Home / Romansa / DUNIAKU YANG HILANG / Part-2 Edward Ferguson

Share

Part-2 Edward Ferguson

Author: Anjani Putri
last update Last Updated: 2021-06-11 21:54:41

Paris Fashion Week adalah peragaan busana bergengsi di kota penuh romansa cinta, Marta Ika adalah desainer muda tanah air yang ikut meramaikan ajang bergengsi bersama lima model terkenal ibu kota. Rancangannya yang eksklusif memamerkan busana houte couture bertema budaya dayak dan kalimantan, warna lembut dan magic mendominasi hasil kreasinya. Indonesia adalah surga buat para kreator adi busana, keaneka-ragaman budayanya adalah inspirasi tiada akhir buat mereka yang kreativ.

Houte Couture merupakan teknik pembuatan pakaian tingkat tinggi yang dibuat khusus untuk pemesannya, menggunakan bahan kualitas terbaik, teknik jahitan tingkat tinggi dan dihiasi detail yang dikerjakan dengan tangan hingga memerlukan waktu cukup lama dalam penyelesaiannya. Busana houte couture tidak memiliki "price tage" atau harga pasti. Tagihan terakhir dihitung meliputi setiap bahan yang dipakai dan lama pengerjaannya. Houte couture hanya milik bangsawan, kaum the have yang tidak perduli berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk sebuah penampilan eksklusif bahkan untuk sebuah gengsi! Busana houte couture mencerminkan status sosial pemakainya. 

Disebuah ruangan Savanna dan Alin melihat gaun-gaun mewah itu tergantung dilemari kaca. Savanna tak berhenti berdecak kagum, busana kreasi tangan-tangan terampil. Ia merasa beruntung berkesempatan memoeragajan busana istimewa itu.

"Dua busana ini yang akan kau pakai di catwalk....tunjuk Alin, asisten Marta Ika mengangguk hormat melihat keduanya.

"Lin, gaun ini dadanya terlalu rendah dan transparan. Hampir separuh tubuhku terawang, aku belum pernah memperagakan busana sevulgar ini. Bisakah ditukar dengan yang lain...?" bisik Savanna.

"Sejak kapan kamu mempersoalkan busana yang akan kau pakai di catwalk, apalagi di Paris...?" Alin mengerutkan keningnya.

"Kamu lupa, aku sudah menjadi brand ambassador busana muslim Kanaya...?"   jangan pernah memperagakan baju muslim jika masih memperagakan underwear!

Alin menggaruk kepalanya, merasa kali ini kurang jeli. Tapi apa boleh buat, nasi sudah menjadi bubur.  Sudah berada di Paris, ia tak mungkin membatalkan kontrak dengan desainer Marta Ika.

"Siap-siap dibantai para netizen sesampai di tanah air" Savanna menghembuskan nafas berat.

"Berapa wartawan mode yang ikut sekarang?"

"Lima."

"Aku akan menemuinya, agar mereka tidak membuat liputan yang terlalu seksi untukmu" Alin mulai galau.

"Bagaimana dengan paparazi Paris, kau tidak bisa mengendalikannya Alin...?" Savanna mengingatkan.

"Baiklah masih ada Lucy, Luna dan Amira sebagai model. Aku akan negosiasi dengan Marta Ika, doakan berhasil ya..." Alin optimis, tak ada yang tak bisa di negosiasikan.

"Good luck managerku..." Savanna tersenyum ragu.

Peragaan busana Paris Houte Couture selalu ditunggu oleh para pencintanya, kaum jetset dan selebritis dunia. Berlokasi di grand palaise Paris, sang Creative Director tak pernah membuat tampilan panggung yang sama. Kali ini ia berhasil menyulap sebuah musium menjadi ruang pamer dengan ide yang brilian. 

"Aku berhasil negosiasi dengan Lucy dan Amira tetapi gadis itu menyerahkan keputusannya pada Marta Ika...." wajah Alin lesu, ia tahu bagaimana kerja Marta Ika. Setiap baju hanya didesain untuk satu model tidak bisa ditukar dengan model lain karena akan merusak desain dan cita rasa busana.

"Melihat wajahmu yang lesu sepertinya kau tidak berhasil nego dengan Marta Ika..." tebak Savanna.

"Busana itu hanya untukmu, kurang cocok dipakai oleh model lain katanya" Alin menggaruk kepalanya.

"Alin, kita siap-siap menerima komplain Kanaya...." Savanna dan Alin menarik nafas panjang bersamaan, belum pernah keduanya seresah ini.

"Kanaya mungkin bisa dinego tapi para konsumen baju muslim itu pasti mencibirmu, bodohnya aku...." Alin memegangi pelipisnya.

"Sudah terjadi...." Savanna mengangkat bahu, galau.

Tema autum dengan daun-daun maple warna-warni yang sesekali gugur membuat suasana mewah dan magic. Kursi undangan penuh terisi, mereka serempak berdiri ketika model pertama menuju panggung. Savana, Amira dan Lucy keluar panggung beriringan, suara tepuk tangan menggema memenuhi runway. Mereka tak berhenti berdecak, mengagumi sebuah mahakarya indah dengan sentuhan etnik.

