"Lihatlah, siapa yang datang." Kakek Andreas selalu bersemangat saat Gavriel pulang ke rumah, dia berharap Gavriel tetap tinggal di rumah daripada di Apartemen. "Kenapa kau datang sendiri? Dimana Daniella?" Sore itu Kakek sedang berada di halaman samping rumah, dia sedang mencabut rumput-rumput liar yang menganggu pertumbuhan sayuran di ladang kecilnya. Kakek mulai berkebun hanya untuk mengisi waktu luangnya. Dulu Gavriel pernah melarangnya, tetapi Kakek bilang, jika ada Cicitnya pasti ada banyak hal yang bisa dia lakukan dengan cicitnya. "Bukankah sebelumnya dia sudah bilang kalau dia syuting di Jepang selama dua minggu?" Gavriel melepaskan jas nya, dia meletakannya diatas Kursi putih. Dia pergi menghampiri Kakek lalu mengambil sarung tangan yang di gantung di kayu penyanggah untuk sayuran. "Berapa lama kau bilang?" Tanya Kakek Andreas pada Gavriel. "Dua minggu? Kenapa lama sekali? Kakek sangat merindukan cucu menantuku." Gavriel menggerutu sambil mencabuti rumput-rumput liar,
Anthonio kembali mengunjungi Daniella ke lokasi syuting, sementara disana juga ada Galleno yang saat itu memang datang bersama Daniella karena jadwal kuliahnya sedang kosong. Galleno tidak sendirian, dia datang bersama dengan Kekasihnya. Untuk sekarang, Daniella harus mencari alasan untuk menghindari Anthonio, karena dia yakin Galleno akan memberitahu Gavriel. Dia hanya takut jika Gavriel akan cemburu dan kesal jika dia tau Anthonio sering sekali berkunjung. Saat break syuting, Daniella langsung menemui Galleno dan kekasihnya. Galleno membawakan makanan serta minuman untuk Daniella. Makanan yang di bawah oleh Galleno adalah permintaan dari Gavriel, setelah dia menerima laporan dari Galleno. Gavriel tidak mau, jika Daniella selalu menikmati makanan yang di bawakan oleh Anthonio. Dari jauh Anthonio memperhatikannya, dan tampak menyelidiki siapa anak muda yang sedang bersama Daniella. Anthonio tidak suka rasa penasaran yang ada dalam hatinya, dia menghampiri Daniella. "Daniella."
Daniella terdiam di dalam kamarnya, dia memikirkan segala hal yang menghampirinya akhir-akhir ini. Semuanya terhubung, dia semakin takut saat mengetahui Interaksi antara Dion dan Fendy. Semuanya terasa aneh. Bukannya dia ingin berburuk sangka, dia takut orang-orang yang membencinya dan Gavriel akan melakukan sesuatu yang buruk. Daniella menatap Galleno dan kekasihnya yang sedang duduk di hadapannya dan saling menggoda. Karena dia, sepasang kekasih itu harus menemaninya. Dia iri melihat mereka berdua, dia juga ingin seperti itu dengan Gavriel. Sesekali Daniella menatap ponselnya dan tersenyum saat dia mendapatkan pesan dari Gavriel. Gavriel: Bagaimana hari ini? semuanya berjalan lancar? Daniella: Ya, semuanya berjalan lancar. Sekarang aku sudah di hotel, memperhatikan sepasang kekasih yang sedang bermesraan. Gavriel: Nanti kita akan melakukan hal yang sama. Daniella: Aku merindukanmu. Gavriel: Nanti aku akan menelponmu. Aku masih di kantor. Daniella melihat jam tangannya.
