Home / Romansa / DUNIAKU YANG HILANG / Part-24 Akhir Pesta Ulang Tahun

Share

Part-24 Akhir Pesta Ulang Tahun

Author: Anjani Putri
last update Last Updated: 2021-07-25 00:13:06

Bandara Tribhuvan Kathmandu-Nepali, Savana beruntung landing di pagi hari. 

Matahari bersinar cerah sehingga bisa menikmati pemandangan Pegunungan Himalaya yang menakjubkan, salah satu nilai jual Nepal. Rasanya penat perjalanan Milan-Nepal 12 jam terbayar sempurna. Pegunungan Himalaya memanjang hingga kurang lebih 2.400 km, mulai dari Nanga Parbat yang berada di sebelah barat hingga Namche Barwa di sebelah timur. Dengan lebar yang bervariasi antara 250-300 km, pegunungan ini terdiri dari 3 barisan pararel dengan ketinggian yang berbeda. Pegunungan ini muncul akibat adanya tumbukan antar lempeng tektonik sehingga menghasilkan deretan pegunungan tinggi non vulkanik. 

Di ketinggian sekitar 6.719 Mdpl, tepatnya di sisi sebelah barat terdapat Valley of Flowers, sebuah lembah yang sangat luas dengan pemandangan yang menawan. Hamparan bunga yang bermekaran berpadu dengan hijaunya dedaunan menjadi oase di tengah perjalanan yang melelahkan. The Kathmandu Valley yang berada di Nepal, di lokasi ini terdapat banyak situs warisan dunia dengan berbagai keindahannya. Namun dibalik pesona dan keindahan Gunung Himalaya yang sudah sangat mendunia, puncak Everest juga dijuluki sebagai tempat paling mematikan di dunia dimana terdapat jalur pendakian Death Zone di ketinggian 8.000 Mdpl. Di lokasi ini banyak jenazah pendaki yang dibiarkan begitu saja karena biaya untuk evakuasi sangatlah mahal. 

Beberapa penyebab kematian antara lain adalah hipotermia dan edema atau kelebihan cairan di paru-paru, hipoksia, suhu dingin yang terlalu ekstrem hingga badai salju dan gangguan kesehatan lainnya.

"Wow....is wonderful..." Hanny berdecak kagum.

"Sangat bagus Kak Hanny,  menyegarkan mata..."

Mobil yang menjemput membawanya ke Tiger Top Hotel Tharu Lodge di Chitwan, sepanjang perjalanan Savana dan Hanny menikmati pemandangan alam yang menakjubkan. Taman Nasional Chitwan yang terdaftar sebagai salah satu kawasan UNESCO World Heritage Site. Wangi udara hutan bercampur angin dan tanah basah seperti aroma terapi yang membawa ketenangan. Rasanya seperti melayang ke nirwana.

Pemandangan lembah-lembah sempit, tebing tinggi dengan sungai kehijauan membuat modernisasi pembangunan seperti tak ada gunanya. Buat apa modern jika kita tak lagi bisa melihat sungai bening, gunung dan lembah-lembah hijau. Kadang mobil melewati bebatuan yang terlihat longgar, dalam sekejap bisa longsor menimpa kendaraan di bawahnya. Savana kadang ngeri membayangkan. 

Sampai hotel Savana dan Hanny disambut di loby dengan welcome drink dengan para pelayan yang ramah. Edward menyambut keduanya dengan baju santai namun tak menghilangkan kesan eksklusifnya, jika tidak mengenal Thoriq mungkin Savana akan jatuh dalam pelukan pria flamboyan ini. Edward sangat perhatian dan memujanya, bersama Edward Savana selalu tertawa bahagia. Edward memberikan yang terbaik yang ada didunia ini, tak susah mencintai orang seperti Edward tapi Muhammad Thoriq Al-Farisi adalah Imam yang dicarinya.

"Hai honey, welcome to Nepali.." Edward memeluknya bergantian dengan Hanny Hananto sahabatnya.

"Terima kasih sudah mengundangku sejauh ini Edward..." bola mata Hanny berbinar.

"Edward, bagaimana kabarmu?" Savana menatap tersenyum.

"Alhamdulillah baik honey..."

"Alhamdulillah....?" Savana mengerutkan keningnya sambil tersenyum, merasa aneh Edward menyebut kata Alhamdulillah.

"Aku senang kalian datang, semoga kalian menyukai tempat ini..." 

Ketiganya terlibat obrolan seru, seorang pelayan mengantarkan Hanny ke kamarnya sementara Edward dan Savana masih berbincang.

"Begini caramu menghabiskan uangmu Sir Edward, sudah berapa hari kau tinggal disini..?"

"Aku tinggal disini karena ada bisnis, tak selalu menghabiskan uang percuma honey. Kau cantik sekali dengan busana biru ini.." Edward memujinya, mata birunya melirik cincin di jari manis Savana.

"Ada cincin baru menggantikan Emerald Colombiaku, apakah dia...?"

"Maafkan aku Ed..."

"Tidak apa-apa, asal kau bahagia bersamanya.." kata-kata Edward tersangkut dikerongkongannya, cinta selalu memberinya rasa sakit.

"Seperti apa dia, apa lebih hebat dariku...? Kenapa kau begitu mencintainya hingga tak ada tempat dihatimu untukku..?" Edward menghembuskan nafas panjang, ia tengah mengundang seorang gadis yang hatinya telah dimiliki oleh pria lain.