Savanna melenggang dengan busana mewah di runway, busana houte couture yang transparan melekat ditubuhnya begitu indah dan memperlihatkan sebagian anggota tubuh indahnya, renda dan manik-manik yang menjutai membuatnya harus berhati-hati melenggok di catwalk agar kejadian di New York Fashion Week tak terulang, terpeleset heels saat putar balik. Untuk pertama kalinya ia merasa tak nyaman dengan busana yang dipakainya, entah karena kontraknya dengan desainer Kanaya atau karena sepasang mata teduh sang Qori......?

Suasana catwalk menjadi dramatis ketika layar yang ada di langit-langit venue menampilkan visual musim gugur dengan bunga warna-warni yang sesekali jatuh di kepala para model chanel yang tengah berada di runway. 

Marta Ika tersenyum gembira saat menerima kalungan bunga penghormatan, bola matanya berbinar atas kesuksesannya malam ini. Dia berterima kasih dengan para model dan semua kru yang bekerja sama dengannya.

*****

Berada di kamar hotel Savanna segera melepas high heels dan atributnya. Setelah berganti baju santai  ia merebahkan tubuhnya, baru saja matanya teropejam ketika  mendengar suara ketukan pintu kamarnya. Dengan malas ia bangun dari tidurnya.

"Alin, please...aku harus istirahat.." tolak Savanna kembali menutup pintu namun sebelah kaki Alin mengganjal pintu itu.

"Sav, coba kau lihat apa yang kubawa. Hadiah dari Mr. Edward Ferguson pengagum-mu, dia sudah menunggumu di lobi" Alin tersenyum, nyengir kuda melihat sepasang bola mata modelnya yang meredup.

" Alin, kau sudah tahu jawabanku. Kamu aja yang menemuinya, kan kamu yang menerima bunganya" tolak Savanna.

"Ayolah dear, sesekali berpesta dan bertemu orang-orang penting tak ada salahnya. Tanpa penggemar kau bukan apa-apa lo, jangan kecewakan orang yang sudah datang menunggumu" seperti biasa, Alin sulit ditolak.

"Alin, mungkin aku mau bertemu penggemarku tetapi bukan Mr. Edward!" tegas Savanna.

"Dear, àpa kurangnya Mr.Edward. Dia sangat tampan, bersih dan berasal dari bangsawan Inggris. Kau mengabaikan permata mahal dunia, ayolah...." Alin memohon, saat seperti itu Alin selalu memanggilnya "dear".

"Aku sudah pernah bersamanya Alin dan aku tak tahan oleh tangannya yang kreativ..." Savanna mengalihkan tatapannya, kesal selalu berdebat dengan Alin.

Diantara gemerlap dunia model, ada beberapa hal yang tak ia suka. Pesta dan lelaki hidung belang! Dengan uangnya mereka menganggap model hanyalah manequin yang bisa dibeli dan dijamah sesukanya!

"Lucy dan Amira, apakah sudah kau tawari..?"

"Mr. Edward hanya ingin bertemu denganmu dear..." Alin tak putus asa.

"Kau selalu memaksaku Alin. Baiklah, aku akan menemui Mr. Edward tapi kamu jangan beranjak satu centipun dari sisiku, deal...?" Savanna nyengir kuda, membuat Alin melongo dengan kesepakatan itu.

"Aku tidak janji, aku hanya kambing congek melihat orang pacaran" Alin membuang mukanya, kesal merasa dikerjai modelnya.

"Ayolah, sesekali turuti keinginan modelmu ini. Deal....?" Savanna mengulurkan tangan pada Alin, bukanya menyambut Alin malah memukul tangannya gemas.

"Mr. Edward tidak mengharapkan kehadiranku dear, dia hanya butuh dirimu..." wajah Alin tampak ragu.

"Please Alin, itu persetujuannya jika kamu mau aku bertemu dengannya. Jika tidak setuju aku akan melanjutkan tidurku" Savanna menjawab tak acuh, dalam hati terbahak melihat muka Alin yang ditekuk. "Rasain Lu, siapa suruh suka maksa orang" rutuknya dalam hati.

"Baiklah...." Alin menyerah.

Keduanya akhirnya menemui Mr.Edward di loby. Pertama melihat Alin, Mr. Edward agak terkejut, tapi selanjutnya mereka terlibat perbincangan hangat di restaurant hotel. Tak berapa lama Lucy, Amira dan Luna bergabung membuat suasana semakin hangat.

" Mana ibu Marta, setelah turun panggung aku tak melihatnya..." Lucy bertanya pada Alin.

" Lagi kebanjiran order busana, kulihat Shinta marketingnya sibuk sekali."

"Mr. Edward, bolehkah kapan-kapan kami berkunjung ke rumah anda" Luna menatap penuh harap.

"Dengan senang hati Miss Luna, jangan lupa ajak Savanna" Edward mengedipkan sebelah matanya pada Savanna.

