balik layar, Alexander Har

  • Dalam Genggaman Tiran Tampan   Bab 53 Datang Padaku

    Sofia berdiri dengan wajah tegang sambil menyerahkan sebuah map tebal berisi semua informasi tentang Belle. Evelyn duduk di kursi beludru berwarna gading, dengan secangkir teh di tangan. Wanita itu tampak tenang."Sudah kau dapatkan semuanya?" tanya Evelyn tanpa menoleh.Sofia mengangguk sambil meletakkan map itu di meja. "Semua yang Anda minta,”Evelyn meletakkan cangkir tehnya dan membuka map itu perlahan.Di sana ada foto Belle yang tersenyum lembut di depan toko bunga miliknya, Emily's Garden. Foto keluarganya. Foto bengkel kecil milik Patrick, ayahnya. Bahkan informasi tentang Belle yang sempat putus kuliah karena ibunya sakit keras juga ada di dalam laporan itu.Evelyn tersenyum miring.“Dia menyedihkan… tapi justru itu yang membuat Dante begitu terikat padanya," gumam Evelyn sambil membolak-balik halaman."Saya juga menemukan sesuatu yang... menarik, Nyonya," ujar Sofia.Sofia menarik napas dalam, lalu menyerahkan sebuah amplop lain yang berisi foto-foto lama."Isabella pernah

  • Dalam Genggaman Tiran Tampan   Bab 52 Titik Lemah

    Eddie memperhatikan Belle yang sejak tadi diam dan terus melirik ke arah Dante. mendekatkan wajahnya ke Belle. “Apa kau ingin pergi dari sini?”Belle tersentak. "Hah? Tidak... Aku baik-baik saja."Eddie tersenyum kecil. "Kalau begitu... ayo berdansa," ajak Eddie, menarik tangan Belle menuju lantai dansa.Belle terkejut. "Eddie, aku—"Tapi Eddie sudah terlanjur menarik tangan Belle ke tengah lantai dansa. Dan Belle tidak bisa menolak lagi.Dante yang sejak tadi memperhatikan mereka dari kejauhan, matanya semakin gelap saat melihat Eddie memeluk pinggang Belle dan mulai berdansa. Dante meremas gelas wine di tangannya hingga retak.Lex bersandar di bar dengan gelas

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status