"Dia tidak sepertimu Edward, dia seorang yang konvensional tapi aku mencintainya. Edward jangan menungguku, pilihlah satu dari mereka yang mencintaimu..."

"Entahlah honey, tak usah kau pikirkan aku..." Edward menghembuskan nafas berat.

"Ada acara apa mengundangku dan Hanny ditempat yang indah ini Ed...?"

"Happy birthday honey..." Edward memeluknya hangat.

"Terima kasih Ed tapi ini berlebihan untukku, melibatkan big boss untuk ulang tahunku..."

"Kamu tak akan datang ke Nepal tanpa Hanny, kau pasti menolakku..."

"Edward ini kejutan yang membuatku benar-benar terkejut.." bola mata Savana membulat sempurna.

"Sudahlah, jangan pikirkan apapun nikmati saja sekarang, oke honey...? Yuk kuantar kekamarmu..."

Pesta ulang tahun Savana digelar disebuah ruangan dengan undangan terbatas namun tak menghilangkan kemeriahannya, setelah tiup lilin Edward, Hanny dan kolega Edward mengucapkàn selamat padanya. Savana terharu, betapa besar perhatian Edward padanya. Edward selalu ingin membuatnya bahagia, memberikan hadiah-hadiah mahal dan kejutan-kejutan yang membuat hatinya terharu. 

Menikmati makanan dan minuman khas hotel bintang lima, mereka makan sambil mengobrol. Teman-teman Edward sangat ramah, mereka ada diseluruh dunia. Edward adalah pebisnis muda yang sangat briliant, Savana harusnya bersyukur mengenal laki-laki seperti Edward. Kepala Savana mulai pusing, pandangannya mulai berkunang-kunang. Tangan kanannya memijit pelipisnya, mungkin kelelahan.

"Kamu kenapa honey...?" Edward menatap kawatir.

"Tidak apa-apa, hanya sedikit pusing."

"Mungkin kamu kecapean, yuk kuantar kekamarmu.."

"Aku tidak apa-apa Ed, biar Hanny yang mengantarku.." Savana masih memegangi pelipisnya sementara pandangannya kian kabur.

Hanny memapahnya menuju kamar dibantu Edward setelah itu Savana tak ingat apa-apa. Dalam mimpinya Savana bertemu Thoriq dan Ilham di Milan tapi wajah Thoriq tampak layu dan mempertanyakan dari mana saja Savana. Kenapa pergi tanpa pamit dan dengan siapa Savana pergi, pertanyaan yang membuat Savana sulit menjawab. 

......

Ketika terbangun badan Savana terasa pegal semua, serasa habis bekerja sangat keras ia menggeliat. Savana merasakan udara yang sangat dingin ditubuhnya namun ketika membuka mata ia terperanjat, Edward tidur disampingnya bahkan satu selimut. Savana melihat dirinya dibalik selimut, hanya menggunakan bra dan celana dalam. Ditariknya selimut dengan kasar untuk membungkus tubuhnya, Edward terbangun dengan hanya menggunakan celana boxer.

"Apa yang kau lakukan padaku...?!" teriak Savana marah, sepasang bola matanya membulat seakan ingin keluar dari kelopaknya.

"Aku tidak tahu, kenapa berada disini bersamamu.." Edward mengucek kedua matanya, bingung dengan apa yang terjadi. Edward berusaha mengingat apa yang terjadi namun tiba-tiba pipinya menerima tamparan yang begitu keras.

Plak!

"Dasar bajingan, kau memanfaatkanku, kau menghancurkan hidupku Edward..." Savana menangis, tak lagi bisa mengendalikan dirinya.

"Maafkan aku Honey tapi aku tak mungkin sanggup menghancurkan hidupmu..." Edward kebingungan dengan tangis dan kemarahan Savana.

"Tapi kau sudah melakukannya Edward, kau merenggut kehormatanku. Itu milik suamiku, bukan untukmu..." Savana sesengukan, dunianya seperti terbalik. Entah bagaimana ia bisa menatap wajah Thoriq setelah ini.

Edward kebingungan, tak tahu harus melakukan apa. Melihat keadaan Savana seperti itu ia ingin memeluknya, menghiburnya bahkan ingin memberikan nyawanya jika bisa tapi Savana pasti menolaknya. Savana tak benar-benar menginginkannya, posisinya hanya seoramg teman!

"Jangan mendekat, kau membungkus semua kecurangan dibalik pesta ulang tahunku. Aku menyesal pernah mengenalmu Edward..." Savana menyilangkan kedua tangannya didepan dadanya.

"Tidak honey, jangan menghukumku seperti ini..." Edward sedih, kata-kata Savana begitu tajam menghunus tepat di ulu hatinya. Tubuh Edward gemetar, langkahnya tertahan oleh rasa yang menyesakkan dada. 

Seingat Edward semalam ia mengantar Savana ke kamarnya bersama Hanny Hananto ketika dilihatnya gadis itu terlihat lelah dan waktu Edward menyentuh dahinya panas, sepertinya demam. Ketika dibaringkan ditempat tidur mulut Savana tampak meracau, menyebut satu nama terus menerus. Meski kesal namun Edward sempat menaruh kompres dikepala gadis itu sementara Hanny menghubungi tim medis hotel untuk menangani Savana. Setelah diberi injeksi dipunggung tangannya Savana tampak membaik, ternyata asam lambungnya naik. Edward sempat menunggu Savana membaik bersama Hanny dan ketika gadis itu tertidur dengan tenang Edward akan meninggalkan kamar Savana bersama Hanny tapi tiba-tiba kepalanya pusing dan badannya lemas sekali, setelah itu Edward tak tahu apa yang terjadi. Ketika Edward terbangun tiba- tiba dia mendapatkan tamparan yang begitu keras. Savana begitu marah dan tak mau mendengar penjelasannya. 