"Sav, dia tergila-gila padamu, kapan lagi dapat gebetan bangsawan inggris gini. Kesempatan tidak datang dua kali lo, andai dia mau sama gue" bisik Lucy sambil cengar-cengir."

"Savanna masih menunggu pangeran impiannya datang kedunia nyata..." sindir Alin.

"Apa...?" bola mata Amira membesar.

"Alin, jangan mulai lagi..." Savanna menatap malas.

"Baiklah...." Alin mengalah.

"Ternyata negeri dongeng masih ada di abad ini...." sambung Lucy mengikuti jejak Alin.

"Eh...netizen dilarang nyinyir ya" jawab Savanna tersenyum.

Di restaurant ini tortilanya sangat enak dan spesial, roti pipih tanpa ragi yang terbuat dari jagung giling pilihan ini memiliki rasa khas dan memanjakan lidah dengan saus mexico-nya yang pedas, membuat mata yang tadinya sayu menjadi melek, dipadu dengan sayuran, paprika, jalapeno dan daging giling pilihan. Alin dan Luna sudah mendesis kepedasan sejak pertama makan namun anehnya menambah satu lagi.

" Savanna, apakah besok kita masih bisa bertemu? Aku ingin mengajakmu keliling Paris. Makan di Le Pre Catelan atau di bristol, menu caviarnya sangat enak" tawar Mr. Edward.

"Terima kasih tapi besok kami menuju Kairo-Mesir Edward, KBRI mengundang kami pameran budaya Indonesia disana..."

"Tak mengapa, aku bisa datang ke Kairo atau ke Antartika jika kau ijinkan nona...." canda Edward.

"Aku tidak bisa janji Mr. Edward, bahkan sampai bulan depan jadwalku padat" Savanna melihat Alin, memberi kode agar bisa menolongnya terlepas dari bangsawan Inggris ini.

"Jika kamu menginginkan liburan aku sanggup mengganti pembayaran show-mu nona, tinggal sebutkan nilainya dan tinggal sebutkan ujung dunia mana yang akan kau kunjungi bersamaku..." tawar Edward.

Edward kaya sejak kecil, bahkan diumurnya yang ke dua belas ia sudah keliling dunia. Kesenangan, makanan paling enak, tempat paling indah dan mewah bahkan gadis-gadis cantik yang datang silih berganti tanpa ia mengundangnya. Mereka menawarkan diri untuk berkencan bahkan dengan sukarela menyerahkan tubuhnya. Tapi gadis didepannya ini tak terpikat olehnya. Dia begitu tenang, tak acuh dan tak menginginkannya. Padahal Edward bisa memberikan dunia untuknya.

"Wow....amazing" bola mata Lucy membulat.

"Sayang tidak ada tawaran untuk kita..." Alin, Amira, Luna dan Lucy mengangkat bahu.

Ketika Savanna akan pamit Mr. Edward memegang lengannya, Savanna masih berdiri ketika tiba-tiba Mr.Edward berlutut didepannya dengan satu kaki sementara kaki yang satunya menyangga tubuhnya, tangan kanannya mengeluarkan sebuah kotak mungil berwarna merah dari saku jasnya. Ketika lelaki itu membuka kotak merah, Savanna, Alin dan Lucy silau oleh cahayanya. Cincin putih bertahtakan berlian, aliran darah Savanna sekejab seperti berhenti. Sibuk berpikir, bagaimana cara menolak tanpa membuat Edward kecewa. Savanna tak mau terikat oleh apapun dan siapapun, ia masih ingin terbang tinggi seperti elang, mengepakkan sayap dan terbang bebas diatas cakrawala.

"Maukah menikah denganku...?" tatap Edward penuh harap."

"Edward....tidak sekarang, beri aku waktu..." Savanna memohon, ia paling tidak bisa mengecewakan orang.

"Beri aku waktu..." ditariknya tangan Edward agar lelaki itu berdiri.

"Tapi ini untukmu...." Edward menaruh kotak merah itu dalam genggamannya.

"Jangan Edward....jangan beri apa-apa lagi.." Savanna menghembuskan nafas panjang, bingung harus berkata apa. Edward sudah memberinya begitu banyak sementara dirinya tak mampu menjanjikan apapun.

"Aku khusus membeli ini untukmu, apapun yang terjadi terimalah....." Edward kembali menggenggam tangannya.

"Kita banyak perbedaan Edward, aku tidak bisa tinggal di Inggris..."

"Aku akan tinggal di Indonesia."

"Kita tidak seagama..."

"Aku akan ikut agamamu."

Savanna mati kutu, tak ada yang bisa dikatakannya lagi. Edward memberikan hatinya tanpa syarat, meski tahu Savana tidak mencintainya. 

Alin, Luna, Amira dan Lucy terdiam, terpana melihat pemandangan dihadapannya. Edward begitu baik dan romantis tapi Savanna menolaknya. Bangsawan Inggris yang tampan dan tajir itu hanya tersenyum,  bodohnya Savanna!