"Apakah menjadi masalah besar karena aku mengetahui keberadaanmu?" tanya Galleno. Untung saja kekasihnya mengikuti saat Daniella di bawah pergi. "Kau baik-baik saja Kak?" Galleno memiringkan kepalanya untuk melihat keadaan Daniella. Perempuan itu sedang tidak baik-baik saja. Begitu banyak hal menakutkan yang datang menghampirinya. Pria yang berusaha untuk mencelakai Daniella mulai menyerang Galleno. Kemampuan pria itu tidak bisa di anggap remeh, dia membuat Galleno jatuh berkali-kali. Di sisi lain, Sana yang tadinya merasa kesal dengan kehadiran Galleno, kini tertawa puas setelah melihat Galleno tidak bisa berkutik. Tubuhnya kini terkapar karena pukulan dan tendangan mematikan dari pria itu. Daniella menangis dan memohon pada Sana untuk tidak mencelakai Galleno, tangisan dan permohonan Daniella membuat Sana tertawa seperti orang kesetanan. "Apakah aku harus bergabung dalam pesta anda?" Tawa Sana menghilang, ketika Anthonio dan seorang perempuan yang merupakan kelasihnya
"Itu salahku. Tidak perlu di lanjutkan lagi." Kata Daniella, ketika Anthonio berkata padanya jika dia akan mengurusi Sana dan pria yang bersamanya. Dia mengatakan akan memberikan pembalasan yang setimpal untuk mereka. Daniella tidak ingin memperpanjang masalah lagi, dia berharap setelah kejadian ini maka Sana akan berhenti melakukan hal buruk. Anthonio mengiyakan tetapi dalam hatinya dia akan tetap membalaskan perbuatan Sana dan rekannya. Malam itu Anthonio membiarkan Daniella untuk istirahat, sementara dia duduk di sofa yang ada di depan kamar Daniella. Anthonio begitu sibuk, dia harus mengurus siapa model yang akan menggantikan Daniella dan dia juga harus menerima sumpah serapah dari Dion dan Fendy. Dia merutuk pelan, cinta yang dia miliki untuk perempuan itu membuatnya enggan untuk menjalankan rencana jahat yang sebelumnya telah mereka rencanakan. "Aku yakin Fendy sudah memberitahumu apa yang terjadi. Dan tentunya Sekretarisku sudah memberitahu kamu apa saja yang akan kamu dapa
Daniella meminta kepada Anthonio agar dia bisa tetap ikut syuting dan memohon pada pria itu untuk menghubungi Gavriel. Namun masih sama seperti malam tadi, Anthonio tidak mengijinkannya sama sekali. Anthonio berpindah ke ruangan lain di hotel mewah itu dan balik meminta pada Daniella agar perempuan itu mengikuti apa yang dia minta. Dia beralasan dia tak ingin ada hal buruk lagi yang menimpa Daniella. "Jika memang kau tidak mau aku berpartisipasi dalam syuting itu, biarkan aku menelpon Gavriel. Aku hanya ingin memberi kabar padanya." "Aku yang akan memberitahunya. Aku akan bilang padanya kalau kau baik-baik saja bersamaku." "Gavriel akan semakin cemas jika dia tau aku bersamamu. Dia akan memikirkan hal yang lain tentang kita berdua. Jadi aku mohon, biarkan aku menghubungi Gavriel." "Oh tidak bisa!" Gavriel melangkah maju. "Aku akan berkata jujur padamu Daniella. Aku senang jika Gavriel berpikir jauh tentang hubungan kita, aku senang saat dia cemburu dan cemas ketika kau dengank
Gavriel merasakan amarahnya membara. Dia kesal dan marah melihat keadaan Galle yang terluka, dia juga kesal karena dia tidak mengetahui keberadaan Daniella. Anthonio menginginkan Daniella, jelas dia akan membawa Daniella ke suatu tempat yang mungkin saja akan begitu sulit untuk menemukannya. Di hari pertama dia tiba di Jepang, dia langsung berkunjung ke lokasi Syuting Fendy, dia berusaha menemukan sedikit petunjuk keberadaan Daniella. Namun, berdasarkan hasil pemantauannya terlihat jika Fendy dan Allena pun tidak berkomunikasi sama sekali saat mereka sedang break syuting. "Apakah mereka berdua menyadari keberadaanku?" Gavriel bertanya-tanya, sambil merapikan topi dan masker yang dia pakai. Dia takut jika keberadaannya di ketahui. Gavriel mencoba menunggu dengan sabar sambil terus memperhatikan segala pergerakan Allena dan Fendy, hingga syuting Allena hari itu selesai. Setelah berpamitan dengan beberapa crew, Allena pergi bersama seorang asistennya dan Gavriel juga pergi darisan
"Jangan khawatir Daniella, aku tidak akan menyakitimu. Aku hanya akan membuatmu menjadi milikku, membuat jatuh cinta padaku dan membuatmu meninggalkan Gavriel." Dia menoleh sekilas ke arah Daniella yang duduk di sampingnya, wajah cantik perempuan itu membuatnya tergila-gila. Anthonio menebak reaksi yang di tunjukan oleh Daniella, terlihat jelas betapa menjijikannya pandangan yang di tunjukan Daniella, dia menunjukan rasa tidak sukanya dan mengatakan dengan tatapan matanya jika apa yang di inginkan Anthonio tak akan pernah terjadi. Dia tidak akan pernah mendapatkan Daniella karena perasaan Daniella hanya untuk Gavriel. "Jangan membawaku pergi seperti ini Anthonio. Apa yang kau lakukan saat ini hanya akan memperumit semuanya. Aku pastikan kau akan mendapatkan masalah besar jika Gavriel mengetahui keberadaanmu." Daniella mengalihkan pandangannya keluar jendela pesawat, menyaksikan langit biru hari itu. Anthonio dan Daniella sedang dalam perjalanan menuju ke Fukuoka, Anthonio sengaja me