Apa yang terjadi semalam, kenapa dirinya bisa tidur satu selimut dengan Savana dan hanya menggunakan boxer sementara bajunya berserakan dilantai. Edward bingung dan ketakutan, takut sudah menghancurkan kehidupan gadis itu seperti tuduhannya tadi. Edward sudah biasa tidur dengan wanita sebelum ini tapi tak mungkin merenggut kehormatan Savana dalam keadaan tak berdaya, itu bukan sifatnya. Edward seorang pemenang bukan pecundang. Ia tak mungkin mengambil sesuatu tanpa ijin pemiliknya! 

.........

Savana duduk di balkon hotel, pemandangan indah dan menakjubkan pengunungan Himalaya tak lagi menarik perhatiannya. Matahari tampak terbit dibalik punggung perbukitan, sinarnya yang keemasan membuat semua areal sekitarnya berwarna keemasan. Ini hari kedua dirinya berada di Nepal, tepatnya Tiger Tops Tharu Lodge di Chitwan. Hotel hutan terbaik yang berada di Taman Nasional Chitwan-Nepali. Hari ini Thoriq datang ke Milan bersama Ilham dan tim nasyid-nya, Savana tidak bisa menemui bahkan sudah dua hari teleponnya tak bisa digunakan karena signal di Nepal sangat buruk. Mungkin Thoriq sudah bertanya-tanya kemana dirinya selama dua hari tidak menghubungi. Waktu berangkat ke Nepal tengah malam bersama big boss-nya tak sempat mengabari Thoriq namun Verga tahu dirinya ada dimana. 

"Maafkan Kakak, aku tak bisa menjaga diri..." Savana kembali meneteskan air mata mengingat pesan Thoriq saat di Bandara Soeta "Jaga dirimu untukku..."

Aku tak ingin hidup lagi Kakak, aku malu padamu pada Allah dan semua orang. Aku tak sanggup bertemu Kakak lagi, aku tak mungkin jadi istri Kakak. Seperti kata Umi dulu, aku tak pantas untuk Kakak. Seseorang mendorong pintu balkon, Edward menatap prihatin dengan nampan berisi sarapan.

"Kamu ditunggu Hanny di restaurant tapi tak muncul-muncul, aku dan Hanny menghawatirkanmu. Makanlah..." Edward menatap prihatin.

"Aku tidak lapar..." Savana menatap menerawang tak dilihatnya kehadiran Edward.

"Tapi kau harus menjaga kesehatan tubuhmu agar kondisimu pulih, mau kusuapi..." tawar Edward.

"Jangan mendekat, letakkan nampan itu dan segera keluar dari kamarku.." Savana mengusir Edward tanpa menoleh.

"Jangan begini honey, maafkan kesalahanku..." Edward serba salah.

"Buang maafmu kelaut saja karena apapun yang akan kamu lakukan tak akan bisa mengembalikan apa yang sudah kau renggut dariku...." air mata kembali menetes dipipinya, mimpi menikah dengan Thoriq tinggal selangkah lagi tapi mungkin mimpi tinggalah mimpi tak akan berubah jadi kenyataan.

"Tidak honey, aku tidak seperti tuduhanmu."

"Aku ingin pulang Edward..."

"Besok kamu dan Hanny akan pulang, sesuai jadwal."

"Tidak Edward, aku ingin pulang sekarang" kali ini Savana menatap Edward, wajah Edward tampak layu tak seperti biasanya. Ia terlihat terluka sama dengan dirinya tapi apa pedulinya...? Salah Edward, kenapa menghancurkan semuanya.

"Akan kuusahakan, aku akan mengantarmu ke Milan.."

"Tidak usah Edward, menjauhlah setelah ini dari kehidupanku selamanya..."

"Honey, tidakkah kita bisa tetap menjadi teman setelah ini..?"

"Aku tidak mau berteman denganmu Edward...." Savana menatap dingin.

"Bolehkah aku minta satu hal darimu..." Edward bicara ragu-ragu.

"Kau sudah mengambil semuanya dariku Edward. Masih pantaskah kau meminta lagi...?" Savana berbalik membelakanginya.

"Menikahlah denganku..." Edward masih berdiri menunggu tapi Savana tak mengatakan apapun.

Dada Edward kembang kempis, sesak rasanya. Ia telah membuat kesalahan besar terhadap Savana tetapi mengapa Edward merasa Savana hanya salah paham....? Setelah meletakkan nampan di meja teras Edward keluar kamar Savana. Menghembuskan nafas kasar dan bingung harus melakukan apa, kenapa saat dirinya mulai mengenal arti hidup tetapi mendapatkan hal yang sebaliknya...? Air mata menetes disudut matanya, meratapi kasih yang tak berbalas. Edward tak pernah tertolak oleh gadis manapun namun saat cinta menyapanya hanya penolakan yang didapatnya, pelan-pelan Edward menutup pintu hatinya. 

.......