******

Bayangan Muhammad Thoriq Al-Farisi memenuhi benaknya. Pemuda penghapal Al-Quran Nur Karim, pemuda pembuka pintu surga kata bu Rasti, indahnya kata-kata itu. Savanna menarik nafas berat, bagaimana mungkin ia menyukai seseorang yang bahkan tak mengenal namanya....? Savanna membandingkan Sir Edward dengan Muhammad Thoriq, perbedaannya bagai bumi dan langit tapi ia tak mampu menghilangkan tatapan mata itu dari ingatannya. Tatapan yang hanya sekejap karena pemiliknya segera berpaling karena tak mau berlama-lama memandang wanita.

"Dear, ada baiknya kamu membuka hatimu..." Alin membuka pembicaraan melihat Savanna melamun.

"Untuk Edward....?" kening Savanna berkerut, cincin itu masih tergeletak di meja kecil dekat lampu tidur. Cincin yang sangat cantik dan mewah, tentunya berharga mahal. Memperlihatkan seberapa besar kekayaan pemberinya.

"Untuk seseorang yang menyukaimu, jangan berhenti jadi manusia...." kritik Alin.

"Maksudmu...?" 

"Selama jadi managermu aku belum pernah melihatmu dekat dengan lawan jenismu, apakah kau normal ...?" Alin bertanya hati-hati, Savanna malah terbahak.

"Tentu saja normal, aku hanya tak mau membuang waktu sia-sia dimasa mudaku. Tahukah Lin, aku menghabiskan masa sekolahku di Al Azhar dari SD hingga SMP, disana berkalwat dengan lawan jenis itu tabu karena yang ketiga adalah setan...."

"Tapi sekarang kau hidup didunia model dear, bukan di pesantren...." bantah Alin.

"Apa salahnya tidak memiliki kekasih Alin..? Aku hanya ingin menjaga kehormatan yang suatu saat kupersembahkan pada pemiliknya, suamiku."

"Hebat, kau sangat berbeda dear. Di dunia hingar-bingar para model kukira hanya kau satu-satunya yang memiliki prinsip seperti itu" jika tadinya Alin kagum pada modelnya, hari ini ia menaruh hormat. Di era milenial ini masih ada seorang gadis yang menjaga kesuciannya untuk suaminya kelak. Alin hanya mampu menggelengkan kepalanya, tak paham!

"Model adalah pekerjaan sedangkan menjaga kesucian adalah prinsip hidup, aku ingin menjaga keduanya Alin."

"Apakah kau pernah jatuh cinta Sav..?"

"Ya, bahkan sekarang aku sedang patah hati" Savanna menerawang, wajah blasteran Indonesia- Arab Muhammad Thoriq Al-Farisi kembali hadir, suaranya yang penuh dinamika ketika membaca Al-Quran dan sepasang tatapannya yang teduh. Mungkinkah dapat bertemu lagi...?

"Siapa pemuda beruntung itu?" Alin penasaran.

"Kau pasti sudah bisa menebaknya..." Savanna tersenyum penuh misteri.

"Jangan katakan Qori itu..." Alin menutup mukanya dengan telapak tangan.

" Ya, dia!" Savanna menatap serius.

"Apa....?" Alin terlonjak dari tempat duduknya, tiba-tiba saja kepalanya pening!

******

Related chapters

  • DUNIAKU YANG HILANG   Part-3 Mesir Kota Impian

    Mesir adalah eksotisme yang menyimpan sejarah keabadian masa lalu dan masa kini. Sungai nil memiliki kisah tentang kekafiran seorang raja dan ketaatan seorang nabi hingga tanda-tanda akhir zaman. Kairo adalah kota yang menuliskan tinta emas kecerdasan umat islam saat bangsa lain masih bergelut dengan tahayul dan kurafat lewat Universitas Al Azhar yang tegak hingga kini, bukti tak terbantahkan dari kejayaan gemilang pendidikan islam. Mesir, setiap jengkal tanahnya menyimpan peristiwa dan sejarahnya sendiri. "Disinilah aku, Muhammad Thoriq Alfarisi, mahasiswa S2 semester terakhir dari Universitas tertua di dunia, Al Azhar Kairo!""Astagfirullahaladzim..." Thoriq terbangun dari tidurnya dengan peluh membasahi dahinya.Sudah tiga kali ini gadis itu hadir dalam mimpinya sejak Thoriq menjadi mahasiswa di Al.Azhar Cairo. Ada debar didadanya, romantisme yang hadir dari sebuah dimensi yang sangat jauh. Tak tersentuh namun terhubung lewat rasa. Sepasang bola matanya yang coklat

