Share

Bab 185 Kematian gianira

Begitu menyadari Gianira telah menyelamatkan Efatta, semu orang di tempat itu membisu. Mencabut tangannya yang berlumuran darah, Efim memandang wajah pucat Gianira dengan penuh penyesalan.

Tangan pria berkulit pucat menutup luka di perut Gianira seraya merapal mantra, tapi tangan Gianira mencegahnya.

"Tidak perlu, aku tidak menyesal mati karena melindunginya," ucap Gianira pelan.

Gerakan naik-turun di dada Gianira menghilang, sedangkan matanya terbuka memandang langit malam yang gelap, seolah menatap kepergian roh dari jasad.

Saat itu juga tangisan Efim pecah seraya memeluk tubuh Gianira yang tidak bernyawa. Bahkan Alisya seolah tidak berkedip menyaksikan kematian Gianira yang begitu cepat untuk melindungi lelaki yang memilih kabur bersamanya. Sungguh ironis.

Setelah menangis beberapa saat, pria berkulit pucat kembali bangkit. Dengan tangan mengepal erat Efim menerjang Efatta yang juga baru saja berdiri.

Kemarahan membuat energi sihir Efim muncul berkali-kali lipat hingga Efatta
Sunny Zylven

Saya ucapkan 'terima kasih' sebesar-besarnya kepada para pembaca setia yang telah merelakan waktu untuk membaca buku ini. Juga, merelakan uangnya untuk beli koin buku ini, menulis komentar, review, memberikan gem/vote, mengajak orang-orang untuk membaca buku ini.😍😍😍 Thanks, I ❤️ U. Dukungan kalian sangat berarti buat author Sunny 😍

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status