Ada lima panggilan tak terjawab dari nomor yang tak dikenal oleh Verga. Mungkinkah Savana atau Hanny Hananto, sudah dua hari Verga kehilangan kontak dengan mereka. Mungkin signal buruk karena Nepal daerah pegunungan. Ponsel Verga kembali bergetar, dilihatnya layar, masih nomor yang sama....

"Halo...."

"Halo, apakah ini Manager Savana...?"

"Ya, Anda siapa..?" Verga mengerutkan keningnya.

"Saya calon suami Savana....?"

"Calon suami...?" Verga tambah tak paham. 

"Verga....namaku Thoriq, bisakah anda memberitahu sekarang Savana berada dimana..?"

"Savana ada urusan pekerjaan ke Nepal dengan big boss..."

"Nepal....?" Thoriq mengingat Edward, bukankah saat di bandara Savana mengatakan Edward berada di Nepal..? Sesuatu yang buruk berkelebat diotaknya namun Thoriq segera menepisnya, tak boleh suudzon.

"Kapan kembali ke Milan..?"

"Besok pagi."

"Baiklah Verga terima kasih bantuannya, selamat siang..." Thoriq menutup percakapannya dengan Verga.

Savana memiliki calon suami, kenapa tak pernah bilang....? Apa mungkin ini salah satu alasan kenapa Savana belum tanda tangan kontrak dua tahun di New York City...?

Savana tidur telentang di apartemennya, menatap langit-langit kamar seperti merasakan pertama kali datang ke apartemen ini setahun yang lalu. Merasa sendiri, sedih dan kesepian. Dulu ia langsung menelfon Mama dan curhat tentang rasa sepinya di Milan, sekarang ia tak berani curhat, tak tahu harus curhat pada siapa tentang kegundahan hatinya. Ia merasa sendiri dan tak seorangpun bisa menolong dirinya, ponselnya bergetar dilayar tertera nama Thoriq namun Savana membiarkan poñsel tersebut menjerit-jerit. Untuk apa aku harus menjawab teleponnya, aku tak pantas untuknya. Aku kotor dan ternoda tidak seperti Kakak yang bersih dan selalu menjaga diri.

Verga bilang Savana sudah berada di apartemennya tapi telepon Thoriq tetap tidak diangkat. Akhirnya Thoriq dan Ilham janji bertemu Verga untuk diantar ke apartement Savana di Be Mate Via Tivoli. Ilham menunggu di teras ketika Verga dan Thoriq masuk dan betapa terkejut keduanya ketika melihat keadaan gadis itu. Menggigil dibawah selimut dengan wajah pias dan bibir pucat, matanya melirik Thoriq sekilas kemudian terpejam, pingsan! Thoriq, Ilham dan Verga membawa Savana ke emergency room terdekat.

Savana merasakan aliran hangat ditangannya, sensasi itu pernah dirasakannya bertahun yang lalu, hanya Thoriq yang mampu memberikan sensasi hangat dialiran darahnya. Savana mengingat semuanya, kesadarannya telah pulih namun tak ingin membuka matanya. Savana tak ingin melihat tatapan Thoriq, ia malu.

"Humairoh...bangun, istighfar jangan putus berzikir...." suara Thoriq menggelitik telinganya, air matanya meleleh.

"Maafkan aku Kakak..." ingin kucium kaki Kakak untuk minta maaf tapi aku tak pantas dimaafkan.

"Hai....jangan menangis..." Thoriq menghapus air matanya dengan jari tangannya, wajahnya yang bersih tengah menatapnya teduh.

"Kakak maafkan aku yang tidak bisa bergabung dengan acara Kakak, aku.."

"Sudahlah, jangan berpikiran macam-macam yang penting kesembuhanmu.." Thoriq menghembuskan nafas berat, melihat gadisnya seperti ini berat meninggalkan Milan.

"Sayang, bagaimana kalau kita pulang saja ke Indonesia...?"

"Tinggal seminggu lagi kontrakku dengan Hanny Kakak..." air mata Savana kembali merembes dikedua matanya, terlihat Thoriq sangat menghawatirkannya padahal ia bukanlah gadis yang pantas dipikirkan lagi. Savana gagal menjaga dirinya, kini ia tak utuh lagi.

"Aku akan bicara dengan Hanny, mengganti sisa kontrakmu dengan uang jika mungkin..." rahang Thoriq menegang dengan sebelah tangan mengepal, ia ingin membawa Savana pulang.

"Kakak jangan terlalu khawatir, aku bisa mengatasi ini, percayalah..." 

"Kondisimu seperti ini, bagaimana bisa menjaga diri...?"

"Pasti ada jalan keluarnya Kakak..."

"Maaf, apakah kau bertemu dengannya di Nepal...?" sepasang mata Thoriq menatap tajam, lupa kalau Savana masih sakit.

"Aku kesana bersama Hanny Kakak, mereka ada bisnis bersama..." hati Savana sakit karena harus berbohong tapi ia tak punya cara lain. Thoriq menjaganya dengan baik selama dua tahun namun Edward menghancurkannya hingga tak bersisa! Rasanya Savana ingin pingsan sekali lagi agar terbebas dari kebohongan ini.

Thoriq masih menatapnya, sepasang sorot matanya yang teduh membuatnya kembali menemukan dunianya yang hilang. Savana selalu berharap bisa menikah dengan pemuda impiannya ini namun ketika saat itu sudah begitu dekat dalam genggamannya Savana malah tak berani berharap. Dirinya sudah menyimpan kebohongan besar, pernikahan macam apa yang dilandasi dengan kebohongan...? 