    Last Updated : 2021-06-11
  • DUNIAKU YANG HILANG   Part-4 Houte Couture Trouble

    Angin pancaroba begitu kering, daun-daun menguning lalu berguguran satu persatu kebumi. Savanna membuka filtrase, menatap dedaunan yang digoyangkan angin. Bergerak bebas, mengikuti irama alami semesta.Alin memegang pelipisnya dengan nafas seperti pemburu, mondar-mandir dan tak bisa duduk tenang sementara Savanna duduk dikursinya dengan menggigit jempolnya. Ditutupnya layar ponsel dengan gelisah."Tamat riwayat kita Sav, hampir semua majalah mode ibu kota memuat foto peragaanmu di Paris dan dikaitkan dengan brand ambassador-mu di Kanaya Colection" Alin mondar-mandir di ruangan seperti orang hilang akal, membuat suasana menghangat meski AC menyala sempurna."Kanaya sudah menelfonku Alin..." Savanna tertular kepanikan Alin."Apa yang di katakannya...?" wajah Alin kusut masai."Kanaya itu santun tapi tegas Alin, lebih baik kita menemuinya dan mengaku salah aja..." saran Savanna."Jika dia menuntut dan melaporkan kita wanprestasi bisa kacau semuan

    Last Updated : 2021-06-11
  • DUNIAKU YANG HILANG   Part-5 Me and Mom

    Mama, Savanna memeluk wanita itu erat, mencium tangan dan kedua pipinya lembut. Wanita ini menunggu kepulangannya dan selalu menunggu tanpa kenal lelah! Mungkin ia sering melupakannya, membuat jantungnya berdetak lebih cepat karena masalahnya namun cintanya tetap sempurna meski tak terbalas sepadan dengan pengorbanannya. Mama adalah nafas kehidupannya, dia telah memberikan hidupnya hingga hari ini. Semua kerja kerasnya bahkan darah dan air matanya telah mengantarkannya dari seorang model amatir hingga menjadi model profesional seperti sekarang. Dunia gemerlap bertabur warna-warni bunga, separuh mimpinya telah diraih di profesi ini meski separuhnya lagi lenyap terkubur waktu. Kehidupan seperti dua sisi mata uang, satu dan lainnya memiliki perbedaan yang kontras.Dulu tiap jam 06.30 Mama mengantarnya sekolah di Al Azhar 40 dan menjemputnya pada jam 16.30, sekolah full day. Pulang sekolah mandi, sholat maghrib, makan malam, sholat isya berjamaah, tadarus Al Quran terakhir tidur.

    Last Updated : 2021-06-11
  • DUNIAKU YANG HILANG   Part-5 Me and Mom

    Mama, Savanna memeluk wanita itu erat, mencium tangan dan kedua pipinya lembut. Wanita ini menunggu kepulangannya dan selalu menunggu tanpa kenal lelah! Mungkin ia sering melupakannya, membuat jantungnya berdetak lebih cepat karena masalahnya namun cintanya tetap sempurna meski tak terbalas sepadan dengan pengorbanannya. Mama adalah nafas kehidupannya, dia telah memberikan hidupnya hingga hari ini. Semua kerja kerasnya bahkan darah dan air matanya telah mengantarkannya dari seorang model amatir hingga menjadi model profesional seperti sekarang. Dunia gemerlap bertabur warna-warni bunga, separuh mimpinya telah diraih di profesi ini meski separuhnya lagi lenyap terkubur waktu. Kehidupan seperti dua sisi mata uang, satu dan lainnya memiliki perbedaan yang kontras.Dulu tiap jam 06.30 Mama mengantarnya sekolah di Al Azhar 40 dan menjemputnya pada jam 16.30, sekolah full day. Pulang sekolah mandi, sholat maghrib, makan malam, sholat isya berjamaah, tadarus Al Quran terakhir tidur.

    Last Updated : 2021-06-11
  • DUNIAKU YANG HILANG   Part-6 Hari Yang Cerah

    Alin menghampiri Savanna dengan senyum lebar, memeluk dengan gembira seperti seseorang yang baru mendapatkan hadiah kemenangan. Savanna menyambutnya dengan suka cita walau belum tahu pasti apa yang membuat wanita itu begitu gembira hari ini."Sav, apakah kau sudah mendapatkan telepon dari Kanaya...?" Alin tersenyum simpul, wajahnya seperti matahari baru terbit, cerah!"Belum, mungkin cukup menghubungimu" Savanna menaikkan sebelah alisnya melihat eforia Alin."Bisnisnya kembali normal, mereka yang membatalkan pesanan minta dikirim ulang bahkan dua kali lipatnya. Statement-mu berhasil, aku bangga padamu" Alin melompat gembira, seperti gadis kecil yang baru mendapatkan kembang gula kesukaannya."Alhamdulillah, akhirnya kita bisa melewati rintangan itu Alin...." Savanna mengucap syukur, alhamdulillah."Ini berkat konfrensi pers kemaren, kalian berdua benar-benar wanita single yang hebat.." Alin mengacungkan jempolnya."Alin, rencananya pagi ini

    Last Updated : 2021-07-24
  • DUNIAKU YANG HILANG   Part-7 Sweet Times

    Milan Fashion Week menghadirkan berbagai koleksi pakaian dari brand ternama. Beberapa di antaranya adalah Gucci, Prada, Fendi dan Giorgio Armani. Savanna bergabung dengan desainer Vino Bastian, brand fashion yang memiliki spesialis busana unik. Tak hanya itu Vino juga memproduksi parfum, sepatu, dan aksesori kulit dengan brand 'Unique Colection' yang turut serta meramaikan pekan mode Milan. Brand pakaian Vino banyak diminati dan menjadi daya tarik penonton karena koleksinya dipadu dengan seni lukis yang sangat halus, terinspirasi suasana hutan dipagi hari, sejuk dan nyaman dengan sedikit sinar mentari. Usai peragaan busana Alin menggoda Savanna yang sedang bicara lewat telepon dengan Muhammad Thoriq, meski kurang setuju hubungan mereka tapi Alin ikut senang. Savanna terlihat lebih bersemangat dalam bekerja, wajahnya selalu dihiasi senyum bahagia. Dulu hanya ibunya yang sering telepon, sekarang bertambah dengan pujaan hatinya. Alin hanya menggelengkan kepala melihat mod

    Last Updated : 2021-07-24
  • DUNIAKU YANG HILANG   Part-8 Ketika Badai Datang

    Savanna berada di ruang kerja Alin ketika seseorang ingin menemuinya, Alin sedang ke Surabaya karena ada keperluan keluarga mendadak. Savanna mengerutkan keningnya ketika sekretaris Alin mengetuk pintu dan membawa seorang ibu dengan baju muslim. Wajahnya tampak anggun dan cantik, hidungnya mancung dengan wajah blasteran arab. Mendadak jantung Savanna berdetak lebih cepat, jangan-jangan....? "Assalamualaikum.." wanita itu mengulurkan tangannya ramah. 'Waalaikumsalam..." Savanna sibuk berpikir, apakah ia pernah mengenal wanita ini? Penampilannya tampak rapi dan berkelas, bau parfum lembut menguar dari tubuhnya. "Perkenalkan, saya Umi-nya Muhammad Thoriq Al-Farisi" wanita itu mengulurkan tangannya, memberi salam. Senyumnya dan wangi parfumnya yang lembut menunjukkan dimana kelas sosialnya, Savanna menyambut uluran tangan memberi salam dan membalas senyum wanita itu ramah. "Selamat datang ibu, silahkan duduk" Savanna tergagap, tak menyangka akan kedatanga

    Last Updated : 2021-07-24
  • DUNIAKU YANG HILANG   Part-9 Lonely

    Sendiri dalam temaram, Savanna melihat lampu berkelap-kelap diluar lewat kaca apartemen juga cahaya bintang-bintang, cahaya yang terang dikejauhan tak tersentuh. Ia sedih, terpuruk dan tak tahu harus bagaimana. Jika mati akan mengusir duka ini rasanya ia ingin memilih mati saja. "Tuhan, kenapa Engkau datangkan Muhammad Thoriq untuk kucintai, kami terlalu banyak perbedaan. Ibunya tak menyukaiku karena aku tak pantas untuknya" Air matanya kembali meleleh, tak lagi mampu mengendalikan perasaannya. Predikat model profesional dengan segudang prestasi yang sudah keliling dunia seakan tak berbekas. Wanita adalah tetap wanita apapun profesinya, ia akan meneteskan air mata saat tak mampu mengendalikan perasaan sedihnya. Kata-kata Umi Thoriq terus terngiang ditelinganya, tak bisa lepas dari pikirannya. Ia merasa lelah dan tak tahu harus berbuat apa. "Cinta diantara kita tak memiliki tempat. Apakah saat bersamanya kau memanggil namanya seperti ketika memanggilku, humairah. Apakah peras

    Last Updated : 2021-07-24

Latest chapter

  • DUNIAKU YANG HILANG   Part-30 Edward dan Thoriq

    Ilham mondar-mandir diruang tamu, Edward menemuinya dan meminta tolong sebagai mediator pertemuannya dengan Thoriq. Tentu saja Ilham tak bisa menolak, ketika Edward menjadi mualaf dirinya adalah guru pembimbingnya bahkan ia menuntunnya hingga kini atas permintaan Savanna. Posisinya serba sulit, untungnya Thoriq tak pernah bertanya apa-apa. Ilham sungguh kagum akan kebesaran hati Thoriq, ia mengijinkan Ilham menjadi pembimbing Edward. Meski masih bingung Ilham mengabulkan permintaan Edward, dipanggilnya nomor Thoriq."Assalamualaikum, apakah kau sedang sibuk?" tanya Ilham basa-basi, bingung untuk memulai."Tidak, ada yang bisa dibantu Ilham?" Thoriq mengerutkan keningnya, aneh mendengar suara Ilham yang terdengar gugup."Seseorang datang kerumahku dan ingin bertemu denganmu, aku berharap kamu segera datang..." Ilham meminta sahabatnya untuk datang kerumahnya."Seseorang, bisakah kau sebutkan namanya?" Thoriq penasaran, tidak biasanya Ilham bermain ra