Related chapters

  • DUNIAKU YANG HILANG   Part-25 Pulang

    Menikah dengan Muhammad Thoriq adalah impian Savana sejak bertemu dengannya di Kairo. Meraihnya dengan perjuangan dan menggenggamnya dengan pengorbanan telah dilakukan tanpa henti. Thoriq layak mendapatkan semua itu karena penghormatannya terhadap Umi dan keberhasilan menjaga kehormatannya sebagai pemuda muslim. Mengingat semua ini Savana merasa kecil dan tak berharga, harusnya wanita itu lebih bisa menjaga diri dibanding laki-laki. Hanny Hananto menjenguknya dirumah sakit, wajahnya terlihat layu tak seperti biasanya. Ia seperti ikut larut dalam rasa sakit yang diderita modelnya, gadis Indonesia dengan sepasang bola mata bulat dan warna kulit coklat eksotik. Savana sangat berbeda, bekerja sama dengannya membuat bisnis batik tulisnya terus merangkak di grafik penjualan tertinggi selama setahun. Jika mungkin ingin dikontraknya Savana untuk produk batik tulisnya hingga lima tahun kedepan, namun untuk kontrak dua tahun yang di New York City saja belum ada respon. Banyak model la

    Last Updated : 2021-07-25
  • DUNIAKU YANG HILANG   Part-26 Preweding

    Persiapan pernikahan membuat orang seluruh rumah sibuk termasuk keluarga Thoriq, terlihat Mama dan Umi sangat bahagia. Mereka sering bertemu dan membahas masalah yang sama. Savanna menangis menyadari kebodohannya, bagaimana mungkin dirinya satu selimut dengan Edward pada malam itu...? Mengingat itu perutnya melilit dan kepalanya terasa berputar. Seseorang mengetuk pintu kamarnya, Thoriq!"Kakak..." Savanna terperanjat, seperti melihat mahluk lain ia langsung memegangi pelipisnya."Wajahmu pucat dan terkejut melihatku, kenapa?" Thoriq menatapnya dengan dahi berkerut."Ya sedikit pusing, mungkin kelelahan. Kakak ada perlu denganku?" pertanyaan konyol, kalau tidak perlu tentu saja tidak mengetuk pintu kamarnya. Savanna menghembuskan nafas panjang, terlihat berat."Tadinya mau fitting busana penganten tapi kalau masih sakit gak papa kok, masih bisa ditunda. Kamu istirahat saja" Thoriq tersenyum maklum meski hatinya terus bertanya-tanya, sejak pulang dar

    Last Updated : 2021-07-25
  • DUNIAKU YANG HILANG   Part-27 Hanya Namamu

    Savanna hanya menangis melihat keadaan Edward, lelaki gagah dan baik hati yang dikenalnya tidak terlihat lagi. Tubuhnya terbungkus perban dan dalam keadaan koma selama 10 hari.Senyum menggodanya mungkin tak akan dilihatnya lagi, Edward selalu ada untuknya juga saat dirinya dalam keadaan terpuruk ketika Thoriq membuangnya. Walaupun Savanna belum bisa melupakan kemarahannya atas kejadian di Tiger Top Nepal tapi sudah memaafkannya, tak ada gunanya menyimpan dendam karena dendam hanya membuat jiwanya sakit."Dia kehilangan semua ingatannya bahkan tak mengenal kedua orang tuanya, satu-satunya yang dia ingat hanya namamu. Savanna Halina Putri, dia sangat memujamu hingga ingatan tentangmu terbawa dialam bawah sadarnya..." Hanny Hananto menahan isak, ditatapnya Edward yang terbaring dengan pandangan sedih. Sahabat terbaiknya dimasa kuliah itu kini terbaring tak berdaya, betapa cepatnya waktu mengubah segalanya. Hanny mengingat dosanya saat di Tiger Top Nepal rasanya

    Last Updated : 2021-07-25
  • DUNIAKU YANG HILANG   Part-28 Impian Yang Kandas

    Menikah itu membuat ikatan dan janji bukan hanya dengan pasangan tapi juga dihadapan manusia dan Allah. Dan ketika melakukan pernikahan sesungguhnya kalian telah melaksanakan separuh dari agama Islam. Bagaimana mungkin Savanna sanggup meninggalkan Edward dan harapan keluarganya...? Sementara hari pernikahannya tinggal menghitung hari, seminggu bukan waktu yang panjang kini Savanna tak lagi bisa berlari. Dua kakinya seperti terikat oleh rantai yang berbeda!Rasanya ingin tidur lebih lama agar ketika bangun masalahnya selesai dan tak mengingat apa-apa tapi pikirannya tak mau diajak tidur. Membayangkan persiapan pernikahannya dengan Thoriq membuat air matanya merembes membasahi kedua pipinya, rasanya kepalanya seperti terbentur memikirkan itu. Jangankan untuk berkata, melihat tatapan Thoriq saja Savanna tak sanggup. Betapa Thoriq telah melakukan banyak hal untuk pernikahan ini, Savanna malu mengingat ini. Saat semua impiannya berada didepan mata ia terhalang oleh rasa yang tak d