  • DUNIAKU YANG HILANG   Part-29 Ta'aruf

    Ilham menatap berkeliling, beberapa tukang menyelesaikan finishing rumah tinggal Thoriq. Pak Sardi tersenyum senang melihat gambar bestek yang tak berubah, sesuai desain nona Savanna.Beberapa komponen dasar interior sudah dipasang terutama untuk dapur dan kamar mandi. Meja dapur dilengkapi dengan wastafel dan keran sudah terpasang. Pada tahap akhir ini, pekerjaan interior dapur dapat dilanjutkan dengan pekerjaan yang berkaitan dengan perkayuan dan aksesorisnya seperti lemari dan kabinet. Serta berbagai detail interior yang diperlukan mulai dari lampu dan lampu hias, wallpaper dan lain sebagainya."Apa yang terjadi denganmu?" Ilham menatap sahabatnya, prihatin."Tidak apa-apa, aku hanya belum beruntung saja.""Dan menenggelamkan dirimu disini?" Ilham tersenyum sinis, tak dapat mengendalikan diri. Sejatinya ia hanya tak ingin melihat sahabatnya menderita tapi laki-laki dihadapannya ini terlalu keras kepala diperingati, mungkin kepalanya harus terbentur

  • DUNIAKU YANG HILANG   Part-28 Impian Yang Kandas

    Menikah itu membuat ikatan dan janji bukan hanya dengan pasangan tapi juga dihadapan manusia dan Allah. Dan ketika melakukan pernikahan sesungguhnya kalian telah melaksanakan separuh dari agama Islam. Bagaimana mungkin Savanna sanggup meninggalkan Edward dan harapan keluarganya...? Sementara hari pernikahannya tinggal menghitung hari, seminggu bukan waktu yang panjang kini Savanna tak lagi bisa berlari. Dua kakinya seperti terikat oleh rantai yang berbeda!Rasanya ingin tidur lebih lama agar ketika bangun masalahnya selesai dan tak mengingat apa-apa tapi pikirannya tak mau diajak tidur. Membayangkan persiapan pernikahannya dengan Thoriq membuat air matanya merembes membasahi kedua pipinya, rasanya kepalanya seperti terbentur memikirkan itu. Jangankan untuk berkata, melihat tatapan Thoriq saja Savanna tak sanggup. Betapa Thoriq telah melakukan banyak hal untuk pernikahan ini, Savanna malu mengingat ini. Saat semua impiannya berada didepan mata ia terhalang oleh rasa yang tak d

  • DUNIAKU YANG HILANG   Part-27 Hanya Namamu

    Savanna hanya menangis melihat keadaan Edward, lelaki gagah dan baik hati yang dikenalnya tidak terlihat lagi. Tubuhnya terbungkus perban dan dalam keadaan koma selama 10 hari.Senyum menggodanya mungkin tak akan dilihatnya lagi, Edward selalu ada untuknya juga saat dirinya dalam keadaan terpuruk ketika Thoriq membuangnya. Walaupun Savanna belum bisa melupakan kemarahannya atas kejadian di Tiger Top Nepal tapi sudah memaafkannya, tak ada gunanya menyimpan dendam karena dendam hanya membuat jiwanya sakit."Dia kehilangan semua ingatannya bahkan tak mengenal kedua orang tuanya, satu-satunya yang dia ingat hanya namamu. Savanna Halina Putri, dia sangat memujamu hingga ingatan tentangmu terbawa dialam bawah sadarnya..." Hanny Hananto menahan isak, ditatapnya Edward yang terbaring dengan pandangan sedih. Sahabat terbaiknya dimasa kuliah itu kini terbaring tak berdaya, betapa cepatnya waktu mengubah segalanya. Hanny mengingat dosanya saat di Tiger Top Nepal rasanya

  • DUNIAKU YANG HILANG   Part-26 Preweding

    Persiapan pernikahan membuat orang seluruh rumah sibuk termasuk keluarga Thoriq, terlihat Mama dan Umi sangat bahagia. Mereka sering bertemu dan membahas masalah yang sama. Savanna menangis menyadari kebodohannya, bagaimana mungkin dirinya satu selimut dengan Edward pada malam itu...? Mengingat itu perutnya melilit dan kepalanya terasa berputar. Seseorang mengetuk pintu kamarnya, Thoriq!"Kakak..." Savanna terperanjat, seperti melihat mahluk lain ia langsung memegangi pelipisnya."Wajahmu pucat dan terkejut melihatku, kenapa?" Thoriq menatapnya dengan dahi berkerut."Ya sedikit pusing, mungkin kelelahan. Kakak ada perlu denganku?" pertanyaan konyol, kalau tidak perlu tentu saja tidak mengetuk pintu kamarnya. Savanna menghembuskan nafas panjang, terlihat berat."Tadinya mau fitting busana penganten tapi kalau masih sakit gak papa kok, masih bisa ditunda. Kamu istirahat saja" Thoriq tersenyum maklum meski hatinya terus bertanya-tanya, sejak pulang dar

  • DUNIAKU YANG HILANG   Part-25 Pulang

    Menikah dengan Muhammad Thoriq adalah impian Savana sejak bertemu dengannya di Kairo. Meraihnya dengan perjuangan dan menggenggamnya dengan pengorbanan telah dilakukan tanpa henti. Thoriq layak mendapatkan semua itu karena penghormatannya terhadap Umi dan keberhasilan menjaga kehormatannya sebagai pemuda muslim. Mengingat semua ini Savana merasa kecil dan tak berharga, harusnya wanita itu lebih bisa menjaga diri dibanding laki-laki. Hanny Hananto menjenguknya dirumah sakit, wajahnya terlihat layu tak seperti biasanya. Ia seperti ikut larut dalam rasa sakit yang diderita modelnya, gadis Indonesia dengan sepasang bola mata bulat dan warna kulit coklat eksotik. Savana sangat berbeda, bekerja sama dengannya membuat bisnis batik tulisnya terus merangkak di grafik penjualan tertinggi selama setahun. Jika mungkin ingin dikontraknya Savana untuk produk batik tulisnya hingga lima tahun kedepan, namun untuk kontrak dua tahun yang di New York City saja belum ada respon. Banyak model la

  • DUNIAKU YANG HILANG   Part-24 Akhir Pesta Ulang Tahun

    Bandara Tribhuvan Kathmandu-Nepali, Savana beruntung landing di pagi hari.Matahari bersinar cerah sehingga bisa menikmati pemandangan Pegunungan Himalaya yang menakjubkan, salah satu nilai jual Nepal. Rasanya penat perjalanan Milan-Nepal 12 jam terbayar sempurna. Pegunungan Himalaya memanjang hingga kurang lebih 2.400 km, mulai dari Nanga Parbat yang berada di sebelah barat hingga Namche Barwa di sebelah timur. Dengan lebar yang bervariasi antara 250-300 km, pegunungan ini terdiri dari 3 barisan pararel dengan ketinggian yang berbeda. Pegunungan ini muncul akibat adanya tumbukan antar lempeng tektonik sehingga menghasilkan deretan pegunungan tinggi non vulkanik. Di ketinggian sekitar 6.719 Mdpl, tepatnya di sisi sebelah barat terdapat Valley of Flowers, sebuah lembah yang sangat luas dengan pemandangan yang menawan. Hamparan bunga yang bermekaran berpadu dengan hijaunya dedaunan menjadi oase di tengah perjalanan yang melelahkan. The Kathmandu Valley yang bera

  • DUNIAKU YANG HILANG   Part-23 Negeri Diatas Awan

    Nepal Wonders of the World, Nepal adalah keajaiban dunia. Hanya mempunyai luas wilayah 0,1% di bumi tetapi memiliki keaneka ragaman hayati yang terkaya di dunia. Nepal dilaporkan memiliki daratan berumput tertinggi di dunia, yang berada di Chitwan. Mempunyai 5980 spesies tanaman bunga yang mencakup 2,4% dari total tanaman bunga di dunia, lebih dari 360 spesies anggrek dan 250 spesies tanaman bunga endemik di Nepal tidak bisa ditemukan di tempat lain. Nepal mengisi imaji mereka yang mencari makna hidup dan bertualang. Nepal adalah Kathmandu, dan Kathmandu adalah Thamel. Thamel sebuah jantung kota yang berdetak kencang, memompa darah kota ini dengan kerlap-kerlip bintang di langit malam. Keindahan dan misterinya menyatu dalam kebudayaan dan cara hidup penduduk Nepal. Edward menatap langit malam, Nepal membuatnya takjub. Kerasnya dunia bisnis tak terasa oleh keindahan alam Nepal. Diusianya yang ke-30 tahun Edward sudah mendapatkan apapun yang diinginkan oleh separuh populasi la

  • DUNIAKU YANG HILANG   Part-22 Rumahmu-Istanahku

    Rumah bukan hanya sebuah bangunan untuk ditinggali bersama tapi sebuah tempat untuk setiap orangmemiliki alasan untuk pulang, merangkai kisah dan menulis dengan tinta emas kehidupan dari awal hingga maut menjemput pada batas waktu yang telah ditentukan. "Jadi ini rumah Muhammad Thoriq...?" hati Savanna bergetar ketika memasuki gerbang rumah besar kekasihnya. Selama dua tahun mengenal belum pernah Savanna diajak kerumahnya tapi kini ia menerima undangan langsung dari pemilik rumah, Umi Azizah. Rumah menunjukkan pribadi penghuninya, rumah ini adalah perpaduan gaya Arabian dan Tropis. Halaman luas dengan tiang-tiang bangunan yang tinggi dan kokoh, sebagian temboknya dari bata expose dan lempeng batu kali, terkesan unik khas rumah tropis. Jendela dan pintunya besar-besar dengan cat berlapis gold khas Arab dan bernuansa islami. Tamannya luas, asri dengan rumput hijau dan beberapa pohon buah seperti mangga Mahatir yang berbuah besar, belimbing dewi dan jamb

DMCA.com Protection Status