    Last Updated : 2021-07-25
  • DUNIAKU YANG HILANG   Part-29 Ta'aruf

    Ilham menatap berkeliling, beberapa tukang menyelesaikan finishing rumah tinggal Thoriq. Pak Sardi tersenyum senang melihat gambar bestek yang tak berubah, sesuai desain nona Savanna.Beberapa komponen dasar interior sudah dipasang terutama untuk dapur dan kamar mandi. Meja dapur dilengkapi dengan wastafel dan keran sudah terpasang. Pada tahap akhir ini, pekerjaan interior dapur dapat dilanjutkan dengan pekerjaan yang berkaitan dengan perkayuan dan aksesorisnya seperti lemari dan kabinet. Serta berbagai detail interior yang diperlukan mulai dari lampu dan lampu hias, wallpaper dan lain sebagainya."Apa yang terjadi denganmu?" Ilham menatap sahabatnya, prihatin."Tidak apa-apa, aku hanya belum beruntung saja.""Dan menenggelamkan dirimu disini?" Ilham tersenyum sinis, tak dapat mengendalikan diri. Sejatinya ia hanya tak ingin melihat sahabatnya menderita tapi laki-laki dihadapannya ini terlalu keras kepala diperingati, mungkin kepalanya harus terbentur

    Last Updated : 2021-07-25
  • DUNIAKU YANG HILANG   Part-30 Edward dan Thoriq

    Ilham mondar-mandir diruang tamu, Edward menemuinya dan meminta tolong sebagai mediator pertemuannya dengan Thoriq. Tentu saja Ilham tak bisa menolak, ketika Edward menjadi mualaf dirinya adalah guru pembimbingnya bahkan ia menuntunnya hingga kini atas permintaan Savanna. Posisinya serba sulit, untungnya Thoriq tak pernah bertanya apa-apa. Ilham sungguh kagum akan kebesaran hati Thoriq, ia mengijinkan Ilham menjadi pembimbing Edward. Meski masih bingung Ilham mengabulkan permintaan Edward, dipanggilnya nomor Thoriq."Assalamualaikum, apakah kau sedang sibuk?" tanya Ilham basa-basi, bingung untuk memulai."Tidak, ada yang bisa dibantu Ilham?" Thoriq mengerutkan keningnya, aneh mendengar suara Ilham yang terdengar gugup."Seseorang datang kerumahku dan ingin bertemu denganmu, aku berharap kamu segera datang..." Ilham meminta sahabatnya untuk datang kerumahnya."Seseorang, bisakah kau sebutkan namanya?" Thoriq penasaran, tidak biasanya Ilham bermain ra

    Last Updated : 2021-07-25
  • DUNIAKU YANG HILANG   Part-1 Pertemuan

    Namanya Savanna Halinna Putri, model profesional yang yang awal karirnya dimulai dari kontes Elite Model Look Indonesia. Singgah di hampir semua kota dunia, New York City, Lost Angeles dan pusat mode dunia seperti Perancis, London, Milan. Senyum dan paras cantiknya menghiasi baner, sampul dan televisi diseluruh dunia. Status single, meski bangsawan Inggris Edward Ferguson bertekuk lutut padanya. Diantara gemuruh tepuk tangan dan musik di runway Savanna merasa sepi dan kosong. Sisi hatinya merindukan seseorang seperti bayang-bayang yang tak pernah tersentuh sampai suatu hari..... "Aku tak akan menerima bayaran dari acara itu, kamu jangan memanfaatkan namaku Alin..." Savanna mendengkus kesal. "Kehadiranmu akan mengundang para wartawan untuk meliput acara itu..." bujuk Alin. " Ini bukan peragaan busana Alin, tolong mengertilah..." "Aku tahu, apapun acaranya kamu tetap bintangnya. Menyantuni anak yatim itu penting, bukankah kau juga sering melakukannya...

    Last Updated : 2021-06-11
  • DUNIAKU YANG HILANG   Part-2 Edward Ferguson

    Paris Fashion Week adalah peragaan busana bergengsi di kota penuh romansa cinta, Marta Ika adalah desainer muda tanah air yang ikut meramaikan ajang bergengsi bersama lima model terkenal ibu kota. Rancangannya yang eksklusif memamerkan busana houte couture bertema budaya dayak dan kalimantan, warna lembut dan magic mendominasi hasil kreasinya. Indonesia adalah surga buat para kreator adi busana, keaneka-ragaman budayanya adalah inspirasi tiada akhir buat mereka yang kreativ.Houte Couture merupakan teknik pembuatan pakaian tingkat tinggi yang dibuat khusus untuk pemesannya, menggunakan bahan kualitas terbaik, teknik jahitan tingkat tinggi dan dihiasi detail yang dikerjakan dengan tangan hingga memerlukan waktu cukup lama dalam penyelesaiannya. Busana houte couture tidak memiliki "price tage" atau harga pasti. Tagihan terakhir dihitung meliputi setiap bahan yang dipakai dan lama pengerjaannya. Houte couture hanya milik bangsawan, kaum the have yang tidak perduli berapa biaya y

    Last Updated : 2021-06-11

Latest chapter

  • DUNIAKU YANG HILANG   Part-30 Edward dan Thoriq

    Ilham mondar-mandir diruang tamu, Edward menemuinya dan meminta tolong sebagai mediator pertemuannya dengan Thoriq. Tentu saja Ilham tak bisa menolak, ketika Edward menjadi mualaf dirinya adalah guru pembimbingnya bahkan ia menuntunnya hingga kini atas permintaan Savanna. Posisinya serba sulit, untungnya Thoriq tak pernah bertanya apa-apa. Ilham sungguh kagum akan kebesaran hati Thoriq, ia mengijinkan Ilham menjadi pembimbing Edward. Meski masih bingung Ilham mengabulkan permintaan Edward, dipanggilnya nomor Thoriq."Assalamualaikum, apakah kau sedang sibuk?" tanya Ilham basa-basi, bingung untuk memulai."Tidak, ada yang bisa dibantu Ilham?" Thoriq mengerutkan keningnya, aneh mendengar suara Ilham yang terdengar gugup."Seseorang datang kerumahku dan ingin bertemu denganmu, aku berharap kamu segera datang..." Ilham meminta sahabatnya untuk datang kerumahnya."Seseorang, bisakah kau sebutkan namanya?" Thoriq penasaran, tidak biasanya Ilham bermain ra

  • DUNIAKU YANG HILANG   Part-29 Ta'aruf

    Ilham menatap berkeliling, beberapa tukang menyelesaikan finishing rumah tinggal Thoriq. Pak Sardi tersenyum senang melihat gambar bestek yang tak berubah, sesuai desain nona Savanna.Beberapa komponen dasar interior sudah dipasang terutama untuk dapur dan kamar mandi. Meja dapur dilengkapi dengan wastafel dan keran sudah terpasang. Pada tahap akhir ini, pekerjaan interior dapur dapat dilanjutkan dengan pekerjaan yang berkaitan dengan perkayuan dan aksesorisnya seperti lemari dan kabinet. Serta berbagai detail interior yang diperlukan mulai dari lampu dan lampu hias, wallpaper dan lain sebagainya."Apa yang terjadi denganmu?" Ilham menatap sahabatnya, prihatin."Tidak apa-apa, aku hanya belum beruntung saja.""Dan menenggelamkan dirimu disini?" Ilham tersenyum sinis, tak dapat mengendalikan diri. Sejatinya ia hanya tak ingin melihat sahabatnya menderita tapi laki-laki dihadapannya ini terlalu keras kepala diperingati, mungkin kepalanya harus terbentur

  • DUNIAKU YANG HILANG   Part-28 Impian Yang Kandas

    Menikah itu membuat ikatan dan janji bukan hanya dengan pasangan tapi juga dihadapan manusia dan Allah. Dan ketika melakukan pernikahan sesungguhnya kalian telah melaksanakan separuh dari agama Islam. Bagaimana mungkin Savanna sanggup meninggalkan Edward dan harapan keluarganya...? Sementara hari pernikahannya tinggal menghitung hari, seminggu bukan waktu yang panjang kini Savanna tak lagi bisa berlari. Dua kakinya seperti terikat oleh rantai yang berbeda!Rasanya ingin tidur lebih lama agar ketika bangun masalahnya selesai dan tak mengingat apa-apa tapi pikirannya tak mau diajak tidur. Membayangkan persiapan pernikahannya dengan Thoriq membuat air matanya merembes membasahi kedua pipinya, rasanya kepalanya seperti terbentur memikirkan itu. Jangankan untuk berkata, melihat tatapan Thoriq saja Savanna tak sanggup. Betapa Thoriq telah melakukan banyak hal untuk pernikahan ini, Savanna malu mengingat ini. Saat semua impiannya berada didepan mata ia terhalang oleh rasa yang tak d

  • DUNIAKU YANG HILANG   Part-27 Hanya Namamu

    Savanna hanya menangis melihat keadaan Edward, lelaki gagah dan baik hati yang dikenalnya tidak terlihat lagi. Tubuhnya terbungkus perban dan dalam keadaan koma selama 10 hari.Senyum menggodanya mungkin tak akan dilihatnya lagi, Edward selalu ada untuknya juga saat dirinya dalam keadaan terpuruk ketika Thoriq membuangnya. Walaupun Savanna belum bisa melupakan kemarahannya atas kejadian di Tiger Top Nepal tapi sudah memaafkannya, tak ada gunanya menyimpan dendam karena dendam hanya membuat jiwanya sakit."Dia kehilangan semua ingatannya bahkan tak mengenal kedua orang tuanya, satu-satunya yang dia ingat hanya namamu. Savanna Halina Putri, dia sangat memujamu hingga ingatan tentangmu terbawa dialam bawah sadarnya..." Hanny Hananto menahan isak, ditatapnya Edward yang terbaring dengan pandangan sedih. Sahabat terbaiknya dimasa kuliah itu kini terbaring tak berdaya, betapa cepatnya waktu mengubah segalanya. Hanny mengingat dosanya saat di Tiger Top Nepal rasanya

  • DUNIAKU YANG HILANG   Part-26 Preweding

    Persiapan pernikahan membuat orang seluruh rumah sibuk termasuk keluarga Thoriq, terlihat Mama dan Umi sangat bahagia. Mereka sering bertemu dan membahas masalah yang sama. Savanna menangis menyadari kebodohannya, bagaimana mungkin dirinya satu selimut dengan Edward pada malam itu...? Mengingat itu perutnya melilit dan kepalanya terasa berputar. Seseorang mengetuk pintu kamarnya, Thoriq!"Kakak..." Savanna terperanjat, seperti melihat mahluk lain ia langsung memegangi pelipisnya."Wajahmu pucat dan terkejut melihatku, kenapa?" Thoriq menatapnya dengan dahi berkerut."Ya sedikit pusing, mungkin kelelahan. Kakak ada perlu denganku?" pertanyaan konyol, kalau tidak perlu tentu saja tidak mengetuk pintu kamarnya. Savanna menghembuskan nafas panjang, terlihat berat."Tadinya mau fitting busana penganten tapi kalau masih sakit gak papa kok, masih bisa ditunda. Kamu istirahat saja" Thoriq tersenyum maklum meski hatinya terus bertanya-tanya, sejak pulang dar

  • DUNIAKU YANG HILANG   Part-25 Pulang

    Menikah dengan Muhammad Thoriq adalah impian Savana sejak bertemu dengannya di Kairo. Meraihnya dengan perjuangan dan menggenggamnya dengan pengorbanan telah dilakukan tanpa henti. Thoriq layak mendapatkan semua itu karena penghormatannya terhadap Umi dan keberhasilan menjaga kehormatannya sebagai pemuda muslim. Mengingat semua ini Savana merasa kecil dan tak berharga, harusnya wanita itu lebih bisa menjaga diri dibanding laki-laki. Hanny Hananto menjenguknya dirumah sakit, wajahnya terlihat layu tak seperti biasanya. Ia seperti ikut larut dalam rasa sakit yang diderita modelnya, gadis Indonesia dengan sepasang bola mata bulat dan warna kulit coklat eksotik. Savana sangat berbeda, bekerja sama dengannya membuat bisnis batik tulisnya terus merangkak di grafik penjualan tertinggi selama setahun. Jika mungkin ingin dikontraknya Savana untuk produk batik tulisnya hingga lima tahun kedepan, namun untuk kontrak dua tahun yang di New York City saja belum ada respon. Banyak model la

  • DUNIAKU YANG HILANG   Part-24 Akhir Pesta Ulang Tahun

    Bandara Tribhuvan Kathmandu-Nepali, Savana beruntung landing di pagi hari.Matahari bersinar cerah sehingga bisa menikmati pemandangan Pegunungan Himalaya yang menakjubkan, salah satu nilai jual Nepal. Rasanya penat perjalanan Milan-Nepal 12 jam terbayar sempurna. Pegunungan Himalaya memanjang hingga kurang lebih 2.400 km, mulai dari Nanga Parbat yang berada di sebelah barat hingga Namche Barwa di sebelah timur. Dengan lebar yang bervariasi antara 250-300 km, pegunungan ini terdiri dari 3 barisan pararel dengan ketinggian yang berbeda. Pegunungan ini muncul akibat adanya tumbukan antar lempeng tektonik sehingga menghasilkan deretan pegunungan tinggi non vulkanik. Di ketinggian sekitar 6.719 Mdpl, tepatnya di sisi sebelah barat terdapat Valley of Flowers, sebuah lembah yang sangat luas dengan pemandangan yang menawan. Hamparan bunga yang bermekaran berpadu dengan hijaunya dedaunan menjadi oase di tengah perjalanan yang melelahkan. The Kathmandu Valley yang bera

  • DUNIAKU YANG HILANG   Part-23 Negeri Diatas Awan

    Nepal Wonders of the World, Nepal adalah keajaiban dunia. Hanya mempunyai luas wilayah 0,1% di bumi tetapi memiliki keaneka ragaman hayati yang terkaya di dunia. Nepal dilaporkan memiliki daratan berumput tertinggi di dunia, yang berada di Chitwan. Mempunyai 5980 spesies tanaman bunga yang mencakup 2,4% dari total tanaman bunga di dunia, lebih dari 360 spesies anggrek dan 250 spesies tanaman bunga endemik di Nepal tidak bisa ditemukan di tempat lain. Nepal mengisi imaji mereka yang mencari makna hidup dan bertualang. Nepal adalah Kathmandu, dan Kathmandu adalah Thamel. Thamel sebuah jantung kota yang berdetak kencang, memompa darah kota ini dengan kerlap-kerlip bintang di langit malam. Keindahan dan misterinya menyatu dalam kebudayaan dan cara hidup penduduk Nepal. Edward menatap langit malam, Nepal membuatnya takjub. Kerasnya dunia bisnis tak terasa oleh keindahan alam Nepal. Diusianya yang ke-30 tahun Edward sudah mendapatkan apapun yang diinginkan oleh separuh populasi la

  • DUNIAKU YANG HILANG   Part-22 Rumahmu-Istanahku

    Rumah bukan hanya sebuah bangunan untuk ditinggali bersama tapi sebuah tempat untuk setiap orangmemiliki alasan untuk pulang, merangkai kisah dan menulis dengan tinta emas kehidupan dari awal hingga maut menjemput pada batas waktu yang telah ditentukan. "Jadi ini rumah Muhammad Thoriq...?" hati Savanna bergetar ketika memasuki gerbang rumah besar kekasihnya. Selama dua tahun mengenal belum pernah Savanna diajak kerumahnya tapi kini ia menerima undangan langsung dari pemilik rumah, Umi Azizah. Rumah menunjukkan pribadi penghuninya, rumah ini adalah perpaduan gaya Arabian dan Tropis. Halaman luas dengan tiang-tiang bangunan yang tinggi dan kokoh, sebagian temboknya dari bata expose dan lempeng batu kali, terkesan unik khas rumah tropis. Jendela dan pintunya besar-besar dengan cat berlapis gold khas Arab dan bernuansa islami. Tamannya luas, asri dengan rumput hijau dan beberapa pohon buah seperti mangga Mahatir yang berbuah besar, belimbing dewi dan jamb

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status